Anda di halaman 1dari 49

MIKOLOGI

Tujuan instruksional umum : peserta didik mampu memahami jenis jamur


yang merugikan manusia karena bersifat patogen dan memahami jenis
jamur yang menguntungkan kehidupan manusia
Tujuan instruksional khusus :
1. Peserta didik mampu menyebutkan jenis jamur dermatofit dan non
dermatofit
2. Peserta didik mampu menyebutkan jenis penyakit yang disebabkan
jamur golongan dermatofit
3. Peserta didik mampu menyebutkan jenis penyakit yang disebabkan
jamur golongan non dermatofit
4. Peserta didik mampu mengidentifikasi jenis penyakit yang disebabkan
jamur dermatofit dan non dermatofit
5. Peserta didik mampu melakukan pemeriksaan jenis penyakit jamur
golongan mikosis superfisialis
6. Peserta didik mampu mengidentifikasi jamur penyebab kandidiasis
Mikologi, mempelajari tentang jamur
Jamur : - saprofit
- parasit
Jamur di alam terdapat ± 250.000 spesies, yang patogen pada manusia
± 150 spesies
Untuk pertumbuhan, memerlukan kondisi habitat sbb: - Kelembaban
tinggi, Tersedia bahan organik, tersedia oksigen cukup.
Kebanyakan jamur hidup dari bahan organik yang mati,tetapi ada yang
hidup pada jaringan organisme hidup (mis : tumbuhan/hewan/manusia).
Pada manusia
dapat ditemukan pada : -permukaan kulit (superfisial): Kulit/kuku/rambut
- dibawah kulit (sub kutan )
- Organ bagian dalam (sistemik/profunda)
JAMUR : - eukariotik
- Organisme kemoheterotropik dgn dinding sel mengandung
khitin/selulose
- Uniseluler/multiseluler
- badan jamur disebut thallus
- reproduksi dengan membentuk spora

jamur dapat dikelompokkan berdasarkan morfologi : - yeast


- Mould

Yeast : - Uniseluler
- bereproduksi dengan membentuk tunas
- membentuk koloni ragi
Mould : - Multiseluler
- membentuk koloni filamen, serabut filamen disebut hifa, akan
membentuk miselium

Beberapa jamur yang penting didunia kedokteran seperti Blastomyces


dermatitidis , bersifat dimorfik
Peranan jamur dalam kehidupan sehari-hari : buruk/baik

Buruk :- mengkontaminasi makanan mampu memproduksi mikotoksin yang


dapat meracuni manusia. Mis : Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus
aflatoksin.
Penicillium cyclopium, Penicillium martensii,
Aspergillus ochraceus, Aspergillus melleus asam penisilat
Rhizopus menyebabkan kerusakan pada
roti/sayuran/buah-buahan. Spesies yang sering ditemukan pada roti : R.
stolonifer & R. nigricans
Baik : - berguna dalam fermentasi makanan : Rhizopus oligosporus &
Rhizopus oryzae untuk pembuatan tempe, Neurospora sitophyla,
Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae untuk pembuatan oncom
- bbrp khamir (yeast) yang berguna dalam bidang pangan :
Endomycopsis, Sacharomyces, Hansenula, Candida pembuatan
tape, brem dan bir
Klasifikasi jamur yang penting untuk dunia kedokteran

KINGDOM : Fungi ( Myceteae)


Taksonomi genus Penyakit

Divisi : Amasigomycota
Sub divisi : zygomycotina
Klas : Zygomycetes
Ordo : Mucorales Rhizopus,Mucor,Rhizom Zygomycosis : opportunis
ucor,Absidia, pd pasien diabetes,
Cunninghamella,saksena leukemia, luka bakar atau
ea malnutrisi, rhinocerebral
infections
Ordo : Entomophthorales Basidiobolus, Zygomycosis, infeksi
Conidiobolus subkutaneus

Subdivisi : Ascomycotina
Klas : Ascomycetes
Subklas : Hemiascomycetidae
Ordo : Endomycetales Saccharomyces, Pichia Numerous mycosis
(teleomorphs of some
Candida spp)
Subklas : Plectomycetidae
ordo : Onygenales Arthroderma( Dermatophytosis
teleomorphs of
richophyton and
Mycrosporum spp)
Mikosis sistemik
Ajellomyces(teleomorphs
of Histoplasma and
Ordo : Eurotiales Blastomyces spp) Aspergilosis,hyalohypomi
Teleomorphs of some kosis
Aspergillus and
Penicillium spp
Subdivisi :
Basidiomycotina
Klas : Basidiomycetes
Subklas :
Holobasidiomycetidae
Ordo : Agaricales Penyebab keracunan
Amanita, Agaricus jamur (Amanita spp)
Subklas :
Heterobasidimycetidae
Ordo : Filobasidiales Cryptococcosis
Filobasidiella (teleomorf
of Cryptococcus
neoformans)
Sub divisi :
Deuteromycotina
Klas : Deuteromycetes
Subklas :
Blastomycetidae
(Blastomycetes)
Ordo : Cryptococcales Imperfect yeast : Numerous mycosis
Candida, Cryptococcus,
Trichosporon,Pityrospor
um
Subklas :
Hyphomycetidae
(hypomycetes)
Ordo : Moniliales
Famili : Moniliaceae Epidermophyton,Coccidi Numerous mycosis
odes,Paracoccidioides,
Sporothrix,Aspergillus

Famili : Dematiaceae Phialophora, Fonsecaea, Chromoblastomycosis,my


Exophiala,Wangiella,Xylo cetoma,dan
hypha,Bipolaris, phaeohypomycosis
Exserohilum, Alternaria
Subklas : Coelomycetidae
(Coelomycetes)
Ordo : Sphaeropsidales Phoma Phaeohyphomycosis

Divisi : Mastigomycota

Subdivisi :
Diplomastigomycotina

Klas : oomycetes Pythium Pythiosis


Jamur yang penting bagi kedokteran
Thallophyta

Jamur(tanpa klorofil) Ganggang(mgd klorofil)

Pseudomycetes Eumycetes
zygomycetes Basidiomycetes
Ascomycetes Deuteromycetes

Myxomycetes Schizomycetes
(jamur tipis)

Actinomycetes Nocardia
KLASIFIKASI JAMUR
A. Phylum : Schizomycophyta B. Phylum : Myxomycophyta
Classis : Schizomycetes Classis : Myxomycetes
Ordo : Actinomycetales (tdk penting pd dunia medik)
1). Famili : Actinomycetaceae C. Phylum : Eumycophyta
Genus :- Actinomyces 1).Classis : Phycomycetes
- Nocardia a). Ordo : Mucorales
2). Famili : Streptomycetaceae Genus : - Mucor - Absidia
Genus : Streptomyces - Rhizopus
3). Famili : Mycobacteriaceae - Phycomyces dll.
Genus : Mycobacterium b). Ordo : Entomophthorales
Spesies : M. tuberculose Genus :- Enteromophthora
M. leprae - Basidiobolus
2. Classis : Ascomycetes
a). Ordo : Eurotiales

Famili : Gymnoascaceae Famili : Eurotiaceae


Genus :- Arthroderma -Histoplasma Genus : - Aspergilus
- Trichophyton - Blastomyces - Penicillium
- Mycrosporum - Pidraia
3. Classis : Basidiomycetes
4. Classis : Deuteromycetes
a). Ordo : Moniliales
Fam : Moniliaceae Famili : Dematiaceae
Genus : - Epidermophyton Genus :- Phialophora, Fonsecaea
- Coccidioides - Exophiala, Wangiella
- Aspergillus - Xylohypha, Bipolaris
- Sporothrix - Alternaria
b). Ordo : Cryptococcus
Genus : -Candida, -Cryptococcus
- Trichosporon, - Pityrosporum
c). Ordo : Sphaeropsidales
Genus : Phoma
C. STRUKTUR & MORFOLOGI JAMUR
Jamur tersusun dari hifa, hifa ada yang bersekat (septa) dan hifa tidak
bersekat (hifa senosit). Hifa saling membelit/anyaman disebut miselium.
Miselium bentuk bermacam-macam dan warna berbeda-beda →dapat
digunakan untuk identifikasi.
•MORFOLOGI FUNGI
•1. BERDASARKAN KOLONI
•a). Koloni ragi : koloni ragi ( yeast colony)
• terdiri dari : sel-sel ragi & tidak mempunyai miselium
• Ciri : halus, lembek, putih. Sel ragi membentuk tunas & pd jamur ter
Contoh koloni ragi : Saccharomyces, Cryptococcus
b. Koloni menyerupai ragi (Yeast like colony): halus, lembek,putih krem
terdiri dari : sel-sel ragi & miselium semu, sel ragi membentuk tunas tetapi tidak
membentuk askospora
Contoh : Candida
c). Koloni filamen : kasar, kumpulan hifa t. d. hifa sejati yang membentuk miselium
dan spora
2. Berdasarkan sifat permukaan
a. Cottony/Fluffy kapas mis: Fusarium
b. Velvety beludru mis : Aspergillus
c. Waxy lilin mis : Microsporum
d. Powdery powder mis : Penicillium
e. Chalky kapur mis : Nocardia
3. Warna koloni
a. Putih,merah,jingga mis : Tricophyton rubrum
b. Orange mis : Microsporum canis
c. Hitam mis : Aspergillus niger
d. Putih kehitaman mis : Tricophyton mentagrophytes
4. Berdasarkan jenis spora
a). ASEKSUAL, ada 3 jenis :
1. Thallospora
a). Artrospora : spora yang langsung dibentuk didalam satu hifa/miselium
dengan membagi protoplasma
b). Blastospora : anak sel yang dibentuk dari suatu sel /induk, umumnya
pada ragi.
c). Klamidospora : dari suatu hifa bagian tengahnya membentuk
protoplasma dan selanjutnya protoplasma terbagi-bagi menjadi spora
2. Konidiospora
Dibentuk dari ujung hifa, disini protoplasma membagi diri. Ada 2 mc :
mikrokonidia dan makrokonidia
3. Sporangiospora
dibentuk dr sporangium : ujung hifa/miselium khusus yang berbentuk
benjolan & dr benjolan dibentuk spora.
2. Spora seksual
Spora yg dibentuk dalam organ khusus dimana sebelumnya terjadi
penggabungan dari 2 hifa dan gabungan ini akhirnya membentuk alat reproduksi
yang khas
a. Askospora : spora yang dibentuk dalam suatu kantung/askus
b. Basidiospora : Spora yang dibentuk pada bagian atas basidium
c. Oospora : Spora yang dibentuk dalam oosit
d. Zigospora : Spora yang dibentuk dari 2 hifa yang sebelumnya telah
bergabung
Penyakit jamur dapat dibagi :
I. Berdasarkan geografis menurut letak penyebarannya : penyakit yg
menyerang seluruh dunia/bbrp tempat di dunia
Contoh :* Jamur yang menyerang seluruh permukaan bumi : - Trikopitosis
- Histoplasmosis
* Jamur yang menyerang bbrp bagian di dunia :
- Blastomikosis amerika utara
- Blastomikosis amerika selatan
II. Berdasarkan morfologi koloni :
a. Jamur yang berfilamen mis : - Trikofiton
- Mikrosporon
b. Jamur ragi mis : Candida
c. Jamur yang mempunyai 2 bentuk (jamur ganda)/dimorfik : jamur yg pada
pembiakan temperatur 37º C menghasilkan koloni ragi, ttp pada temperatur
kamar membentuk koloni filamen mis : Sporotrikosis
III. Berdasarkan etiologi :
Pembagian ini sukar oleh karena harus sampai pada spesies jamur
sebagai penyebab penyakit
IV. Berdasarkan topografi ( bentuk klinis) :
1. Mikosis superfisialis : jamur yang menyerang lapisan luar pada
kulit,kuku dan rambut. Dibagi dalam 2 bentuk :
a. Dermatofitosis, terdiri dari :
1. Tinea kapitis
2. Tinea kruris
3. Tinea korporis
4. Tinea pedis/manus
5. Tinea unguium (onikomikosis)
6. Tinea interdigitalis
7. Tinea imbrikata
8. Tinea favosa
9. Tinea barbae
.
b. Non dermatofitosis :
1. Tinea versikolor 4. Tinea nigra
2. Piedra hitam 5. Otomikosis
3. Piedra putih
II. Mikosis intermediat : jamur yang menyerang kulit, mukosa dan subkutis dan
alat-alat dalam terutama yang disebabkan spesies Candida
III. Mikosis dalam : Jamur yang menyerang subkutis dan alat-alat dalam, yg masuk
dalam golongan ini :
1. Aktinomikosis 9. Blastomikosis amerika utara/amerika selatan
2. Nokardiosis 10. Misetoma “ madura foot”
3. Kriptokokosis
4. Fikomikosis subkutis
5. Aspergilosis
6. Histoplasmosis
7. Kromoblastomikosis
8. Sporotrikosis
CARA MENEGAKKAN DIAGNOSA UNTUK MIKOSIS
1. Gejala – gejala khas
2. Pemeriksaan laboratorium

PEMERIKSAAN LABORATORIUM :
1. Pemeriksaan preparat langsung
2. Pembiakan
3. Reaksi imunologis
4. Biopsi atau pemeriksaan gambaran histopatologi
5. Pemeriksaan dengan sinar wood

1. PEMERIKSAAN PREPARAT LANGSUNG


- Bahan pemeriksaan : kerokan kulit,rambut atau kuku
- Caranya : bahan ditaruh di obyek glass + KOH 10 – 40%, dibiarkan 15
menit atau dipanasi tapi tidak sampai menguap. Lihat di mikroskop dengan
perbesaran 10 x baru perbesaran 45 x
2. PEMBIAKAN/ KULTUR
Pembiakan : media saboroud dekstrosa agar pada suhu kamar ( 25 – 30º C),
kmd dalam 1 minggu dilihat ada pertumbuhan/tidak
3. REAKSI IMUNOLOGIS (ALERGI)
Menyuntikkan scr intrakutan semacam antigen yang dibuat dari koloni jamur
4. BIOPSI/PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI
Khusus untuk pemeriksaan mikosis sistemik, biopsi jaringan diwarnai dengan
pewarna khusus ( Gram, HE dan PAS) kmd dicari elemen jamurnya
5. PEMERIKSAAN DENGAN SINAR WOOD
Sinar diarahkan ke kulit/rambut yang mengalami infeksi jamur tertentu, maka
sinar ini berubah menjadi dapat dilihat dengan memberi warna
kehijauan/fluoresensi berarti positif, bila tidak ada fluoresensi berarti negatif.
Jamur yang memberikan fluoresensi : Microsporum lanosum, Microsporum
audolini, Microsporuim canis dan Malasezia furfur
Pemeriksaan jamur dari sampel klinik

Diagnosis laboratorium untuk infeksi jamur harus memperhatikan :


-Pengambilan sampel dan prosedur pemeriksaan laboratorium untuk jamur

•PENGAMBILAN SAMPEL, TRANSPORT DAN PENYIMPANAN


- merupakan hal penting untuk menjaga akurasi hasil pemeriksaan dan
pemeriksaan segera dapat dilakukan.
- Pengambilan sampel harus dilakukan secara aseptik
- Diperlukan komunikasi antara pasien dengan petugas laboratorium
- Pengambilan sampel memerlukan informasi penting antara lain :
- identitas pasien
- Waktu pengambilan
- Dugaan penyakit
- Sampel dijaga agar tidak terkontaminasi
- Sampel tertentu memerlukan penanganan tersendiri seperti CSF harus
ditempatkan pada tabung steril yang ditutup dan kmd dimasukan dalam wadah
lagi.
- Sampel untuk tujuan kultur fungi sebaiknya dikirim dalam wadah steril
- Transport sampel ke laboratorium harus cepat dan aman
- Jika sampel tidak segera dikultur simpan pada suhu 4°C.
-Sampel pada swab jangan disimpan sebelum dikultur karena Histoplasma
capsulatum, Blastomyces dermatitidis dan Cryptococcus neoformans dapat
dihambat

•SAMPEL RAMBUT, KULIT DAN KUKU


- Untuk kulit dipilih bagian lesi yang aktif kmd dikerok dengan skalpel, atau obyek
glass, sebelumnya didesinfeksi dengan alkohol
- Untuk kuku dengan memotong bagian kuku yang dicurigai atau dengan
mengerok bagian kuku
- Untuk rambut dengan memotong atau mencabut bagian rambut yang dicurigai
- Tempatkan sampel rambut,kuku atau kulit pada amplop atau cawan petri steril
untuk dibawa ke laboratorium . Apabila memerlukan penyimpanan dapat
disimpan pada suhu kamar

•Sampel Mata
- pada pasien dengan dugaan keratitis mikotik , sampel diambil pada
permukaan kornea dengan dikerok.
•Cairan tubuh steril ( CSF, Perikardial, Peritoneal, Cairan sendi )
- Diambil secara aseptis menggunakan syringe steril. Cairan dapat dipindahkan
pada tabung steril supaya aman pada pengiriman ke laboratorium. Simpan
pada suhu 4°C
•URINE
Sampel urine ditempatkan pada wadah steril dan segera dikirim ke lab. Sampel
dapat disimpan pada suhu 4°C selama 12 jam. Sampel urine 24 jam dan sampel
dari kantong kateter tidak memenuhi syarat untuk pemeriksaan mikologi

•SEKRET VAGINA
- Untuk dugaan kandidiasis vagina dilihat gejala klinis dan dilakukan pemeriksaan
langsung dari sekret
- Kultur diperlukan untuk memonitor terapi

•FAECES
- Ditempatkan pada wadah steril , disimpan pada suhu 4°C
- Untuk kultur harus diperhatikan kemungkinan jamur yang tumbuh flora normal
krn 40% orang sehat ada yeast, dan 75 % orang pasien kompromise.

•DARAH
- Diperlukan 5 – 10 ml
TEHNIK PEMBUATAN SEDIAAN

1. TEHNIK MEMBUAT KEROKAN KULIT


Bahan pemeriksaan untuk mikosis superfisialis : kerokan kulit
1.1 Bahan dan alat
- Cawan petri
- Skalpel
- Alkohol 70%
- Kapas
1.2. Cara Kerja :
- Bagian kulit yang akan dikerok didisinfeksi dengan alkohol 70%
- Kulit yang dikerok, sebaiknya pinggir lesi yang aktif & tertutup
sisik
- Keroklah perlahan-lahan dengan skalpel, kerokan ditampung di
cawan petri
2. TEHNIK MEMBUAT SEDIAAN LANGSUNG KEROKAN KULIT
2.1. BAHAN & ALAT
- Obyek glass - Lampu bunsen
- Deck glass - Mikroskop
- Ose - Kerokan kulit
- Lar.KOH 10%
2.2. CARA KERJA :
- Obyek glass ditetesi KOH + kerokan kulit ditutup, tunggu 10
menit atau
dilewatkan diatas nyala api beberapa kali
- Periksa dengan mikroskop dengan perbesaran 10x mencari
bagian yang
diperiksa, kmd 45x untuk mencari hifa dan spora
3. TEHNIK MEMBUAT SEDIAAN DARI BIAKAN JAMUR
3.1. BAHAN DAN ALAT
- Mikroskop - Pipet
- Obyek glass - Alkohol 70%
- Deck glass - Lar. Lactophenol Cotton Blue (LPCB)
- Ose
3.2. CARA KERJA :
- Ambil koloni jamur dari biakan dengan menggunakan ose
- Letakan pada obyek glass yang berisi 1 tetes alkohol 70%
- Teteskan lar. LPCB, uraikan jamur dengan menggunakan 2 jarum scr hati-hati
untuk koloni ragi,dibuat emulsi dahulu dengan ose
- Tutup dengan deck glass (hindari jangan ada gelembung udara), bila perlu
pinggiran deck glass diolesi vaselin, bila sediaan mau diawetkan pada lar.
LPCB dapat ditetesi canada balsem
- Periksa dibawah mikroskop
*Jamur hanya di permukaan tubuh : pada lap. Tanduk kulit, kuku, rambut
Kelainan pada kulit disebut dermatomikosis
Kelainan pada kuku disebut onikomikosis
Kelainan pada rambut disebut trikomikosis
•Kelainan pada kulit : batasnya tegas, dasar berwarna kemerahan, dilapisi
Sisik dgn proses aktif, di bagian tepi membentuk vesikel yang halus
•Gejala yang ditimbulkan : rasa gatal-gatal, kadang ada gejala REAKSI ID
•MENURUT PENYEBABNYA : 2 gol :
1. NON DERMATOFITOSIS
2. DERMATOFITOSIS
A. NON DERMATOFITOSIS
- Terjadi pada kulit paling luar jamur tdk dapat mengeluarkan zat
yang bisa mencernakan keratin kulit
- Yang termasuk golongan ini :
1. Pitiriasis versikolor
2. Tinea nigra palmaris
3. Onikomikosis
4. Piedra
5. Trikomikosis aksilaris
6. Otomikosis
B. DERMATOFITOSIS
- Dapat mencernakan keratin kulit jamur menyerang lap. Kulit mulai
stratum korneum sampai stratum basalis
Yang termasuk dermatofitosis :
1. Tinea kapitis
2. Tinea korporis
3. Tinea kruris
4. Tinea manus dan tinea pedis
5. Tinea unguium
6. Tinea barbae
7. Tinea imbrikata
Dermatofitosis disebabkan golongan jamur yang terdiri dari 3 genus :
1. Microsporum
2. Trichophyton
3. Epidermophyton
1. Pitiriasis versikolor

Penyebab : Malassezia furfur ( Pityriasis orbiculare & Pityrosporum ovale)


-Merupakan penyakit jamur kulit yang ditandai : bercak putih – coklat yang
bersisik, daerah yang diserang : badan, kadang-kadang terlihat di ketiak
sela paha,tungkai atas,leher,muka dan kulit kepala
- Distribusi penyakit : insiden tinggi di Indonesia
-Patologi & Klinik :
Manusia terinfeksi bila hifa/spora jamur melekat di kulit, kelainan tampak
jelas, kulit menjadi berwarna, berupa bercak hipopigmentasi atau
hiperpigmentasi sehingga warna kulit bermacam-macam (versikolor)
Bercak pada kulit dibedakan : 2 yaitu
1. Bentuk makuler : bercak agak lebar dengan skuama halus diatasnya
dengan tepi tidak meninggi
2. Bentuk folikuler : bercak spt tetesan air, timbul di sekitar folikel rambut
CARA MENEGAKKAN DIAGNOSIS :
- Bahan pemeriksaan : kerokan kulit yang ada kelainan
1. Pemeriksaan langsung dengan KOH 10%
kerokan kulit diletakkan pada obyek glass yang telah diberi KOH 10% +
tinta parker biru hitam, dipanaskan sebentar, tutup dengan deck glass,
periksa di mikroskop jamur tampak garis-garis dengan indeks
bias lain dengan sekitarnya/ butir-butir yang bersambung seperti kalung.
Hifa tampak pendek,lurus/bengkok dengan butir-butir kecil menggerombol
2. Pembiakan
Jamur penyebab panu dapat dibiakkan pada media buatan membentuk
koloni warna kuning krem
3. Pemeriksaan sinar wood
Bila kulit disinari sinar wood tampak fluoresensi warna emas-orange
berarti sinar wood positif
Bercak hiperpigmentasi
Bercak hipopigmentasi
Malassezia furfur Koloni Malassezia furfur
TERAPI :
Pengobatan lokal : pada kelainan yang terbatas, dengan preparat salisil ( tink-
tur salisil spiritus), preparat derivat imidazol ( salep miko-
nazol,salep klotrimazol) atau tinktur/salep tolnaftat
-pada kelainan meliputi daerah yang luas- ketokonazol
secara oral
EPIDEMIOLOGI : Di indonesia frekuensi cukup tinggi
Penularan, kontak dengan jamur penyebab, kebersihan
pribadi sangat penting
2. TINEA NIGRA PALMARIS

-Umumnya mengenai tangan : bercak berwarna hitam, kadang ada pada kulit
telapak kaki, makula tidak menonjol, tidak terasa sakit & tidak ada radang,
makula kadang meluas di punggung kaki & tangan, bahkan dapat menyebar
sampai leher,dada & muka
-Penyebab : Exophiala wernecki / Hortaea wernecki, Cladosporium
werneckii/Cladosporium mansoni
-Berdasarkan efloresensi : polisiklis, arsiner dengan warna hitam/coklat
-Penyebaran : banyak di Amerika selatan, ASIA juga ada, di Indonesia jarang
ditemukan
-PATOLOGI & KLINIK : mengenai telapak tangan & kaki, menimbulkan bercak
warna tengguli hitam. Keluhan : segi kosmetik : bercak
kesan kotor pada tangan & kadang terasa gatal
-DIAGNOSIS :
Bahan pemeriksaan : kerokan kulit pada tempat kelainan
Fungus Hortaea werneckii
1. Pemeriksaan langsung dengan KOH 10% : jamur tampak sebagai hifa & tunas
dengan warna hitam/hijau tua
TERAPI :
Lokal : salep anti jamur ( mis : salep Whitfield)

3.ONIKOMIKOSIS
Merupakan jamur pada kuku, terutama disebabkan Candida & dermatofita, kadang-
Kadang Aspergillus, Scopulariopsis atau jamur lain
Penyebaran : seluruh dunia termasuk indonesia
PATOLOGI & KLINIK :
-Infeksi dapat mengenai satu kuku atau lebih, permukaan kuku menjadi tidak rata,ti-
dak mengkilat,rapuh atau mengeras
- Kelainan dimulai dari bagian proksimal/distal kuku,dapat disertai paronikia
-Keluhan : alasan kosmetik
DIAGNOSIS :
Bahan pemeriksaan : kerokan kuku daerah lesi
Pemeriksaan langsung dengan KOH 10% jamur tampak hifa/spora,
Untuk menentukan spesiesnya, bahan dibiakkan pada AGAR SABORAUD PLUS/
AGAR MYCOSEL.
PENGOBATAN :
Pengobatan lokal : harus tekun dan teratur, sampai seluruh kuku yang sakit digan-
tikan yang baru
-obat sebaiknya bentuk cairan, ketokonazol diberikan secara oral, untuk memper=
Cepat penyembuhan, kuku yang sakit sebaiknya digunting
EPIDEMIOLOGI :
Kadang-kadang penderita onikomikosis,juga menderita mikosis di bag.tubuh lain
(sumber infeksi) yang menular ke kuku krn menggaruk, penting memberantas
Sumber infeksi
4. PIEDRA

-Merupakan infeksi jamur pada rambut berupa benjolan yang keras, melekat erat pada
rambut
-Ada 2 macam piedra : Piedra hitam dan Piedra putih

* PIEDRA HITAM
*PENYEBABNYA : Piedraia hortai (hifa warna hitam/tengguli tua)
-Jamur membentuk spora seksual : askospora
-Askus bersama dengan anyaman hifa yang padat benjolan hitam yang
keras diluar rambut
*PENYEBARAN : daerah tropis yang lembab termasuk Indonesia
*PATOLOGI & KLINIK :infeksi terjadi krn rambut kontak dgn spora penyebab
KELAINAN BERUPA : benjolan keras berwarna coklat kehitaman, benjolan sulit dile=
Paskan. Tidak menimbulkan keluhan, kecuali gangguan waktu menyisir rambut
•DIAGNOSIS :
Pemeriksaan langsung dengan KOH 10% jamur, anyaman hifa yg
Padat warna tengguli. Didalam anyaman tampak bagian yang jernih. Askus berisi
2-8 askospora
•PENGOBATAN :
-Memotong rambut yang terkena infeksi
*EPIDEMIOLOGI :
Penularan melalui sisir & alat potong rambut misalnya : pada salon yang kurang
Menjaga kebersihan alat-alatnya & kebiasaan pinjam meminjam sisir

*PIEDRA PUTIH
PENYEBAB : Trichosporon beigelii (hifa tidak berwarna)
PENYEBARAN : berbagai daerah dingin di dunia, belum ditemukan di indonesia
PATOLOGI & KLINIK :
Kelainan rambut : benjolan berwarna putih kekuningan, selain pada rambut kepala
Juga dapat menyebabkan kelainan pada rambut kumis,janggut & pubis
DIAGNOSIS :
Pemeriksaan langsung dengan lar. KOH 10% anyaman hifa yang padat
Tidak berwarna atau berwarna putih kekuningan
PENGOBATAN :
Memotong rambut yang terinfeksi

5. TRIKOMIKOSIS AKSILARIS
Penyakit yang mengenai rambut ketiak
PENYEBAB : Nocardia tenuis ( Corynebacterium tenuis)
Kosmopolit, termasuk di Indonesia
PATOLOGI & KLINIK :
Kelainan pada rambut ketiak & pubis berupa kerak yang melekat pada rambut,
Warnanya dapat bermacam-macam, menyebabkan peluh penderita berwarna
Kekuningan/kemerahan/kehitaman
Keluhan utama : alasan kosmetik
DIAGNOSIS :
Bahan pemeriksaan : rambut ketiak yang mengandung kerak
Pemeriksaan dengan KOH 10% tampak kerak yang melekat pada ram-
but, lipatan kerak tampak sebagai garis-garis.
PENGOBATAN : mencukur rambut kmd kulitnya diberi salep anti jamur
EPIDEMIOLOGI :
Mencegah infeksi : kebersihan pribadi
6. OTOMIKOSIS

-Penyakit jamur pada liang telinga


-PENYEBAB : berbagai jamur yang terbanyak : Aspergillus,Penicillium,Mucor,
Rhizopus & Candida
-Aspergillus & Penicillium membentuk spora aseksual konidiospora
-Mucor & Rhizopus membentuk spora aseksual sporangiospora,
Rhizopus mempunyai rhizoid, Mucor tidak
-Semua jamur membentuk koloni filamen pada biakan, untuk Candida memben-
tuk koloni seperti ragi
-PENYEBARAN : seluruh dunia,terutama daerah yang panas & lembab, termasuk
Indonesia
-PATOLOGI & KLINIK :
Mikosis mengenai kulit liang telinga & dapat bersifat akut/menahun
Keluhan : rasa gatal didalam telinga, untuk yang menahun sampai luar liang telinga
Faktor pencetus otomikosis antara lain :
1. Ketiadaan serumen
2. Trauma
3. Peningkatan suhu dan kelembaban yang tinggi
4. Olahraga air
5. Kelainan bawaan
6. Penggunaan obat tetes telinga dan steroid yang lama pada telinga
DIAGNOSIS :
Bahan pemeriksaan : serumen/kerokan kulit liang telinga
Pemeriksaan dengan KOH 10% : menemukan hifa/spora jamur, untuk identifi-
Kasi jamur perlu dibiakan pada agar Sabouraud
PENGOBATAN :
Mengeluarkan kotoran liang telinga, menjaga kebersihan liang telinga
Memakai obat lokal anti jamur mis : derivat azol
EPIDEMIOLOGI :
Kebiasaan mengorek-ngorek telinga mempermudah terjadinya infeksi

Anda mungkin juga menyukai