Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TUMOR WILMS

Mata Kuliah: Keperawatan Anak II

Dosen Pengampu: Ns. Erna Sulistyawati., M. Kep., Sp. Kep. An

Disusun oleh

Nurmalinda Kartika D.S

G2A021279

4E

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas penulisan Makalah Asuhan Keperawatan Anak
dengan Tumor Wilms untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Anak II dengan
tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan Makalah Asuhan Keperawatan Anak dengan Tumor Wilms dapat


diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap Makalah Asuhan Keperawatan
Anak dengan Tumor Wilms dapat menambah wawasan bagi kami dan pembaca makalah ini.

Serta kami mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dan
berkontribusi dalam makalah ini. Khususnya kepada ibu Ns. Erna Sulistyawati., M. Kep., Sp.
Kep.An selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Anak II.

Penulis menyadari Makalah Asuhan Keperawatan Anak dengan Tumor Wilms ini
masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk
kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan asuhan keperawatan. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada asuhan keperawatan ini saya memohon maaf.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, 28 Mei 2023

Nurmalinda Kartika Dewi Santoso


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumor Wilms (Neoplasma) adalah pertumbuhan baru jaringan yang tidak
terkontrol dan progresif. Tumor dan kanker dapat diakibatkan oleh faktor genetika
atau diwariskan kecenderungan genetika untuk karsinogen mungkin disebabkan oleh
rapuhnya gen-gen regulator, kerentanan terhadap inisiator dan promotor, kesalahan
enzim pengoreksi atau gagalnya sistem imun. Kecenderungan genetik kita dapat
positif atau negatif terhadap tumor dipengaruhi oleh berbagai pengalaman perilaku
dan lingkungan.
Salah satu contoh tumor akibat genetik ini adalah tumor wilms, tumor wilms
adalah tumor ginjal campuran panas yang tumbuh dengan cepat, terbentuk dari unsur
embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima tahun.
Tumor wilms menyebabkan neoplasma ginjal sebagian besar anak dan terjadi
dengan frekuensi hampi sama pada kedua jenis kelamin dari semua ras, dengan
indikasi tahunan 7,8 per juta anak yang berusia kurang dari 15 tahun. Gambaran
tumor wilms yang paling penting adalah kaitannya dengan anomaly congenital, yang
paling umum adalah anomaly urogenoital (4,4%), hemihipertrofi (2,9%), dan aniridia
sporadic (91,1%).

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan asuhan keperawatan ini adalah untuk memberikan
pengetahuan dapat memberikan informasi dan pemahaman mengenai asuhan
keperawatan pada klien anak yang menderita tumor wilms.

C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan yaitu menelaah dari berbagai sumber publikasi ilmiah,
kemudian diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan sebuah pembahasan dan
kesimpulan dari topik yang ditetapkan.
BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang ditemukan pada
anak-anak. Tumor Wilms merupakan tumor ginjal yang tumbuh dari sel embrional
primitive di ginjal. Makrokoskopis ginjal akan tampak membesar dan keras,
sedangkan gambaran histopatologinya menunjukan gabungan dari pembentukan
abortif glomerulus dan gambaran otot polos, otot serat lingkang, tulang rawan, dan
tulang. Tumor dapat bermetastase terutama ke paru, ginjal, dna jarang sekali ke
tulang.

B. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor
wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat tidak adanya
stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli dan
glomeruli yang berdiferensiasi baik. Perkembangan blastema renalis untuk
membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-34 minggu. Sehinga
diperkirakan bahwa kemampuan blastema primitif untukmerintis jalan ke arah
pembentukan Tumor wilms, apakah sebagai mutasi germinal atau somatik, itu terjadi
pada usia kehamilan 8-34 minggu. Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau
anggota keluarga lain yang juga menderita Tumor wilms. Hampir semua kasus
unilateral tidak bersifat keturuman yang berbeda dengan kasus Tumor bilateral,
Sekitar 7-10% kasus Tumor wilms diturunkan secara autosomal dominan.

C. Patofisiologi
Tumor Wilms (Nefroblastoma) merupakan tumor ginjal yang tumbuh dari sel
embrional primitif diginjal, makroskopis ginjal akan tampak membesar dan keras
sedangkan gambaran histo-patologisnya menunjukan gabungan dari pembentukan
abortif glomerulus dan gambaran otot polos, otot serat lintang, tulang rawan dan
tulang. Biasanya unilateral dan hanya 3-10% ditemukan bilateral. Tumor bermetastase
ke paru, hati, ginjal, dan jarang sekali ke tulang. Komponen klasik dari tumor Wilms
terdiri dari tiga komponen yang tampak pada diferensiasi ginjal normal: blastema,
tubulus,dan stroma. Terdapat gambaran yang heterogen dari proporsi komponen
tersebut dan juga adanya diferensiasi yang aberan, seperti jaringan lemak, otot lurik,
kartilago, dan tulang. Adanya gambaran Komponen yang monofasik juga ditemukan.
Tumor ginjal lain yang ditemukan pada anak berupa mesoblastik nefroma, clear cell
sarkoma, dan renal rhabdoid tumor dapat membingungkan. Gambaran anaplasia
merupakan indikator penting dalam prognosis tumor Wilms. Gambaran anaplastik
ditandai oleh pembesaran inti sel 2-3 kali lipat, hiperkromatisasi, dan gambaran
mitosis yang abnormal. stadium pada tumor wilms Staging berdasarkan NWTSG V,
terdiri dari:
 Stadium I
Tumor terbatas pada ginjal dan dapat direseksi secara lengkap dengan kapsul ginjal
yang utuh. Tidak terjadi ruptur atau robekan kapsul. Pembuluh darah sinus renal tidak
terlibat
 Stadium II
Tumor sudah melewati kapsul ginjal namun dapat dieksisi secara lengkap. Terdapat
ekstensi regional tumor yang dibuktikan dengan penetrasi kapsul atau dengan invasi
ekstensif sinus renal. Pembuluh darah di luar sinus renal dapat mengandung tumor.
Tumor mengalami cedera akibat biopsi atau tercecer terbatas di daerah flank. Tidak
ada bukti tumor pada atau di luar batas reseksi.
 Stadium III
Terdapat sisa tumor nonhematogen yang terbatas pada abdomen, atau yang meliputi
berikut ini:
a. Keterlibatan kelenjar getah bening pada hilus atau pelvis
b. Penetrasi tumor melalu permukaan peritoneum
c. Implan tumor pada permukaan peritoneum
d. Tumor gross atau mikroskopik pada atau di luar batas reseksi bedah
e. Tumor tidak dapat direseksi secara lengkap karena infiltrasi lokal ke dalam
struktur vital
f. Tumor menvebar tidak terbatas pada daerah flank

 Stadium IV
Metastasis hematogen ke paru-paru, hepar, tulang atau otak atau metastasis ke
kelenjar getah bening di luar abdomen dan pelvis. Nodul par tampak pada CT scan
harus dibiopsi untuk diagnosis definitif stadium IV.

 Stadium V

Keterlibatan kedua ginjal pada diagnosis. Setiap sisi harus didiagnosis secara individu
menurut kriteria di atas.

D. Manifestasi Klinik
Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri
perut dan hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang
menembus ginjal sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus
sistim pelveokalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat
protein tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah:
 Malaise (merasa tidak enak badan)
 Nafsu makan berkurang
 Mual dan muntah
 Pertumbuhan berlebih pada salah satu sisi tubuh (hemihipertrofi)
 Pada 15-20% kasus, terjadi hematuria (darah terdapat di dalam air kemih).
 Tumor Wilms bisa menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
 Gambaran klinis lainnya berupa demam, penurunan berat badan, anemia,
varikokel kiri (akibat obstruksi vena renalis kiri), dan hipertensi.
 Trombus tumor dapat melas ke vena cava inferior dan jantung sehingga
menimbulkan malfungsi jantung.
 Kadang-kadang, terjadi gejala akut abdomen akibat ruptur tumor setelah suatu
trauma minor.

E. Penatalaksanaan
Terapi pilihan adalah nefrektomi. Kemoterapi dan radioterapi dilakukan sesuai
stadium. Pada tumor bilateral dengan gambaran histopatologi ganas dilakukan
nefrektomi bilateral, kemoterapi, dan radioterapi, kemudian dialisis atau transplantasi
ginjal.
Tindakan operas merupakan tindakan terapi sekaligus penentuan stadium
tumor. Neferktomi primer dikerjakan pada semua keadaan kecuali pada tumor
unilateral yang unrectestable, tumor bilateral dan tumor yang sudah berekstensi ke
vena kava inferior di atas vena hepatica. Tumor yang unresectable dinilai intra
operatif. Diberikan kemoterapi seperti pada stadium III dan pengangkatan tumor
dilakukan setelah 6 minggu. Pada tumor bilateral, dilakukan biopsy untuk
menentukan jenis tumor dandiberikan Kemoterapi biasanya dalam 8-10 minggu.
Nefrektomi dilakukan pada kasus tumor bilateral jika diberikan sisa parenkim ginjal
setelah reseksi tumor mash lebih dari 2/3. Hal penting dalam pembedahan
meliputiinsisi transperitoneal, eksplorasi ginjal kontra lateral, dilakukan nefrektomi
radial, hindari tumpahan tumor, dan biopsy kelenjar getah bening yang dicurigai.
Terapi lanjutan dengan kemoterapi tau radioterapi tergantung pada hasil
staging dan histology dari tumor. Nefrektomi parsial pada pasien dengan tumor
bilateral, solitary kidney, dan insufisiensi renal. Pada kasus tumor wilms bilateral
yang perlu dilakukan nefrektomi bilateral, transpalasi dilakukan setelah I tahun
setelah selesai pemberian kemoterapi.

F. Pengkajian Fokus
1. Identitas
Menanyakan nama, jenis kelamin ,alamat, nomor telepon yang bisa dihubungi.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar pert.
Tidak nafsu makan, mual, muntah dan diare. Badan panas hanya sutu hari
pertama sakit.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau gejala-
gejala tumor wilms.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayata keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor
sebelumnya.
5. Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan TV klien, dan mengobservasi head to too dan yang
harus diperhatikan adalah palpasi abdomen yang cermat dan pengukuran
tekanan darah pada keempat ektremitas. Tumor dapat memproduksi renin atau
menyebabkan kompresi vaskuler sehingga menyebabkan hipertensi. Deskripsi
yang rinci mengenai kelainan traktus urinarius dan adanya aniridia
hemihipertrofi juga perlu dicari.
6. Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan laboratorium tidak banyak membantu, hanya dapat
ditemukan laju endap darah yang meninggi dan kadang kadang
ditemukan hematuria. Bila kedua kelainan labolatorium ini ditemukan,
maka prognosis diagnosa buruk.
 Pada foto polos abdomen akan tampak masa jaringan lunak dan jarang
ditemukan klasifikasi didalamnya.
 Pemeriksaan pielografi intravena dapat memperlihatkan gambaran
distori, penekanan dan pemanjangan susunan pelvis dan kalises.
 Dari pemeriksaan renoarteriogram didaptkan gambaran arteri yang
memasuki masa tumor. Foto thoraks dibuat untuk mencari metastasi
kedalam paru-paru.
7. Pola aktivitas
a. Pola nutrisi dan metabolik
Suhu badan normal hanva panas hari pertama sakit. Dapat terjadi
kelebihan beban sirkulasikarena adanya retensi atrium dan air, edema
pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi
karena adanya depresi sistem imun. Adanva mual , muntah dan
anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat. BB
meningkat karena adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi
karena uremia.
b. Pola eliminasi
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri : gangguan pada
glumerulus menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresi
dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus yang
tidak mengalami gangguan yang menyebabkan oliguria sampai
anuria ,proteinuri, hematuria.
c. Pola Aktifitas dan latihan
Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan
tonus karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan klien perl
istirahat karena adanya kelainan jantung dan dan tekanan darah mutlak
selama 2 minggu dan mobilisasi duduk dimulai bila tekanan darah
sudah normal selama 1 minggu Adanya edema par maka pada inspeksi
terlihat retraksi dada,pengggunaan otot bantu napas, teraba, auskultasi
terdengar rales dan krekels pasien mengeluh sesak, frekuensi napas.
Kelebihan beban sirkulasi dapat menyebabkanpemmbesaran jantung
(Dispnea, ortopnea dan pasien terlihat lemah), anemia dan hipertensi
yang juga disebabkan oleh spasme pembuluh darah. Hipertensi yang
menetap dapat menyebabkan gagal jantung. Hipertensi
ensefalopatimerupakan gejala serebrum karena hipertensi dengan
gejala penglihatan kabur, pusing, muntah, dan kejang-kejang.
d. Pola tidur dan istirahat
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya
uremia. keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan
tonus
e. Kognitif & perseptual
Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar dan rasa
gatal. Gangguanpenglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati
hipertensi. Hipertemi terjadi pada hari pertama sakit dan ditemukan
bila ada infeksi karena inumnitas yang menurun.
f. Persepsi diri
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah dan edema dan
perawatan yang lama. Anak berharap dapat sembuh kembali seperti
semula
g. Hubungan peran
Anak tidak dibesuk oleh teman - temannya karena jauh dan lingkungan
perawatan yang baru serta kondisi kritis menyebabkan anak banyak
diam
G. Pathways Keperawatan

H. Fokus Intervensi dan Rasional


Diagnosa Keperawatan
1. D.0080 Ansietas b.d respon psikologi
2. D.0074 Gangguan Rasa Nyaman b.d nyeri pinggang
3. D.0019 Defisit Nutrisi b.d nafsu makan menurun
4. D. 0040 Gangguan Eliminasi Urine b.d edema
Diagnosa Tujuan dan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil (SIKI)
(SDKI) (SLKI)
D.0080 Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas Observasi
Ansietas (L.09093) Observasi  Untuk
Kriteria Hasil  Identifikasi saat mengetahui
Setelah dilakukan tingkat ansietas perubahan pada
tindakan berubah tingkat ansietas
keperawatan 3x24  Identifikasi klien
jam diharapkan kemampuan  Untuk
tingkat ansietas mengambil mengetahui tanda
pasien menurun keputusan ansietas pada
dengan indikator :  Monitor tanda- klien
Tingkat Ansietas tanda ansietas Terapeutik
1. Menyingkirkan Terapeutik  Untuk dapat
tanda kecemasan  Ciptakan suasana menumbuhkan
2. Tidak terdapat terapeutik untuk kepercayaan klien
perilaku gelisah mengurangi pada perawat
3. Frekuensi nafas kecemasan jika  Untuk dapat
menurun memungkinkan mengetahui
4. Frekuensi nadi  Temani pasien situasi yang
menurun untuk mengurangi menyebabkan
5. Menurunkan kecemasan jika ansietas
stimulasi memungkinkan  Untuk dapat
lingkungan ketika  Pahami situasi mengetahui
cemas yang membuat keluhan dari klien
6. Menggunakan ansietas  Untuk dapat
teknik relaksasi
 Dengarkan memberikan
untuk menurunkan kepercayaan
dengan penuh
cemas kepada klien
perhatian
7. Konsentrasi
 Gunakan  Untuk dapat
membaik
pendekatan yang mengetahui
8. Pola tidur
tenang dan situasi apa saja
membaik
Dukungan sosial meyakinkan yang menjadi
1. Bantuan yang  Motivasi pemicu ansietas
ditawarkan orang mengidentifikasi pada klien
lain meningkat situasi yang
memicu
kecemasan
Edukasi
 Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
 Informasikan
secara faktual
mengenai
diagnosis,
pengobatan, dan
prognosis
 Anjurkan
keluarga untuk
tetap bersama
pasien
 Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
 Latih teknik
relaksasi
D.0074 Status Terapi relaksasi  Mengetahui
Gangguan Kenyamanan Observasi sumber
Rasa Nyaman (L.08064)  Identifikasi ketidaknyamanan
Kriteria Hasil penurunan tingkat sehingga dapat
Setelah dilakukan energi, diatasi
tindakan kemampuan  Memberikan
keperawatan 3x24 berkonsentrasi, pengalihan yang
jam diharapkan atau gejala lain mampu
status kenyamanan yang mengganggu mengalihkan
meningkat dengan kemampuan ketidaknyamanan
kriterian hasil : kognitif dan kegelisahan
1. Kesejahteraan  Identifikasi teknik yang dialami
fisik dan fisiologis relaksasi yang  Klien rileks tanpa
meningkat pernah efektif adanya beban
2. Perawatan sesuai digunakan  Memfasilitasi dan
kebutuhan  Periksa mengelola
meningkat ketegangan otot, lingkungan untuk
3. Rileks meningkat frekuensi nadi, mendapatkan
4. Keluhan tidak tekanan darah, kenyamanan
nyaman menurun dan suhu sebelum
5. Gelisah menurun dan sesudah
6. Mual dan muntah latihan relaksasi
menurun Terapeutik
 Ciptakan
lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan
suhu ruang
nyaman jika
memungkinkan
 Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur teknik
relaksasi
 Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau
tindakan medis
lain jika sesuai
Edukasi
 Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi
yang tersedia
 Anjurkan
pengambilan
posisi yang
nyaman
 Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik
yang dipilih
D.0019 Status Nutrisi Manajemen Nutrisi Observasi
Defisit Nutrisi (L.03030) Observasi  Dapat mengetahui
Kriteria Hasil  Identifikasi status status nutrisi
Setelah dilakukan nutrisi pasien sehingga
tindakan  Identifikasi alergi dapat
keperawatan 3x24 dan intoleransi memberikan
jam diharapkan makanan intervensi yang
status nutrisi  Monitor asupan tepat
terpenuhi dengan makanan  Mencukupi kalori
kriteria hasil :  Monitor berat sesuai kebutuhan
1. Porsi makanan badan pasien dapat
yang dihabiskan Terapeutik membantu proses
meningkat  Lakukan oral penyembuhan
2. Berat badan hygiene jika perlu  Anoreksia dan
meningkat  Sajikan makanan kelemahan dapat
3. Frekuensi makan secara menarik mengakibatkan
meningkat dan suhu yang penurunan berat
4. Nafsu makan sesuai badan
meningkat  Berikan Terapeutik
penguatan positif  Mulut yang bersih
terhadap dapat
keberhasilan meningkatkan
target dan nafsu makan
perubahan  Memenuhi
perilaku kebutuhan protein
Edukasi yang hilang
 Anjurkan posisi Edukasi
duduk jika  Meningkatkan
mampu rasa
 Ajarkan keterlibatakannya,
keterampilan memberikan
koping untuk informasi kepada
penyelesaian keluarga untuk
masalah perilaku memenuhi
makan kebutuhan nutrisi
pasien
D. 0040 Eliminasi Urine Manajemen Eliminasi  Mengawasi
Gangguan (L.04034) Urine keefektifan
Eliminasi Kriteria Hasil Observasi pengosongan
Urine Kriteria Hasil  Identifikasi tanda kandung kemih
Setelah dilakukan dan gejala retensi  Retensi dapat
tindakan atau inkontinensia terjadi karena
keperawatan 3x24 urine edema, bekuan
jam diharapkan  Identifikasi faktor darah, dan spasme
pengosongan yang kandung kemih
kandung kemih menyebabkan  Membantu
yang lengkap retensi atau meningkatkan
membaik dengan inkontinensia kontrol kandung
kriteria hasil : urine kemih
1. Sensasi berkemih  Monitor eliminasi  Dengan latihan
meningkat urine berkemih dapat
2. Distensi kandung Terapeutik mencegah retensi
kemih menurun  Catat waktu- urine
3. Volume residu waktu berkemih  Tetap menjaga
urine menurun  Batasi asupan privasi klien
4. Frekuensi BAK cairan jika perlu
baik  Ambil sampel
5. Karakteristik urine tengah
membaik Edukasi
 Ajarkan tanda dan
gejala infeksi
saluran kemih
 Ajarkan
mengukur asupan
cairan dan
keluarnya urine
 Anjurkan minum
yang cukup
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tumor wilms merupakan tumor ganas ginjal yang terbanyak pada
bayi dan anak. Tumor Wilms ditemukan pada 1 diantara 200.000-250.000 anak-
anak. Sekitar 8 0 % t u m o r i n i t e r j a d i p a d a a n a k d i b a w a h 6 t a h u n ,
d e n g a n p u n c a k i n s i d e n s p a d a umur 2-4 tahun. Tumor Wilms dapat juga
dijumpai pada neonatus. Tumor Wilmsterhitung 6% dari seluruh penyakit
keganasan pada anak(Amalia, 2014).
Insiden penyakit ini hampir sama di setiap negara, karena tidak ada perbedaan
ras, iklim dan lingkungan, yaitu diperkirakan 8 per 1 juta anak di bawah
umur 15tahun. Perbandingan insiden laki-laki dan perempuan hampir
sama. Lokasi tumor biasanya unilateral, lebih sering di sebelah kiri, bisa juga
bilateral (sekitar 5%).Tumor bermetastase ke paru, hati, ginjal, dan jarang sekali ke
tulang(Amalia, 2014).

B. Saran
Untuk menjadikan Makalah Asuhan Keperawatan ini menjadi sempurna, maka
harus disertai saran-saran yang bersifat mendorong dan membangun, saran-saran itu
antara lain :
1. Kita hendaknya lebih memahami Tumor Wilms dalam meningkatkan
pelayanan pada penderita atau anak khususnya dalam pemberian asuhan
keperawatan.
2. Kita hendaknya mampu dan mau mempelajari makalah “Asuhan Keperawatan
Anak dengan Tumor Wilms” untuk menambah pengetahuan di bidang Ilmu
Keperawatan khususnya, dan di bidang pelayanan pemberian Asuhan
Keperawatan pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hardjowijoto S, Djuwantoro D, Rahardjo EO, Djatisoesanto W.


Management of Wilms’ Tumor in Department of Urology Soetomo Hospital : report of 70
cases. Jurnal Ilmu Bedah Indonesia vol. 33 no. 1 Januari-Maret 2005.1-5

Hartanto, S., & Supriana, N. (2014). Tatalaksana Tumor Wilms. Radioterapi & Onkologi
Indonesia, 5(2).

Chrestella, J. (2009). Wilms Tumor.

Mulatsih, S., & Diba, V. F. (2016). Neuroblastoma pada Anak Usia 7 Tahun Laporan Kasus.
Sari Pediatri, 10(5), 292-5.

Pietras W. Advances and changes in the treatment of children with nephroblastoma. Adv Clin
Exp Med. 2012 Nov-Dec;21(6)

Anda mungkin juga menyukai