Anda di halaman 1dari 22

INTERVENSI TRAUMA DAN KONSEP KRISIS

ADVENTISIUS

DISUSUN OLEH :
PUJI ASTUTI RETNONINGSIH (010117A076)
RITA LISTIAWATI (010117A087)
RIZALDI HARIS SYARIFUDIN (010117A090)
SITI IMRONAH (010117A101)
A. DEFENISI BENCANA ALAM

Pengertian Bencana Alam adalah suatu peristiwa atau


rangkaian peristiwa luar biasa yang disebabkan oleh alam
(gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan,
angin topan, dan tanah longsor) sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kehilangan harta
benda, dan dampak psikologis
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami
(suatu peristiwa fisik,seperti letusan gunung,gempa bumi,tanah longsor)dan
aktivitas manusia. Karena ketidak berdayaan manusia, akibat
kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerug
ian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Bencana alam juga dapat diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh
gejala alam. Sebenarnya gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah
dan biasa terjadi pada bumi. Namun, hanya ketika gejala alam tersebut
melanda manusia (nyawa) dan segala produk budidayanya (kepemilikan,
harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya sebagai bencana.
CONTOH BENCANA ALAM

 GEMPA BUMI
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari bawah
permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak
bumi atau lempeng bumi. Selain itu gempa bumi juga bisa
disebabkan oleh letusan gunung api.
Jenis-jenis gempa bumi dibedakan menjadi 2

1. Berdasarkan Penyebabnya 2. Berdasarkan Kedalamannya

 Gempa bumi vulkanik  Gempa bumi dalam


 Gempa tektonik  Gempa bu mi menengah
 Gempa runtuhan atau terban  Gempa bumi dangkal
Akibat yang ditimbulkan oleh gempa bumi diantaranya
adalah :
1. Dampak fisik : 2. Dampak sosial

 Bangunan banyak yang hancur  Menimbulkan kemiskinan.


atau roboh.
 Kelaparan
 Tanah longor akibat goncangan.
 Jatuhnya korban jiwa.  Menimbulkan penyakit.
 Permukaan tanah menjadi  Bila pada sekala yang besar (dapat
merekat, retak dan jalan menimbulkan tsunami yang besar),
menjadi putus. bisa melumpuhkan politik, sistem
 Banjir karena rusaknya tanggul. ekonomi, dsb.
 Gempa dasar laut dapat
menyebabkan tsunami, dsb
CONTOH BENCANA ALAM

 Gunung Meletus
Gunung meletus merupakan gejala alam vulkanik. Gunung meletus
merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut
bumi yang didorong keluar oleh gas yang
bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam
lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari
1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu
lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung
berapiyang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh
radius 18km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh
radius 90km.
B. TINDAKAN PADA KELUARGA DENGAN
KRISIS ADVENTISIUS
 Manipulasi lingkungan Intervensi yang secara langsung untuk merubah situasi
yang bertujuan memberikan dukungan situasional atau kehilangan stress.
 Dukungan umum memberikan rasa aman dan nyaman bahwa perawat dengan
sikap hangat, menerima, empati penuh perhatian berada di pihak klien untuk
memberikan dukungan.
 Pendeketan umum Intervensi diberikan untuk individu atau masyarakat
dengan resiko tinggi secepat mungkin, seperti krisis pada korban bencana.
Membantu mereka menghadapi proses berduka.
C. PERAN PERAWAT

 mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase


emergency(makanan, air, obat-obatan, pakaian dan selimut,
serta tenda)
 Penanganan pertama korban bencana.
 berkoordinasi berbagai dinas pemerintahan, organisasi ling
kungan, palang merah nasional maupun lembaga-
lembaga kemasyarakatan dalam penanganan korban
bencana alam.
D. PERAN PERAWAT DI DALAM POSKO PENGUNGSIAN DAN
POSKO BENCANA
 Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada
korban(ansietas, depresi yang ditunjukkan dengan seringnya
menangis danmengisolasi diri) maupun reaksi psikosomatik (hilang
nafsu makan,insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot)
 Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak,
dapatdilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal dengan
terapi bermain.
 Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh
para psikolog dan psikiater
E. DAMPAK PSIKOLOGIS DAN SOSIAL
 Kehilangan tempat tinggal untuk sementara waktu atau bisa terjadi untuk
seterusnya karena merupakan kawasan rawan bencana ( termasuk zona
merah )
 Kehilangan mata pencaharian karena kerusakan lahan pertanian dan
hnacurnya tempat usaha.
 Berpisah dengan kepala keluarga karena ayah atau suami banyak yang
memilih untuk tetap tinggal dirumah dengan alasan menjaga rumah,harta
benda dan tetap bekerja sebagai petani,berkebun dan peternakan.
 Pemenuhan kebutuhan dasar berupa makan,minum,tempat tnggal sementara
atau penampungan,pendidikan,kesehatan dan sarana air bersih yang tidak
memadai. Tidak tersedia atau terbatasnya fasilitas umum dan fasilitas sosial.
F. DAMPAK SPIRITUAL

 Mencari kekuatan supra natural untuk mencegah terjadinya


bencana.
 Kecewa pada tuhan karena diberi ujian atau hukuman
bahkan cobaan kepada orang-orang yang merasa dirinya
sudah melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama
 Menganggap semua yang terjadi adalah takdir dari tuhan
sehingga koping mengalami penerimaan adanya bencana
G. PENANGANAN KORBAN BENCANA

 Tindakan pelayanan kepada pengungsi


(menurut sukamdi 2004 ) adalah :
1. Proteksi khususnya terhadap
perempuan,anak-anak dan lanjut usia.
2. Pemberian fasilitas untuk kembali ke
pemukiman asal perantauan atau lokasi baru
3.Menyelesaikan akar permasalahan
penyebab pengungsian agar dikemudian hari
tidak terjadi masalah pengungsian yang
sama.
 Langkah yang diambil / dilakuakn untuk
upaya penanganan dampak sosial psikologis
dan spiritual :
1. Advokasi
2. Intervensi keluarga
3. Terapi kritis
4. Membangun partisipasi yaitu pengungsi
perlu dilibatkan dalam berbagai kegiatan di
barak-barak pengungsian
5. Mediasi dan fasilitas relokasi dengan
penyuluhan terhadap masyarakat di daerah
tujuan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KORBAN
BENCANA
Diagnosa Keperawatan
 Ansietas b.d. krisis situasional (00146)
 Ketakutan b.d. dalam (neurotransmitter) (00148)
 Duka cita b.d. kematian orang terdekat (00136)
 Risiko sindrom pasca trauma (00145)
Intervensi Keperawatan

1. Ansietas b.d. krisis situasional


Pengurangan kecemasan (5820)
 Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
 Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku klien
 Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
 Berada disisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan
 Berikan informasi faktual terkait diagnosis dan tindakan perawatan
 Identifikasi tingkat kecemasan
 Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
 Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
2. Ketakutan b.d. dalam (neurotransmitter)
Peningkatan koping (5230)
 Sediakan reinforcement positif ketika pasien melakukan perilaku
untuk mengurangi ketakutan
 Sediakan perawatan yang berkesinambungan
 Kurangi stimulasi lingkunganyang dapat menyebabkan
misinterpretasi
 Dorong mengungkapkan secara verbal perasan, persepsi dan rasa
takutnya
 Perkenalkan dengan orang yang mengalami penyakit sama
 Dorong klien untuk melakukan teknik relaksasi
3. Duka cita b.d. kematian orang
Fasilitasi proses berduka (5290)
 Kaji persepsi klien dan makna kehilangannya
 Dorong atau bantu klien untuk mendapatkan atau menerima
dukungan
 Berikan intruksi dalam proses fase berduka
 Gunakan komunikasi yang efektif
 Tawarkan kehadiran dan berikan pertanyaan terbuka
 Bina hubungan dan pertahankan keterampilan interpersonal
4. Risiko sindrom pasca trauma
Peningkatan sistem dukungan (5440)
 Identifikasi respon psikologis terhadap situasi dan ketersediaan
sistem dukungan
 Identifikasi tingkat dukungan keluarga
 Anjurkan pasien untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan
masyarakat
 Sediakan layanan dengan sikap peduli dan mendukung
 Libatkan keluarga, orang terdekat, dan teman-teman dalam
perawatan dn perencanaan
Perencanaan dan identifikasi
hasil
1. Bantu klien,keluarga,masyarakat,dalam menetapkan
tujuan jangka pendek yang realistis untuk pemulihan
seperti sebelum krisis
2. Tentukan criteria hasil yang diinginkan untuk
klien,keluarga,masyarakat yang mengalai krisis akan :
 Mengungkapkan secara verbal arti dari krisis tersebut.
 Mendiskusikan pilihan-pilihan yang ada untuk
mengtasinya.
 Memilih strategi koping dalam meghadapi krisis
 Mengimplementasikan tindakan yang diperlukan untuk
mengatasi krisis
implementasi

 Bentuk hubungan dengan mendengarkan


secara aktif dan menggunakan rasa simpati
 Anjukan klien untuk mendiskusikan situasi
krisis dengan jelas dan bantu klien
mengutarakan pikiran dan perasaanya.
 Dukung kelebihan klien dan penggunaan
tindakan koping
 Gunakan pendekatan pemecahan masalah
 Lakukan intervensi untuk mencegah rencana
penyakit diri sendiri atau bunuh diri
Evaluasi

 Perawat menggunakan criteria hasil yang


spesifik dalam menetukan efektifitas.
 Mengevaluasi tindakan yang sudah diberikan
kepada klien sebagai penyelesaian masalah
 Mengevaluasi koping klien setelah dilakukannya
tindakan intervensi
 Mengkaji intervensi yang sudah diberikan untuk
menetukan dilakukan tindakan kembali atau
tidak
 Evaluasi respon klien terhadap penerimaan
masalah yang usdah terjadi

Anda mungkin juga menyukai