Anda di halaman 1dari 49

KELOMPOK VI

FASILITATOR : Dr.dr. Triawanti ,M.Kes


Anggota
Rahmat Bima Sakti FAA 116 022
Kezia Evangelista FAA 116 053
Lika Hanifah FAA 115 027
Siti Rahmah FAA 115 019
Muhammad Rinaldi FAA 116 016
Hidya Ihza Aulia FAA 116 039
Syahrullah FAA 116 013
Agustian Wahyuningrat D FAA 116 017
Ikrimah FAA 115 036
Andreyan Philiatama FAA 115
ABSES HATI

• Pada negara yang sedang berkembang paling sering disebabkan


oleh infeksi parasit, seperti amuba dan berikutnya (kurang
etiol sering) oleh protozoa yang lain dan cacing.
ogi • Pada negara maju abses hati oleh infeksi parasit lebih jarang
ditemukan. Di negara barat abses bakterial lebih sering
• Infeksi asendens, berasal dari saluran empedu ekstrahepatik
(kolangitis asendens)
• Tumbuh pada pembuluh darah, baik portal atau arterial,
me sebagian besar berasal dari saluran gastrointestinal
kani • Infeksi langsung ke hati dari sumber yang berdekatan
sme • Luka tusuk

• Kondisi yang lemah dengan defisiensi sistem imun, contohnya


Fak pada usia tua, pengobatan imunosupresi, penderita kanker yang
tor mendapatkan kemoterapi dan menunjukkan depresi sumsum
tulang adalah keadaan yang sering terjadi.
risi
ko
Abses hati piogenik (bacterial)

• Bakteri yang sering menyebabkan abses antara lain:


Etiologi E. coli, Klebsiella pneumoniiae, Proteus spp.,
pseudomonas dan Streptococcus milleri
• Rongga tunggal atau ganda,
• Ukuran lesi bervariasi dari yang kecil berdiameter beberapa
milimeter hingga lesi yang masif dgn diameter beberapa
Makroskopik sentimeter.
• biasanya di lobus kanan, diisi dengan bahan berbau busuk,
kuning krem, nekrotik Mungkin memiliki kapsul berserat
Mikroskopik
• nekrosis mencair dengan banyak
neutrofil Hepatosit yang berdekatan
tampak reaktif
• demam, nyeri abdomen kuadran kanan atas serta
hepatomegali yang lunak. Penyakit kuning dapat terjadi
Geja sebagai akibat dari obstruksin bilier
la

• Drainase, antibiotik; obati sumber infeksi jika diketahui


Peng
obat
an

Kematian tergantung pada ukuran abses (30 - 90% jika besar),


jumlah abses, tingkat keparahan penyakit yang mendasarinya,
Prog usia pasien
nosis
PENYAKIT GRANULOMA
Penyakit granuloma sering terjadi di hati, ditemukan pada 10% dari preparat biopsi hati.
Penyakit ini dapat merupakan penyakit hati yang spesifik atau bagian dari penyakit yang
bersifat sistemik. Penyakit granuloma dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori
berdasarkan etiologinya:
1. "Melihat penyebabnya", apabila agen penyebab infeksi dapat dilihat dengan menggunakan
pulasan khusus, antara lain pada jamur atau basil tahan asam
2. "Mengetahui penyebabnya", pada keadaan ini agen penyebabnya tidak diketahui namun
diagnosis penyakit tersebut sudah menjelaskan morfologi dari lesi yang ditemukan (contoh
tuberkulosis yang sudah diketahui, sarkoidosis sistemik, destruksi bilier pada sirosis bilier
primer yang diketahui)
3. "Memperkirakan penyebabnya", contoh dari keadaan ini adalah granuloma, gambaran
klinikopatologis yang ditemukan dapat memperkirakan kemungkinan penyebabnya, antara
lain apabila ditemukan nekrosis perkijuan, maka dugaan terhadap infeksi penyebabnya
sangat kuat, ditemukannya eosinofilia merupakan petunjuk kemungkinan penyebabnya
parasit atau diinduksi oleh obat-obatan atau toksin
4. Tidak diketahui penyebabnya", berdasarkan perhitungan diperkirakan 10% granuloma
hepar yang ditemukan tanpa disengaja sebagian besar di antaranya tanpa kelainan klinis
yang dapat menjelaskannya

Karena granuloma hati bersifat infiltratif maka kejadian kolestasis intrahepatik pada penyakit ini
meningkat ditandai dengan meningkatnya fosfatase alkali dan y-giutamyl transpeptidase.
HEPATITIS GRANULOMATOSA
• Definisi / umum : Granuloma hepatik hadir dalam 2 - 15% dari semua biopsi hati dan
spesimen eksisi

• Etiologi : Ditemukan dalam berbagai macam infeksi menular dan kondisi tidak
menular
–Immune dimediasi: sirosis bilier primer, hepatitis autoimun
– Penyakit hati berlemak dengan lipogranuloma: lihat penyakit hati berlemak dan
nonalkohol
–Cedera hati akibat obat
–Bahan asing: talip periportal atau bahan lainnya dari penyalahguna obat intravena,
berilium, minyak mineral, torpedale
–Kelainan neoplastik: limfoma (Hodgkin dan non-Hodgkin), karsinoma hepatoseluler,
kolangiokarsinoma
–Penyakit sistemik, misalnya penyakit granulomatosa kronis , penyakit Crohn ,
sarkoidosis , lupus eritematosus sistemik, penyakit IgG4 dan gangguan jaringan ikat
lainnya.
–Idiopatik: 10 - 15% dari semua granuloma hati; diagnosis pengecualian; prognosis
yang sangat baik
mikroskopik (histologis)
•Morfologi (epithelioid, suppurative, fibrin ring atau lipogranuloma)
mungkin menyarankan etiologi yang mendasarinya.

•Epitelioid granuloma: infeksius dan noninfeksi (misalnya sirosis


bilier primer , cedera hati akibat obat , reaksi tubuh asing,
sarkoidosis , penyakit Crohn , penyakit granulomatosa kronis ,
limfoma)

Caseing epithelioid granuloma: biasanya berhubungan dengan


infeksi, terutama tuberkulosis

•Granuloma supuratif (peradangan granulomatosa dengan


pembentukan abses stellata atau peradangan supuratif):
bartonellosis, yersinosis, tularemia, listerosis, melioidosis,
actinomycosis dan infeksi jamur (lihat granulomatous hepatitis -
menular )

•Fibrin ring granuloma (juga dikenal sebagai donat granuloma;


globular lemak sentral dikelilingi oleh tepi melingkar fibrin dan
histiosit): awalnya pathognomonic untuk demam Q ( Coxiella Granuloma cincin fibrin. Vakuola
burnetii ); sekarang dianggap tidak spesifik dan dapat dikaitkan
dengan infeksi mikobakteri, bakteriemia stafilokokus, leishmaniasis, lemak dikelilingi oleh cincin deposisi
toksoplasmosis, sitomegalovirus, virus Epstein-Barr, hepatitis A akut, fibrin dan sel epithelioid. H & E, ×
lupus eritematosus sistemik, toksisitas allopurinol dan limfoma
200.
•Lipogranuloma (globular lemak sentral yang dikelilingi oleh histiosit
tanpa cincin fibrin): penyakit hati berlemak dan nonalkohol , minyak
mineral
Tumor
jinak

Tumor jinak terbanyak di hati adalah hemangioma kavernosa yang


identik dengan hemangioma yang ditemukan pada organ lain (Bab 9).
Tumor ini berbatas tegas terdiri atas saluran-saluran pembuluh darah
yang dilapisi oleh endotel dan memiliki stroma. Gambaran makroskopik
berupa lesi berbatas tegas berwarna merah biru, berupa nodul yang
lunak dengan diameter kurang dari 2 cm, sering ditemukan tepat di
bawah simpai hati.
adenoma sel hati

Adenoma sel hati adalah tumor jinak hepatoseluler yang sering


ditemukan pada wanita usia subur yang menggunakan pil kontrasepsi
oral dan lesi ini dapat mengalami regresi apabila pemakaian obat
hormonal dihentikan. Lesi pada umumnya berbatas tegas namun tidak
bersimpai, berwarna lebih pucat, kuning seperti karat, atau terwarnai
empedu dan, diameter lesi bisa mencapai 30 cm (Gambar 15-31). Pada
pemeriksaan histologis adenoma sel hati terdiri atas sel-sel hati yang
tersusun dalam lembaran atau berupa kelompokan, yang mirip dengan
hepatosit normal atau menunjukkan sedikit variasi dalam ukuran sel
dan inti sel
Lesi prekanker karsinoma hepato
Adenoma sel hepato terkadang dapat menjadi
premalignan, sel ini menunjukan kemungkinan
menjadi sel hepato yang malignan. Lesi prekanker
yang umum adalah adanya perubahan seluler (sel
displasia) dan lesi nodular yang dapat ditemukan
pada penyakit hati kronis, terutama hepatitis virus
kronis, penyakit hati alkoholik dan penyakit metabolik
seperti defisiensi ATT (alpha-1 antitrypsin) dan
hemochromatosis herediter. Biasanya lesi prekanker
dapat ditemukan pada penyakit stadium akhir.
Dysplasia Sel

A. Large Cell change. Hepatosit sangat besar B. Small cell change (SCC). Penampakan
dengan nuclei yang sangat besar, sering normal hepatosit terlihat pada sudut kanan
atipikal tersebar diantara hepatosit normal bawah.. SCC diindikasikan dengan
ukurannya lebih kecil daripada hepatosit
normal dengan adanya penebalan piringan
Dysplasia nodul

A. Hepatitis-C dengan Sirosis B. Secara histologis area pada box pada gambar
terlihatnya ada nodul besar yang A menunjukan karsinoma sel hati yang dapat
khas dibedakan dengan baik (sisi kanan) dan sebuah
subnodul dari HCC yang cukup terdeferensiasi
didalamnya (tengah,kiri)
Karsinoma sel hati

Makroskopik :

HCC secara makroskopik dapat berupa (1) sebuah unifocal,


biasanya tumor yang masif, (2) sebuah tumor multifocal yang
terbentuk dari nodul berbagai ukuran; atau (3) sebuah kanker
infiltratfi yang difus, yang menembus secara luas dan terkadang
dapat meliputi seluruh liver, yang bercampur dan tak kelihatan pada
dasar sirosis. Massa tumor biasanya kuning-keputihan, kadang
diselingi oleh noda empedu dan area hemoragic atau nekrosis. HCC
memiliki kecenderungan kuat untuk menginasi vascular.
Mikroskopik :

Pada pemeriksaan histologis, HCC berkisar dari lesi


dapat dibedakan dengan baik yang mereproduksi
hepatosit yang teratur membentuk pola cords, trabecular
atau glandular, sampai lesi yang sulit dibedakan, seringnya
di tersusun atas sel raksasa anaplastik,multinukleus,besar.
Pada varian yang dapat lebih baik dibedakan, globules
dari cariran empedu dapat ditemukan didalam
sitoplasma sel dan dalam pseudocanaliculi antar sel.
Inklusi hyaline asidofilik didalam sitoplasma dapat
ditemukan, menyerupai mallory bodies. Ada stroma kecil
dalam hampir setiap karsinoma sel hati, yang dapat
menjelaskan konsistensi sel yang lembut.
Karsinoma sel hati yang dibedakan dengan baik memiliki distorsi
dari struktur normal : Priringan sel hati sangat melebar, dan sering
berbentuk “pseudoacinar”
(tanda panah)- canaliculi empedu abnormal- sering mengandung
cairan empedu
Kanker hati ini timbul dari terjadinya sirosis. Di dunia, hepatitis virus
merupakan penyebab paling umum, tatapi di AS, alkoholik kronik
merupakan penyebab paling umum. Beoplasma terlihat besar dan tebal dan
memiliki terlihat warna kehijauan karena mengandung cairan empedu. Pada
bagian kanan dari masa terlihat nodul-nodul kecil
Penyakit kandung empedu
Kolelitiasis ( batu empedu )

MORFOLOGI :
Batu kolestrol terjadi secara khusus dikandung empedu
dan 50% sampai 100% kandungannya terdiri atas
kolestrol. Batu kolestrol murni berwarna kuning pucat
dengan peningkatan proporsi kalsium karbonat , fosfat ,
dan bilirubin yang memberikan warna putih keabuan
hingga hitam .
Bentuknya oval dan padat , dapat berbentuk secara
tunggal , tetapi paling sering terbentuk beberapa
batu ,dengan permukaan bergelombang akibat proses
pembentukannya (aposisi).
Batu empedu kolestrol
Manipulasi mekanik selama kolesistektomi laparoskopi telah
menyebabkan fragmentasi beberapa batu empedu kolesreol. Tampak
bagian dalam yang berpigmen menunjukan pigmen m=empedu yang
terperangkap didalamnya. Mukosa kandung empedu memerah dan
iregular akibat adanya kolesisititis akut dan kronik.
MORFOLOGI :
Batu pigmen dapat terbentuk dimana saja dalam
saluran empedu dan diklasifikasikan menjadi
batu hitam dan coklat. Secara umum ,
Batu pigmen hitam ditemukan pada kandung
empedu yang steril , sedangkan batu coklat
ditemukan pada saluran intrahepatik atau
ekstrahepatik yang terinfeksi.
Batu empedu berpigmen
Beberapa batu empedu hitam bergelombang tampak dalam kandung
empedu yang terlihat biasa-biasa saja yang diambil dari pasien yang
memilik prostesis katup mitral mekanik , menyebabkam hemolisis
intravaskular kronik
Kolesistitis
Radang kandung empedu dapat terjadi akut ,
kronik ,atau akut yang menyertai radang
kronik dan hampir selalu berhubungan dengan
batu empedu.
MORFOLOGI :
Kolesistisis akut , kandung empedu biasanya
membesar dan tegang dan menampakkan
warna merah terang atau titik-titik ungu . Yang
disebabkan oleh perdarahan subserosum.
Lapisan serosum sering dtutupi oleh benang
fibrin atau pada kasus yang berat ditutupi
eksudat.
kolesistisis gangrenosa
Kandung empedu berubah menjadi organ
nekrotik hijau-kehitaman. Pada pemeriksaan
histologi , reaksi inflamasi tidak khas dan
terdiri dari pola-pola peradangan akut pada
umumnya ( edema , infiltrasi leukosit, kongesti
vaskular , pembentukan abses yang nyata )
Kolesistitis kronik
adanya batu dalam kandung empedu. Walaupun
tanpa adanya peradangan akut , sering
dianggap sebagai pembenaran yang cukup
untuk diagnosis. Kandung empedu mungkin
menyusut dari ukuran normal, atau
membesar. Ulserasi mukosa jarang terjadi
submukosa dan subserosum sering menebal
karena fibrosis.
Koledokolitiasis
Koledokolitiasis: adanya batu di dalam saluran empedu.
Gejala muncul karena: obstruksi bilier, kolangitis, abses hati, penyakit hati
kronik dengan sirosis bilier sekunder, atau kolesistitis kalkulus akut.

1. Batu kolesterol
berbentuk oval, multifocal atau mulberry dan mengandung lebih dari
70% kolesterol.
2. Batu kalsium bilirubinat
(pigmen coklat): berwarna coklat atau coklat tua, lunak, mudah
dihancurkan dan mengandung kalsium-bilirubinat sebagai komponen
utama.
3. Batu pigmen hitam
berwarna hitam atau hitam kecoklatan, tidak berbentuk, seperti bubuk
dan kaya akan sisa zat hitam yang tak terekstraksi.
Makroskopik Koledokolitiasis
1. Berbentuk oval,
multifokal atau
mulberry dan
mengandung
lebih dari 70%
kolesterol.
2. Soliter, besar,
dan
permukaannya
halus.

Pathologyoutlines.com. Hanni Gulwani, M.D. 2018. Gallbladder; Miscellaneous nontumor:


Choledocholithiasis
Mikroskopik Koledokolitiasis
Peradangan mukosa
limfositik
minimal/ringan, sinus
Rokitansky-Aschoff,
fibrosis, penebalan
muscularis propria,
kolesterolosis,
metaplasia epitel fokal
(metillasia sel mucin
pilorus/lambung atau
metaplasia usus)

Pathologyoutlines.com. Hanni Gulwani, M.D. 2018. Gallbladder; Miscellaneous nontumor:


Choledocholithiasis
Kolangitis
Kolangitis: peradangan akut dinding saluran
empedu, hampir selalu disebabkan oleh infeksi
bakteri (E.coli, Klebsielia, Enterococci,
Clostridium, dan Bacteroides) pada lumen
yang biasanya steril.

Penyebab lain: tumor, stent atau kateter,


pankreatitis akut, dan striktur jinak.
Makroskopik Kolangitis

• Leads to
fibrosis
and
strictures
Mikroskopik Kolangitis
1. Ductopenia dengan
kerusakan saluran empedu
mirip dengan sirosis bilier
primer, perubahan portal
hepatitis aktif kronis
ringan, proliferasi duktular
empedu.
2. Granuloma variabel

Sumber: Pathologyoutlines.com. Komal Arora, M.D. 2017. Liver and intrahepatic bile ducts –
nontumor; Biliary tract disease: Autoimmune cholangitis
Sirosis Bilier Sekunder
Makroskopik
1. Yellow green, icteric
discoloration of tissues
and fluids
2. Hard, granular liver

Pathologyoutlines.com. Komal Arora, M.D.2017.Liver


and intrahepatic bile ducts – nontumor; Biliary tract
disease: Secondary biliary cirrhosis
Sirosis Bilier Sekunder
Mikroskopik
1. Fibrosis membagi hati menjadi
pola seperti jigsaw
2. Septa mengandung saluran
empedu besar dan kecil
dengan pigmen yang diinspeksi
3. Proliferasi luas duktus empedu
dan edema, terutama pada
antarmuka septa dan parenkim
4. Mungkin memiliki bile lakes,
degenerasi bulu yang luas

Pathologyoutlines.com. Komal Arora, M.D.2017.Liver


and intrahepatic bile ducts – nontumor; Biliary tract
disease: Secondary biliary cirrhosis
Atresia Bilier
Definisi
• Atresia bilier didefinisikan sebagai obstruksi
lengkap aliran empedu yang disebabkan oleh
kerusakan atau tidak adanya semua atau
sebagian dari saluran empedu ekstrahepatik.
• Penyakit ini adalah penyebab kematian paling
sering dari penyakit hati pada anak usia dini
dan sebanyak lebih dari setengah kasus
rujukan anak untuk transplantasi hati
Gambaran yang menonjol dari atresia bilier

• Inflamasi dan striktur akibat fibrosis dari duktus


empedu di dalam hati atau duktus empedu gabungan.
• Inflamasi saluran empedu intrahepatik utama, dengan
kerusakan progresif saluran empedu intrahepatik.
• Gambaran kemerah-merahan obstruksi bilier pada
biopsi hati ( yaitu reaksi duktular,edema traktus portal,
fibrosis , dan kolestasis parenkim)
• Fibrosis periportal dan sirosis dalam usia 3 sampai 6
bulan.
Karsinoma kandung empedu

Karsinoma kandung empedu adalah


tumor ganas saluran empedu yang
paling sering.
Morfologi
kanker kandung empedu memperlihatkan pola pertumbuhan eksofitik atau infiltratif .
Pola infiltratif lebih sering Pola eksofitik tumbuh
dan biasanya tampak kedalam lumen sebagai
sebagai area tidak tegas massa yang tidak teratur
dari penebalan difus dan seperti kembang kol tetapi
indurasi dinding kandung disaat yang sama juga
empedu yang dapat menginvasi dinding yang
mengenai beberapa mendasarinya .
sentimeter persegi atau
melibatkan seluruh
kandung empedu.
Kolangiokarsinoma

Kolangiokarsinoma adalah adenokarsinoma


yang berasal dari kolangiosit yang melapisi
saluran empedu intrahepatik dan
ekstrahepatik.
Kolangiokarsinoma adalah
adenokarsinoma khas yang terdiri atas
bangunan kelenjar berstruktur tubuius yang
disertai oleh stroma fibrosa berlimpah
(desmoplasia) sehingga menghasilkan suatu
konsistensi yang keras dan tidak rata (Gambar
15-38). Pigmen empedu dan inklusi hialin tidak
terdapat pada sel-sel tumor, sedangkan mCsin
intraseluler jelas terlihat.
Oleh karena obstruksi parsial atau
lengkap dari saluran empedu dengan cepat
menyebabkan penyakit kuning, tumor empedu
ekstrahepatik cenderung relatif berukuran kecil
pada saat diagnosis ditegakkan, sedangkan
tumor intrahepatik akan menyebabkan gejala
hanya ketika sebagian besar hati telah
digantikan oleh tumor.
Agenesis

Pankreas dapat sama sekali tidak terbentuk, suatu kondisi yang biasanya (tapi
tidak selalu) berhubungan dengan malformasi berat yang tidak memungkinkan
untuk hidup. Pancreatic duodenal homeobox 1 (PDX1) adalah faktor transkripsi
homeodomain yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan normal pankreas,
dan mutasi pada gen PDX1, yang berlokasi pada lokus kromosom 13q12.1,
dikatakan berhubungan dengan agenesis pankreas
Pankreas Divisium
Kelainan kongenital yang paling signifikan
secara klinis,dengan angka kejadian sekitar 3
sampai dengan 10% pada autopsi serial.

Hal ini terjadi pada saat sistem duktus dari


primordia pankreas fetus gagal untuk berfusi
sehingga menyebabkan duktus pankreas utama
mengalirkan hanya ke sebagian kecil dari
bagian kepala pankreas, sementara sebagian
besar dari pankreas (dari primordia pankreas
dorsal) mengalir melalui sfingter minor, yang
mempunyai pembukaan sempit.

Sebagai akibat dari kelainan ini, orang


dengan pankreas divisum mempunyai tekanan
intraduktus yang tinggi di seluruh pankreas,
dan mempunyai risiko lebih besar untuk
terjadinya pankreatitis kronik.
Pankreas Anular
Pankreas anular
adalah suatu varian yang
jarang dari fusi pankreas
dan terjadi cincin jaringan
pankreas melingkari semua
bagian duodenum. Hal ini
dapat bermanifestasi
dengan tanda dan gejala
obstruksi duodenal, seperti
distensi gaster dan muntah
– muntah.
Daftar pustaka
• http://www.pathologyoutlines.com/topic/liver
grannoninfect.html
• Buku ajar patologi robbins , edisi 9

Anda mungkin juga menyukai