Anda di halaman 1dari 10

PEMERIKSAAN

HIV
KELOMPOK VII
• Septiana (AKM1218090)
• Nur Ummi Novalia (AKM1218082)
• Sity Wahyuni (AKM1218094)
HIV(Human Immunodeficiency Virus) merupakan
retro virus bersifat limfotropik khas yang
Pengertian HIV
menginfeksi sel-sel dari sistem kekebalan tubuh,
menghancurkan atau merusak sel darah putih
spesifik yang disebut limfosit T-helper atau limfosit
pembawa faktor T4(CD4). Virus ini diklasifikasikan
dalam famili Retroviridae. Selama infeksi
berlangsung, sistem kekebalan tubuh menjadi lebih
lemah dan rentan terhadap infeksi.tingkat HIV
didalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi
tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV
telah berkembang menjadi AIDS.
AIDS (Acquired Imunodeficiency
Syndrom) merupakan kumpulan gejala
atau penyakit yang disebabkan oleh
menurunnya kekebalan tubuh akibat
virus HIV, Bila tidak mendapat
pengobatan, akan menunjukkan tanda-
tanda AIDS dalam waktu 8-10tahun.
AIDS di identifikasi berdasarkan
beberapa infeksi tertentu yang
dikelompokkan oleh organisasi
kesehatan dunia atau WHO menjadi 4
tahap stadium klinis, dimana stadium
klinis pada penyakit HIV yang paling
Struktur Virus
HIV adalah virus sitopatik yang
diklasifikasikan dalam fmili Retroviridae,
subfamili lentivirinae, genus lentivirus. HIV
termasuk RNA dengan berat molekul 9,7kb
(kilobases). Jenis virus RNA dalam proses
replikasinya harus membuat sebuah salinan
DNA dari RNA yang ada di dalam Virus. Gen
DNA tersebut yang memungkinkan virus
utuk bereplikasi. Seperti halnya virus yang
lain, HIV hanya dapat bereplikasi didalam sel
pejantan. HIV merupakan virus yang
memiliki selubung virus (envelope),
mengandung dua kopi genomik RNA virus
yang terdapat dalam inti. Didalam inti juga
terdapat enzim yang digunakan untuk
Virus HIV yang menyebabkan AIDS ini
replikasi.
menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia. Yang secara spesifik berfungsi
menjaga tubuh dari virus yang disebut
sebagai T cells, terbagi dalam beberapa sel
(Saeafino, 2006), yaitu :
* Killer T cells (sel CD-8)
* Memory T cells
* Delayed-hypersensitivity T cells
* Helper T cells (sel CD-4)
Mekanisme Masuknya
HIV/AIDS
Virus HIV menular melalui 6 cara penularan, yaitu:

• Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS. Hubungan seksual secara vaginal, anal, dan oral
dengan penderita HIV tanpa perlindungan dapat menularkan HIV. Selama hubungan seksual
berlangsung, air mani, cairan vagina, dan darah dapat mengenai selaput lender vagina, penis,
dubur, atau mulut ke aliran darah (PELKESI, 1995). Selama berhubungan juga dapat terjadi lesi
mikro pada dinding vagina, dubur, dan mulut yang dapat menjadi jalan HIV untuk masuk ke
aliran darah pasangan seksual (Syaiful, 2000)
• Ibu pada janinnya. Penularan HIB dari ibu pada saat kehamilan (in utero). Berdasarkan laporan
CDC Amerika, prevalensi HIV dari ibu ke bayi adalah 0,01%-0,7%. Jika ibu baru terinfeksi HIV dan
belum ada gejala AIDS, kemungkinan bayi terinfeksi sebanyak 20-35%, sedangkan jika gejala
AIDS sudah jelas pada ibu, kemungkinan mencapai 505 (PELKESI, 1995). Penukaran juga terjadi
selama proses persalinan melalui transfuse fetomaternal atau kontak antara kulit atau
membrane mukosa bayi dengan darah atau sekresi maternal saat melahirkan (Lily V., 2004).
• Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS. Sangat cepat menularkan HIV karena virus
langsung masuk ke pembuluh darah dan menyebar keseluruh tubuh.
• Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril. Alat pemeriksaan kandungan seperti speculum,
tenakulum, dan alat alat lain yang darah, cairan vagina atau air mani yang terinfeksi HIV, dan
langsung digunakan untuk orang lain yang tidak terinfeksi bias menularkan HIV (PELKESI, 1995)
• Alat alat untuk menorah kulit. Alat tajam dan runcing seperti jarum, pisau, silet, menyunat
seseorang, membuat tato, memotong rambut, dan sebagainya dapat menularkan HIV karena
alat tersebut mungkin dipakai tanpa disterilkan terlebih dahulu.
• Menggunakan jarum suntuk secara bergantian. Jarum suntik yang digunakan di asilitas
kesehatan maupun yang digunakan oleh pengguna narkoba (injecting drug user, IDU) sangat
berpotensi menularkan HIV. Selain jarum suntuk, para pemakai IDU umumnya secara bersama
sama juga menggunakan tempat penyampur, pengaduk, dan gelas pengoplos obat, sehingga
berpotensi tinggi untuk menularkan. HIV tidak menulai melalui peralatan makan, pakaian,
handuk, sapu tangan, toilet yang dipakai secara bersama sama, berpelukan di pipi, berjabat
tangan, hidup serumah dengan penderita HIV/AIDS, gigitan nyamuk, dan hubungan social
lainnya.
Gejala
• Demam
Demam sebagai gejala HIV  terjadi akibat adanya peradangan dari dalam tubuh. Demam dengan suhu
kira-kira mencapai 38 derajat Celcius, juga bisa menjadi gejala HIV pertama yang harus diwaspadai. Ini
bisa disebabkan dan  menjadi tanda bahwa tubuh Anda sedang berusaha melawan infeksi 
Gejala HIV tahap awal ini bisa berlangsung selama satu hingga dua minggu. Saat demam, virus HIV mulai
masuk ke dalam aliran darah dan bertambah banyak.
Sistem kekebakan tubuh Anda lantas akan melawan virus HIV tersebut, dan tanda reaksi peradangan ini
akan hadir dalam bentuk demam atau suhu badan yang meningkat.
• Kelenjar getah bening membesar
Gejala HIV selanjutnya yang kerap muncul adalah pembengkakan pada kelenjar getah bening. Kelenjar
getah bening umumnya terletak di leher, ketiak, dan pangkal paha. Kelenjar getah bening ini bertugas
memproduksi sel-sel kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.
Pada saat terserang HIV, kelenjar getah bening akan bekerja amat keras mengeluarkan sistem kekebalan
tubuh untuk membasmi virus HIV. Akibatnya, kelenjar getah bening, teruma di bagian leher akan
membengkak dan meradang.
• Badan terasa lemas
Mengutip Women’s Health, dr. Michael Horberg mengatakan salah satu gejala tanda HIV dan AIDS
adalah badan yang terasa lelah terus menerus. Pengidap HIV mungkin akan terus merasa mudah lelah
kurang lebih selama satu minggu setelah pertama kali terinfeksi HIV.
Gejala HIV ini disebabkan karena tubuh Anda sedang melawan virus HIV yang dapat berkembang banyak.
Jelas ini akan menyebabkan sistem kekebalan tubuh bekerja berat membunuh virus HIV tersebut. Hasilnya,
badan jadi terasa lelah, walaupun tanpa melakukan aktivitas yang berat sekalipun.
• Sakit tenggorokan
Saat tubuh mengalami gejala HIV, terkadang sering ditandai dengan kondisi sakit tenggorokan. Sakit
tenggorokan sering disertai dengan sakit saat menelan juga Gejala HIV merupakan dampak dari HIV yang
melemahkan sistem kekebalan Anda. Alhasil, virus mudah masuk lewat mulut dan membuat peradangan di
tenggorokan.
Lanjut…
• Diare
Diare dapat menjadi salah satu gejala HIV dan AIDS yang harus diwaspadai.
Pasalnya, ketika Anda mulai terinfeksi HIV, bakteri seperti Mycobacterium avium complex
(MAC) atau Cryptosporidium, dapat dengan mudahnya masuk dan menyerang sistem
kekebalan tubuh yang lemah.
Inilah yang menyebabkan orang HIV mudaj kena diare. Gejala HIV ini dapat berlangsung
beberapa hari, kemudian sembuh spontan walaupun tanpa pengobatan. Pada saat
mengalami gejala HIV ini, penderita sudah mulai dapat menularkan penyakitnya ke
orang lain.
• Infeksi jamur
Pada dasarnya, gejala HIV pada wanita sangat mirip dengan gejala HIV pada pria.
Satu-satunya gejala HIV yang khas pada wanita adalah tubuh yang lebih rentan
terserang infeksi jamur. Infeksi jamur atau ragi, adalah kondisi yang dapat dialami oleh
orang yang menderita gejala HIV awal.
Ragi atau jamur adalah mikroorganisme yang secara alami hidup di mulut dan juga
vagina. Pada kondisi tubuh yang normal dan sehat, jamur dapat  tumbuh seimbang dan
tidak menyebabkan masalah kesehatan apapun.
Namun saat tubuh terkena HIV, sistem kekebalan tubuh yang mengatur keseimbangan
jamur di tubuh jadi lemah. Alhasi, jamur dapat tumbuh menyebar dan menyebabkan
masalah kesehatan.Segera periksakan pada dokter, apabila Anda mengalami gejala HIV
berupa infeksi jamur pada vagina. Infeksi ragi ini bisa menjadi pertanda awal bahwa
tubuh Anda telah terinfeksi dan mengalami gejala HIV.
• Ruam merah
Pada beberapa orang yang mengalami gejala HIV, kemungkinan di tubuhnya akan
terdapat 1 sampai 2 bercak ruam merah di kulitnya. Gejala HIV berupa ruam merah bisa
Metode Pemeriksaan
HIV/AIDS
Tes antibodi
yaitu jenis pemeriksaan untuk
mendeteksi antibodi HIV dalam darah.
Antibodi HIV adalah protein yang
diproduksi tubuh sebagai respons
terhadap infeksi HIV. Tes antibodi terdiri
atas beberapa jenis, antara lain:
• ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay). ELISA merupakan tes HIV
yang umumnya digunakan sebagai langkah awal untuk mendeteksi
antibodi HIV. Sampel darah yang telah diambil akan dibawa ke
laboratorium dan dimasukkan ke dalam wadah yang telah diberi
antigen HIV. Selanjutnya, enzim akan dimasukkan ke dalam wadah
tersebut untuk mempercepat reaksi kimia antara darah dan antigen.
Jika darah mengandung antibodi HIV, maka darah akan mengikat
antigen tersebut di dalam wadah.
• IFA (immunofluorescene antibody assay). Tes yang dilakukan dengan
menggunakan pewarna fluoresens untuk mengidentifikasi keberadaan
antibodi HIV. Pengamatan dilakukan dengan bantuan mikroskop
beresolusi tinggi. Tes ini biasanya digunakan untuk mengonfirmasi hasil
tes ELISA.
• Western Blot. Tes yang dilakukan dengan menggunakan metode
Lanjut…
• Tes PCR (polymerase chain reaction). Tes yang digunakan untuk mendeteksi RNA
atau DNA HIV dalam darah. Tes PCR dilakukan dengan cara memperbanyak DNA
melalui reaksi enzim. Tes PCR dapat dilakukan untuk memastikan keberadaan virus
HIV ketika hasil tes antibodi masih diragukan.
• Tes kombinasi antibodi-antigen (Ab-Ag test). Tes yang dilakukan untuk mendeteksi
antigen HIV yang dikenal dengan p24 dan antibodi HIV-1 atau HIV-2. Dengan
mengidentifikasi antigen p24, maka keberadaan virus HIV dapat terdeteksi sejak dini
sebelum antibodi HIV diproduksi dalam tubuh. Tubuh umumnya membutuhkan
waktu 2-6 minggu untuk memproduksi antigen dan antibodi sebagai respons
terhadap infeksi.
• Tes CD-4 Flow Cytometri adalah pengukuran (metri) jumlah dan sifat-sifat sel (cyto)
yang dibungkus oleh aliran cairan (flow) melalui pemisahan yang ditembus oleh
seberkas sinar laser. Setiap sel yang melewati berkas sinar laser menimbulkan sinyal
elektronik yang dicatat oleh instrumen sebagai ciri sel yang diterima. Setiap
karakteristik molekul pada permukaan sel yang ditentukan di dalam sel yang dapat
diselidiki dengan menggunakan satu atau lebih probe. Bertujuan untuk menghitung
jumlah limfosit T dan presentasi leukosit pada sampel HIV/AIDS. CD4 merupakan
penanda sel T helper yang berperan penting dalam imunitas tubuh, terutama
imunitas adaptif (diperoleh) yang berbasis sel (kekebalan yang diperantarai sel). Tes
CD4 ini adalah tes baku untuk menilai prognosis berlanjut menjadi AIDS atau
kematian, untuk menentukan diagnosis diferensial pada pasien bergejala dan untuk
mengambil keputusan terapautik mengenai terapi antiretroviral (ART) dan profilaksis
untuk patogen oportunistik.
• Rapid Test

Anda mungkin juga menyukai