Anda di halaman 1dari 14

oleh :

Rizqi Farras Assyifa


Shindyta Tiara Zulvi
Sindy mila melinda
Nurul Fatmawati
Shelia Arinandya PW
 proses penuaan dari perspective yang luas dapat
membimbing kearah strategi yang lebih kreatif untuk
melakukan intervensi terhadap lansia. Perubahan
structural yang paling terlihat terjadi pada otak itu
sendiri, walaupun bagian lain dari system saraf pusat
juga terpengaruh. Perubahan ukuran otak yang di
akibatkan oleh atropi girus dan dilatasi sulkus dan
ventrikel otak. Korteks serebral adalah daerah otak
yang paling besar dipengaruhi oleh kehilangan
neuron.
1. Otak
Penuaan otak kehilangan 100.000 neuron / tahun.
Neuron dapat mengirimkan signal kepada beribu-
ribu sel lain dengan kecepatan 200 mil/jam. Terjadi
penebalan atropi cerebral (berat otak menurun 10%)
antar usia 30-70 tahun. Secara berangsur angsur
tonjolan dendrite dineuron hilang disusul
membengkaknya batang dendrit dan batang sel.
Secara progresif terjadi fragmentasi dan kematian
sel.
2. Saraf otonom
Pusat penegndalian saraf otonom adalah hipotalamus.
Beberapa hal yang dikatakan sebagai penyebab
terjadinya gangguan otonom pada usia lanjut adalah
penurunan asetolikolin, atekolamin, dopamine,
noradrenalin. Perubahan pada “neurotransmisi”
pada ganglion otonom yang berupa penurunan
pembentukan asetil-kolin yang disebabkan terutama
oleh penurunan enzim utama kolin-
asetilase.Terdapat perubahan morfologis yang
mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor kolin.
3. Sistem saraf perifer
1). Saraf Aferen
Lansia terjadi penurunan fungsi dari saraf aferen,
sehingga terjadi penurunan penyampaian informasi
sensorik dari organ luar yang terkena ransangan.
2). Saraf Eferen
Lansia sering mengalami gangguan persepsi sensorik,
hal tersebut dikarenakan terjadinya penurunan fungsi
saraf eferen pada sistem saraf perifer.
4.Medula spinalis
Medulla spinalis pada lansia terjadi penurunan fungsi,
sehingga mempengaruhi pergerakan otot dan sendi
di mana lansia menjadi sulit untuk menggerakkan
otot dan sendinya secara maksimal.
 Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering
dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat.
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul
mendadak yang disebabkan karena terjadinya
gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada
siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2008).
 Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda
klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi
otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain
yang jelas selain vaskuler
Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan
gejala kliniknya, yaitu: (Muttaqin, 2008)

1. Stroke Hemoragi,
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin
perdarahan subarachnoid. Disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu.
Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau
saat aktif, namun bisa juga terjadi saat
istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun
2. Stroke Non Hemoragi
Dapat berupa iskemia atau emboli dan
thrombosis serebral, biasanya terjadi saat setelah lama
beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari.
Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang
menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul
edema sekunder. Kesadaran umumnya baik.
 Penyebab stroke menurut Arif Muttaqin (2008):
1. Thrombosis Cerebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang
mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi
jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan
kongesti di sekitarnya. Thrombosis biasanya terjadi
pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur.
Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas
simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat
menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala
neurologis memburuk pada 48 jam setelah trombosis.
2. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral
termasuk perdarahan dalam ruang subarachnoid atau
kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat
terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat
pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan
perembesan darah kedalam parenkim otak yang dapat
mengakibatkan penekanan, pergeseran dan
pemisahan jaringan otak yang berdekatan, sehingga
otak akan membengkak, jaringan otak tertekan,
sehingga terjadi infark otak, oedema, dan mungkin
herniasi otak.
3. Hipoksia Umum
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia
umum adalah:
a. Hipertensi yang parah.
b. Cardiac Pulmonary Arrest
c. Cardiac output turun akibat aritmia
4. Hipoksia Setempat
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia
setempat adalah:
a. Spasme arteri serebral, yang disertai perdarahan
subarachnoid.
b. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala
migrain.
 Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area
tertentu di otak. Luasnya infark bergantung pada faktor-
faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah dan
adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai
oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke
otak dapat berubah (makin lmbat atau cepat) pada
gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan
spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum
(hipoksia karena gangguan paru dan jantung).
Atherosklerotik sering/ cenderung sebagai faktor penting
terhadap otak, thrombus dapat berasal dari flak
arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area yang
stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi
turbulensi.
 Diagnosa keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan
dengan gangguan aliran darah sekunder akibat
peningkatan tekanan intracranial.
2. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
kehilangan kontrol otot facial atau oral

Anda mungkin juga menyukai