1. Staphylococcus aureus
2. Streptococcus pneumoniae
3. Staphylococcus epidermidis
4. Corynebacterium diptheriae
5. Clostridium tetani
6. Bacillus cereus
7. Bacillus anthracis
KARAKTERISTIK BAKTERI GRAM POSITIF COCCUS
Streptococcus pneumoniae
• Bakteri Gram positif coccus
(diplococcus)
• Diameter 0,5-1,25 mikron
• Susunan rantai pendek
• Tidak berspora
• Tidak bergerak
• Uji katalase : negative
• Koloni berwarna bulat kecil kehijauan
• Suhu optimum 37,5°C
KARAKTERISTIK BAKTERI GRAM POSITIF COCCUS
Staphylococcus epidermidis
• Bakteri Gram positif coccus
• Diameter 0,5-1 mikron
• Bergerombol seperti anggur
• Anaerob fakultatif
• Uji katalase : positif
• Uji koagulase : negative
• Koloni berwarna putih/putih-krem
• Suhu optimum 37°C
KARAKTERISTIK BAKTERI GRAM POSITIF BASIL
Corynebacterium diptheriae
• Bakteri Gram positif basil
• Panjang 1,5-5 mikron
• Lebar 0,5 – 1 mikron
• Tidak berspora
• Tidak bergerak
• Tidak tahan asam
• Anaerob fakultatif
KARAKTERISTIK BAKTERI GRAM POSITIF BASIL
Clostridium tetani
meningitis
infeksi
opportunistic septicemia
Staphylococcus
epidermidis
abses endokarditis
BASIL
Clostridium
tetanus
tetani
Corynebacterium
difteri
diptheriae
Streptococcus pneumoniae
PENYAKIT PNEUMONIA
Gejala :
• Demam
• batuk
• Flu
• Sesak napas
• Nyeri dada
• Pada anak, infeksi berat menyebabkan letargi dan sianosis
• Keluhan lainnya seperti nyeri kepala, otot, kelelahan, mual
Streptococcus pneumoniae
PEMERIKSAAN
• Pengambilan sampel : Cairan bilasan bronkus
BAP MCA
Staphylococcus Epidermidis
• Muncul kantung atau benjolan pada kulit yang Suhu tubuh meningkat (tanda sel darah putih
penuh dengan nanah melawan infeksi)
ABSES
PEMERIKSAAN
• Pengambilan Sampel : PUS
• Pewarnaan : Gram
• Kultur Pus
• Medium yang digunakan: Blood Agar Plate
PENYAKIT DIFTERI
Gejala :
• Nyeri tenggorok
• Demam
Pemeriksaan :
• Pengambilan sampel : Apusan dari hidung, tenggorok, atau lesi
lain
GEJALA :
• Tegang otot terutama pada leher dan rahang
• Sulit membuka mulut (trismus)
• Kejang tonik
• Badan kaku serta lengan kaku dan mengepal
• Demam ringan
PEMERIKSAAN :
Sampel diambil dari luka dalam bentuk pus atau
nanah atau jaringan nekrotik lalu dibiakkan
menjadi kultur Agar Darah atau kaldu daging.
BAKTERI PATOGEN GRAM NEGATIF
KOKUS DAN BATANG
KELOMPOK 2
AJRINA MALIA
NIDA JUNIKA ARIYANTO
RIZKY PRATAMA PUTRA
BAKTERI GRAM NEGATIF
Karakteristik:
Bentuk : diplococcus
Diameter : 0,8 µm
Susunan : bentuk coccusnya menyerupai biji kopi
Uji Katalase : positif (+)
Uji Oksidase : positif (+)
Uji Sukrosa : negative (-)
Tidak bergerak, tidak berspora dan gram (-)
Tumbuh baik di media yang mengandung serum atau darah dan suhu untuk tumbuh diantara 25
-43ºC suhu optimum 37ºC, dan pH 7,4 – 7,6
1. Neisseria gonorrhoeae
Karakteristik:
Bentuk : diplococcus
Diameter : 0,8 µm
Susunan : bentuk coccusnya menyerupai biji kopi
Uji Katalase : positif (+)
Uji Oksidase : positif (+)
Uji Sukrosa : negative (-)
Neiserria gonorrhoeae tidak bergerak dan tidak membentuk spora.
Pada pewarnaan Gram, bersifat Gram negative.
Bersifat aerob, suhu optimal yang dibutuhkan adalah 34°-37°C dengann pH 7,2-7,6.
1. Salmonella typhi
Karakteristik:
Bentuk : basil
Diameter : 0,7-1,5 x 2-5 µm
Tidak memiliki spora
Bergerak dengan flagel peritrik
Bersifat intraseluler fakultatif, dan anaerob fakultatif
memberikan hasil positif pada reaksi fermentasi manitol dan sorbitol dan
memberikan hasil negatif pada reaksi indol, DNAse , fenilalanin deaminase, urease,
voges proskauer, dan reaksi fermentasi sukrosa dan laktosa.
2. Shigella dysenteriae
Karakteristik:
Bentuk : cocobasil
Diameter : 2mm
Susunan: Koloninya konveks, bulat, transparan dengan pinggir-pinggir utuh
Tidak berkapsul
Tidak bergerak
Tidak membentuk spora
Fakultatif anaerob
ditemukan pada perbenihan diferensial karena ketidakmampuannya meragikan laktosa.
mempunyai susunan antigen yang kompleks.
Gram negatif.
PENYAKIT YANG DISEBABKAN:
Neisseria
meningitidis • Radang selaput otak
Neisseria
gonorrhoeae • Kencing nanah
Salmonella
typhi • Demam tifus
Shigella
dysenteriae • Disentri
GEJALA YANG DITIMBULKAN AKIBAT PENYAKIT
1). Dilakukan pengecatan Gram untuk memastikan bakteri itu coccus atau basil lalu diamati pada mikroskop
Hari ketiga
1). Dilakukan pengecatan Gram dari koloni media EMBA untuk memastikan basil atau coccus
2). Di inokulasi pada media uji biokimia dari koloni media EMBA
Hari keempat
Dilakukan pengamatan dari hasil uji biokimia, lalu bisa disimpulkan bakteri tersebut Salmonella typhi atau
• Sample : feses
• Alat : tabung reaksi, beaker glass, gelas ukur, tabung durham, pipet ukur, inkubator, petri
dish, lampu spirtus, bulb, ose, autoclave.
• Bahan : SSA, EMBA, MCA, TSIA dan endo agar
• Cara kerja :
Hari pertama
1). Timbang sample makanan sebanyak 10 gr
2). Aduk dengan menggunakan air pepton sebanyak 90 gr
3). Ambil sample 1-2 ose, lalu masukan dalam SSA dalam metode zig zag 4 kuadrat
4). Eramkan dengan suhu 37ºC selama 1x24 jam
Hari kedua
1). Amati perubahannya jika goresan kecil-kecil, tidak berwarna, jernih, smooth maka dinyatakan positif
2). Kemudian ambil 1-2 ose tanam pada TSIA dengan cara zig zag dan tusuk dasar
3). Eramkan dengan suhu 37ºC selama 1x24 jam
Hari ketiga
1). Amati dinyatakan positif tanda warna kuning pada media TSIA
2). Pertumbuhan yang sama dengan daftar tersebut dikerjakan slide aglutinasi dengan sera diagnostika.
Kemudian dari koloni TSIA, baik yang tersangka golongan shigella maupun tidak tersangka, ditanam pada
media gula-gula dan agar-agar .
3). Eramkan dengan suhu 37ºC selama 1x24 jam.
Hari keempat
Amati pertumbuhan pada media gula-gula, kemudian cocokan dengan daftar media gula-gula
Medium partumbuhan pada Neisseria gonorrhoeae
Media transport yang digunakan Media selektif yang digunakan untuk Media identifikasi yang digunakan untuk
untuk mengirim specimen dari satu kuman Neisseria gonorrhoe adalah kuman Neisseria gonorrhoe adalah BAP
tempat ke laboratorium. THAYER MARTIN.
Medium pertumbuhan pada Salmonella typhi
Disusun Oleh :
Anisa Tri Handayani (P27903117053)
Desia Anik Setianingsih (P27903117060)
Siti Atikah (P27903117094)
Yudha Fazria (P27903117096)
PATOGENESIS
PATOGENESIS
Patogenesis merupakan keseluruhan proses
perkembangan penyakit atau patogen.
• Termasuk setiap tahap perkembangan
• Rantai kejadian yang menuju kepada
terjadinya patogen tersebut dan
• Serangkaian perubahan struktur dan fungsi
setiap komponen yang terlibat di dalamnya.
CARA MASUKNYA MIKROORGANISME
1. Aktivasi pompa
penghabisan
obat 2
2. Inaktivasi obat 1
oleh enzimatik
3. Perubahan target 3
obat
4. Penghambatan
penyerapan obat
4
MEKANISME ANTIBIOTIK MELAWAN
MIKROORGANISME
1. Menghambat sintesis
dinding sel
2. Menghambat fungsi
membran sel sitoplasmik
3. Menghambat sintesis asam
nukleat
4. Menghambat sintesis
protein
5. Menghambat sintesis asam
folat (antimetabolit)
KESIMPULAN
Trakhoma adalah keradangan konjungtiva yang akut, subakut atau kronis yang
disebabkan oleh Chlamidia Trachomatis. Penyebaran trakhoma terjadi secara
kontak langsung maupun tidak langsung dan uerat hubungannya dengan faktor
lingkungan dan higiene sanitasi. Karena Trakhoma merupakan penyakit yang
dapat dicegah, maka diperlukan tindakan pemeriksaan dan penanganan lebih
cepat terhadap kasus yang dicurigai. Pengobatan terhadap penyakit trakhoma
diberikan sesuai dengan klasifikasi dan gejala yang timbul.
Pengambilan Sampel
• Spesimen dapat diambil setiap saat, sebaiknya sebelum pemberian antibiotik.
Media isolasi yang digunakan diantaranya agar darah, agar coklat, MCA.
Prosedur pengambilan spesimen kornea
• Pengambilan dilakukan oleh dokter.
• Spesimen diinokulasi pada medium yang sesuai.
• Inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC.
• Lakukan apusan langsung pada kaca objek dengan luas area 1-2 cm untuk
pemeriksaan mikroskopik.
• Pengiriman dalam waktu < 15 menit pada suhu kamar (spesimen tanpa
medium transport). Pengiriman dalam waktu < 2 jam pada suhu kamar
(spesimen dalam medium transport).
• Penyimpanan < 24 jam pada suhu kamar.
• Untuk kecurigaan infeksi Chlamydia, usap konjungtiva atau jaringan
dimasukan ke medium transport yang mengandung antibiotik sikloheksimid.
Simpan dalam kondisi dingin sebelum dikirim ke laboratorium. Jika terjadi
penundaan biakan dalam 24 jam, harus dibekukan -700C. tidak
diperkenankan menggunakan usap yang tangkainya terbuat dari kayu karena
toksik untuk Chlamydia
Bakteri Yang Menginfeksi Telinga
1. Otitis Eksterna
Otitis eksterna adalah inflamasi atau peradangan pada canalis auditorius eksterna yang
dapat mengenai pinna, jaringan lunak periaurikula dan dapat juga mengenai tulang
temporal.
Otitis eksterna dapat diartikan sebagai radang liang telinga akut dan kronis yang dapat
disebabkan oleh bakteri. Otitis eksterna paling sering disebabkan oleh bakteri
Pseudomonas aeruginosa, infeksi ini sering dikenal sebagai telinga perenang, karena
merupakan masalah umum yang terjadi pada perenang. Hal ini terjadi ketika air yang
terkontaminasi masuk ke telinga luar, kuman akan berkembang biak untuk tumbuh dan
berkembang karena orang yang banyak beraktivitas dalam air memiliki resiko yang
lebih besar untuk terpajan oleh bakteri P. aeruginosa. karena suasana lembab dan hangat
. Infeksi juga bisa terjadi akibat mengorek telinga terlalu kuat atau secara kasar.
2. Otitis Media
Otitis media adalah peradang di telinga tengah. Otitis media sering diawali
dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang
menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Ketika bakteri atau cairan
terjebak di bagian telinga ini, maka bisa terjadi infeksi di daerah tersebut.
Bakteri penyebab otitis media tersering adalah Streptococcus pneumonia, diikuti oleh
Haemophilus influenzae, Streptococcus pyogenes, bacterioiodes fragilis.
PEMERIKSAAN BATERI PADA TELINGA
Waktu pengambilan : Setiap saat, sebaiknya sebelum pemberian antibiotik.
Alat dan bahan :
• Usap kapas steril
• Pot steril atau tabung steril
• Media isolasi (agar darah, agar coklat, agar MacConkey, agar sabouraud)
• Pewarnaan gram
• Inkubator
• Kaca objek
• Lampu spirtus
• Mikroskop
A. Prosedur pengambilan spesimen telinga luar
• Basahi usap kapas dengan air garam fisiologis steril dan bersihkan debris atau
krusta dari liang telinga.
• Dengan usap kapas baru steril, usap telinga luar secara perlahan searah jarum
jam.
• Masukan kedalam medium transport.
• Pengiriman < 2 jam pada suhu kamar
• Penyimpanan < 24 jam pada suhu 40C
• Pada otitis eksterna, lakukan swab sampai ke dasar lesi untuk mendapatkan
isolat Streptococcus.
B. Prosedur pengambilan spesimen telinga dalam
• Pada gendang telingan yang masih utuh, bersihkan lubang telingan dengan cairan
sabun dan kumpulkan cairan dengan cara aspirasi/timpanosentesis (dilakukan oleh
dokter klinis)
• Pada gendang telinga yang sudah ruptur, ambil cairan dengan menggunakan usap
kapas yang lentur melalui spekulum telinga dan biakan hanya untuk aerob
• Spesimen dimasukan ke dalam wadah steril atau usap kapas dimasukan kedalam
medium transport. Untuk spesimen berupa aspirasi dan biopsi bisa dilakukan biakan
anaerob dan dimasukkan ke dalam medium cair tioglikolat dalam suasana anaerob.
Identifikasi Bakteri yang Menginfeksi Mata dan Telinga
a) Staphylococcus aureus
Identifikasi menggunakan media MSA (Mannitol Salt Agar) dan membentuk koloni
kuning pada media. Uji koagulase menunjukan hasil positif dan uji katalase menunjukan
hasil positif karena Staphylococcus aureus menghasilkan enzim koagulase dan katalase.
Patogenitas
2018
Infeksi pada Kulit
Infeksi kulit adalah suatu keadaan adanya
infasi mikroorganisme pada kulit yang di
sebabkan akibat adanya kuman bakteri, virus,
parasit maupun jamur.
Infeksi primer infeksi sekunder
Folikulitis
Furunkel
Staphylococcus
aureus
Infeksi Karbunkel
pada kulit
Selulitis
Corynebacterium
minutissimum
Impetigo
Eritrasma
Mycobacterium
Kusta leprae
Propionibacterium acnes
Eritrasma dapat
tumbuh dimana saja
seperti sela-sela kaki, sela-
sela tangan, ketiak, sekitar
keIamin dan lainya. Gejala
eritrasma dapat di tandai
terdapat bercak merah
mudah melebar maupun
bentuk tidak beraturan
yang mampu berubah
menjadi sisik halus
berwarna coklat kehitaman http://penyebabgejalapenyakit123.blogspot.com/2