Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

NEFROBLASTOMA

Disusun Oleh :

Afrah Hasna Fadhila

J230195072

PROGRAM PROFESI NERS XXII

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019
LAPORAN PENDAHULUAN

NEFROBLASTOMA

A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang tumbuh
dari sel embrional primitive diginjal. Tumor Wilms biasanya
ditemukan pada anak-anak yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi
kadang ditemukan pada anak yang lebih besar atau orang
dewasa. Tumor Wilms merupakan tumor ganas intraabdomen yang
tersering pada anak-anak (Nelson, 2010).
Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh
dengan cepat, terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai
anak-anak sebelum usia lima tahun (kamus kedokteran dorland).
2. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan
faktor genetik. Tumor wilms berasal dari proliferasi patologik
blastema metanefron akibat tidak adanya stimulasi yang normal dari
duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang
berdiferensiasi baik. Perkembangan blastema renalis untuk membentuk
struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-34 minggu. Sehinga
diperkirakan bahwa kemampuan blastema primitif untuk merintis jalan
ke arah pembentukan Tumor wilms, apakah sebagai mutasi germinal
atau somatik, itu terjadi pada usia kehamilan 8-34 minggu.
Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau anggota keluarga lain
yang juga menderita Tumor wilms. Hampir semua kasus unilateral
tidak bersifat keturunan yang berbeda dengan kasus Tumor bilateral.
Sekitar 7-10% kasus Tumor wilms diturunkan secara autosomal
dominan.
3. Manifestasi Klinis
Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan
adanya nyeri perut dan hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi
invasi tumor yang menembus ginjal sedangkan hematuria terjadi
karena invasi tumor yang menembus sistim pelveokalises. Demam
dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein
tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah
 Malaise (merasa tidak enak badan)
 Nafsu makan berkurang
 Mual dan muntah
 Pertumbuhan berlebih pada salah satu sisi tubuh
(hemihipertrofi)
 Pada 15-20% kasus, terjadi hematuria (darah terdapat di dalam
air kemih).

Tumor Wilms bisa menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi).


Gambaran klinis lainnya berupa demam, penurunan berat badan,
anemia, varikokel kiri (akibat obstruksi vena renalis kiri), dan
hipertensi. Trombus tumor dapat meluas ke vena cava inferior dan
jantung sehingga menimbulkan malfungsi jantung. Kadang-kadang,
terjadi gejala akut abdomen akibat ruptur tumor setelah suatu trauma
minor.
4. Komplikasi
a. Tumor Bilateral
b. Ekstensi Intracaval dan atrium
c. Tumor lokal yang lanjut
d. Obstruksi usus halus
e. Tumor maligna sekunder
5. Patofisiologi dan Pathways
Tumor Wilms (Nefroblastoma) merupakan tumor ginjal yang tumbuh
dari sel embrional primitif diginjal, makroskopis ginjal akan tampak
membesar dan keras sedangkan gambaran histo-patologisnya
menunjukan gabungan dari pembentukan abortif glomerulus dan
gambaran otot polos, otot serat lintang, tulang rawan dan tulang.
Biasanya unilateral dan hanya 3-10% ditemukan bilateral. Tumor
bermetastase ke paru, hati, ginjal, dan jarang sekali ke tulang.
Komponen klasik dari tumor Wilms terdiri dari tiga komponen yang
tampak pada diferensiasi ginjal normal: blastema, tubulus,dan stroma.
Terdapat gambaran yang heterogen dari proporsi komponen tersebut
dan juga adanya diferensiasi yang aberan, seperti jaringan lemak, otot
lurik, kartilago, dan tulang. Adanya gambaran komponen yang
monofasik juga ditemukan. Tumor ginjal lain yang ditemukan pada
anak berupa mesoblastik nefroma, clear cell sarkoma, dan renal
rhabdoid tumor dapat membingungkan.
Gambaran anaplasia merupakan indikator penting dalam prognosis
tumor Wilms. Gambaran anaplastik ditandai oleh pembesaran inti sel
2-3 kali lipat, hiperkromatisasi, dan gambaran mitosis yang
abnormal.stadium pada tumor wilms Staging berdasarkan NWTSG V,
terdiri dari:
Stadium I
Tumor terbatas pada ginjal dan dapat direseksi secara lengkap dengan
kapsul ginjal yang utuh. Tidak terjadi ruptur atau robekan kapsul.
Pembuluh darah sinus renal tidak terlibat
Stadium II
Tumor sudah melewati kapsul ginjal namun dapat dieksisi secara
lengkap. Terdapat ekstensi regional tumor yang dibuktikan dengan
penetrasi kapsul atau dengan invasi ekstensif sinus renal. Pembuluh
darah di luar sinus renal dapat mengandung tumor. Tumor mengalami
cedera akibat biopsi atau tercecer terbatas di daerah flank. Tidak ada
bukti tumor pada atau di luar batas reseksi.
Stadium III
Terdapat sisa tumor nonhematogen yang terbatas pada abdomen, atau
yang meliputi berikut ini:
a. Keterlibatan kelenjar getah bening pada hilus atau pelvis
b. Penetrasi tumor melalui permukaan peritoneum
c. Implan tumor pada permukaan peritoneum
d. Tumor gross atau mikroskopik pada atau di luar batas reseksi
bedah
e. Tumor tidak dapat direseksi secara lengkap karena infiltrasi lokal
ke dalam struktur vital
f. Tumor menyebar tidak terbatas pada daerah flank
Stadium IV
Metastasis hematogen ke paru-paru, hepar, tulang atau otak atau
metastasis ke kelenkar getah bening di luar abdomen dan pelvis.
Nodul paru tampak pada CT scan harus dibiopsi untuk diagnosis
definitif stadium IV.
Stadium V
Keterlibatan kedua ginjal pada diagnosis. Setiap sisi harus
didiagnosis secara individu menurut kriteria di atas.
6. Penatalaksanaan
Tindakan operasi merupakan tindakan untuk terapi sekaligus
penentuan stadium tumor. Berdasarkan rekomendasi NWTSG,
nefrektomi primer dikerjakan pada semua keadaan kecuali pada tumor
unilateral yang unresectable, tumor bilateral dan tumor yang sudah
berekstensi ke vena cava inferior di atas vena hepatika. Tumor yang
unresectable dinilai intraoperatif. Diberikan kemoterapi seperti stadium
III dan pengangkatan tumor dilakukan setelah 6 minggu. Pada tumor
bilateral, dilakukan biopsi untuk menentukan jenis tumor dan diberikan
kemoterapi biasanya dalam 8-10 minggu. Nefrektomi dilakukan pada
kasus tumor bilateral jika diberikan sisa parenkim ginjal setelah reseksi
tumor masih lebih dari 2/3. Hal penting dalam pembedahan meliputi
insisi transperitoneal, eksplorasi ginjal kontralateral, dilakukan
nefrektomi radikal, hindari tumpahan tumor, dan biopsi kelenjar getah
bening yang dicurigai.
Terapi lanjutan dengan kemoterapi atau radioterapi tergantung
pada hasil staging dan histologi (favourable atau non favourable) dari
tumor. Berdasarkan NWTS-5 berikut algoritma pemberian kemoterapi
dan radioterapi pada tumor Wilms. Nefrektomi parsial hanya
dianjurkan pada pasien dengan tumor bilateral, solitary kidney, dan
insufisiensi renal. Pada kasus tumor Wilms bilateral yang perlu
dilakukan nefrektomi bilateral, transplantasi dilakukan setelah 1 tahun
setelah selesai pemberian kemoterapi.
Keberhasilan penanganan tumor Wilms ditentukan dari hasil
stratifikasi, registrasi, dan studi NWTSG. Survival bebas penyakit 95%
untuk stadium I, dan kira-kira 80% untuk pasien secara
keseluruhan. Prognosis buruk dijumpai pada pasien dengan metastasis
ke kelenjar getah bening, paru-paru dan hepar.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1. Identitas : Menanyakan nama, jenis kelamin ,alamat, nomor
telepon yang bisa dihubungi
2. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging,
bengkak sekitar perut. Tidak nafsu makan, mual , muntah dan
diare. Badan panas hanya sutu hari pertama sakit.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal
sebelumnya, atau gejala-gejala tumor wilms
4. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayata keluarga klien pernah mengidap kanker
atau tumor sebelumnya
5. Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan TTV klien, dan mengobservasi head to
too dan yang harus di perhatikan adalah palpasi abdomen yang
cermat dan pengukuran tekanan darah pada keempat ektremitas.
Tumor dapat memproduksi renin atau menyebabkan kompresi
vaskuler sehingga mengakibatkan hipertensi. Deskripsi yang
rinci mengenai kelainan traktus urinarius dan adanya aniridia
atau hemihipertrofi juga perlu dicari.
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium tidak banyak membantu, hanya dapat
ditemukan laju endap darah yang meninggi dan kadang kadang
ditemukan hematuria. Bila kedua kelainan labolatorium ini
ditemukan, maka prognosis diagnosa buruk.
 Pada foto polos abdomen akan tampak masa jaringan
lunak dan jarang ditemukan klasifikasi didalamnya
 Pemeriksaan pielografi intravena dapat memperlihatkan
gambaran distori, penekanan dan pemanjangan susunan
pelvis dan kalises.
 Dari pemeriksaan renoarteriogram didaptkan gambaran
arteri yang memasuki masa tumor. Foto thoraks dibuat
untuk mencari metastasi kedalam paru-paru.
7. Pola aktivitas
a. Pola nutrisi dan metabolic
Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat
terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi
natrium dan air, edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh.
Klien mudah mengalami infeksi karena adanya depresi
sistem imun. Adanya mual , muntah
dan anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak
adekuat. BB meningkat karena adanya edema. Perlukaan
pada kulit dapat terjadi karena uremia.
b. Pola eliminasi
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri : gangguan
pada glumerulus menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak
dapat diekskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan
natrium pada tubulus yang tidak mengalami gangguan yang
menyebabkan oliguria sampai anuria ,proteinuri, hematuria.
c. Pola Aktifitas dan latihan :
Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan
kehilangan tonus karena adanya hiperkalemia. Dalam
perawatan klien perlu istirahat karena adanya kelainan
jantung dan dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan
mobilisasi duduk dimulai bila tekanan ddarah sudah normal
selama 1 minggu. Adanya edema paru maka pada inspeksi
terlihat retraksi dada, pengggunaan otot bantu napas, teraba ,
auskultasi terdengar rales dan krekels , pasien mengeluh
sesak, frekuensi napas. Kelebihan beban
sirkulasi dapat menyebabkan pemmbesaran jantung
(Dispnea, ortopnea dan pasien terlihat lemah), anemia dan
hipertensi yang juga disebabkan oleh spasme pembuluh
darah. Hipertensi yang menetap dapat menyebabkan gagal
jantung. Hipertensi ensefalopati merupakan gejala serebrum
karena hipertensi dengan gejala penglihatan kabur, pusing,
muntah, dan kejang-kejang.
d. Pola tidur dan istirahat
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal
karena adanya uremia. keletihan, kelemahan malaise,
kelemahan otot dan kehilangan tonus
e. Kognitif & perseptual
Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar
dan rasa gatal. Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila
terjadi ensefalopati hipertensi. Hipertemi terjadi pada hari
pertama sakit dan ditemukan bila ada infeksi karena
inumnitas yang menurun.
f. Persepsi diri
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah dan
edema dan perawatan yang lama. Anak berharap dapat
sembuh kembali seperti semula
g. Hubungan peran
Anak tidak dibesuk oleh teman – temannya karena jauh dan
lingkungan perawatan yang baru serta kondisi kritis
menyebabkan anak banyak diam
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang bisa muncul adalah
a. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
b. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan protein
dan penurunan intake.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
d. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai
anak yang menderita penyakit yang mengancam kehidupan
e. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler)
berhubungan dengan kehilangan protein dan cairan
f. Ansietas berhubungan dengan defisit pengetahuan
g. Resiko Infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan
3. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa 1. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
Tujuan : Pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai
tingkat yang dapat diterima anak.

Intervensi Rasional

1. Kaji tingkat nyeri a. Menentukan tindakan


2. Lakukan tehnik pengurangan selanjutnya
nyeri nonfarmakologis b. Sebagai analgesik tambahan
3. Berikan analgesik sesuai
ketentuan
4. Berikan obat dengan jadwal c. Mengurangi rasa sakit
preventif
5. Hindari aspirin atau
senyawanya d. Untuk mencegah kambuhnya
nyeri
e. Karena aspirin meningkatkan
kecenderungan pendarahan

Diagnosa 2 Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan


dengan peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan
penurunan intake

Tujuan : Kebutuhan Nutrisi tubuh terpenuhi

Intervensi Rasional

1. Catat intake dan output a. Monitoring asupan nutrisi


makanan secara akurat bagi tubuh
2. Kaji adanya tanda-tanda b. Gangguan nutrisi dapat
perubahan nutrisi : Anoreksi, terjadi secara berlahan.
Letargi, hipoproteinemia. c. Diare sebagai reaksi
3. Beri diet yang bergizi oedema intestine dapat
4. Beri makanan dalam porsi memperburuk status nutrisi
kecil tapi sering d. Mencegah status nutrisi
5. Beri suplemen vitamin dan menjadi lebih buruk
besi sesuai instruksi e. Membantu dalam proses
metabolisme.

Diagnosa 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan

Tujuan : Pasien mendapat istrahat yang adekut

Intervensi Rasional

1. Pertahangkan tirah baring a. Mengurangi pengeluaran


bilah terjadi edema berat energi.
2. seimbangkan istrahat dan
aktivitas bila ambulasi
3. 3. intrusikan pada anak untuk b. Mengurangi kelelahan pada
istrahat bila ia merasa lelah pasien

c. Untuk mmenghemat energi


Diagnosa 4 Perubahan proses keluarga berhubungan dengan
mempunyai anak yang menderita penyakit yang mengancam
kehidupan

Tujuan : Pasien (keluarga) menunjukan pengetahuan tentang


prosedur diagnostik/terapi

Intervensi Rasional

1. Jelaskan alasan setiap tes dan a. Memberikan pengertian pada


prosedur keluarga
2. Jelaskan prosedur operatif b. Memberikan pengetahuan pada
dengan jujur keluarga
3. Jelaskan tentang proses c. Memberikan pengetahuan pada
penyakit keluarga
4. Bantu keluarga d. 4. Meringangkan beban pada
keluarganya
merencanakan masa depan
khususnya dalam membatu
anak menjalani kehidupan
yang normal

4. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan.
Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah
dicapai setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang
diharapkan dalam perencanaan. Perawat mempunyai tiga alternatif
dalam menentukan sejauh mana tujuan tercapai :
a. Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu
atau tanggal yang ditetapkan di tujuan.
b. Tercapai sebagian : pasien menunujukan prilaku baik tetapi tidak
sebaik yang ditentukan dalam pernyataan tujuan.
c. Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan
prilaku yang diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito,L.J. 2009. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.


Charette, Jane. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC.
Doengoes,M.E. 2010. Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Nelson, Waldo. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta : EGC.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Media Action.
Prabowo, E., & Pranata, A. E. (2014). Asuhan Keperawatan Sistem
Perkemihan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Santosa,Budi . 2015. Diagnosa Keperawatan NANDA . Jakarta : Prima
Medika.
Tim Pokja SDKI PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.
Wilkinson, J. M., & Ahern, N. R. (2016). Diagnose Keperawatan. Jakarta: EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN

PADA An.H DENGAN NEFROBLASTOMA

DI RUANG MELATI 2 RSUD Dr. MOEWARDI

DI SUSUN OLEH :

KHODRI CHOIRUL ABIDIN

NIM SN191080

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. H DENGAN NEFROBLASTOMA
DI RUANG MELATI 2 RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Nama Pengkaji : Khodri Choirul Abidin


Tanggal dan jam pengkajian : 29 Oktober 2019/ 15.30
Tanggal masuk : 29 Oktober 2019
Tempat praktik : RSUD Dr.Moewardi Surakarta
1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS DATA
Nama : An.H
Tempat / tanggal lahir : Surakarta, 2 Juli 2011
Usia : 8 tahun
Pendidikan : SD
Alamat : Jebres, Surakarta
Agama : Islam
Nama Ayah : Tn.H
Nama Ibu : Ny.S
Pekerjaan Ayah : Swasta
Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga
Pendidikan Ayah : SMA
Pendidikan Ibu : SMA
Suku bangsa : Indonesia
B. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh demam sejak 3 hari yang lalu
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluarga pasien mengatakan pasien datang ke RS dengan keluhan demam
sejak 3 hari yang lalu dengan suhu 39,7oC, kemudian keluarga pasien
membawa pasien ke UGD RSUD Dr.Moewardi Surakarta.
D. RIWAYAT MASA LAMPAU
1. Prenatal
Keluarga pasien mengatakan tidak ada keluhan pada saat hamil, ibu
pasien mengatakan selalu memeriksakan kehamilannya di puskesmas
setempat.
2. Natal
Keluarga pasien mengatakan pasien lahir normal dengan umur
kehamilan 38 minggu.
3. Postnatal
Keluarga pasien mengatakan saat lahir berat badan pasien 2700 gram
dengan panjang 45 cm.
(No 1, 2, 3, ditanyakan pada pasien yang masih kecil !)
4. Penyakit waktu kecil
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki riwayat penyakit
5. Pernah dirawat di rumah sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien pernah di rawat di ruang rawat inap
Rumah Sakit Dr Moewardi Surakarta 3 bulan yang lalu untuk menjalani
kemoterapi.
6. Obat-obatan yang digunakan
Keluarga pasien mengatakan pasien minum obat dari periksa atau saat
kontrol di Rumah Sakit Dr Moewardi Surakarta.
7. Alergi
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki alergi.
8. Kecelakaan
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah mengalami
kecelakaan sebelumnya.
9. Imunisasi
Keluarga pasien mengatakan pasien masih tahap pemberian imunisasi

E. GENOGRAM
Keterangan :

: laki-laki

: perempuan

: menikah

: klien

: tinggal dalam satu rumah

F. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang mengasuh
Keluarga mengatakan pasien diasuh oleh orang tua karena masih ada
waktu untuk mengasuh
2. Pembawaan secara umum
Keluarga mengatakan pasien adalah anak yang ceria
3. Lingkungan rumah
Rumah klien berada di wilayah padat penduduk
G. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI
Diagnosa medis : Nefroblastoma
Tindakan operasi : ada
Obat-obatan :

No Tanggal Jenis obat/TV Fluid Cara


pemberian

1 25 Inf. IV
oktober D5 ¼ NS 87,5 ml/jam
2019
Inj.
- Cefotaxime IV
75mg/kgBB/6
jam (500 mg/12
jam)
- Doxorubicine 17 IV
mg/kgBB/hari
- Epirubicine 35 IV
mg/kgBB/12 jam

Tindakan keperawatan :
1. Kolaborasi pemberian antipiretik
2. Anjurkan pasien untuk beristirahat
3. Anjurkan pasien untuk menambah asupan nutrisi
4. Berikan kompres air hangat

Hasil laboratorium :

Tanggal Pemeriksaan Hasil Satuan Keterangan


laboratorium
21 Hemoglobin 10,4 g/dl rendah
Oktober Hematokrit 33 % rendah
2019 Leukosit 9,8 Ribu/ul
Trombosit 258 Ribu/ul Limfosit
Eritrosit 42 juta/ul rendah
Glukosa Darah 96 mg/dl
Sewaktu

H. PENGKAJIAN POLA GORDON


1. Persepsi kesehatan dan pola managemen kesehatan
imunisasi 0 bln 2 bln 3 bln 4 bln 7 bln 9 bln

BCG

POLIO I
POLIO II

POLIO III

POLIO IV

DPT I

DPT II

DPT III

HB I

HB II

HB III

CAMPAK

2. Nutrisi-pola metabolisme
Keluarga pasien mengatakan pasien saat ini makan nasi lauk habis ½
porsi karena mengalami sariawan, dan meminum susu, pasien makan
dengan teratur.
3. Pola eliminasi
Keluarga pasien mengatakan pasien BAB padat selama 3 hari sekali
dan pasien BAK 8-10 kali sehari.
4. Aktivitas-pola latihan
Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit pasien beraktivitas seperti
anak pada umumnya, saat sakit pasien lebih banyak dirumah.
5. Pola istirahat-tidur
Keluarga pasien mengatakan pasien tidur di malam hari ±8 jam dan
disiang hari ±2 jam.
6. Pola kognitif persepsi
Keluarga pasien mengatakan pasien ketika diberi stimulus pasien
berespon dengan baik.
7. Persepsi diri-pola konsep diri
Keluarga pasien mengatakan pasien adalah anak ketiga dari 3
bersaudara.
8. Pola peran-hubungan
Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki hubungan yang baik
dengan keluarga serta pasien selalu mengatakan keinginannya kepada
orang tua
9. Seksualitas
Pasien adalah perempuan.
10. Koping-pola toleransi stress
Keluarga pasien mengatakan pasien sering bermain dan pasien akan
menangis ketika merasa kurang nyaman.
11. Nilai-pola keyakinan
Keluarga pasien mengatakan keluarganya beragama islam dan
menjalankan sholat lima waktu.

I. PEMERIKSAAN FISIK
KU : sedang
TTV : Suhu : 39,7oC
Nadi : 110 x/menit
RR : 26 x/menit
TB/BB : 116 cm / 16 kg, IMT : 11,9 (kurang)
Lingkar kepala : tidak terkaji
Mata : palpebra cekung, sklera tidak ikterik, conjungtiva
tidak anemis, pupil isokhor, reflek cahaya positif.
Telinga : simetris, tidak terdapat serumen
Tengkuk : simetris, tidak ada edema tidak ada nyeri tekan
Dada : simetris, tidak terdapat lesi, pengembangan dada
simetris, tidak ada edema.
Jantung : BJ 1 dan 2 terdengar, tidak terdapat BJ tambahan
Paru-paru : suara nafas vesikuler
Perut : simetris, tidak terdapat distensi
Punggung : tidak ada luka, tidak ada edema
Genetalia : pasien berjenis kelamin perempuan

Ekstremitas : akral teraba hangat, tidak ada edema pada kedua


ekstremnitas atas dan bawah, CRT <2 detik,
kekuatan otot kanan/kiri lemah
Kulit : turgor kulit kurang, bibir kering
J. PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN
Untuk anak usia diatas 6 tahun :
1. Ibu klien mengatakan berat badan lahir 2700 gram, usia 5 bulan 5000
gram, usia 1 tahun 1,5 kg dan saat ini 16 kg.
2. Pertumbuhan gigi : jumlah gigi 30 dan tidak ada masalah dengan
pertumbuhan gigi
3. Usia menegakkan kepala : 1 tahun, duduk : 1,5 tahun, berjalan : 2 tahun
4. Perkembangan sekolah lancar
5. Interaksi dengan orang dewasa komunikatif
6. Partisipasi dengan kegiatan organisasi : belum mengikuti organisasi
K. DATA PENUNJANG
Tanggal Diit

29 oktober 2019 Nasi lauk 1200


kkal

Terapi obat dan IV fluid

N Tangga Jenis Dosis Cara


o l obat/TV pemb
Indikasi dan DX
Fluid erian
medis

1 29 - D5 ¼ NS 87,5 ml/jam IV Untuk infus perifer


oktober sebagai sumber
2019 kalori dimana
penggantian kalori
dan cairan
dibutuhkan

IV Mengobati
- Cefotaxime 75mg/kgBB/6 jam
berbagai macam
(500 mg/12 jam)
infeksi bakteri

IV Obat kemoterapi
- Doxorubici 17 mg/kgBB/hari
untuk mengobati
ne
berbagai bentuk
kanker

IV Memperlambat
atau menghentikan
- Epirubicine 35 mg/kgBB/12
pertumbuhan sel-
jam
sel kanker
2. ANALISA DATA
No Hari/tgl/jam Data fokus Problem Etiologi
1 Selasa/ 29-10- Data Subyektif : Hipertermi (00007) proses
2019 /16.00  Keluarga penyakit
mengatakan klien
demam sejak 3
hari yang lalu
Data Obyektif :

Suhu : 39,7oC

Nadi : 110 x/menit


RR : 24 x/menit
2 Selasa/ 29-10- Data Subyektif: Intoleransi aktivitas Kelemahan
2019 /16.00  Keluarga (00092) fisik
mengatakan
semua aktivitas
klien dibantu oleh
keluarga
Data obyektif :
 Klien tampak
lemas
 Klien tampak
sering digendong
ibunya

3. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Hipertermi b.d proses penyakit (00007)
b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik (00092)
4. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan kriteria
No Tgl/jam Intervensi TTD
keperawatan hasil

1 29-10- Hipertermi b.d Setelah dilakukan NIC:


2019 proses penyakit tindakan asuhan
- Hyperthermia
16.00 (00007) keperawatan selama
treatment (3786)
2x24 jam, suhu
tubuh klien kembali 1. Kaji vital sign
normal dengan 2. Anjurkan
Kriteri hasil: banyak minum
air putih
 Suhu kembali
3. Anjurkan untuk
normal (36-
menggunakan
37oC)
baju yang tipis
 Badan tidak
dan menyerap
teraba panas
keringat
 Tidak
4. Beri kompres
mengalami diare
hangat pada
 Menjelaskan
lipatan paha dan
penyebab diare
aksila
dan rasional
5. Kolaborasi
tindakan
pemberian obat
 Mempertahankan
antibiotik,
turgor kulit
antipiretika, dan
pemeriksaan
laboratorium
2 29-10- Defisien volume Setelah dilakukan NIC:
2019 cairan berhubungan tindakan asuhan
- Activity Therapy
16.00 dengan kehilangan keperawatan selama
(4310)
cairan aktif (00027) 2x24 jam, aktivitas
klien meningkat 1. Kaji vital sign
dengan 2. Ajarkan
Kriteri hasil : mobilisasi
aktivitas
NOC :
3. Atur posisi
- Self Care : nyaman
ADLs (0300) 4. Berikan
pengetahuan
 Kemampuan
tentang
aktivitas mandiri
pentingnya
 Tanda-tanda
beraktivitas
vital normal
5. Libatkan
keluarga dalam
melakukan
tindakan
aktivitas pada
klien

5. IMPLEMENTASI
No
No Hari/tgl/jam Implementasi Respon klien TTD
DX

1 Selasa/ 29- 1,2 Mengkaji vital sign S: keluarga pasien


10-2019 mengatakan
/17.00 bersedia di ukur
tanda vitalnya

O : Suhu : 39,7oC
Nadi : 110 x/menit
RR : 24 x/menit
2 Selasa/ 29- 1 Menganjurkan banyak S: keluarga pasien
10-2019 minum air putih mengatakan
/17.15 bersedia untuk
memberi minum air
putih

O : bibir klien
lembab

3 Selasa/ 29- 1 Memberi kompres S : Keluarga


10-2019 hangat pada lipatan mengatakan
/17.30 paha dan aksila bersedia untuk
mengompres
hangat pada lipatan
paha dan aksila
klien
O : Suhu : 39oC
4 Selasa/ 29- 1 Melakukan kolaborasi S : keluarga
10-2019 pemberian obat mengatakan
/20.00 antibiotik, antipiretika, bersedia anaknya
dan pemeriksaan diberikan obat
laboratorium antibiotik,
antipiretika, dan
pemeriksaan
laboratorium

O : klien kooperatif
dan tidak rewel saat
minum obat

5 Selasa/ 29- 2 Mengajarkan mobilisasi S : keluarga


10-2019 aktivitas mengatakan
/19.00 bersedia jika pasien
dilatih mobilisasi

O : klien tampak
menangis
6 Rabu/ 30- 1,2 Mengkaji vital sign S : keluarga pasien
10-2019 mengatakan
/09.00 bersedia di ukur
tanda vitalnya

O : Suhu : 38,5oC
Nadi : 110x/menit
RR : 26 x/menit

7 Rabu/ 30- 2 Menganjurkan untuk S : keluarga


10-2019 menggunakan baju mengatakan
/09.15 yang tipis dan bersedia untuk
menyerap keringat memakaikan baju
tipis dan menyerap
keringat pada
pasien

O : Keluarga
tampak kooperatif

8 Rabu/ 30- 2 Memberikan S : keluarga klien


10-2019 pengetahuan tentang mengatakan sudah
/09.15 pentingnya beraktivitas paham

O : keluarga
kooperatif dan tidak
rewel saat diukur

9 Rabu/ 30- 2 Melibatkan keluarga S : keluarga


10-2019 dalam melakukan mengatakan
/09.30 tindakan aktivitas pada bersedia
klien
O:keluarga tampak
kooperatif dan
mengikuti yang
diajarkan perawat

6. EVALUASI

No Hari/tgl/jam Diagnosa keperawatan Evaluasi Ttd

1 Selasa/ 29- Hipertermi b.d proses S : Keluarga mengatakan


10-2019 penyakit klien demam sejak 3 hari
/21.00 yang lalu
O:
Suhu : 39,5oC
Nadi : 110 x/menit
RR : 26 x/menit
A : masalah belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi

- Kaji vital sign


- Beri kompres
hangat pada lipatan
paha dan aksila
- Kolaborasi
pemberian obat
antibiotik,
antipiretika, dan
pemeriksaan
laboratorium
2 Selasa/ 29- Intoleransi aktivitas S : Keluarga mengatakan
10-2019 b.d kelemahan fisik semua aktivitas klien
/21.00 dibantu oleh keluarga
O : Klien tampak lemas
Klien tampak sering
digendong ibunya

A : masalah belum
teratasi

P : lanjutkan intervensi

- Kaji vital sign


- Ajarkan mobilisasi
aktivitas
- Libatkan keluarga
dalam melakukan
tindakan aktivitas
pada klien
3 Rabu/30-10- Hipertermi b.d proses S : Keluarga mengatakan
2019/14.00 penyakit klien demam sejak 3 hari
yang lalu
O:
Suhu : 38,5oC
Nadi : 110 x/menit
RR : 26 x/menit
A : masalah belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi

- Kaji vital sign


- Beri kompres
hangat pada lipatan
paha dan aksila
- Kolaborasi
pemberian obat
antibiotik,
antipiretika, dan
pemeriksaan
laboratorium
4 Rabu/30-10- Intoleransi aktivitas S : Keluarga mengatakan
2019/14.00 b.d kelemahan fisik semua aktivitas klien
dibantu oleh keluarga
O : - Klien tampak lemas

- Klien tampak
sering digendong
ibunya

A : masalah belum
teratasi

P : lanjutkan intervensi

- Kaji vital sign


- Ajarkan mobilisasi
aktivitas
- Libatkan keluarga
dalam melakukan
tindakan aktivitas
pada klien

Anda mungkin juga menyukai