Oleh :
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada penyakit ginjal kronik terjadi penurunan fungsi ginjal yang memerlukan terapi
pengganti yang membutuhkan biaya yang mahal. Penyakit ginjal kronik biasanya
desertai berbagai komplikasi seperti penyakit kardiovaskuler, penyakit saluran napas,
penyakit saluran cerna, kelainan di tulang dan otot serta anemia.
Selama ini, pengelolaan penyakit ginjal kronik lebih mengutamakan diagnosis dan
pengobatan terhadap penyakit ginjal spesifik yang merupakan penyebab penyakit
ginjal kronik serta dialisis atau transplantasi ginjal jika sudah terjadi gagal ginjal.
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa komplikasi penyakit ginjal kronik, tidak
bergantung pada etiologi, dapat dicegah atau dihambat jika dilakukan penanganan
secara dini. Oleh karena itu, upaya yang harus dilaksanakan adalah diagnosis dini dan
pencegahan yang efektif terhadap penyakit ginjal kronik, dan hal ini dimungkinkan
karena berbagai faktor risiko untuk penyakit ginjal kronik dapat dikendalikan.
Gaya hidup yang bersifat negatif seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, dan tidak
beraktifitas dapat memicu timbulnya berbagai penyakit diantaranya gagal ginjal
kronik (Kozier, 2004).
Di Swedia yang melibatkan 926 kasus dan 998 kelompok kontrol yang diamati
selama tahun 1996-1998 menemukan bahwa terdapat korelasi antara gaya hidup
merokok, kelebihan berat badan, intake protein terhadap gagal ginjal kronik.
Di Amerika dialami 2 setiap 1.000 penduduk dengan diabetes dan hipertensi sebagai
penyebab langsung (Silberberg, 2007).Indonesia termasuk negara dengan tingkat
penderita gagal ginjal cukup tinggi mencapai 4.500 orang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi Ginjal
Manusia punya sepasang ginjal yang perlu dijaga agar fungsinya tetap
optimal. Fungsi utama ginjal adalah menyaring zat buangan atau limbah dalam tubuh,
baik yang berasal dari makanan, konsumsi obat, dan paparan zat beracun. Sebanyak
200 liter darah disaring setiap hari dan sekitar dua liter limbah dikeluarkan melalui
urine. Berikut ini adalah beberapa fungsi dari ginjal :
2. Penghasil hormon.
Ginjal juga memiliki kaitan kuat dengan tulang. Fungsi ginjal lainnya
adalah turut memproduksi calcitriol, zat yang dibutuhkan tubuh untuk
menjaga jumlah kalsium dan fosfat.
6. Membentuk urin.
Hal ini sudah banyak diketahui oleh orang. Ginjal merupakan organ
yang erat hubungannya dengan dengan fungsi pembentukan urin. Urin yang
pada umumnya terjadi dari air, urea, dan amonia, berisi zat dan senyawa
buangan yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh.
1. Gagal Ginjal
a. Definisi Penyakit Gagal Ginjal
Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita
penyakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada
ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang
berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.
b. Penyebab Gagal Ginjal
Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal
ginjal kronik antara lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual,
muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi.
Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan
Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif.
2. Batu Ginjal
Batu ginjal terbentuk dari limbah dalam darah yang membentuk kristal
dan menumpuk di ginjal. Seiring waktu, materi tersebut semakin keras
dan menyerupai bentuk batu.
Batu ginjal dapat berpindah dan tidak selalu berada dalam ginjal,
Perpindahan batu ginjal, terutama yang berukuran besar, akan mengalami
kesulitan menuju ureter yang kecil dan halus hingga kandung kemih, lalu
dikeluarkan melalui uretra. Kondisi ini dapat menimbulkan iritasi saluran
kemih. Batu ginjal yang terdiagnosis dan tertangani sejak awal, tidak
menimbulkan kerusakan permanen pada fungsi ginjal.
Gejala batu ginjal seringkali baru muncul apabila batu ginjal sudah
berukuran besar. Gejala itu meliputi:
1) Pemberian obat-obatan.
2) Prosedur untuk memecah batu ginjal (ureteroskopi).
3) Bedah terbuka.
3. Glomerulonefritis
a. Definisi Glomerulonefritis
b. Gejala Glomerulonefritis
c. Penyebab Glomerulonefritis
d. Pengobatan Glomerulonefritis
e. Pencegahan Glomerulonefritis
Apabila wanita tidak menyeka area kemaluan setelah buang air kecil
dari arah depan ke belakang, maka ia beresiko untuk terserang penyakit
ini. Sebab area uretra, yaitu organ yang berbentuk selang yang
mengangkut urine dari kandung kemih ke luar tubuh, terletak dekat
dengan anus.
Minum banyak air putih juga seharusnya dilakukan agar bakteri bisa
hilang dari sistem saluran kemih. Dokter juga dapat meresepkan obat
untuk meredakan rasa sakit, serta penurun demam jika memang ada
keluhan nyeri dan demam. Jika kondisi ini terjadi sebanyak tiga kali
dalam setahun atau lebih, periksakan diri ke dokter untuk
merekomendasikan rencana perawatan khusus. Beberapa pilihan
pengobatan yang dapat dijalankan antara lain:
6) Setelah berhubungan intim, buang air kecil. Hal ini bertujuan untuk
menyingkirkan bakteri yang mungkin telah masuk ke uretra;
Jika infeksi ini tidak segera diatasi, kondisi ini akan memicu urosepsis,
yaitu kondisi ketika bakteri di ginjal yang terinfeksi menyebar ke darah.
Hal tersebut berbahaya jika urosepsis terjadi karena tekanan darah turun,
hingga syok sampai kematian, jika urosepsis terjadi.
5. Asidosis
a. Definisi Asidosis
Asidosis adalah kondisi di mana cairan tubuh terlalu asam. Kondisi ini
terjadi saat ginjal dan paru-paru Anda tidak dapat menjaga keseimbangan
pH tubuh. Dalam tubuh sendiri, sebenarnya banyak proses yang
mengasilkan asam. Dua tipe asidosis paling umum adalah asidosis
metabolik dan asidosis respiratorik.
Kondisi ini sangat umum ditemukan dan dapat terjadi pada usia berapa
pun. Untuk menanganinya, anda dapat mengurangi atau menghindari
faktor-faktor yang menjadi pemicunya. Diskusikan dengan dokter Anda
untuk informasi lebih lanjut.
b. Gejala Asidosis
1) Kelelahan
2) Mudah lelah
3) Linglung
4) Sesak napas
5) Rasa kantuk
6) Sakit kepala
3) Kelelahan
4) Sakit kepala
5) Rasa kantuk
7) Sakit kuning
c. Penyebab Asidosis
Asidosis respiratorik terjadi apabila terlalu banyak CO2 (karbon
dioksida) yang menumpuk dalam tubuh. Normalnya, paru-paru akan
mengeluarkan CO2 saat Anda bernapas. Namun, kadang tubuh tidak dapat
mengeluarkan cukup CO2. Hal ini dapat terjadi akibat:
4) Penyalahgunaan sedative
3) Obesitas
4) Dehidrasi
6) Diabetes
e. Diagnosis Asidosis
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan tentang
gejala-gejala Anda. Beberapa tes laboratorium juga mungkin akan
dilakukan, meliputi:
f. Penanganan Asidosis
1) Asidosis respiratorik
2) Asidosis metabolic
g. Pencegahan Asidosis
6. Uremia
a. Definisi Uremia
c. Pengobatan Uremia
1) Hemodialisis
2) Dialisis Peritoneal
Pada tindak medis dialisis peritoneal, proses pencucian darah
dilakukan menggunakan pemasangan selang kateter dalam rongga
perut secara permanen, sehingga tidak memerlukan alat penyaring.
Tindakan ini bisa dilakukan di rumah, dan perlu dilakukan secara
rutin. Memakan waktu 30-40 menit, dialisis peritoneal dianjurkan
untuk dilakukan sebanyak empat kali dalam sehari.
d. Pencegahan Uremia
Bagi Anda yang sudah terkena penyakit ginjal dan gagal ginjal, untuk
menghindari terjadinya uremia disarankan untuk mengonsumsi makanan
rendah garam, dan menjaga pola hidup yang sehat, serta menjalani
pengobatan sesuai anjuran dokter. Termasuk menjalani cuci darah secara
rutin bila memang kerusakan ginjal yang dialami sudah cukup parah.
Konsultasikan lebih lanjut pada dokter mengenai gaya hidup yang harus
dijalani untuk menghindari terjadinya uremia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penulisan ini dapat disimpulkan bahwa gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit
serius yang diderita oleh tubuh yang berdampak pada kerusakan organ ginjal. Gagal ginjal akut
terjadinya secara mendadak, dapat disembuhkan dengan sempurna bila dikelola dengan baik.
Gagal ginjal kronik terjadi secara perlahan-lahan. Dengan berobat teratur dapat menghambat
memburuknya fungsi ginjal, tetapi tidak dapat sembuh. Pengobatan gagal ginjal tergantung dari
penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal itu sendiri.
B. Saran
Untuk seseorang yang tidak mengalami atau yang mengalami gangguan fungsi ginjal sebaiknya
menjalani pola hidup sehat dan sering-seringlah minum air, mengkonsumsi makanan rendah
garam, serta menjalani pengobatan sesuai dengan anjuran dokter bagi yang mengalami gangguan
fungsi ginjal.