Duh Tubuh Vagina

(Vaginal Discharge)
• DUH TUBUH VAGINA (Vaginal discharge):
• umum dan sering ditemukan

• fisiologis dan patologis

• duh tubuh abnormal  skrining penyakit

ETIOLOGI
• Fisiologis – normal
• Patologis – abnormal
DUH TUBUH FISIOLOGIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

• Usia • Faktor-faktor lokal

• Prapubertas • Menstruasi
• Reproduksi • Pascasalin
• Pascamenopause • Keganasan
• Hormon • Semen
• Kontrasepsi hormonal • higiene perorangan
• Perubahan hormon
• Kehamilan
DUH TUBUH PATOLOGIS
ETIOLOGI

• Umum • Umum
• Mikroorganisme • Tampon,kondom, kimia, dll
• Candida, Trichomonas, Chlamydia,
N. gonorrhoeae
• Kondisi • Jarang
• Vaginosis bakterialis, PID, infeksi • Trauma fisik, jaringan granulasi, fistula,
panggul neoplasia
• Jarang
• HPV, sifilis, mycoplasma, ureaplasma,
E. coli

Penyebab
infeksi
Lain
• Berbagai etiologi dapat muncul bersamaan
KLASIFIKASI
• Belum ada klasifikasi khusus
• Berhubungan dengan kondisi tertentu:
• infeksi Chlamydia
• vaginosis bakterialis
• kandidiasis vulvovaginalis
• trikomoniasis
• vaginitis aerob
• vaginitis non-infeksi
FAKTOR RESIKO
Vaginosis bakterialis:

• pasangan seksual, bilas vagina

• ras Afrika, wanita lesbian, dan perokok
• infeksi panggul pasca-abortus

Kandidiasis vulvovaginalis:

• kondom, spermisida, seks oral

• antibiotik, kontrasepsi oral, diabetes, AIDS
• Kehamilan kontroversial

Trikomoniasis

• kemiskinan
• aktivitas seksual
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
• awitan, durasi, jumlah, warna, konsistensi, bau,
darah
• gejala terkait lainnya: gatal, merah, dll

PEMERIKSAAN FISIK
• abdominal dan ginekologik

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• mikroskopik
VAGINOSIS BAKTERIALIS
• Bukan peradangan atau PMS
• Pergeseran flora normal vagina
• Laktobasilus  gram positif anaerob
• Duh tubuh:
• homogen
• tipis
• berwarna agak kelabu
• Berbau (fishy smell)
VAGINOSIS BAKTERIALIS (2)
• Kriteria Amsel pada sediaan basah
• Kriteria Nugent pada pemeriksaan Gram
• Pemeriksaan DNA
• Kromatografi gas-cair
• Pemeriksaan aminopeptidase prolin
• Uji aglutinase lateks
VAGINOSIS BAKTERIALIS (3)
KRITERIA AMSEL
• Duh tubuh homogen
• Uji Whiff-Amine positif
• pH > 4,5
• Ditemukan clue cells
* Bila terdapat 3 dari keempat
kriteria di atas, maka disebut
Kriteria Amsel positif
KRITERIA NUGENT
• Pewarnaan Gram
• Diberi skor 1-10
• Berdasarkan penilaian semi-kuantitatif
• Ketiga kelas bentuk morfologi Lactobacilli,
Gardnerella, Mobiluncus spp.
• Perhitungan berdasarkan skala 1-4 :
1+ : < 1 sel per LP
2+: 1-5 sel per LP
3+ : 6 – 30 sel per LP
4+ : > 30 sel per LP
• skor Nugent ≥ 7 : diagnosis ditegakkan
VAGINOSIS BAKTERIALIS (4)
KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS

• Penyebab kedua tersering

• Komplikasi: vestibulitis vulva, korioamnionitis
KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS (2)
• Candida albicans & non-albicans
• Albicans: pH , 5,0
• non-albicans: lebih alkali
• 1990: Non-albicans meningkat akibat imidazol bebas
• Pemeriksaan:
• KOH sediaan basah
• Kultur
TRIKOMONIASIS
TRIKOMONIASIS (2)
• PEMERIKSAAN
• Kultur
• DNA probe
• Sitologi serviks (Pap smears)
VAGINITIS AEROB
• Duh tubuh vagina purulen
• Flora aerob abnormal dominan
• Streptokokus grup B
• Escherichia coli
• Staphylococcus aureus.
VAGINITIS NON- INFEKSI
• Duh tubuh vagina fisiologis
• Iritan dan alergi
• Vaginitis sitolitik
• Vaginitis deskuamasi
• Penyakit kolagen vaskular
• Vaginitis idiopatik
NEISSERIA
KLASIFIKASI

Famili : Neisseriaceae

Genus : Neisseria

Branhamella

Moraxella

Acinetobacter

Kingela
KLASIFIKASI
Species :
Neisseria gonorrhoeae
Neisseria meningitidis
Neisseria lactamica
Neisseria sicca
Neisseria subflava
Neisseria dentrificans
Neisseria mucosa
Neisseria cinerea
Neisseria flavescens
Neisseria elongata
Branhamella catarrhalis
NEISSERIA GONORRHOEAE
 MORFOLOGI
Kokus / Diplokokus; Gram
negatif
 : 0,6 -1,0 µm

Seperti biji kopi / ginjal (sisi

yang berhadapan pipih) 
◦ Intracellular (PMN)

◦ Extracellular
• Tidak motil

• Kapsul : (+)  fresh isolate

(-)

• Pili  berhubungan dengan - virulensi

- tipe koloni

• Tipe 1,2 : virulen (kultur primer)

• Tipe 3,4,5 : avirulen (>besar, > kasar, >flat)

(subkultur)
 SIFAT BIAKAN

• Fakultatif anaerob / aerob

• Mikroaerofilik  > CO2 : 3-10% (Candle jar)

• Kelembaban

• Tidak ada bahan toksik

SIFAT BIAKAN :
 Memproduksi Indophenol Oxydase  tes oksidase (+) 

Genus Neisseria

Koloni  ditetesi dengan Tetramethyl p phenylene diamine 1%

 koloni berubah dari putih abu  merah ungu  hitam

• Glukosa (+)
• Laktosa (-)  D.D. dengan species lain
• Maltosa (-)
 Sukrosa (-)
STRUKTUR ANTIGEN

• Pilus Ag

• Outer Membrane Protein

• Lipo oligosaccharide (LOS)

MANIFESTASI KLINIK
• Neisseria gonorrhoae  gonorrhoe
• Pharyngitis  ♀ / ♂
• Urethritis  ♀ / ♂
• ♂ : Prostatitis, Epidydimitis  infertilitas
• ♀ : - Vaginitis
- Cervicitis
- Salphingitis  PID
(Pelvic Inflammatory Disease)
* Ectopic pregnancy
* Infertilitas
• Disseminated Gonococcal Infection (DGI)

 * Arthritis
GONITIS SEPSIS
* Dermatitis

* Peritonitis
• BAYI : Ophthalmia neonatorum (Blenorrhoe)
- Tindakan CREDE : AgNO3 1%
- salep tetracycline/chloramphenicole
 GEJALA KLINIS
• Inkubasi : 2-8 hari
• Akut :
• Burning on urination : Polakisuria
• Frequent urination : Poliuria
• Discharge : yellow purulent
• Urethral discharge
• Vaginal discharge
• Fever
• Abdominal pain
DIAGNOSA :
Mikroskopis :

• Diplokokus; biji kopi Gram Negatif

Kultur :

• Fastidious organisme (Nutrisi kompleks)

Uji kimiawi

Uji serologi
KULTUR
Bahan
pemeriksaan

Daerah
Daerah Steril
Kontaminasi
(darah, CSF,
(sekret uretra,
Synovial)
usap vagina

Coklat agar Media selektif :

MTM (Modified TM (Thayer New York City Martin-Lewis

Thayer Martin) Martin) Medium Medium
KULTUR
• Medium TM ditambah
• Vancomycin  melawan Gram positif
• Colistin  melawan Gram negatif
• Nystatin melawan Jamur

• Medium MTM
• ditambah Trimethoprim  melawan Gram negatif
Colonies of a pure culture of N gonorrhoeae
growing on a modified Thayer Martin plate
Media yang rutin dipakai :
1. Coklat agar
2. TM / MTM

Inkubasi :  sungkup lilin (candle jar)

• Lilin
• Kapas basah
 UJI KIMIAWI NEISSERIA NEISSERIA
GONORRHOEAE MENINGITIDIS
Oksidase + +

Katalase + +

Fermentasi KH

Glukosa + +

Maltosa - +

Sukrosa - -

Laktosa - -
UJI SEROLOGI :  DETEKSI ANTIBODI

• Fluorescence – Ab – Tehnik

• CIE (Counter Immuno Electrophoresis)

• Koaglutinasi

• Latex aglutinasi
PENGOBATAN :
• Tes kepekaan  Penicillin/Cephalosporin

• Strain PPNG (Penicillinase Producing Neisseria

gonorrhoeae)  Tes PPNG  tes Iodometri

• Penicilline
Iod (K-J) + amylum  biru
Penicillinase
Penicilloic acid
 PENCEGAHAN :

• Diagnosa tepat / dini  isolasi  regular treatment

• Mencegah penularan :

80%  ♀ asimtomatik
TREPONEMA PALLIDUM
SYPHILIS / LUES / RAJA SINGA

Penyebab : Treponema pallidum

Order : Spirochaetales

Family : Treponemataceae

Genus : Treponema
 Morfologi :
 Spiral  dengan 4-14 U lekukan yang teratur.
 Pengecatan :
a. Impregnasi perak
b. Negatif

Spiral ini sangat tipis, sehingga hanya nampak

bila dilihat dengan
a. Darkfield microscope
b. Immunofluorescent
Morfologi :
 Paling baik : dengan mikroskop lapangan
gelap  kuman yang hidup & bergerak aktif
terdiri dari 3 gerakan :
. Undulasi
. Cork-screw (pembuka botol)
. Maju mundur

 Treponema pada umumnya mengadakan reproduksi secara

transverse fission
 Sifat pertumbuhan :
• In vivo pada kelinci / intratesticular

• Treponema pallidum :
a) Patogen  belum bs dibiakan pada media buatan, maupun
dalam telur yang subur ataupun dalam tissue culture
b) Saprofit (Reiter strain)  dapat dibiakkan in vitro dalam
medium tertentu
RESISTENSI :
Dalam cairan yang cocok,

• Treponema pallidum tetap motil selama 3-6 hari pada 25C

Dalam darah / plasma,

• tetap hidup selama 24 jam, 4C

Cepat mati

• bila kena O2 di udara

Tidak tahan terhadap

• Kekeringan
• Arsen
• Bismuth
• Mercury
• Penicillin
 STRUKTUR ANTIGEN
Dalam serum penderita lues terdapat 3 macam
Ab (Antibodi) :

I. Ab yang dapat dideteksi dengan CFT (Complement fixation test) TES VDRL,
WASSERMANN, KAHN
Ab diikat oleh phospholipida yang berasal
dari ekstraksi otot jantung sapi
(Cardiolipin)sebagai antigen

Cholesterol Lecitin

Presipitasi / Flokulasi
 Ab terdapat dalam fraksi IgM dan IgG dan disebut
sebagai REAGIN (ANTICARDIOLIPIN)
 Tes untuk mengenali adanya Reagin  STS :
(Serologic Test for Syphilis)

 STS yang positif terdapat juga pada :

 Lepra
 Malaria False positive
 Infectious mononucleosis
 Lupus erythematosus
II. Ab yang hanya terbentuk oleh karena adanya

antigen pada Genus Treponema, yaitu :

 Treponema pallidum  lues

 Treponema pertenue  frambosia

 Ab ini dapat dideteksi dengan cara :

 Fluorescent Treponemal Antibody Test (FTA)

 Treponema pallidum Immobilization (TPI)

III. Ab yang terbentuk oleh :

 Treponema pallidum patogen

 Treponema pallidum non patogen (Reiter’s)

Reiter Protein Complement Fixation (RPCF) test

PATOGENESA :
Penularan : hubungan seksual

Kuman menembus :
 Mukosa intak
 Kulit yang luka

Ada 3 stadium :
 Stadium I
 Stadium II
 Stadium III
Stadium I :
• Di tempat masuk : Ulcus  lesi primer :
hard chancre/ ulkus durum
• Pembesaran kelenjar lymphe regional
Primary syphilis

Stadium II: (bbrp minggu – bulan)

• SKIN RASH seluruh tubuh
• Pembesaran kelenjar
lymphe regional
Skin Rash

Stadium I & II sangat menular  (kuman banyak)

Stadium III : (beberapa tahun)
• Kerusakan syaraf  neuro syphilis
• Sistem kardiovaskuler
Pada wanita hamil (lues Stadium II)

Treponema pallidum dapat menembus plasenta:

 SYPHILIS CONGENITAL
 Lahir mati
 Lahir hidup  
 LATE CONGENITAL
 Gangguan mental
 Buta tuli
 Kerusakan gigi (Hutchinson’s teeth)
DIAGNOSA :

1. Spesimen :

a. Eksudat lesi

b. Darah

2. Darkfield Examination

3. Immunofluorescence

4. Serologic Test for Syphilis (STS)

Serologic Test for Syphilis (STS)

 NON TREPONEMAL AG TEST

a. Flocculation Test (VDRL)

= Venereal Disease Research Laboratories =

b. Complement Fixation

(Wassermann, Kolmer)
 Serologic Test for Syphilis (STS)

 TREPONEMAL AG TEST

a. Fluorescence treponemal Ab (FTA-ABS) test

b. Treponema pallidum Immobilization (TPI)

test

c. Treponema pallidum Complement fixation

Test (TPCFT)

d. Treponema pallidum hemagglutination

(TPHA) test
 PRESENT
ANTIBODY Ag SOURCE TESTS REACTIVITY
Ist IInd IIIth

. Non . Extract of tissue * CFT (Wassermann,

Treponemal (Cardiolipin –lecithin- Kolmer)
“Reagin” cholesterol)
* Flocculation (VDRL, 78 97 77
Hinton Kahn)

. Treponemal . Treponema pallidum . RPCT 61 85 72

Reiter strain
. TPI 56 94 92

. FTA-ABS

. Treponema pallidum . IgM-FTA-ABS 85 99 95

PENGOBATAN :

 Benzathine Penicillin G
 Akut : 2,4 U / single / im
 Kronis : 2,4 U / 3X / im
 Neurosyphilis : 20 U / iv / day
/ 2-3 mg
HAEMOPHILUS
DUCREYI
KLASIFIKASI
• Family : Brucellaceae
• Genus : Haemophilus
• Species : Haemophilus ducreyi

Soft Chancre/ ulkus molle  merupakan S.T.D.

MORFOLOGI :
 Batang pendek Gram negatif
 Tampak sendiri-sendiri atau berbaris paralel seperti sekelompok ikan yang
berenang (= school of fish)
 Tumbuh intraseluler maupun ekstraseluler
 Tidak berspora
 Tidak berkapsul
 Tidak motil
 Non hemolytic
 Uji katalase : negatif
 Uji Oksidase : negatif
SIFAT PERTUMBUHAN :
• Memerlukan X factor
• Hanya tumbuh pada enriched media

RESISTENSI :
• Tidak tahan terhadap pemanasan
• Tidak tahan terhadap antiseptik
• Peka terhadap Streptomycin, Chlortetracyclin,
Sulfonamid
GEJALA KLINIK :
• Inkubasi 4 -10 hari
• Pada genitalia eksterna – timbul pustula  nekrosis
 ulcus (= Ulcus Molle),Soft Chancre
• Tidak ada indurasi
• Tepi tidak rata
• Undermind
• Merah dengan dasarnya putih kekuningan
• Sangat nyeri
• Mudah berdarah
• Dapat terjadi Bubo
EPIDEMIOLOGI :
Insidens : - ♂ > ♀
- kulit berwarna > kulit putih
- Daerah tropis

Penularan : kontak langsung

Preventif :
-Case finding
-Pengobatan dini
DIAGNOSA :
I. Gejala Klinis
II. Pewarnaan Gram
III. Biakan pada enriched medium (Chocolate agar medium)
TERAPI :
• Streptomycin
• Chlortetracyclin
• Sulfonamid
GARDNERELLA
VAGINALIS
PENDAHULUAN :

Berdasarkan karakteristik pertumbuhan & morfologi :

• Haemophilus (vaginalis) 1955
• Corynebacterium (vaginalis) 1963

Berdasarkan studi hibridisasi DNA :

• Genus tersendiri : Gardnerella 1980
 Morfologi :

• Batang pleomorfik 0.5 µm X (1.5-2.5) µm

• Gram negatif – variable
• Club forms – metachromatic granules – sering (+)
• Non motil
• Kapsul (-)
 Epidemiologi dan Patogenesis infeksi
Gardnerella :
1. Gardnerella vaginalis : ditemukan pada :
• Genital tract manusia
• Urinary tract manusia
Berperan pada bacterial vaginosis :
• Copious, Malodorous vaginal discharge
• Fluor albus / Leukorea / Keputihan :
keluarnya cairan vagina (vaginal discharge)
secara berlebihan
 Vaginal discharge :

• < neutrophyl (D.D, dengan Gonococcal urethritis, Trichomonas

vaginalis, infeksi jamur)
disebut “vaginosis”
 bukan vaginitis
2. Gardnerella vaginalis :

Radang non spesifik

klinis gejala radang vagina (+)
penyebab belum jelas diketahui
1982 : diubah jadi : (Bacterial) vaginosis
oleh karena Gardnerella vaginalis tak menyerang
jaringan subepithelial
3. Gardnerella vaginalis sering disertai Bacteroides spp.
(anaerobes)

4. Gardnerella vaginalis menyebabkan post partum

sepsis pada ibu dan neonatus

5. Gardnerella vaginalis sulit dibiakkan dari darah

 Diagnosis Laboratoris :

Spesimen :
• Cervical
• Urethral Swabs dari px discharge (+)
• Vaginal
• Darah :
• ♀ dengan postpartum fever
• neonatus dengan sepsis
Kultur :

• Gardnerella vaginalis – sulit dibiakkan

• Spesimen kontaminasi dengan bakteri lain

Perlu medium semi selektif

HBT (Human Blood Tween) agar : medium selektif dan

deferensial terbaik untuk Gardnerella vaginalis
Tersedia komersial
Spesimen :
(Genital discharge)
dalam 4 – 6 jam
Inokulasi ke lempeng agar HBT
Inkubasi (5% - 10% CO2)
48 jam
Koloni : Convex; opaque, abu-abu
dikelilingi zona –hemolysis
Hemolisis (+)  human blood
Hemolisis (-)  sheep blood
CHLAMYDIA
CLAMYDIA
Order : CHLAMYDIALES
Family : CHLAMYDIACEAE
Species : 1. CHL. TRACHOMATIS
2. CHL. PSITTACI
3. CHL. PNEUMONIE (TWAR)
=TAIWAN ACUTE
RESPIRATORY – AGENT.
Sifat - sifat
• Mikroorganisme obligate intra cellular
• Gram negatif
• Non motil
• Membelah diri dalam cytoplasma host membentuk
intra cellular microcolonies
( inclusion ) yang karakteristik
• Dapat dimasukkan dalam kelompok :
VIRUS
BAKTERI
 CHLAMYDIA
BAKTERI
VIRUS
• Mempunyai DNA dan RNA
• Obligate intracellular parasite
• Membelah diri dengan cara
Binary fision
• Mempunyai dinding sel seperti
dinding sel BAKTERI
→ Bakteri Gram Negatif
• Mempunyai ribosome
• Mempunyai enzym
metabolisme
• Sensitif terhadap Antibiotika
Siklus pertumbuhan
I. Sel yang infeksious berupa suatu
“ Elementary Body ( EB ) “ dengan sifat-sifat sebagai
berikut :
- KECIL : 0,3 μm
- Mempunyai inti yang tebal
- Berada dalam host cell melalui proses
“fagositosis” → Sitositosis
- Sel kecil ini berada dalam “ VACUOLA “ yang
berasal dari surface membrane dari host
- EB tumbuh menjadi sel yang lebih besar
II. “INITIAL BODY“ (IB ) dengan sifat sebagai berikut :
- Lebih besar : 0,5 – 1 μm
Reticulate Body (RB)
- Tanpa inti yang tebal
Dalam “Vacuole” → I.B. terus berkembang, dan
membelah secara binary fision menjadi partikel-
partikel kecil ( tampak sebagai “inclution” ) dalam
sitoplasma host.
Partikel-partikel kecil tersebut dikeluarkan dari host
cell dan menginfeksi sel lain.
5 fase dalam siklus hidup :
1. Perlekatan & penetrasi EB
EB melekat pd mikrofili sel epitel kolumnar
2. Transisi EB menjadi RB
akumulasi eksoglikolipid chlamydia pd membran
plasma inang  ubah komposisi membran plasma
 melindungi dari sel T sitotoksik
3. Replikasi RB mjd mikrokoloni inklusi sitoplasma
4. Maturasi RB yg tak infeksius mjd EB yg infeksius
5. Keluarnya EB dari sel inang
jr. parut

Inklusi sitoplasma
102
SIFAT PEWARNAAN
- Mature stage = E.B = Infective form
• Giemsa : ungu
• Machiavello : merah
cytoplasma host : biru
- Immature = I.B = non infective form
• Biru dengan Giemsa
Pada pewarnaan gram → Chlamydia memberi hasil
gram negatif atau variable → tidak dapat digunakan
untuk identifikasi
STRUKTUR ANTIGEN
Chlamydia mempunyai 2 tipe Ag :
• Grup Ag
Dalam cell wall
• Spesifik Ag
Group Ag : - dipunyai oleh semua grup
- terdiri dari lipopolysacharida
- dideteksi dengan complement
Fixation
Spesifik Ag : -dipunyai oleh beberapa tipe saja
- dideteksi dengan
immuno fluorescent
SIFAT BIOKIMIA
1. Dinding sel :
◑ Seperti dinding sel kuman gram ⊖
- Mengandung lipid yang tinggi
- Lap Peptidoglycan mengandung
muramic acid
- Pembentukan dinding sel dihambat
oleh : - Penicilline
- Cycloserine
2. Mengandung DNA dan RNA
E.B. : DNA terkonsentrasi di dalam inti
I.B. : DNA tersebar didalam
sitoplasma
RNA →EB dalam Ribosome
IB

3.Protein : 60 %
Lipid PHOSPOLIPID
SIFAT BIAKAN
Chlamydia → tumbuh intracellular
• telur berembrio
• biakan sel
• jaringan
CHL. Dapat menhasilkan CO2 dari glucosa, Piruvat dan glutamat
Resistensi
- 600C, 10’
- Pemberian Ether 30’
- Pemberian phenol 0,5 % 24 jam
 Chlamydia psitiaci Chlamydia trachomatis

INCLUSION - Diffuse - Compact

( tidak ada glycogen ) ( ada glycogen )
SULFONAMID - Resistent - Sensitif
Tikus : Pneumonitis
PENYAKIT - Psittacosis ( Manusia ) MANUSIA :
- ornithosis ( burung ) 1. Trachoma
- meningo pneumonitis 2. Inclution
( binatang lain ) conjunctivitis
3. Non Gonococall
uretritis ( NGU )
4. L.G.V
5. Salpingitis
6. Cervicitis
SIFAT METABOLISME
Chlamydia → “ Energy Parasites “
• Tidak dapat membentuk ATP sendiri
• Diambil dari ATP host
• Menghambat sintesa makromolekul dari sel host → Metabolisme
sel host dipakai untuk sintesa bahan chlamydia
INCLUSION CONJUNTIVITIS
Dapat terjadi secara :
- Self inoculation
- Swimming pool conjunctivitis
- Jalan lahir : 7 – 12 hari
Post partum
Pada orang dewasa inclusion conjunctivitis dapat menyebabkan :
Karena adanya
- Otitis media DRAINAGE dari
CHLAMYDIA melalui
- Pharyngitis DUCTUS NASOLACRIMALIS
TRACHOMA : adalah suatu kronik kerato conjuctivitis yang dimulai
dengan keradangan akut, pada conjunctiva dan cornea yang berakhir
dengan cicatrix dan kebutaan
GEJALA KLINIK
• Inkubasi 3 – 10 hari
• Lakrimasi
• Mucopurulent discharge
• Conjuctival hyperemia
• Follicular hypertrophy
Didaerah endemik, sering terjadi super infeksi dengan bakteri → BUTA
 DIAGNOSA CHLAMYDIA TRACHOMATIS

Bahan pemeriksaan :
• Conjunctival scraping
• Urine / uretral scraping
• Nodule pembuluh lymphe
• Endocervix scraping
• Aspirasi tracheobronclical
I. DETEKSI MICROORGANISME
- Kultur telur
- Kultur sel
II.DETEKSI ANTIGEN
- DFA
- EIA
- Nucleic Acid Probes
- Cytopathologic Direct Detection → FAT
- Serologi : CF
ELISA
PENGOBATAN
• SULFONAMIA
• ERYTHROMYCIN
• TETRASIKLIN