Anda di halaman 1dari 57

PENGELOLAAN

SPESIMEN UNTUK
PEMERIKSAAN
MIKROBIOLOGI
dr. Maya Savira, M.Kes
Faculty of Medicine,
Universitas Riau
PENGELOLAAN SPESIMEN
 Pengelolaan spesimen baik  kualitas baik
Pemilihan
Pengambilan
Pengiriman
Penyimpanan/pengawetan

 Kualitas spesimen baik  hasil akurat


SPESIMEN KULTUR  BERBEDA
1. Pengelolaan tidak tepat :
a. Mikroorganisme tidak ditemukan
b. Hasil yang ditemukan: mikroorganisme bukan penyebab

2. Perhatikan :
a. Spesimen mikrobiologi  organisme hidup  dapat
bermultiplikasi dan cepat mati
b. Spesimen tidak lagi representatif bila mikroorganisme
bermultiplikasi selama pengumpulan, pengiriman atau
penyimpanan
c. Patogenesitas penyakit, sifat-sifat mikroorganisme tersangka
Alur pelayanan laboratorium mikrobiologi

02
PERMINTAAN
PEMERIKSAAN PENGAMBILAN
PASIEN OLEH DOKTER SAMPEL &
PELABELAN
TRANSPORTA
SI

INTERPRETASI ANALISIS DI
TERAPI
HASIL LABORATORIUM

DATA
PROSES
DIAGNOSIS
MIKROBIOLO
GI
The Graph of :
Error Within the total testing process

Source : Distribution of error within the total testing. Included Aare examples of errors in each steps. Karla [23]
Error within the total testing process :
Included are axamples of errors in each step
Prenalytical Analytical Postanalytical
• Incorrect analysis order • Sample lost • Test result lost
• Orderer of the test not • Sample mix up • Turnaround time
marked • Equipment failure • Transcription error
• Incorrect test request • Analytical error • Incorrect interpretation
• Test request lost
• Patien identification error
• Patient preparation error
• Mislabelling of the test tube
• Sample collection error
• Incorrect handling of
samples
• Transport error

Source : Distribution of error within the total testing. Included Aare examples of errors in each steps. Karla [23]
Isi lembaran Prosedur
Pencantuman pengambilan
permintaan
label spesimen spesimen
pemeriksaan

PRE- Kelayakan
Pengiriman dan
ANALITIK penyimpanan
spesimen;
kriteria
spesimen
penolakan

Konsensus prosedur laboratorium Mikrobiologi klinik-PAMKI 2005


LEMBARAN PERMINTAAN
Diagnosis klinis dan riwayat pasien
Data lengkap pasien (minimal nama, yang relevan
04
01 tgl lahir,No RM)
Jenis pemeriksaan yang
Data dokter yang mengirim (nama
dikehendaki 05
02 dokter, alamat, nomor telepon yang Data lain yang relevan misalnya
mudah dihubungi) pasca-operasi, imunodefisiensi,
alergi antibiotika
06
03 Jenis specimen: asal/sumber bahan Antibiotik yang telah diberikan
pemeriksaan, prosedur pengambilan
khusus, tanggal dan jam
(jenis,dosis,cara pemberian,kapan & 07
lama pemberian)
pengambilan)
1. Memperhatikan keamanan petugas
2. Memperhatikan kenyamanan penderita
3. Meminimalkan kontaminasi.
4. Tepat dalam pemilihan waktu pengambilan.
5. Jumlah spesimen mencukupi.
6. Menggunakan kontainer yang sesuai (steril)
7. Bila memungkinkan, sampel diambil sebelum pemberian

PRINSIP 8.
antibiotika.
Sebelum dikirim diberi label dan dipastikan wadah tidak

PENGAMBILA 9.
bocor.
Meminimalkan waktu pengiriman

N SPESIMEN 10. Dilakukan sesuai dengan


spesimen yang sesuai (aseptik)
prosedur pengambilan

11. Jenis spesimen yang diambil sesuai dengan jenis


permintaan pemeriksaan
12. Komunikasi yang baik antara klinis dan laboratorium
mikrobiologi.
 Label yang tidak sesuai
 Waktu pengambilan dan penerimaan di lab melebihi
ketentuan
 Kontainer yang tidak sesuai

KRITERIA 

Kontainer bocor
Jelas tampak kontaminasi benda asing
PENOLAKAN  Spesimen ganda yang diterima pada hari yang

SPESIMEN 
sama untuk pemeriksaan yang sama (kecuali darah)
Jenis spesimen yang dikirim dan yang ditulis tidak
sama
 Jumlah bahan pemeriksaan yang tidak memadai
SUMBER KONTAMINASI
FLORA NORMAL
Bagian tubuh yang Sumber kontaminasi
mengalami infeksi
Telinga tengah Liang telinga
Saluran nafas bawah Orofaring
Sinus Nasofaring
Kandung kemih Uretra dan perinium
Endometrium Vagina
Luka permukaan dan infeksi Kulit dan membran mukosa
subkutaneus
Fistula Saluan pencernaan
PENGAMBI
LAN
SAMPEL
DARAH
Infeksi dan Persentase
Kemungkinan Hasil
Positif

Severe Septic
Infection SIRS Sepsis
sepsis Shock

Positivity Rate 15-20% 25-35% 50-70%


---- Need culture from relevant site / organ
Kemungkinan Penyebab
Hasil Negatif
1. Infeksi bersifat lokal
2. Waktu pengambilan sampel
yang tidak tepat
• Masalah penting pada kasus
bakteremia intermiten
3. Volume darah terlalu sedikit
• Masalah yang sering ditemui
4. Pasien dalam terapi antibiotik
• Masalah penting yang
semakin meningkat
SAMPLING
DARAH
SAMPLING DARAH
 2-3 set spesimen akan dapat meningkatkan angka deteksi~99% episode
sepsis.
 JANGAN hanya menggunakan 1 set spesimen untuk diagnosis sepsis
pertama kali
 Lokasi pengambilan : vena perifer, bukan pada ujung kateter
 Cara pengambilan :
 Proses aseptik dan antiseptik —> langsung ke botol BacTalert
 Penyimpanan : < 24-48 jam , suhu ruang
PENGAMBILAN DARAH
Langkah satu: Persiapan Peralatan Langkah dua: Penyiapan kulit
1. Siapkan 2 (dua) buah botol kultur darah, 1. Cuci tangan petugas dengan hand rub.
spuit/ wingset, alcohol 70%, dressing 2. Pasang tourniquet dan lakukan palpasi
dan tourniquet untuk mengidentifikasi vena yang akan
2. Label botol kultur dengan informasi dilakukan venapungsi.
pasien: nama, tgl lahir, ruangan, no 3. Bersikan kulit dengan alcohol 70%
register dan tanggal pengambilan darah. 4. Ulang pembersihan kulit dengan Iodine
Pastikan barcode botol tidak tertutup Povidon atau chlorhexidin 2%
label pasien, tercoret tinta, ataupun 5. Tunggu hingga kering
lepas.
3. Tentukan volume darah yang akan
diambil dengan memberikan tanda pada
garis skala pada botol kultur.
4. Buka tutup flip-top botol kultur,
bersihkan karet bagian atas botol
dengan larutan alcohol 70%.
PENGAMBILAN DARAH
Langkah tiga: Pengambilan darah
1. Kenakan sarung tangan
2. Lakukan penusukan vena yang dituju
dengan spuit/ wingset. Jangan lakukan
palpasi lagi setelah kulit dibersihkan.
3. Kendorkan tourniquet.
4. Ambil darah sampai volume yang
ditentukan.
5. Tutup lokasi vena pungsi dengan
dressing
6. Ulangi langkah pengambilan darah pada
lengan yang lain SETELAH MINIMAL 15
MENIT
7. Sampel darah yang telah dimasukkan ke
dalam botol kultur, sesegera mungkin
dikirimkan ke Instalasi Laboratorium
CARA
PENGAMBILAN
SAMPEL URIN
SUMBER SPESIMEN URIN
1. Pemeriksaan semikuantitatif
2. Sampel:
a. Mid stream urine ( Clean catch urine, urin porsi tengah)
b. Supra pubic puncture – terutama kultur anaerob
c. Urin kateter
3. Transport :
a. minimal 2 jam setelah pengumpulan spesimen
b. > 2 jam : lemari es
URIN PORSI TENGAH
DEWASA :
 cuci tangan dan keringkan
 buka tutup container steril dan letakkan tutup
sedemikian rupa sehingga hanya bagian luar saja
yang terkena lantai
 bersihkan daerah di sekitar meatus dari depan ke
belakang dengan sabun atau tissue basah
 buka labia dengan satu tangan. Pegang container
dengan tangan yang lain, hati-hati jangan
menyentuh bagian dalam container
 buang ± 25 ml urine pancaran I, dan langsung
tampung urine berikutnya tanpa menghentikan
pancaran urine hingga volume yang cukup.
Hindari container menyentuh kaki, baju dll
 tutup kembali container, hati-hati jangan
mengkontaminasi bagian dalam tutup
 cuci dan keringkan tangan
 beri label dengan baik
 perhatikan prinsip kewaspadaan saat membawa
spesimen
BAYI DAN ANAK-ANAK :
 gunakan peralatan plastik tertentu untuk menampung urine. Karena urine bag
mengandung kontaminan dari kulit, maka harus diperiksa sesegera mungkin
 Bersihkan area urethra dengan baik sebelum memasang urine bag
URINE DARI KATETER
 Jangan mengambil urine dari urine bag
 Jika perlu clamp catheter tube untuk mengumpulkan urine, tapi tidak
boleh lebih dri 30 menit
 Bersihkan tempat pengambilan sampel dengan swab alkohol
 Masukkan jarum ke tempat pengambilan sampel, dan hisap urine ke
syringe
 Pindahkan urine ke container steril
 Label dengan baik
 Kirim sesegera mungkin ke lab
CARA PENGAMBILAN SPESIMEN
URINE DARI KATETER
URIN SUPRAPUBIK

 spesimen urin terbaik


 perlu tindakan invasif —>
aseptik
 pada kasus: retensi urin atau
urin pancaran tengah sulit
didapat
 kultur aerob & an-aerob
CARA
PENGAMBILAN
SAMPEL SAL.
NAPAS
SWAB TENGGOROK

 Penderita duduk dan diminta membuka mulut.


 Lidah ditekan dengan spatel lidah.
 Masukkan lidi kapas hingga menyentuh tonsil
dengan bantuan sinar yang terang.
 Usap ke kiri dan kanan tonsil lalu tarik keluar
dengan hati-hati tanpa menyentuh bagian mulut
yang lain.
 Masukkan lidi kapas ke dalam media transport.
 Kirim segera ke laboratorium (< 2 jam)
SWAB HIDUNG

 Masukkan swab sekurangnya 1 cm


ke dalam lubang hidung atau bila
ada lesi ambil di pinggir lesi
 Putar swab dan diamkan 10 -15’
 Masukkan ke medium transpor
SPUTUM (SALURAN
NAPAS BAWAH)
 Pengambilan spesimen sputum :
a. kontainer : pot sputum steril
b. transport : sesegera mungkin dalam suhu
ruang, >2 JAM masukkan dalam refrigerator
 Pengambilan spesimen dilakukan di
ruangan terbuka atau ruangan
berventilasi bagus

 Waktu pengambilan spesimen :


Untuk diagnosis TB dibutuhkan 2 spesimen
dahak
idealnya adalah sputum sewaktu-pagi
EDUKASI PASIEN
Kumur dengan air bersih sebelum Batukkan dengan keras dari dalam dada
01 mengeluarkan dahak hingga didapatkan jumlah dahak yang 05
cukup (3 -5 ml)
Bila memakai gigi palsu lepas
02 terlebih dahulu Tutup pot dengan rapat dengan cara 06
memutar tutupnya
Tarik nafas dalam sebanyak 2-3 kali
dan setiap kali hembuskan nafas Setelah selesai bersihkan mulut dengan
03 dengan kuat tissue dan buang tissue di tempat sampah 07
infeksius kemudian cuci tangan
Letakkan pot yang sudah dibuka di
04 depan mulut dan masukkan dahak ke Spesimen sesegera mungkin dibawa ke 08
dalam pot laboratorium dalam suhu ruang
Jika pasien kesulitan
mengeluarkan
dahak :
 Exercise
 Minta bantuan fisioterapi untuk
membantu mengeluarkan dahak
 Pasien menghirup larutan
aerosol sodium-chloride-glycerin
sampai timbul reflek batuk yang
kuat (harus disertai catatan
bahwa spesimen diambil
dengan induksi aerosol)
…SALURAN NAPAS
BAWAH selain sputum:
1. Bronchial washing
2. Bronchial brushing
3. Bronchoalveolar lavage
4. Transtracheal aspiration
5. Tracheal aspiration
CARA
PENGAMBILAN
SAMPEL DARI
LUKA
SPECIMENT

Aspiration After wound


cleansing
Swab Removal of
devitalized superficial
Biopsy debris

Source : Clinical Connections- Wound Culture Techniques


Available from : https://www.youtube.com/watch?v=n4Jp6jl3HWc&t=54s
PRINSIP PEMERIKSAAN
 Cara : biopsi (terbaik), aspirasi, dan swab
 Anaerob : biopsi dan aspirasi
 Aspirasi untuk :
 Abses tertutup
 Luka bergaung dengan cairan di dalamnya
yang tertutup debris superfisial
 Swab :
 Pus diluar dibersihkan terlebih dahulu dengan
swab yang telah dicelupkan dengan NaCl steril
dengan swab baru buat usapan dari dasar ulkus
 Tidak dianjurkan untuk mengambil pus
yang berasal dari drain
1. ASPIRATION

Obtain wound fluid for specimen below the surface of the wound

Skin is prepper

Needle inserted

Aspiration of fluid

Fluid applued to culture swab Source : Clinical Connections- Wound Culture Techniques
Available from : https://www.youtube.com/watch?v=n4Jp6jl3HWc&t=54s
2. SWAB CULTURE

Z-Stroke

Levine Technique

Deep tissue swab

Source : Clinical Connections- Wound Culture Techniques


Available from : https://www.youtube.com/watch?v=n4Jp6jl3HWc&t=54s
A. Z-STROKE

Source : Clinical Connections- Wound Culture Techniques


Available from : https://www.youtube.com/watch?v=n4Jp6jl3HWc&t=54s
1. Cleanse wound with normal saline
B. Levine Technique 2.
(don’t use wound cleansers)
Blot dry with sterile gauze
3. Culture the healththiest looking
tissue in the wound bed
4. Do not culture exudate, pus, eschar, or
heavily fibrous tissue
5. Rotate the end of a sterile alginate-
tipped aplicator over a 1 cm by 1 cm
area for 5 seconds
6. Apply sufficient pressure to the swab
to cause tissue fluid to be expressed
7. Use sterile technique to break tip of
Note !!!
You must be able to swab viable tissue, so if the wound is covered the swab into a collection device
with slough and/or eschar, the best approach would be to first designed for quantitative cultures
have the wound sebrided and biopsied
C. DEEP TISSUE SWAB

Source : Clinical Connections- Wound Culture Techniques


Available from : https://www.youtube.com/watch?v=n4Jp6jl3HWc&t=54s
3. TISSUE BIOPSY: PUNCH
BIOPSY

Source : Clinical Connections- Wound Culture Techniques


Available from : https://www.youtube.com/watch?v=n4Jp6jl3HWc&t=54s
3. TISSUE BIOPSY:
DERMABRASION

Source : Clinical Connections- Wound Culture Techniques


Available from : https://www.youtube.com/watch?v=n4Jp6jl3HWc&t=54s
CARA
PENGAMBILAN
SPESIMEN
FESES
FESES

• Feses segar sebanyak + 10 gram/ 1


sendok teh, taruh dalam wadah
bersih, jangan tercampur dengan
urine atau air kloset.
• Jika ada, ambil bagian berdarah/
berlendir
USAP DUBUR (RECTAL SWAB)
Untuk pasien:
bayi
dewasa dengan
konstipasi
skrining petugas gizi

bila tidak langsung ditanam,


masukkan ke dalam media
transport Carey-Blair
SPESIMEN
LAINNYA
1. Cerebrospinal Fluid (CSF) :
a. Spesimen diambil oleh klinisi
b. Segera lakukan pemeriksaan tanpa penundaan, masukkan dalam botol
kultur darah bayi
c. Sampel tidak boleh disimpand I refrigerator
2. Genital :
a. Kultur rutin tidak disarankan
b. Secara umum kultur swab vagina tidak cukup bermakna
3. Swab telinga :
a. Efektif untuk membantu penegakkan diganosis otitis eksterna
b. Untuk otitis media sampel diambil dengan timpnosnetesis
4. Swab mata :
a. Lakukan swab pada kedua mata walaupun infeksi hanya terjadi secara
unilatera
SPECIMENT TRANSPORTATION
KESIMPULAN
 Kualitas spesimen sangat menentukan kualitas hasil
pemeriksaan
 Pengambilan spesimen harus memperhatikan teknik aseptik
 Ambil spesimen sebelum pemberian antibiotik
 Kirim spesimen sesegera mungkin ke lab (<2 jam)
 Jika terpaksa ada penundaan pengiriman simpan di
refrigerator (suhu 2-8°C).
 Sampel darah dalam botol kultur disimpan di suhu ruang
maksimal 1x24 jam
GOOD QUALITY SPECIMENS
ARE NEEDED FOR RELIABLE
MICROBIOLOGIC
DIAGNOSES
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai