MEGAWATI
519055
1
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2
1. Definisi
Tumor wilms adalah tumor padat intraabdomen yang paling sering dijumpai
pada anak. Tumor ini merupakan neoplasma embrional dari ginjal, biasanya
muncul sebagai massa asimtomatik di abdomen atas atau pinggang. Tumor sering
ditemukan saat orang tua memandikan atau mengenakan baju anaknya atau saat
dokter melakukan pemeriksaan fisik terhadap anak yang tampak sehat. Tumor ini
sering timbul pada usia antara 1 dan 3 tahun. Insiden tumor wilms adalah 1 dalam
250.000, dan biasanya unilateral. Walaupun dapat timbul di kedua ginjal
(bilateral).(Mansour,2015)
Tumor Wilms adalah tumor ganas embrional ginjal yang berasal dari
metanefros. Nama lain tumor ini adalah nefroblastoma atau embrioma renal.
Tumor ini pertama kali dilaporkan oleh Runce pada tahun 1814, tetapi nama
tumor "Wilms" berasal dari seorang ahli bedah (Max Wilms) yang
mengungkapkan gambaran klasik secara lengkap penyakit tersebut dalam tahun
1899.(Mansour,2015)
Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat,
terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima
tahun (kamus kedokteran dorland).
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang tumbuh dari sel
embrional primitive diginjal.Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak
yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih
besar atau orang dewasa. Tumor Wilms merupakan tumor ganas intraabdomen
yang tersering pada anak-anak.(Mansour,2015)
3
T4 : Bilateral
N : Metastasis limfa
No : Tidak ditemukan metastasis
N1 : Ada metastasis limfa
M : Metastasis jauh
Mo : Tidak ditemukan
M+ : Ada metastasis jauh
2. The National Wilms Tumor Study (NWTS) membagi lima stadium tumor
Wilms, yaitu :
Stadium I : tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus
kapsul. Tumor ini dapat direseksi dengan lengkap.
Stadium II : Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam
jaringan ginjal dan sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis,
vena renalis dan kelenjar limfe para-aortal. Tumor masih dapat di reseksi
dengan lengkap.
Stadium III : Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitatum),
misalnya ke hepar, peritoneum, dll.
Stadium IV : Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen,
paru-paru, otak, tulang.
Cara penyebaran tumor wilms yaitu setelah keluar dari kapsul ginjal, tumor
akan mengadakan invasi ke organ di sekitarnya dan menyebar secara limfogen
melalui kelenjar limfe para aorta. Penyebaran secara hematogen melalui vena
renalis ke vena kava kemudian mengadakan metastasis ke paru (85%), hati (10%)
dan bahkan pada stadium lanjut menyebar ke ginjal kontralateral.
Prognosis Penyakit
Beberapa faktor menentukan prognosis tumor wilms yaitu ukuran tumor,
gambaran histopatologik, umur pasien dan stadium atau tingkat penyebaran tumor.
Penderita yang mempunyai prognosis yang baik adalah pasien yang mempunyai
ukuran tumor masih kecil, tingkat diferensiasi sel tinggi secara histopatologik,
stadium masih dini atau belum ada metastasis dan umur pasien di bawah dua
tahun.(Davenpor,2012)
4
Variabel prognosis yang paling menonjol adalah subtipe dan stadium
histologi. Kekambuhan menyebabkan prognosis buruk, meskipun penambahan
obat baru dan tindakan penyelamatan mungkin memperbaiki hasil akhir pada
sekelompok kecil penderita yang mengalami kambuh. Hasil akhir untuk semua
penderita dioptimalkan dengan terapi pada satu pusat kanker anak.
Prognosis juga bergantung pada kepada umur anak waktu pengobatan
diberikan yaitu makin muda usia anak, maka makin baik prognosisnya. Disamping
itu, prognosisnya tergantung pula dari ada tidaknya metastasis.
3. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor
wilms berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti :
Etiologi tumor ini pada dasarnya belum diketahui
Kelainan saluran kemih
Aniridia (tidak memiliki iris)
Hemihipertrofi ( pembesaran separuh bagian tubuh )
Tumor bisa tumbuh cukup besar, tetapi biasanya tetap berada dalam kapsulnya.
Tumor bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Tumor Wilms bersifat kongenital. Satu persen dari tumor wilms ditemukan
familial dan diturunkan secara dominan autosomal. Onkogen tumor wilms telah
berlokasi pada kromosom 11 p13. Timbul dalam parenkim ginjal, mungkin dari
sisa-sisa blastoma nefrogen dan biasanya dari fokus tunggal, kadang-kadang lebih
dari 1 area. Tumor Wilms dapat muncul dalam 3 gambaran klinik. Gambaran
klinik tersebut antara lain :
a) Sporadic
b) Berhubungan dengan sindrom genetic
c) Familial.
5
arah pembentukan tumor Wilms, apakah sebagai mutasi germinal atau somatik, itu
terjadi pada usia kehamilan 8-34 minggu.(Davenpor,2012)
Sekitar 1,5% pasien mempunyai saudara atau anggota keluarga lain yang juga
menderita tumor Wilms. Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat keturunan
yang berbeda dengan kasus tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus Tumor Wilms
diturunkan secara autosomal dominan. Mekanisme genetik yang berkaitan dengan
penyakit ini, belum sepenuhnya diketahui. Pada pasien sindrom WAGR (tumor
Wilms, aniridia, malformasi genital dan retardasi mental) memperlihatkan adanya
delesi sitogenetik pada kromosom 11. Pada beberapa pasien, ditemukan gen WT1
pada lengan pendek kromosom 11, daerah pl3. Gen WT1 secara spesifik
berekspresi di ginjal dan dikenal sebagai faktor transkripsi yang diduga
bertanggung jawab untuk berkembangnya tumor Wilms.
4. Manifestasi Klinik
Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)
Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks
Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-
pembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi
jaringan yang akan merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri
mengeluarkan renin
Anemia
Penurunan berat badan
Infeksi saluran kencing
Demam
Malaise
Anoreksia
Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalam
saluran kencing
Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya,
seperti aniridia, hemihiperttofi, anomali saluran kemih atau genitalia dan
retardasi mental(Davenpor,2012)
5. Patofisiologi
6
Tumor Wilms (Nefroblastoma) merupakan tumor ginjal yang tumbuh dari sel
embrional primitif diginjal, makroskapis ginjal akan tampak membesar dan keras
sedangkan gambaran histo-patologisnya menunjukan gabungan dari pembentukan
abortif glomerulus dan gambaran otot polos, otot serat lintang, tulang rawan dan
tulang. Biasanya unilateral dan hanya 3-10% ditemukan bilateral. Tumor
bermetastase ke paru, hati, ginjal, dan jarang sekali ke tulang.
Komponen klasik dari tumor Wilms terdiri dari tiga komponen yang tampak
pada diferensiasi ginjal normal: blastema, tubulus,dan stroma. Terdapat gambaran
yang heterogen dari proporsi komponen tersebut dan juga adanya diferensiasi
yang aberan, seperti jaringan lemak, otot lurik, kartilago, dan tulang. Adanya
gambaran komponen yang monofasik juga ditemukan. Tumor ginjal lain yang
ditemukan pada anak berupa mesoblastik nefroma, clear cell sarkoma, dan renal
rhabdoid tumor dapat membingungkan.
Gambaran anaplasia merupakan indikator penting dalam prognosis tumor
Wilms. Gambaran anaplastik ditandai oleh pembesaran inti sel 2-3 kali lipat,
hiperkromatisasi, dan gambaran mitosis yang abnormal.
7
MK : Stress
Neoplasma
MK : Kelebihan
volume cairan
Depresi Hemi Hipertrofi Gangguan Ginjal
8
6. (Komplikasi
Tumor Bilateral
Ekstensi Intracaval dan atrium
Tumor lokal yang lanjut
Obstruksi usus halus
Tumor maligna sekunder
Perkontinuitatum
Penyebaran langsung melalui jaringan lemak perirenal lalu ke peritoneum
dan organ-organ abdomen (ginjal kontralateral, hepar, dan lain-lain)
Hematogen
Terjadi setelah pertumbuhan tumor masuk ke dalam vasa renalis,
selanjutnya menyebar melalui aliran darah ke paru-paru (90%), otak, dan
tulang-tulang
Limfogen
Penyebaran limfogen terjadi pada kelenjar regional sekitar vasa para aortal
atau dalam mediastinum.
7. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi massa di daerah abdomen
Ballottement
Palpasi massa intra abdominal : ukuran, letak massa, konsistensi, tepi atau
konfigurasi, permukaan pulsasi, fluktuasi, nyeri tekan, mobilitas serta
hubungannya dengan alat sekitarnya
Tumor Wilms : tekanan darah, berat badan, tinggi badan, hepar, lien,
pembesaran kelenjar getah bening, massa abdomen (tempat dan ukuran).
(Kumar,2014)
8. Pemeriksaan Diagnostik
Tumor Wilms harus dicurigai pada setiap anak kecil dengan massa di abdomen.
Pada 10-25% kasus, hematuria mikroskopik atau makroskopik memberi kesan
tumor ginjal.
9
b. Foto thoraks merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya
metastasis ke paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien
dengan tumor Wilms bilateral atau termasuk horseshoe kidney.
c. Ultrasonografi → USG merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat
membedakan tumor solid dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan
pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal.
USG juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada potongan
sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak mengalami
pembesaran, lebih predominan digambarkan sebagai massa hiperechoic dan
menampakkan area yang echotekstur heterogenus.
d. CT-Scan → memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor
Wilms. Ini meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya
menyingkirkan neuroblastoma; deteksi massa multipel; penentuan perluasan
tumor, termasuk keterlibatan pembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal
yang lain. Pada gambar CT-Scan Tumor Wilms pada anak laki-laki usia 4
tahun dengan massa di abdomen.
CT scan memperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri dan
metastasis hepar multiple.
CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan metastasis
hepar multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.
e. Magnetic resonance imaging (MRI) → MRI dapat menunjukkan informasi
penting untuk menentukan perluasan tumor di dalam vena cava inferior
termasuk perluasan ke daerah intarkardial. Pada MRI tumor Wilms akan
memperlihatkan hipointensitas (low density intensity) dan hiperintensitas
(high density intensity)
9. Penatalaksanaan
10
Tujuan pengobatan tumor Wilms adalah mengusahakan penyembuhan dengan
komplikasi dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya dianjurkan kombinasi
pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Dengan terapi kombinasi ini dapat
diharapkan hasil yang memuaskan. Jika secara klinis tumor masih berada dalam
stadium dini dan ginjal di sebelah kontra lateral normal, dilakukan nefrektomi
radikal.
Ukuran tumor pada saat datang menentukan cara pengobatan. masing-masing
jenis ditangani secara berbeda, tetapi tujuannya adalah menyingkirkan tumor dan
memberikan kemoterapi atau terapi radiasi yang sesuai. Apabila tumor besar maka
pembedahan definitive mungkin harus di tunda sampai kemoterapi atau radiasi
selesai. Kemoterapi dapat memperkecil tumor dan memungkinkan reaksi yang
lebih akurat dan aman. (Satyanarayana,2014)
a. Farmakologi
1) Kemoterapi
2) Aktinomisin D
11
Golongan antibiotika yang berasal dari spesies Streptomyces, diberikan
lima hari berturut-turut dengan dosis 15 mg/KgBB/hari secara intravena.
Dosis total tidak melebihi 500 mikrogram. Aktinomisin D bersama dengan
vinkristin selalu digunakan sebagai terapi prabedah.
3) Vinkristin
4) Adriamisin
5) Cisplatin
6) Siklofosfamid
Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250 1800 mg/m 2/hari
secara intravena dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral 100-300
mg/m2/hari.
b. Non Farmakologi
1) Pembedahan
12
keperawatan perioperatif
2) Radioterapi
13
Tumor Wilms dikenal sebagai tumor yang radiosensitif, tapi
radioterapi dapat mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan
penyulit jantung, hati dan paru. Karena itu radioterapi hanya diberikan
pada penderita dengan tumor yang termasuk golongan patologi prognosis
buruk atau stadium III dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah juga
diberikan radioterapi. Radioterapi dapat juga digunakan untuk metastase
ke paru, otak, hepar serta tulang.
14
dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus yang tidak
mengalami gangguan yang menyebabkan oliguria sampai anuria
,proteinuri, hematuria.
Pola Aktifitas dan latihan :
Pada klien dengan kelemahan, malaise, kelemahan otot dan kehilangan
tonus karena adanya hiperkalemia. Dalam proses perawatan klien perlu
istirahat selama 2 minggu dan mobilisasi duduk dimulai bila tekanan darah
sudah normal selama 1 minggu.
Pola tidur dan istirahat :
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya
uremia. keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan
tonus.
Persepsi diri :
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah, edema, dan
perawatan yang lama. Anak berharap dapat sembuh kembali seperti
semula
Hubungan peran :
Lingkungan perawatann yang baru dan kondisi penyakit yang kritis
menyebabkan anak banyak diam.
d. Pada penderita tumor wilm pengkajian dilakukan dengan melihat adanya :
Massa tumor pada abdomen
Kaji manifestasi tumor wilm
Kaji hasil pemeriksaan laboratorium
Analisa Data
Data data Masalah Keperawatan
Data subjektif : Perubahan nutrisi : kurang dari
kebutuhan
Anak mengatakan tidak mau makan
Data objektif :
15
Data subjektif : Intoleransi aktivitas
Data objektif :
Malaise
Asuhan Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang biasa muncul adalah :
1. Nyeri akut berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
2. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan
intake
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
16
Perubahan Tujuan : 1. Catat intake dan 1. Monitoring asupan
Nutrisi : Dalam output makanan nutrisi bagi tubuh
Kurang dari waktu
x 24 secara akurat 2. Gangguan nutrisi
Kebutuhan jam, 2. Kaji adanya tanda- dapat terjadi secara
berhubungan kebutuhan tanda perubahan berlahan.
dengan nutrisi tubuh nutrisi : Anoreksi,
peningkatan dapat Letargi,
3. Diare sebagai reaksi
kebutuhan terpenuhi hipoproteinemia.
oedema intestine
metabolime, 3. Beri diet yang bergizi
dapat memperburuk
kehilangan 4. Beri makanan dalam
status nutrisi
protein dan porsi kecil tapi sering
4. Mencegah status
penurunan
5. Beri suplemen nutrisi menjadi lebih
intake.
vitamin dan besi buruk
sesuai instruksi
5. Membantu dalam
proses metabolisme
BAB III
TINJAUAN KASUS
Anak S.A. Perempuan, usia 5 tahun, masuk RS pada tanggal 12 April 2016 rencana
prokemoterapi. Sesuai pemeriksaan Patologi Anatomi massa jaringan intraabdomen
17
(Juni 2015), dan pemeriksaan USG Abdomen (Juli 2015) menunjukkan gambaran
tumor wilms, ginjal kanan membesar dengan massa besar terutama pole bawah. Sejak
1 September 2015 klien memulai kemoterapi protokol tumor willms dan kemoterapi
terakhir tanggal 22 Pebruari 2016 (minggu ke 25). hasil CT Abdomen tgl 17 Februari
2016; terdapat perluasan massa ke ruang intraabdomen bawah serta ke region mid
abdomen (ukuran ± 80,7x135x83,3mm) dan ke superior/subhepatik ukuran (60-
70x40x82-83mm). Pengkajian dilakukan residen pada tanggal 13 April 2016 (hari
perawatan ke 2) jam 08.00. Data mode adaptasi fisiologis yang diperoleh; kesadaran
penuh, frekuensi pernapasan 24x/menit, frekuensi nadi 120x/menit, suhu badan
36,7oC, tekanan darah 90/67 mmHg. Pada pemeriksaan fisik tampak ada iga gambang,
wasting, dan baggy pants. Perut tampak membuncit, lingkar perut bagian pusat 55 cm,
bagian perut atas 59 cm. Berat badan 14 kg, tinggi badan 113 cm, lingkar lengan atas
10 cm. Sejak sakit, klien mengalami penurunan berat badan ± 6 kg. Status gizi buruk,
LLA/U 10/16,9 (<-3SD), ibu mengatakan nafsu makan anaknya menurun. Pada kulit
perut tampak kemerahan (eritema) bekas garukan, klien mengeluh ada rasa gatal pada
perut. Hasil pemeriksaan laboratorium (12/04/2016); Hemoglobin 10,6
g/dl,Hematokrit 32,3%, Leukosit 13.900/µL, neutrofil batang 0,0%, neutrofil segmen
82,7%, limfosit 9,6%,Trombosit 510/µL, Albumin 2,7 gr/dl, CRP 13,3 mg/L. Program
kemoterapi saat ini adalah protokol tumor willms (Stad.IV/ relaps) minggu 1:
Ifosfamid 1000 mg/IV/hr (5x), Carboplatine 270 mg/IV/hr (2x),Etoposide 65
mg/IV/hr (5 x).
A. Pengkajian
Anamnesa
1. Keluhan Utama
Anak S.A. Perempuan, usia 5 tahun, masuk RS pada tanggal 12 April 2016
rencana prokemoterapi.
2. Riwayat penyakit sekarang
18
Riwayat penyakit sekarang : Klien mengeluh kencing berwarna seperti
cucian daging, bengkak sekitar mata dan seluruh tubuh. Tidak nafsu makan,
mual , muntah dan diare. Badan panas hanya sutu hari pertama sakit.
Pemeriksaan Fisik
Pengkajian dilakukan residen pada tanggal 13 April 2016 (hari perawatan ke
2) jam 08.00. Data mode adaptasi fisiologis yang diperoleh; kesadaran
penuh, frekuensi pernapasan 24x/menit, frekuensi nadi 120x/menit, suhu
badan 36,7oC, tekanan darah 90/67 mmHg. Pada pemeriksaan fisik tampak
ada iga gambang, wasting, dan baggy pants. Perut tampak membuncit,
lingkar perut bagian pusat 55 cm, bagian perut atas 59 cm. Berat badan 14
kg, tinggi badan 113 cm, lingkar lengan atas 10 cm. Sejak sakit, klien
mengalami penurunan berat badan ± 6 kg. Status gizi buruk, LLA/U 10/16,9
(<-3SD), ibu mengatakan nafsu makan anaknya menurun. Pada kulit perut
tampak kemerahan (eritema) bekas garukan, klien mengeluh ada rasa gatal
pada perut.
Pemeriksaan laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium (12/04/2016); Hemoglobin 10,6
g/dl,Hematokrit 32,3%, Leukosit 13.900/µL, neutrofil batang 0,0%,
neutrofil segmen 82,7%, limfosit 9,6%,Trombosit 510/µL, Albumin
2,7 gr/dl, CRP 13,3 mg/L.
Terapi
Program kemoterapi saat ini adalah protokol tumor willms (Stad.IV/
relaps) minggu 1: Ifosfamid 1000 mg/IV/hr (5x), Carboplatine 270
mg/IV/hr (2x),Etoposide 65 mg/IV/hr (5 x).
Pengkajian Perpola
Pola nutrisi dan metabolik:
Perut tampak membuncit, lingkar perut bagian pusat 55 cm, bagian
perut atas 59 cm. Berat badan 14 kg, tinggi badan 113 cm, lingkar
lengan atas 10 cm. Sejak sakit, klien mengalami penurunan berat
badan ± 6 kg. Status gizi buruk, LLA/U 10/16,9 (<-3SD), ibu
mengatakan nafsu makan anaknya menurun.
19
klien perlu istirahat karena adanya kelainan jantung dan dan tekanan
darah mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi duduk dimulai bila
tekanan ddarah sudah normal selama 1 minggu. Adanya edema paru
maka pada inspeksi terlihat retraksi dada, pengggunaan otot bantu
napas, teraba , auskultasi terdengar rales dan krekels , pasien
mengeluh sesak, frekuensi napas. Kelebihan beban sirkulasi dapat
menyebabkan pemmbesaran jantung [ Dispnea, ortopnea dan pasien
terlihat lemah] , anemia dan hipertensi yang juga disebabkan oleh
spasme pembuluh darah. Hipertensi yang menetap dapat
menyebabkan gagal jantung. Hipertensi ensefalopati merupakan
gejala serebrum karena hipertensi dengan gejala penglihatan kabur,
pusing, muntah, dan kejang-kejang. GNA munculnya tiba-tiba orang
tua tidak mengetahui penyebab dan penanganan penyakit ini.
Pemeriksaan penunjang:
pemeriksaan Patologi Anatomi massa jaringan intraabdomen (Juni 2015), dan
pemeriksaan USG Abdomen (Juli 2015) menunjukkan gambaran tumor wilms, ginjal
kanan membesar dengan massa besar terutama pole bawah. Sejak 1 September 2015
klien memulai kemoterapi protokol tumor willms dan kemoterapi terakhir tanggal 22
Pebruari 2016 (minggu ke 25). hasil CT Abdomen tgl 17 Februari 2016; terdapat
perluasan massa ke ruang intraabdomen bawah serta ke region mid abdomen (ukuran
± 80,7x135x83,3mm) dan ke superior/subhepatik ukuran (60-70x40x82-83mm).
Diagnosa
1. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan
intake.
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan
dengan kehilangan protein dan cairan
3. Risiko injury berhubungan dengan mengganasnya tumor, proliferasi
sel, dan dampak pengobatan.
20
Intervensi
1. Kelebihan volume cairan (tubuh total) berhubungan dengan akumulasi cairan
dalam jaringan dan ruang ketiga.
Tujuan :
- Pasien tidak menunjukan bukti-bukti akumulasi cairan atau akumulasi
cairan yang ditujukan pasien minimum
- Pasien mendapat volume cairan yang tepat
Intervensi Rasional
1. Catat intake dan output secara Evaluasi harian keberhasilan
akurat terapi dan dasar penentuan
2. Kaji perubahan edema dan tindakan
Pembesaran abdomensetiap hari Indikator akumulasi cairan
3. Timbang BB tiap hari dalam dijaringan dan dirung ketiga
skala yang sama BJ Urine dan albuminnuria
4. Uji urin untuk berat jenis, menjadi indikator regimen terapi
albumin Sehingga anak tidak
5. Atur masukan cairan dengan mendapatkan lebih dari jumlah
cermat yang ditentukan
6. Berikan diuretik sesuai order dari Pengurangan cairan
tim medis ekstravaskuler sangat diperlukan
dalam mengurangi oedema
2. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake.
Tujuan : Kebutuhan Nutrisi tubuh terpenuhi
Intervensi Rasional
1. Catat intake dan output Monitoring asupan nutrisi bagi tubuh
makanan secara akurat Gangguan nutrisi dapat terjadi secara
2. Kaji adanya tanda-tanda berlahan. Diare sebagai reaksi oedema
perubahannutrisi : Anoreksi, intestine dapat memperburuk status
Letargi, hipoproteinemia. nutrisi
3. Beri diet yang bergizi Mencegah status nutrisi menjadi lebih
4. Beri makanan dalam porsi buruk
kecil tapi sering Membantu dalam proses metabolisme.
5. Beri suplemen vitamin dan
besi sesuai instruksi
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan
kehilangan protein dan cairan
Tujuan : kehilangan cairan intravaskuler atau syok hipovolemik yang
ditujukan pasien minimum atau tidak ada
Intervensi Rasional
1. Pantau tanda vital setiap 4 Bukti fisik defisit cairan.
jam Sehingga pengobatan segra dilakukan
2. Laporkan adanya Meningkatkan tekanan osmotik koloid
penyimpangan dari normal sehingga mempertahangkan cairan
3. Berikan albumin dalam vaskuler
bergaram rendah sesui
indikasi
4. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
21
Tujuan : Paien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai
tingkat yang dapat diterima anak.
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat nyeri Menentukan tindakan selanjutnya
2. Lakukan tehnik Sebagai analgesik tambahan
pengurangan nyeri Mengurangi rasa sakit
nonfarmakologis Untuk mencegah kambuhnya nyeri
3. Berikan analgesik sesuai Karena aspirin meningkatkan
ketentuan kecenderungan pendarahan
4. berikan obat dengan
jadwal preventif
5. hindari aspirin atau
senyawanya
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
Tujuan : Pasien mendapat istrahat yang adekut
Intervensi Rasional
1. Pertahangkan tirah baring Mengurangi pengeluaran energi.
bilah terjadi edema berat Mengurangi kelelahan pada pasien
2. seimbangkan istrahat dan Untuk mmenghemat energi
aktivitas bila ambulasi
3. intrusikan pada anak
untuk istrahat bila ia merasa
lelah
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita
penyakit yang mengancam kehidupan
Tujuan : Pasien (keluarga) menunjukan pengetahuan tentang prosedur
diagnostik/terapi
Intervensi Rasional
1. Jelaskan alasan setiap tes Memberikan pengertian pada keluarga
dan prosedur Memberikan pengetahuan pada keluarga
2. Jelaskan prosedur operatif Memberikan pengetahuan pada keluarga
dengan jujur Meringangkan beban pada keluarganya
3. Jelaskan tentang proses
penyakit
4. Bantu keluarga
merencanakan masa depan
khususnya dalam membatu
anak menjalani kehidupan
yang normal
22
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan data-data pemeriksaan, anak ini di diagnosis menderita tumor wilms. Hal
tersebut ditunjukan dengan keluhan, adanya massa di daerah abdomen. Serta tanda
gejala lainnya yang mengarah pada tumor wilms. Tumor wilms disebut juga
nefroblastoma.
Tumor Wilms adalah semacam tumor ganas pada ginjal yang menyerang anak-
anak, penyebabnya adalah kelainan genetika artinya penyakit ini adalah penyakit
bawaan. Tumor Wilms sporadik berkaitan dengan 10% kasus dengan hemihipertrofi
yang terisolasi atau malformasi genitourinarius seperti hipospadia, kriptorkismus, dan
fusi ginjal.
23
Dalam melakukan tindakan keperawatan seperti dalam pengkajian dan
pemeriksaan perawat harus lebih memperhatikan klien dan keluarganya karena
klienya adalah anak-anak. Karena selain Sifat klien anak-anak berbeda dengan klien
yang dewasa klien anak juga melibatkan keluarganya karean kemandirian dari anak-
anak masih rendah
DAFTAR PUSTAKA
Ali, K., Sutaryo, Purwanto, I., Mulatsih, S., Supriyadi, E., Widjajanto, P. H.,
Sumadiono & Nurse, J. 2010. Yogyakarta Pediatric Cancer Registry: An International
Collaborative Project of University Gadjah Mada, University of Saskatchewan, and
the Saskatchewan Cancer Agency. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention, 11(1),
pp.131–136.
Al-Tonbary, Y., Badr, M., Mansour, A., El Safy, U., Saeed, S., Hassan, T., Elashery,
R., Nofal, R. & Darwish, A. 2015. Clinico-Epidemiology of Neuroblastoma inNorth
East Egypt: A 5-Year Multicenter Study. Oncology Letters, 10(2),
pp.1054–1062.
24
Davidoff, A. M. 2010. Wilms Tumor. Current Opinion in Pediatrics, 21(3),pp.357–
364.
Japaries W. Nefroblastoma. Dalam: Desen Wan, dkk, editor. Buku Ajar Onkologi
Klinis.Ed.2. Jakarta: Balai Penerbit. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011.
hal. 638-641.2.Daud D. Tumor Wilms. Dalam: Permono HB, dkk, editor. Buku Ajar
Hematologi-Onkologi Anak. Ed. 3. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2010. hal. 265-
69.3.
25