PENYUSUN
Prof.dr. A.A. Depari, DTM&H, Sp.ParK
dr. Endang H Ganie, DTM&H, Sp.ParK
Dr.dr. Lambok Siahaan, MKT
Dra. Merina Panggabean, M.Sc
dr. Nurfida K Arrasyid, M.Kes
dr. Hemma Yulfi, DAP&E, MMedEd
dr. Dewi Masyithah Darlan, DAP&E, MPH, Sp.ParK
dr. Yoan Carolina Panggabean, MKT
dr. Yunilda Andriyani, MKT, Sp.ParK
dr. Adelina Haryani Sinambela, MKT
dr. Irma Sepala Sari Siregar, MKT
dr. Sunna Vyatra Hutagalung, MS
dr. Dewi Saputri, MKT
DEPARTEMEN PARASITOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
PERATURAN DAN TATACARA PRAKTIKUM DARING PARASITOLOGI
BLOK GDS T.A. 2020-2021
Praktikum Parasitologi Blok GDS akan dilaksanakan sebanyak 4 topik. Alokasi waktu untuk
setiap kali praktikum yakni 3 x 50 menit. Adapun keempat topik praktikum tersebut adalah :
1. Pembuatan sediaan tinja basah langsung (direct wet smear) dan metode kato (metode
kualitatif).
2. Pemeriksaan dan identifikasi helminth usus.
3. Pemeriksaan dan identifikasi protozoa usus.
4. Metode pemeriksaan tinja secara kuantitatif.
1. Praktikum Blok GDS dilaksanakan pada semester 3 dengan metode daring (online)
dengan menggunakan media : Google Class Room (GCR), Google Meet dan Google
Form.
2. Mahasiswa wajib hadir tepat waktu sesuai jadwal praktikum yang telah ditentukan.
3. Mahasiswa wajib mempelajari penuntun praktikum GDS topik 1 sebelum mengikuti
praktikum.
4. Mahasiswa mengawali praktikum dengan mengikuti kuis. Kuis berjumlah 10 soal MCQ
dalam bentuk Google Form selama 10 menit. Dosen pembimbing ( dobing ) akan
membagi tautan kuis melalui chat room di Google Meet. Nilai kuis mempunyai ketetapan
yakni mahasiswa dengan skor < 80 dinyatakan tidak lulus dan akan diberikan tugas.
Mahasiswa wajib mengumpulkan tugas tersebut sesuai dengan jadwal yang akan
ditentukan oleh dobing.
5. Selanjutnya, dobing menjelaskan materi praktikum topik 1 dalam bentuk video
pembuatan sediaan tinja metode kualitatif yakni dengan larutan lugol, eosin dan metode
kato. Mahasiswa dapat mengajukan pertanyaan setelah pemutaran video tersebut.
6. Dobing menampilkan PPT yang berisi gambar sediaan tinja yang benar dan salah.
7. Kemudian, mahasiswa membuat video pembuatan sediaan tinja (sediaan basah langsung
dengan larutan eosin/lugol dan metode kato) dari tempatnya masing-masing dan
mengunggah video tersebut ke GCR. Waktu yang diberikan bagi mahasiswa mulai dari
melakukan pembuatan sediaan sampai mengunggahnya adalah 15 menit. Selama
kegiatan ini dobing akan menampilkan kembali video pembuatan sediaan tinja tadi.
Video yang diunggah harus berdurasi kurang dari 5 menit.
8. Segera setelah mahasiswa mengunggah videonya, dobing langsung menilai video tersebut
dan memberikan umpan balik melalui Google Meet.
9. Mahasiswa wajib menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk praktikum
pembuatan sediaan tinja metode kualitatif (bahan dan alat dapat dilihat pada bagian
selanjutnya dari buku penuntun ini)
10. Mahasiswa dapat mengambil beberapa bahan praktikum ke Laboratorium Departemen
Parasitologi. Pengambilan dilakukan secara bergiliran, tidak berkerumun dan sesuai
protokol kesehatan (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan atau
menggunakan hand sanitizer). Mahasiswa tidak akan dilayani apabila tidak
mematuhi protokol kesehatan tersebut. Tinja disediakan sendiri oleh mahasiswa.
11. Dobing memberikan penilaian atas kinerja mahasiswa dan sekaligus mendokumentasikan
kehadiran mahasiswa pada praktikum ini.
Peraturan dan tata cara Praktikum 2 dan 3 sama dengan praktikum topik 1 untuk butir 1
sampai 4.
Langkah 5 dan seterusnya adalah sebagai berikut :
5. Mahasiswa mempresentasikan tugasnya. Dobing memilih secara acak mahasiswa yang
akan melakukan presentasi.
6. Mahasiswa yang lain melakukan tanya-jawab atas presentasi yang telah dilakukan
temannya dan dobing memberikan umpan balik.
7. Dobing menampilkan PPT identifikasi helminth usus serta memberi penjelasan.
Mahasiswa mengikuti sambil menggambar dan mencatat di buku penuntun
praktikumnya.
8. Mahasiswa mengunggah gambar helminth usus tersebut ke GCR paling lama 15 menit
setelah proses no. 7 dilakukan
9. Dobing menilai kinerja mahasiswa serta mencatat kehadiran mahasiswa pada praktikum
tersebut.
10. Khusus di akhir praktikum 3, dobing mengingatkan mengenai pelaksanaan praktikum 4
dan bahan serta alat yang perlu disiapkan sebelum pelaksanaan praktikum.
Peraturan dan tata cara praktikum 4 sama dengan praktikum topik 1 mulai dari butir 1 sampai
5.
Langkah 6 dan seterusnya adalah sebagai berikut :
6. Selanjutnya, dobing menjelaskan materi praktikum topik 4 dalam bentuk video
pembuatan sediaan tinja metode kuantitatif Kato Katz. Mahasiswa dapat mengajukan
pertanyaan setelah pemutaran video tersebut.
7. Dobing menampilkan PPT yang berisi gambar sediaan tinja metode Kato Katz yang
benar dan salah serta kualitas sediaan tinja yang benar dan salah.
8. Kemudian, mahasiswa membuat video pembuatan sediaan tinja metode Kato Katz dari
tempatnya masing-masing dan mengunggah video tersebut ke GCR.. Waktu yang
diberikan bagi mahasiswa mulai dari melakukan pembuatan sediaan sampai
mengunggahnya adalah 15 menit. Selama kegiatan ini dobing akan menampilkan
kembali video pembuatan sediaan tinja tadi.
9. Segera setelah mahasiswa mengunggah videonya, dobing langsung menilai video tersebut
dan memberikan umpan balik melalui Google Meet.
10. Selanjutnya, dobing menampilkan video berisi slide tinja metode Kato Katz. Mahasiswa
mengikuti sambil menggambar lalu menghitung kepadatan parasit sesuai rumus yang
telah diberikan dan mencatatnya di buku penuntun praktikum dan memperkirakan derajat
infeksi kecacingan pada slide tersebut.
11. Mahasiswa mengunggah foto tugas menggambar dan hasil penghitungan tersebut ke
GCR paling lama 5 menit setelah proses no. 10 dilakukan.
12. Segera setelah mahasiswa mengunggah buku penuntunnya, dobing langsung menilai dan
memberikan umpan balik melalui Google Meet. Mahasiswa mencatat bila ada perbaikan.
13. Dobing menilai kinerja mahasiswa serta mencatat kehadiran mahasiswa pada praktikum
tersebut.
PRAKTIKUM 1
A. Judul: Pembuatan Sediaan Tinja Sediaan Basah Langsung (Direct Wet Smear)
Tingkat Keterampilan: 4A
Tujuan
1. Membuat sediaan tinja yang baik dengan metode kualitatif untuk mendiagnosis parasit
usus.
2. Merupakan teknik pemeriksaan awal dari sediaan tinja segar sebelum melakukan teknik
lainnya.
Prosedur
1. Menyediakan sebuah kaca objek yang bersih dan bebas lemak di atas meja kerja,
memberi label sesuai dengan identitas pasien.
2. Meneteskan satu tetes larutan (iodin, eosin atau garam fisiologis) di tengah-tengah kaca
objek.
3. Mengambil ±2mg atau seujung lidi sampel tinja, hindari bagian yang kasar atau banyak
mengandung serat.
4. Mencampurkan tinja di dalam larutan dengan mengaduknya rata dengan menggunakan
ujung lidi; singkirkan bagian-bagian yang kasar.
5. Menutup sediaan dengan menggunakan kaca penutup secara hati-hati; menghindari
adanya gelembung udara yang terperangkap di bawah kaca penutup.
6. Apabila terdapat kelebihan cairan, membersihkan dengan menggunakan kertas tisu atau
kertas saring dengan hati-hati.
7. Perlu diperhatikan:
a. Menggunakan wadah tertutup dengan mulut lebar untuk mengumpulkan tinja
pasien, beri label untuk menandai (nama dan nomor pasien, nama dokter, tanggal
dan waktu pengambilan).
b. Menghindari kontaminasi saat pengambilan sampel, pembuatan sediaan, hingga
pemeriksaan.
c. Untuk keperluan pemeriksaan trofozoit dan kista protozoa, tinja cair harus
diperiksa selambatnya dalam 30 menit dan tinja lunak dalam 1 jam.
d. Sebelum melakukan pemeriksaan mikroskopik, perlu melakukan pemeriksaan
makroskopik untuk mengidentifikasi konsistensi tinja, warna, dan bau.
Prosedur
1. Menyediakan sebuah kaca objek yang bersih dan bebas lemak di atas meja kerja,
memberi label sesuai dengan identitas pasien.
2. Mengambil tinja sejumlah ±40mg atau seukuran biji kacang hijau, menyinkirkan bahan
yang kasar atau berserat menggunakan aplikator atau lidi. Apabila tinja cair, dapat
menggunakan pipet sekali pakai.
3. Meletakkan sampel di tengah-tengah kaca objek.
4. Menyebarkan sampel ke samping hingga merata.
5. Menutup sediaan dengan selembar kertas selofan, meratakan tinja di bawah selofan
dengan menggunakanj prop karet hingga cukup tipis, dengan tujuaan agar cahaya
mikroskop dapat melewati sediaan. Indikatornya adalah dengan melihat coretan di atas
kertas yang diletakkan di bawah sediaan.
6. Membalikkan sediaan di atas kertas saring atau kertas tisu untuk mengurangi kelebihan
cairan. Apabila sediaan dirasa belum cukup tipis, menekan kaca objek sedikit di atas
kertas saring pada bagian yang masih tebal.
7. Membalikkan kembali dan menunggu hingga 10 menit untuk diperiksa di bawah
mikroskop.
Modifikasi pada pelaksanaan praktikum daring.
Pada pelaksanaan praktikum daring, mahasiswa yang tidak mengambil alat dan bahan dari Lab
Parasitologi harus menyediakan alat dan bahan dimaksud dengan modifikasi sebagai berikut :
Larutan Kato diganti dengan pewarna makanan berwarna hijau yang diencerkan 1:1. Kertas
selopan dapat diganti dengan plastic kantongan (tipis) yang dipotong dengan ukuran 1,5x 4cm
dan direndam dalam larutan pewarna.
PRAKTIKUM 2
Prosedur
1. Meletakkan slide di meja mikroskop di bawah lensa objektif.
2. Menampilkan lapangan pandang pada salah satu sudut sediaan.
3. Menggunakan lensa objektif pembesaran 10x.
4. Melihat di bawah mikroskop sambil menggeser slide hingga menemukan telur cacing.
5. Menggunakan lensa objektif 40x untuk konfirmasi.
6. Menggeser sediaan dengan arah sistematis hingga seluruh lapangan pandang dapat
diperiksa.
7. Mengidentifikasi helminth usus yang ditemukan dan mencatatnya di penuntun praktikum.
PRAKTIKUM 3
Prosedur
PRAKTIKUM 4
Prosedur
1. Memakai sarung tangan sebagai perlindungan diri.
2. Mengambil satu buah gelas objek.
3. Membersihkan gelas objek dan memastikan bebas debu dan lemak.
4. Memberi label pada gelas objek dengan kode/nama/nomor sampel.
5. Mengambil sampel tinja menggunakan spatula kayu.
6. Meletakkan sampel tinja tersebut di atas kertas saring.
7. Menyaring sampel tinja dari serat dan bahan yang keras dengan cara menekan bagian atas
sampel tinja dengan penyaring (kawat kasa).
8. Meletakkan sebuah kertas pencetak di atas gelas objek.
9. Mengambil tinja halus yang keluar melalui kasa (bagian yang sudah tersaring) dengan
aplikator.
10. Mengisi kertas pencetak dengan tinja yang sudah tersaring tersebut sampai penuh.
11. Mengeluarkan dengan lidi seluruh tinja yang ada di dalam kertas pencetak di atas bagian
tengah gelas objek.
12. Menutup cetakan tinja dengan selembar selofan.
13. Meratakan sediaan tinja dengan menggunakan tabung kaca atau prop karet sampai
membentuk lapisan tipis.
14. Memastikan sediaan tinja sudah cukup tipis dengan meletakkan di atas kertas bertulisan
dan tulisan dapat dibaca dengan jelas.
15. Membalikkan sediaan di atas kertas saring untuk mengurangi cairan yang berlebih.
16. Mendiamkan sediaan 10-15 menit pada suhu kamar.
17. Memeriksa sediaan di bawah mikroskop.
B. Menghitung kepadatan parasit.