WILLEM’S TUMOR
OLEH KELOMPOK 1 :
A13A KEPERAWATAN
DENPASAR
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-nya kami dapat menyelesaikan laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan
yang berjudul “Willem’s Tumor”
Tidak lupa saya mengucapkan terimakasi untuk dosen yang sudah membimbing kami
dalam membuat laporan dan asuhan keperawatan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Besar harapan kami agar laporan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
pembaca.
Karena keterbatasan kami akan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin dalam
laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan sarannya sangat
diharapkan agar kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan agar
menjadi lebih baik demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis
LAPORAN PENDAHULUAN
WILLEM’S TUMOR
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Tumor wilms (Nefroblostoma) adalah tumor ginjal yang tumbuh dari sel
embrional primitive diginjal. Tumor wilms biasanya ditemukan pada anak–anak
yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih
besar atau orang dewasa. Tumor wilms merupakan tumor ganas intraabdomen
yang tersaring pada anak–anak.
Tumor wilm adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat,
terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum 5 tahun
(kamus kedokteran Dorland).
2. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui pasti, tetapi diduga melibatkan faktor genetic.
Tumor wilms berasal dari poliferasi patologik blastema meta nefron akibat tidak
adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli
dan glomeruli yang berdiferensiasi baik. Perkembangan blastema renalis untuk
membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-34 minggu. Sehingga
diperkirakan bahwa kemampuan blastema primitive untuk merintis jalan kearah
pembentukan tumor wilms, apakah sebagai mutasi germinal atau somatic, itu
terjadi pada usia kehailan 8-34 minggu.
Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau anggota lain yang juga
menderita tumor wilms. Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat keturunan
yang berbeda dengan kasus tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus tumor wilms
diturunkan secara autosomal dominan.
3. Penentuan Stadium Tumor Wilms
a. Stdium I
Tumor terbatas pada ginjal dan dapat disekresi total.
b. Stadium II
Tumor meluas hingga diluar ginjal tetapi masih dapat disekresi total
c. Stadium III
Tumor non hematogen yang tersisa terbatas pada daerah abdomen
d. Stadium IV
Metastasis hematogen, adanya deposit tumor diluar stadium III yaitu pada
paru, hati, tulang dan otot
e. Stadium V
Tumor sudah mengenai kedua ginjal (lesi, bilateral). pada saat diagnosis.
4. Patofisiologi
Tumor Wilm’s ini terjadi pada parenchym renal.Tumor tersebut tumbuh
dengan cpat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral.Pertumbuhan tumor
tersebut akan meluas atau enyimpang ke luar renal.Mempunyai gambaran khas
berupa glomerulus dan tubulus yang primitif atau abortif dengan ruangan
bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif di kelilingi stroma sel
kumparan. Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi,tetapi
kemudian di invasi oleh sel tumor.Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna
yang putih atau keabu- abuan homogen,lunak dan encepaloid (menyerupai
jaringan ikat ).Tumor tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen
dan di katakana sebagai suatu massa abdomen.Akan teraba pada abdominal
dengan di lakukan palpasi. Munculnya tumor Wim’s sejak dalam
perkembangan embrio dan aka tumbuh dengan cepat setelah lahir.Pertumbuhan
tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena renal dan menyebar ke organ
lain.Tumor yang biasanya baik terbatas dan sering terjadi nekrosis,cystic dan
perdarahan.Terjadinya hipertensi biasanya terkait iskemik pada renal.
5. Pathway
6. Tanda dan Gejala
Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri
perut dan hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi infasi tumor yang
menembus ginjal sedangkan hematuria terjadi karena infasi tumor yang
menembus system velveo kalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis
tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah:
a. Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)
b. Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks
c. Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-
pembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi
jaringan yang akan merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri
mengeluarkan rennin
d. Anemia
e. Penurunan berat badan
f. Infeksi saluran kencing
g. Demam
h. Malaise
i. Anoreksia
j. Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalamsaluran
kencing
Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital
lainnya,seperti aniridia, hemihiperttofi, anomali saluran kemih atau genitalia
danretardasi mental
7. Pemeriksaan Penunjang
Tumor Wilms harus dicurigai pada setiap anak kecil dengan massa di
abdomen. Pada 10-25% kasus, hematuria mikroskopik memberi kesan tumor
ginjal.
a. IVP
Dengan pemeriksaan IVP tampak distorsi sistem pielokalises (perubahan
bentuk sistem pielokalises) dan sekaligus pemeriksaan ini berguna untuk
mengetahui fungsi ginjal.
b. Foto thoraks (Rontgen)
Merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis ke paru-
paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor
Wilms bilateral atau termasuk horseshoe kidney.
c. Ultrasonografi
Merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan tumor solid
dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG, tumor
Wilms nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal. USG juga dapat
digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada potongan sagital USG bagian
ginjal yang terdapat tumor akan tampak mengalami pembesaran, lebih
predominan digambarkan sebagai massa hiperechoic dan menampakkan area
yang echotekstur heterogenus.
d. CT-Scan
Memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor Wilms. Ini
meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya
menyingkirkan neuroblastoma; deteksi massa multipel; penentuan perluasan
tumor, termasuk keterlibatan pembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal
yang lain. CT scan memperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri
danmetastasis hepar multiple. CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi
menunjukkan metastasishepar multipel dengan thrombus tumor di dalam vena
porta.
e. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI dapat menunjukkan informasi penting untuk menentukan perluasan
tumor di dalam vena cava inferior termasuk perluasan ke daerah intarkardial.
Pada MRI tumor Wilms akanmemperlihatkan hipointensitas (low density
intensity) dan hiperintensitas (high density intensity).
f. Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yangmenunjang untuk tumor
Wilms adalah kadar lactic dehydro genase (LDH) meninggi dan Vinyl
mandelic acid (VMA) dalam batas normal. Urinalisis juga dapat menunjukkan
bukti hematuria, LED meningkat, dan anemia dapat juga terjadi, terlebih pada
pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien dengan metastasis di hepar
dapat menunjukkan abnormalitas pada analisa serum.
8. Penatalaksanaan Medis
Tujuan pengobatan tumor Wilms adalah mengusahakan penyembuhan dengan
komplikasi dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya dianjurkan kombinasi
pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Dengan terapi kombinasi ini dapat
diharapkan hasil yang memuaskan. Jika secara klinis tumor masih berada dalam
stadium dini dan ginjal di sebelah kontra lateral normal, dilakukan
nefrektomiradikal. Ukuran tumor pada saat datang menentukan cara pengobatan.
Masing-masing jenis ditangani secara berbeda, tetapi tujuannya adalah
menyingkirkan tumor dan memberikan kemoterapi atau terapi radiasi yang sesuai.
Apabila tumor besar maka pembedahan definitive mungkin harus di tunda sampai
kemoterapi atau radiasi selesai. Kemoterapi dapat memperkecil tumor dan
memungkinkan reaksi yang lebih akurat dan aman.
a. Farmakologi
1) Kemoterapi
Tumor Wilms termasuk tumor yang paling peka terhadap obatkemoterapi.
Prinsip dasar kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat sitostatika
yang berkhasiat sitotoksik tinggi terhadap sel ganas danmempunyai efek
samping yang rendah terhadap sel yang normal.Terapi sitostatika dapat
diberikan pra maupun pasca bedah didasarkan penelitian sekitar 16-32%
dari tumor yang mudah ruptur. Biasanya, jika diberikan prabedah selama
4–8 minggu. Jadi tujuan pemberian terapi adalah untuk menurunkan
resiko ruptur intraoperatif dan mengecilkan massa tumor sehingga lebih
midah direseksi total. Ada lima macam obat sitostatika yang terbukti
efektif dalam pengobatan tumor Wilms, yaitu Aktinomisin D, Vinkristin,
Adriamisin, Cisplatin dan siklofosfamid. Mekanisme kerja obat tersebut
adalah menghambat sintesa DNA sehingga pembentukan protein tidak
terjadi akibat tidak terbentuknya sintesa RNA di sitoplasma kanker,
sehingga pembelahan sel-sel kanker tidak terjadi.
2) Aktinomisin D
Golongan antibiotika yang berasal dari spesies Streptomyces, diberikan
lima hari berturut-turut dengan dosis 15 mg/KgBB/hari secara intravena.
Dosis total tidak melebihi 500 mikrogram. Aktinomisin D bersama dengan
vinkristin selalu digunakan sebagai terapi prabedah.
3) Vinkristin
Golongan alkaloid murni dari tanaman Vina rossa, biasanya diberikan
dalam satu dosis 1,5 mg/m2setiap minggu secara intravena (tidak lebihdari
2 mg/m2). Bila melebihi dosis dapat menimbulkan neurotoksis, bersifat
iritatif, hindarkan agar tidak terjadi ekstravasasi pada waktu pemberian
secara intravena. Vinkristin dapat dikombinasi dengan obat lain karena
jarang menyebabkan depresi hematologi, sedangkan bila digunakan
sebagai obat tunggal dapat menyebab relaps.
4) Adriamisin
Golongan antibiotika antrasiklin diisolasi dari streptomyces pencetius,
diberikan secara intravena dengan dosis 20 mg/m2/hari selama tiga hari
berturut- turut. Dosis maksimal 250 mg/m2. obat ini tidak dapat melewati
sawar otak dapat menimbulkan toksisitas pada miokard bila
melebihidosis. Dapat dikombinasi dengan Aktinomisin
5) Cisplatin
Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari atau
20mg/m2/hari selama lima hari berturut-turut.
6) Siklofosfamid
Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250-1800 mg/m2/hari
secara intravena dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral 100-
300mg/m2/hari.
b. Non Farmakologi
1) Pembedahan
Keperawatan Perioperatif
Karena banyak anak dengan tumor wilms mungkin mendapat obat
kemoterapi kardiotoksik, maka mereka harus diperiksa oleh ahli
onkologidan di izinkan untuk menjalani operasi. Mereka perlu menjalani
pemeriksaan jantung yang menyeluruh untuk menentukan status fungsi
jantung. Tumor wilms jangan di palpasi untuk menghindari rupture dan
pecahnya sel-sel tumor. Pasien di letakkan dalam posisi telentang dengan
sebuah gulungan di bawah sisi yang terkena. Seluruh abdomen dan dada
di bersihkan.
Hasil akhir pada pasien pasca operatif
Pasien tumor wilms menerima kemoterapi dan terapi radiasi yang
sesuai dengan lesi. Gambaran histologik lesi merupakan suatu indikator
penting untuk prognosis, karena gambaran tersebut menentukan derajat
anaplasia. Anak yang histologiknya relative baik. Maka memiliki
prognosis baik. Sedangkan anak yang gambaran histologiknya buruk,
maka memiliki prognosis buruk. Terapi dibuat sespesifik mungkin untuk
masing-masing anak, karena terapi yang lebih sedikit menghasilkan
kualitas hidup yang lebih baik dengan lebih sedikit efek sampingnya.
Nefrektomi radikal dilakukan bila tumor belum melewati garis tengah dan
belum menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar limferetro
peritoneal total tidak perlu dilakukan tetapi biopsi kelenjar di daerah hilus
dan para aorta sebaiknya dilakukan. Pada pembedahan perlu diperhatikan
ginjal kontra lateral karena kemungkinan lesi bilateral cukup tinggi.
Apabila ditemukan penjalaran tumor ke vena kava, tumor tersebut harus
diangkat. Tumor Wilms dikenal sebagai tumor yang radiosensitif,
tapiradioterapi dapat mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan
penyulit jantung, hati dan paru. Karena itu radioterapi hanya diberikan
pada penderita dengan tumor yang termasuk golongan patologi prognosis
buruk atau stadium III dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah juga
diberikan radioterapi. Radioterapi dapat juga digunakan untuk metastase
ke paru, otak, hepar serta tulang.
Perubahan Nutrisi Kebutuhannutrisi tubuh dapat o Catat intake dan output makanan o Monitoring asupan nutrisi bagi
:Kurang dari Kebutuhan terpenuhi dengan kriteria: secara akurat tubuh
berhubungan dengan - Anak mau makan o Kaji adanya tanda-tanda o Gangguan nutrisi dapat terjadi
peningkatan kebutuhan - Tidak terjadi penurunan perubahan nutrisi : Anoreksi, secara berlahan
metabolime, kehilangan berat badan Letargi, hipoproteinemia.
protein dan penurunan - Porsi makan habis o Beri diet yang bergizi o Diare sebagai reaksi oedema
intake intestine dapat memperburuk
status nutrisi
o Beri makanan dalam porsi o Mencegah status nutrisi menjadi
keciltapi sering lebih buruk
o Beri suplemen vitamin dan besi o Membantu dalam proses
sesuai instruksi metabolism
Kecemasan Kecemasan berkurang sampai o Kaji tingkat kecemasan klien o Untuk mengetahui seberapa
berhubungan dengan dengan hilang, dengan besar kecemasan yang dirasakan
kurangnya pengetahuan kriteria: klien
orang tua tentang - Keluarga klien tidak o Gunakan media untuk o Untuk mempermudah
penyakit dan prosedur bertanya tentang menjelaskan mengenai penyakit pemahaman orang tua
pembedahan kesehatan anaknya o Jelaskan tentang pengobatan yang o Untuk mengurangi kecemasan
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
- Orang tua terlihat tenang diberikan dan prosedur tindakan pada orang tua
dengan keadaan anaknya o Dorong orang tua untuk o Untuk mengetahui tingkat
- TTV dalam batas normal mengungkapkan perasaan dan kecemasan orang tua dan
dengarkan dengan penuh memberi solusi sesuai tingkat
perhatian kecemasan orang tua
Intoleransi aktivitas Pasiendapat istirahat dengan o Pertahankan tirah baring bila o Mengurangi pengeluaran energy
berhubungan dengan adekuat dengan kriteria: terjadi edema berat
kurangnya nutrisi tubuh - Anak tampak segar o Seimbangkan istrahat dan o Mengurangi kelelahan pada
bersemangat dalam aktivitas bila ambulasi pasien
beraktivitas o Intrusikan pada anak untuk o Untuk menghemat energy
istrahat bila anak merasa lelah
Pasca Operasi
Nyeri berhubungan Pasien tidak mengalami nyeri o Kaji tingkat nyeri o Menentukan tindakan
dengan inkontinuitas atau nyeri menurunsampai selanjutnya
jaringan tingkat yang dapat diterima o Lakukan tehnik pengurangan o Sebagai analgesik tambahan
anak, dengan kriteria: nyeri nonfarmakologis
- Nyeri hilang o Berikanan algesik sesuai o Mengurangi rasa sakit
- Tekanan darah dalam ketentuan
batas normal o Berikan obatdengan jadwal o Untuk mencegah kambuhnya
- Tidak Takikardi dan preventif nyeri
takipnea o Hindari aspirin atau senyawanya o Karena aspirin meningkatkan
kecenderungan pendarahan
Resiko tinggi infeksi Pasien tidak mengalami o Pantau tanda-tanda vital o Peningkatan suhu dapat
berhubungsn dengan resiko infeksi,dengan kriteria: mengidentifikasi adanya infeksi
adanya insisi - Tidak Adanya tanda o Kaji tanda-tanda infeksi o Mengidentifikasi tanda infeksi
pembedahan infeksi (bengkak, lebih dini sehingga bisa segera
kemerahan, nyeri, demam) diatasi
- Suhu dalam batas normal o Lakukan perawatan luka dengan
o Perawatan yang benar akan
tekhnik aseptic
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
mempercepat proses
o Kolaborasi pemberian antibiotic penyembuhan yang cepat
o Mencegah perkembangan
bakteri
4. Implementasi
5. Evaluasi