Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

TUMOR WILMS
Untuk memenuhi tugas keprawatan anak II
Dosen pengampu ; Fiki Wijayanti, S.Kep., Ns.,M.Kep.

Di susun oleh
Nurul fatmawati (010117A
Rina novitasari (010117A084)
Rizkhy Erwin H (010117A092)
Gerson Ndiwa (010115A046)

PROGRAM STUDI S1 KEPRAWATAN


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN 2019/2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kanker merupakan suatu istilah untuk penyakit dimana sel-sel membelah secara
abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya (National Cancer
Institute, 2009). Kanker merupakan salah satu penyakit mematikan yang utama di seluruh
dunia. WHO memperkirakan pada tahun 2005-2015 terdapat 84 juta orang meninggal dunia
akibat kanker (Kemenkes RI, 2015). Jumlah penderita kanker di seluruh dunia terus
meningkat sekitar 6,25 juta orang setiap tahunnya. Sedangkan di Indonesia sendiri, prevalensi
penderita kanker pada semua usia di tahun 2013 adalah 347.792 orang atau sekitar 1,4% dari
jumlah penduduk Indonesia.

Penyakit kanker dapat menyerang segala usia tidak terkecuali anak-anak. Saat ini,
kanker menjadi penyakit serius yang mengancam kesehatan anak di dunia. Ancaman kanker
di seluruh dunia sangat besar, karena setiap tahun terjadi peningkatan jumlah penderita baru
penyakit kanker. Menurut data WHO (2015), prevalensi kanker pada anak adalah sekitar 4%
dan 90.000 kematian anak di dunia disebabkan oleh kanker. Setiap tahun, jumlah kanker pada
anak meningkat sekitar 110 sampai 130 kasus per satu juta anak, dan 80% anak yang
terdiagnosis kanker berada di negara berkembang. Menurut data Union for International
Cancer Control (UICC), terdapat sekitar 176.000 anak yang didiagnosis kanker setiap
tahunnya dan mayoritas berasal dari negara berpenghasilan rendah dan menengah (Kemenkes
RI, 2015). Menurut data dari Perhimpuanan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI, 2012),
insidensi penyakit kanker anak di Indonesia adalah sekitar 2-4%. Setiap tahunnya terdapat
11.000 kasus kanker pada anak, dan 10% di antaranya menyebabkan kematian.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian tumor wilms?

2. Bagaimana etiologi tumor wilms?

3. Bagaimana patofisiologi tumor wilms?

4. Bagaimana manifestasiklinis tumor wilms?

5. Bagaimana pemeriksaandiagnostik tumor wilms?

6. Bagaimana pencegahan tumor wilms?

7. Bagaimana asuhankeperawatan tumor wilms?


C. TUJAN

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan dapat


memberikan informasi dan pemahaman mengenai asuhan keprawatan pada klien anak yang
menderita tumor wilms

BAB 11

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI

Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah kanker ginjal yang ditemukan pada anak-anak.
Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi
kadang ditemukan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa. Tumor wilms merupakan
tumor ganas intraabdomen yang tersering pada anak anak dan tumbuh dengan cepat
(progresif).

Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan
cepat,terbentuk dari unsure embrional,biasanya mengenai anak anak sebelum usia 5 tahun .
(Kamus Kedokteran Dorland).

Tumor wilms adalah tumor intrabdomen yang paling sering di jumpai pada anak.
Tumor ini merupakan neoplasma embrional dari ginjal,biasanya muncul sebagai massa
asistomatik di abdomen atas atau pinggang. Tumor sering di temukan saat orang tua
memandikan atau mengenakan baju anaknya atau saat dokter melakukan pemeriksaan fisik
terhadap anak yang tanpak sehat. (Basuki,2011)

Makrokoskopis ginjal akan tampak membesar dank eras sedangkan gambaran histo
patologinya menunjukan gabungan dari pembentukan abortif glomerulus dan gambaran otot
polos,otot serat lingkang, tulang rawan dan tulang. Tumor dapat bermetastase terutama ke
paru, ginjal dan jarang sekali ke tulang.

B.ETIOLOGI

Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor Wilms

berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti:

1. WAGR syndrome :

a. Retardasi mental

b. Aniridia – bayi lahir tanpa iris


c. Gebitourinary malformation

2. Deny-Drash Syndrome

Sindrom ini menyebabkan kerusakan ginjal sebelum umur 3 tahun dan sangat

langka. Didapati perkembangan genital yang abnormal. Anak dengan sindrom

ini berada dalam resiko tinggi terkena tipe kanker lain, selain Tumor Wilms.

3. Beckwith-Widemann Syndrome

Bayi lahir dengan berat badan yang lebih tinggi dari bayi normal, lidah yang

besar, pembesaran organ-organ.

Tumor Wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat

tidak adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan

tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik. Perkembangan blastema renalis untuk

membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-34 minggu. Beberapa kasus

disebabkan karena defek genetik yang diwariskan dari orang tua. Ada dua gen yang

ditemukan mengalami defek yaitu Wilms Tumor 1 atau Wilms Tumor 2. Dan juga

ditemukan mutasi di kromosom lain.

Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau anggota keluarga lain yang

juga menderita Tumor Wilms. Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat keturunan

yang berbeda dengan kasus Tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus Tumor Wilms

diturunkan secara autosomal dominan.

C.PATOFISIOLOGI

Tumor Wilms ini terjadi pada parenkim ginjal. Tumor tersebut tumbuh dengan

cepat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuhan tumor tersebut akan

meluas atau menyimpang ke luar renal. Mempunyai gambaran khas berupa


glomerulus dan tubulus yang primitif dan abortif dengan ruangan bowman yang tidak

nyata, dan tubulus abortif dikelilingi stroma sel kumparan.

Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi, tetapi kemudian di

invasi oleh sel tumor. Tumor ini pada sistem memperlihatkan warna yang putih atau

keabu – abuan homogen, lunak dan encepaloid. Tumor tersebut akan menyebar

hingga ke abdomen dan dikatakan sebagai suatu massa abdomen. Akan teraba pada

abdominal dengan dilakukan palpasi.

Wilms Tumor seperti pada retinoblastoma disebabkan oleh dua trauma mutasi

pada gen supresor tumor. Mutasi pertama adalah inaktivasi alel pertama dari gen

supressor tumor yang menyangkut aspek prozigot dan postzigot. Mutasi kedua

inaktivasi alel kedua dari gen tumor supresor spesifik.

Munculnya tomor wilms sejak dalam perkembangan embrio dan akan tumbuh

dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh

vena renal dan menyembur ke organ lain.

D. KLASIFIKASI

1. Penyebaran tumor wilms menurut TNM sebagai berikut:

T : Tumor Primer

a. T1 : Unilateral permukaan (termasuk ginjal) < 80 cm

b. T2 : Unilateral permukaan > 80 cm

c. T3 : Unilateral ruptur sebelum penanganan

d. T4 : Bilateral

N : Metastasis Limfa

a. No : Tidak ditemukan metastasis

b. N1 : Ada metastasis limfa

M : Metastasis Jauh
a. Mo : Tidak ditemukan

b. M+ : ada metastasis jauh

2. The National Wilms Tumor Study (NWTS) membagi stadium tumor wilms,

yaitu:

a. Stadium I : tumor terbatas didalam jaringan ginjal tanpa menembus kapsul.

Tumor ini dapat direseksi dengan lengkap

b. Stadium II : tumor menembus kapsul dan meluas masuk kedalam jaringan

ginjal dan sekital ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis

dan kelenjar limfe para-aortal. Tumor masih dapat direseksi dengan lengkap.

c. Stadium III : tumor menyebar ke rongga abdomen, misalnya ke hepar,

peritoneum, dll.

d. Stadium IV : tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen, paru-

paru, otak , tulang.

E. MANIFESTASI KLINIS

Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri perut

dan hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang menembus

ginjal sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus sistem

pelveokalises. Demam dapat terjadi karena reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein

tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah:

1. Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-

pembuluh darah yang mensuplai darah keginjal, sehingga terjadi iskemi

jaringan yang akan merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri

mengeluarkan renin.

2. Anemia

3. Penurunan berat badan


4. Infeksi saluran kencing

5. Malaise

6. Anoreksia

7. Tumor wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital

lainnya,seperti aniridia, anomali saluran kemih atau genitalia dan retardasi

mental.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. IVP dengan pemeriksaan IVP tampak distorasi sistem pielokalises (perubahan

bentuk sistem pielokalises) dan sekaligus pemeriksaan ini berguna umtuk

mengtahui fungsi ginjal.

2. Foto thoraks merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya

metastasis ke paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien

dengan tumor wilms bilateral.

3. Ultrasonografi merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan

tumor solid dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan

USG, tumor wilms nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal. USG juga

dapat digunakan sebagai pandu pada biopsi, pada USG bagian sagital tumor

akan tampak mengalami pembesaran.

4. CT-Scan memberi beberapa keuntungan dalan mengevaluasi tumor wilms. Ini

meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intra renal yang biasanya

menyingkirkan neuroblastoma, deteksi masa multipel, penentuan perluasan

tumor, termasuk keterlibatan oembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal

yang lain.
5. Magnetic Resonance Imaging (MRI), dapat memberikan informasi tentang

perluasan tumor didalam vena cava inferior termasuk perluasan ke daerah

intercardial. MRI akan memperlihatkan hipointensitas dan hiperintensitas.

6. Laboratorium, kada LDH meninggi dan VMA dalam batas normal. Urinalisis

juga dapat menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat, dan anemia dapat

juga terjadi, terlebih pada pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien

dengan metastasis di hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada analisa

serum.

G. PENCEGAHAN

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer ini merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang

sehat agar tetap sehat atau mencegah agar tidak sakit.pencegahan primer

bertujuan untuk menghilangkan faktor resiko terhadap kejadian tumor wilms.

Upaya yang dilakukan adalah:

a. Rutin melakukan imunisasi. Imunisasi merupakan usaha pemberian

kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh

agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.

b. Menjaga daya tahan tubuh anak dengan cara pemberian ASI pada bayi

neonatal sampai berumur 2 tahun dan makanan yang bergizi pada anak.

c. Hindari dari paparan merokok.

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah penceghan yang mana sasaran utamanya adalah

pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan menderita

penyakit tertentu melalui diagnosis dini. Upaya pencegahan yang dilakukan saat

proses penyakit sudah berlangsung namun belum timbul tanda/gejala penyakit.


Tujuan pencegahan sekunder adalah menghentikan proses penyakit lebih lanjut

dan mencegah komplikasi. Bentuknya berupa deteksi dini dan pemberian

pengobatan (yang tepat). Pengobatan yang cukup untuk mengentikan proses

penyakit.

Pemberian obat sitostatika yang tebukti efektif dalam pengobatan tumor wilms

adalah Aktinomisin D, vinkristin, adriamisin, cisplatin dan siklofosfamid.

3. Pencegan Tersier

Pencegan ini dimaksudkana untuk mengurangi resiko keparahan kecacatan dan

rehabilitasi. Upaya yang dapat dilakukan adalah:

a. Pengobatan secara intensif sampai tuntas

b. Mematuhi setiap advis dari dokter

c. Rutin melakukan medical check-up

Gejala Tumor Wilms

Tumor Wilms mungkin tidak terdeteksi sejak awal karena dapat tumbuh besar tanpa

menimbulkan rasa sakit. Ketika besar, umumnya tumor ini berhasil diketahui sebelum

memiliki kesempatan untuk menyebar (metastasize) ke bagian tubuh lainnya.

Anak-anak yang terserang dapat memiliki gejala:

 Perut bengkak
 Terdapat suatu gumpalan dalam perut yang dapat dirasakan
 Demam
 Darah dalam urin
 Nafsu makan berkurang
 Tekanan darah tinggi
 Sembelit
 Nyeri Perut
 Mual

Konsep keperawatan

1. Pengkajian
a. Identitas Klien

Riwayat penyakit sekarang : Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian


daging,bengkak sekitar mata dan seluruh tubuh. Tidak nafsu makan, mual , muntah dan
diare. Badan panas hanya satu hari pertama sakit.

b. Pengkajian fisik

Pengkajian Perpola

1]. Pola nutrisidan metabolik:

Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi
kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema pada
sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena
adanya depresi sistem imun. Adanya mual , muntah
dananoreksiamenyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat. BB meningkat
karena adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.

2]. Pola eliminasi :

Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi urin: gangguan pada


glumerulus menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresidan
terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus yang tidak
mengalami gangguan yang menyebabkan oliguriasampai anuria,proteinuri,
hematuria.

3]. Pola Aktifitas dan latihan :

Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan


tonus karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan klien perlu istirahat
karena adanya kelainan jantung dandan tekanan darah mutlak selama 2minggu
dan mobilisasiduduk dimulaibila tekanan ddarah sudah normal selama 1
minggu.Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada,
pengggunaan otot bantu napas, teraba , auskultasi terdengar rales dan krekels ,
pasien mengeluh sesak, frekuensi napas. Kelebihan beban
sirkulasidapatmenyebabkanpemmbesaran jantung [ Dispnea, ortopnea dan
pasien terlihat lemah] , anemia dan hipertensi yang juga disebabkan oleh
spasme pembuluh darah. Hipertensi yangmenetap dapatmenyebabkan gagal
jantung.Hipertensi ensefalopatimerupakan gejala serebrum karena hipertensi
dengan gejala penglihatan kabur, pusing, muntah,dan kejang-kejang. GNA
munculnya tiba-tibaorang tua tidak mengetahui penyebab danpenanganan
penyakit ini.

4]. Polatidur dan istirahat :

Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya
uremia. keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus

Kognitif & perseptual :

Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasardan rasa gatal.

Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati hipertensi.


Hipertemi terjadi pada hari pertama sakit dan ditemukan bila ada infeksi
karena inumnitas yangmenurun.

6]. Persepsi diri :

Kliencemasdan takut karena urinenya berwarna merah dan edema


danperawatan yanglama. Anak berharap dapat sembuh kembali seperti semula

7]. Hubungan peran :

Anaktidak dibesuk oleh teman – temannya karena jauhdan lingkungan


perawatann yang baru serta kondisi kritis menyebabkan anak banyak diam.

5.

Diagnosa keperawatan yang bisa muncul

1. Kelebihan volume cairan (tubuh total) berhubungan dengan akumulasi cairan dalam
jaringan dan ruang ketiga
2. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake.
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan
kehilangan protein dan cairan
4. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita
penyakit yang mengancam kehidupan

Rencana Keperawatan

1. Kelebihan volume cairan (tubuh total) berhubungan dengan akumulasi cairan


dalamjaringan dan ruang ketiga.

Tujuan :Pasien tidak menunjukan bukti-bukti akumulasi cairan


atauakumulasi cairan yang ditujukan pasien minimum

Pasien mendapat volume cairan yang tepat


Intervensi Rasional
a. Catat intake dan output a. Evaluasi harian keberhasilan
secara akurat terapi dan dasar penentuan
b. Kaji perubahan edema tindakan
danPembesaran
b. Indikator akumulasi cairan
abdomensetiap hari
dijaringan dan dirung ketiga
,Timbang BB tiap hari dalam
skala yang sama
c.BJ Urine dan albuminnuria
c. Uji urin untuk berat jenis,
menjadi indikator regimen terapi
albumin
d. Atur masukan cairan dengan d.Sehingga anak tidak
cermat mendapatkan lebih dari jumlah
e. Berikan diuretik sesuai yang ditentukan
orderdari tim medis
e. Pengurangan cairan
ekstravaskuler sangat diperlukan
dalam mengurangi oedema
. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake.

Tujuan : Kebutuhan Nutrisi tubuh terpenuhi


Intervensi Rasional
a. Catat intake dan output a. Monitoring asupan nutrisi bagi tubuh
makanan secara akurat
b. Gangguan nutrisi dapat terjadi secara
b. Kaji adanya tanda-
berlahan. Diare sebagai reaksi oedema
tanda perubahannutrisi
intestine dapat memperburuk status nutrisi
: Anoreksi, Letargi,
hipoproteinemia.
c. Mencegah status nutrisi menjadi lebih
c. Beri diet yang bergizi
buruk
d. Beri makanan dalam
porsi kecil tapi sering , d. Membantu dalam proses metabolisme.
Beri suplemen vitamin
dan besi sesuai
instruksi

Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia

Tujuan : Paien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat
yang dapat diterima anak.
Intervensi Rasional
a. Kaji tingkat nyeri a. Menentukan tindakan
selanjutnya
b. Lakukan tehnik b. Sebagai analgesik tambahan
pengurangannyeri c. Mengurangi rasa sakit
nonfarmakologis d. Untuk mencegah kambuhnya
c. Berikan analgesik sesuai nyeri
ketentuan e. Karena aspirin meningkatkan
d. Berikan obat dengan kecenderungan pendarahan
jadwal preventif
e. Hindari aspirin atau
senyawanya

Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan


kehilangan protein dan cairan

Tujuan : kehilangan cairan intravaskuler atau syok hipovolemik yang


ditujukan pasien minimum atau tidak ada
Intervensi Rasional
a. Pantau tanda vital a. Bukti fisik defisit cairan.
setiap 4 jam
b. Sehingga pengobatan segera dilakukan
b. Laporkan adanya
penyimpangan dari
c.Meningkatkan tekanan osmotik koloid
normal
sehingga mempertahangkan cairan dalam
c. Berikanalbumin
vaskuler
bergaram rendah sesui
indikasi

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan

Tujuan : Pasien mendapat istrahat yang adekut


Intervensi Rasional
a. Pertahangkan tirah a. Mengurangi pengeluaran energi.
baring bilah terjadi
edema berat
b. seimbangkan istrahat
b.Mengurangi kelelahan pada pasien
dan aktivitas bila
ambulasi
c. intrusikan pada anak
untukistrahat bila ia c.Untuk mmenghemat energi
merasa lelah

66.Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita


penyakit yang mengancam kehidupan

Tujuan : Pasien (keluarga) menunjukan pengetahuan tentang prosedur


diagnostik/terapi
Intervensi Rasional
a. Jelaskan alasan setiap a. Memberikan pengertian pada keluarga
tes dan prosedur
b. Memberikan pengetahuan pada keluarga
b. Jelaskan prosedur
operatif dengan jujur
c. Memberikan Meringangkan pengetahuan
c. Jelaskan tentang proses
pada keluarga
penyakit
d. Bantu keluarga d. beban pada keluarganya
merencanakan masa
depan khususnya dalam
membatu anak
menjalani kehidupan
yang normal

Anda mungkin juga menyukai