Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK SAKIT KRONIS / TERMINAL

DENGAN SISTEM URINARIA (WILM’S TUMOR) KELOMPOK A .1

DENGAN DOSEN PENGAMPU IBU IDA ARIANI,M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An

ANGGOTA KELOMPOK :

1. Yuni Wulandari (108222040) 11. Ahmad Romadhon 108222004


2. Wasikin (108222038) 12. Ari Setia Budi 108222005
3. Hikmah 108222045
4. Fitri Wulandari (108222015)
5. Ellie Susanti (108222013)
6. Ratna Prihatini (108222029)
7. Dhony Rono Cytra ( 108222008)
8. Helli setyowati (108222017)
9. Joko Jaedun Syafit 108222021)
10. Miswati ( 1082220250

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TRANSFER
UNIVERSITAS AL-IRSYAD CILACAP

2022-2023
DAFTAR ISI

I. BAB I PENDAHULUAN
A. LATA BELAKANG 1
B. TUJUAN 1
C. MANFAAT 1

II. BAB II TINJAUAN TEORITIS 2

A. DEFINISI TUMOR WILMS 2


B. ETIOLOGI 3
C. MANIFESTASI KLINIS 3
D. PATOFISIOLOGI 4
E. PENATALAKSANAAN 5
F. KOMPLIKASI 6
G. PATHWAY 7

III. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 8


A. PENGKAJIAN 8
B. PEMERIKSAAN PENUNJANG 9
C. DIAGNOSA 10
D. INTERFENSI 10

DAFTAR PUSTAKA 14

IV. BAB IV JOURNAL 15


ABSTRACT 15
PROBLEM 16
INTERVENTION 18
COMPARATION 25
LAMPIRAN JOURNAL 32
DAFTAR PUSTAKA 34
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tumor (Neoplasma) adalah pertumbuhan baru jaringan yang tidak terkontrol dan progresif. Tumor dan
kanker dapat diakibatkan oleh faktor genetika atau diwariskan kecenderungan genetika untuk karsinogen
mungkin disebabkan oleh rapuhnya gen-gen regulator, kerentanan terhadap inisiator dan promotor,
kesalahan enzim pengoreksi atau gagalnya sistem imun. Kecenderungan genetik kita dapat positif atau
negatif terhadap tumor dipengaruhi oleh berbagai pengalaman prilaku dan lingkungan (kamus
kedokteran dorland) Salah satu contoh tumor akibat genetik ini adalah tumor wilms, tumor wilms adalah
tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat, terbentuk dari unsur embrional, biasanya
mengenai anak-anak sebelum usia lima tahun Tumor wilms menyebabkan neoplasma ginjal sebagian
besar anak dan terjadi dengan frekuensi hampir sama pada kedua jenis kelamin dari semua ras, dengan
indikasi tahunan 7,8 per juta anak yang berusia kurang dari 15 tahun. Gambaran tumor Wilms yang
paling penting adalah kaitannya dengan anomaly congenital, yang paling umum adalah anomaly
urogenotal (4,4%), hemihipertrofi (2,9%), dan aniridia sporadic (91,1%). Charles AK, Vujanic GM,
Berry PM. Renal tumors of the childhood, Histopathology.( 1998 ; 32 : 239-309.)

B. TUJUAN

Tujuan penyusunan makalah ini adalah

1. untuk memberikan pengetahuan dapat memberikan informasi dan pemahaman mengenai asuhan
keperawatan pada klien anak yang menderita Tumor Will.
2. Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yaitu “Bagaimana asuhan keperawatan pada
klien anak yang menderita Tumor Will?”
C. MANFAAT
1. Penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan
d a p a t memberikan informasi dan pemahaman mengenai asuhan keperawatan dengan klien
anak yang mederita tumor wilms.
2 . Manfaat penyusunan makalah ini adalah agar dapat menjadi bahan pembelajaran menambah
wawasan pengetahuan dan pemahaman mengenai Asuhan Keperawatan Anak dengan Tumor Wilms
.

1
BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. DEFINISI Tumor Wilms ( Nefroblastoma) adalah

tumor ginjal yang tumbuh dari sel embrional primitive diginjal.Tumor Wilms biasanya
ditemukan pada anak-anak yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada
anak yang lebih besar atau orang dewasa. Tumor Wilms merupakan tumor ganas intraabdomen
yang tersering pada anak-anak. ( http://zuladhariansyah.blogspot.com/2009/04/tumor-
wilms.html) Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat,
terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima tahun (kamus

kedokteran dorland). Chen BF, Tzen CY, Liang DC, et al. Immunohistochemical Expression of
Wilms’ Tumor 1 Protein in Nephroblastoma. J Chin Med Assoc. 2004; 67: 506-507

2
B.ETIOLOGI

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor wilms berasal
dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat tidak adanya stimulasi yang normal dari
duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik.
Perkembangan blastema renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-
34 minggu. Sehinga diperkirakan bahwa kemampuan blastema primitif untuk merintis jalan ke
arah pembentukan Tumor wilms, apakah sebagai mutasi germinal atau somatik, itu terjadi pada
usia kehamilan 8-34 minggu. Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau anggota keluarga
lain yang juga menderita Tumor wilms. Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat keturunan
yang berbeda dengan kasus Tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus Tumor wilms diturunkan
secara autosomal dominan.(Definition of Wilms tumor. Available at
http://en.wikipedia.org/wiki/Wilms'_tumor4.
C. MANIFESTASI KLINIS

Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri perut dan
hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang menembus ginjal sedangkan
hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus sistim pelveokalises. Demam dapat terjadi
sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah :
- Malaise (merasa tidak enak badan) - Nafsu makan berkurang - Mual dan muntah –
Pertumbuhan berlebih pada salah satu sisi tubuh (hemihipertrofi) - Pada 15-20% kasus, terjadi
hematuria (darah terdapat di dalam air kemih). Tumor Wilms bisa menyebabkan tekanan darah
tinggi (hipertensi). Gambaran klinis lainnya berupa demam, penurunan berat badan, anemia,
varikokel kiri (akibat obstruksi vena renalis kiri), dan hipertensi. Trombus tumor dapat meluas ke
vena cava inferior dan jantung sehingga menimbulkan malfungsi jantung. Kadang-kadang, terjadi
gejala akut abdomen akibat ruptur tumor setelah suatu trauma minor. Fujita K, Nishimura K,
Yasunaga Y, et al. Adult Wilms’ tumor mimickinghemorrhagic renal cyst. International
Journal of Urology. 2003 ; 10 : 492–494.
3

D. PATOFISIOLOGI

Tumo
r Wilms (Nefroblastoma) merupakan tumor ginjal yang tumbuh dari sel embrional primitif
diginjal, makroskopis ginjal akan tampak membesar dan keras sedangkan gambaran histo-
patologisnya menunjukan gabungan dari pembentukan abortif glomerulus dan gambaran otot
polos, otot serat lintang, tulang rawan dan tulang. Biasanya unilateral dan hanya 3-10%
ditemukan bilateral. Tumor bermetastase ke paru, hati, ginjal, dan jarang sekali ke tulang.
Komponen klasik dari tumor Wilms terdiri dari tiga komponen yang tampak pada diferensiasi
ginjal normal: blastema, tubulus,dan stroma. Terdapat gambaran yang heterogen dari proporsi
komponen tersebut dan juga adanya diferensiasi yang aberan, seperti jaringan lemak, otot lurik,
kartilago, dan tulang. Adanya gambaran komponen yang monofasik juga ditemukan. Tumor
ginjal lain yang ditemukan pada anak berupa mesoblastik nefroma, clear cell sarkoma, dan renal
rhabdoid tumor dapat membingungkan. Gambaran anaplasia merupakan indikator
penting dalam prognosis tumor Wilms. Gambaran anaplastik ditandai oleh pembesaran inti sel 2-
3 kali lipat, hiperkromatisasi, dan gambaran mitosis yang abnormal. stadium pada tumor wilms
Staging berdasarkan NWTSG V, terdiri dari: Stadium I Tumor terbatas pada ginjal dan dapat
direseksi secara lengkap dengan kapsul ginjal yang utuh. Tidak terjadi ruptur atau robekan
kapsul. Pembuluh darah sinus renal tidak terlibat Stadium II Tumor sudah melewati kapsul ginjal
namun dapat dieksisi secara lengkap. Terdapat ekstensi regional tumor yang dibuktikan dengan
penetrasi kapsul atau dengan invasi ekstensif sinus renal. Pembuluh darah di luar sinus renal
dapat mengandung tumor. Tumor mengalami cedera akibat biopsi atau tercecer terbatas di daerah
flank. Tidak ada bukti tumor pada atau di luar batas reseksi. Stadium III Terdapat sisa tumor
nonhematogen yang terbatas pada abdomen, atau yang meliputi berikut ini: a. Keterlibatan
kelenjar getah bening pada hilus atau pelvis b. Penetrasi tumor melalui permukaan peritoneum c.
Implan tumor pada permukaan peritoneum d. Tumor gross atau mikroskopik pada atau di luar
batas reseksi bedah e. Tumor tidak dapat direseksi secara lengkap karena infiltrasi lokal ke dalam
struktur vital f. Tumor menyebar tidak terbatas pada daerah flank Stadium IV Metastasis
hematogen ke paru-paru, hepar, tulang atau otak atau metastasis ke kelenkar getah bening di luar
abdomen dan pelvis
4
Nodul paru tampak pada CT scan harus dibiopsi untuk diagnosis definitif stadium IV. Stadium
V Keterlibatan kedua ginjal pada diagnosis. Setiap sisi harus didiagnosis secara individu menurut
kriteria di atas. Grignon DJ, Eble JN. Renal Neoplasms. In : Jennette JC, et al editor.
Heptinstall’s Pathology of the Kidney. 6th ed. Vol. 2. Philadelphia : Lippincott
Williams & Wilkins. 2007 ; 1492-1502.

E. PENATALAKSANAAN

Tujuan pengobatan tumor wilms adalah mengusahakan penyembuhan dengank o m p l i k a s i d a n


m o r b i d i t a s s e r e n d a h m u n g k i n . B i a s a n y a d i a n j u r k a n k o m b i n a s i pembedahan,
radioterapi dan kemoterapi. Dengan terapi kombinasi ini dapat d i h a r a p k a n h a s i l y a n g
m e m u a s k a n . J i k a s e c a r a k l i n i s t u m o r m a s i h b e r a d a d a l a m stadium dini dan ginjal
di sebelah kontra lateral normal, dilakukan nefrektomi radikal. Ukuran tumor pada saat datang
menentukan cara pengobatan. masing-masing jenis ditangani secara berbeda, tetapi tujuannya
adalah menyingkirkan tumor danApabila tumor besar maka pembedahan definitive mungkin
harus di tunda sampai kemoterapi atau radiasiselesai. Kemoterapi dapat memperkecil
tumor dan memungkinkan reaksi yang lebih kuat dan aman.

Perawatan dan pengobatan kanker tergantung pada berbagai hal, tetapi yang paling penting
adalah mendeteksi stadium kanker.

Dokter akan memantau luasnya tumor wilms pada ginjal anak. Tumor yang sangat agresif akan
mendapatkan pengobatan intensif.

Berikut beberapa tahapan yang paling umum dalam nefroblastoma.

 Stadium I, dokter menemukan kanker pada 1 ginjal dan bisa diangkat dengan operasi. Stadium II,
kanker menyebar ke luar ginjal, tetapi masih dapat diambil lewat prosedur pembedahan.
 Stadium III, kanker belum menyebar ke luar perut.
5

Mengutip dari Kids Health, 41 persen kasus tumor wilms adalah stadium I, sedangkan 23 persen
lainnya adalah stadium II dan III.

Dalam proses operasi, dokter akan mengangkat beberapa bagian, seperti:

 tumor,
 ginjal yang terinfeksi,
 ureter (tabung yang membawa kencing dari ginjal ke kandung kemih),
 kelenjar adrenal yang berada di atas ginjal, serta
 jaringan lemak.

Kalau tumor tumbuh pada kedua ginjal, dokter bedah akan mengambil sel kanker sebanyak mungkin
yang menempel. Kemudian memelihara jaringan ginjal yang sehat untuk menghindari transplantasi
ginjal.

Biasanya, prosedur operasi pengangkatan tumor akan lanjut dengan kemoterapi.

Orangtua mungkin merasa khawatir saat anak selesai melakukan perawatan di rumah sakit. Namun,
perawatan pada anak dengan kondisi tumor wilms tidak perlu nutrisi khusus. Saat terapi selesai,
petugas medis akan menjadwalkan tes lanjutan, seperti:

 CT scan pada dada,


 tes darah, dan
 pemeriksaan fisik.

Kalau kanker muncul kembali, pengobatan akan mengacu pada perawatan sebelumnya. Meski
begitu, tumor wilms biasanya tidak akan muncul kembali. Setidaknya anak akan bebas dari kanker
setelah 2 tahun pengobatan.( Hicks J.Review Of Pediatric Renal Neoplasms, Texas Children's
Hospital.Available at : http://www.upmc.com/HealthManagement heart diaseases)

F.KOMPLIKASI

1. Tumor Bilateral

2. Ekstensi Intracaval dan atrium

3. Tumor lokal yang lanjut

4. Obstruksi usus halus

5. Tumor maligna sekunder (Kioumehr F, Cochran S, Layfield L. Wilms Tumor (Nephroblastoma)


in the Adult
Patient: Clinical and Radiologic Manifestations. American Journal of Radiology.
1989 ; 152 : 299-302.
8.
6

G. PATHWAY

Tumor Wilm”S

Tumor belum menembus kapsul ginjal Gangguan fungsi ginjal

Berdiferiansi Penurunan Eritropoetin

Menembus kapsul ginjal Eritrosit Menurun

Penekanan pada ginjal Anemia

Suplai O2 menurun dan nutrisi menurun

Nafsu makan menurun

ATP menurun Metabolisme menuruATP menurun


3. INTOLERANSI
2. DEFISIT
AKTIFITAS NUTRISI
Kelemahan 2. DAN
1. NYERI AKUT
CAIRAN

( Paediatric Renal Tumours. Available at :


http://www.surgical-pathology.com/wilms
_tumour.htm)
(Sakamoto K, Yamaguchi S, Andos R,Chang LL, et al. The Nephroblastoma
Overexpressed Gene (NOV/ccn3). The Journal Of Biological Chemistry. 2003 ;
277 (33) : 29399–29405.)

7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas : Menanyakan nama, jenis kelamin ,alamat, nomor telepon yang bisa dihubungi
2. Riwayat kesehatan sekarang Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging,
bengkak sekitar perut. Tidak nafsu makan, mual , muntah dan diare. Badan panas hanya
sutu hari pertama sakit.
3. Riwayat kesehatan dahulu Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal
sebelumnya, atau gejala-gejala tumor wilms
4. Riwayat kesehatan keluarga Apakah ada riwayata keluarga klien pernah mengidap
kanker atau tumor sebelumnya.
5. Pemeriksaan fisik Melakukan pemeriksaan TTV klien, dan mengobservasi head to too
dan yang harus di perhatikan adalah palpasi abdomen yang cermat dan pengukuran
tekanan darah pada keempat ektremitas. Tumor dapat memproduksi renin atau
menyebabkan kompresi vaskuler sehingga mengakibatkan hipertensi. Deskripsi yang
rinci mengenai kelainan traktus urinarius dan adanya aniridia atau hemihipertrofi juga
perlu dicari.
6. Pemeriksaan penunjang - Pemeriksaan laboratorium tidak banyak membantu, hanya
dapat ditemukan laju endap darah yang meninggi dan kadang kadang ditemukan
hematuria. Bila kedua kelainan labolatorium ini ditemukan, maka prognosis diagnosa
buruk - Pada foto polos abdomen akan tampak masa jaringan lunak dan jarang
ditemukan klasifikasi didalamnya - Pemeriksaan pielografi intravena dapat
memperlihatkan gambaran distori, penekanan dan pemanjangan susunan pelvis dan
kalises. - Dari pemeriksaan renoarteriogram didaptkan gambaran arteri yang memasuki
masa tumor. Foto thoraks dibuat untuk mencari metastasi kedalam paru-paru.
7. Pola aktivitas
a. Pola nutrisi dan metabolic Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat
terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema pada
sekitar mata dan,
seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena adanya depresi sistem imun.
Adanya mual , muntah dan anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat.
BB meningkat karena adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena
uremia.
b. Pola eliminasi Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri : gangguan pada
glumerulus

8
menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan

natrium pada tubulus yang tidak mengalami gangguan yang menyebabkan oliguria sampai
anuria ,proteinuri, hematuria.

c. Pola Aktifitas dan latihan : Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan
tonus karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan klien perlu istirahat karena adanya kelainan jantung
dan dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi duduk dimulai bila tekanan ddarah sudah
normal selama 1 minggu.Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada, pengggunaan
otot bantu napas, teraba , auskultasi terdengar rales dan krekels , pasien mengeluh sesak, frekuensi napas.
Kelebihan beban sirkulasi dapat menyebabkanpemmbesaran jantung (Dispnea, ortopnea dan pasien
terlihat lemah), anemia dan hipertensi yang juga disebabkan oleh spasme pembuluh darah. Hipertensi
yang menetap dapat menyebabkan gagal jantung. Hipertensi ensefalopatimerupakan gejala serebrum
karena hipertensi dengan gejala penglihatan kabur, pusing, muntah, dan kejangkejang.

d. Pola tidur dan istirahat Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya uremia.
keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus e. Kognitif & perseptual Peningkatan
ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar dan rasa gatal. Gangguan penglihatan dapat terjadi
apabila terjadi ensefalopati hipertensi. Hipertemi terjadi pada hari pertama sakit dan ditemukan bila ada
infeksi karena inumnitas yang menurun.

f. Persepsi diri Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah dan edema dan perawatan yang
lama. Anak berharap dapat sembuh kembali seperti semula

g. Hubungan peran Anak tidak dibesuk oleh teman – temannya karena jauh dan lingkungan perawatan

yang baru serta kondisi kritis menyebabkan anak banyak diam. (Hicks J.Review Of Pediatric Renal
Neoplasms, Texas Children's Hospital.)
(Available at : http://www.upmc.com/HealthManagement/ManagingYourHealth/
Health Reference/Diseases/?chunkiid=22835)
(Kioumehr F, Cochran S, Layfield L. Wilms Tumor (Nephroblastoma) in the Adult
Patient: Clinical and Radiologic Manifestations. American Journal of Radiology.
1989 ; 152 : 299-302.)
( Kullendorff CM, Wiebe T. Wilms’ tumour in infancy. Acta Paediatr. 1998; 87: 747)

9
B. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. CT scan atau MRI perut

2. USG perut

3. Rontgen perut

4. Rontgen dada (untuk melihat adanya penyebaran tumor ke dada)

5. Pemeriksaan darah lengkap (mungkin akan menunjukkan anemia)

6. BUN

7. Kreatinin

8. Urinalisis (analisa air kemih, bisa menunjukkan adanya darah atau protein urine)

9. Pielogram intravena.

C. DIAGNOSA

1. D.00077(SDKI): 172 Nyeri Akut berhubungan dengan neoplasia


(tumor wilms.)
2. D.0019(SDKI):56 Defisit Nutrisi dan cairan berhubungan dengan
nafsu makan menurun.(Tumor Wilm”s)
3. D.0056(SDKI ): 128 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
kelemahan (Tumor Wilm”s)

D. INTERVENSI

1. D.00077(SDKI): 172 Nyeri Akut berhubungan dengan neoplasia


(tumor wilms.)

10
Tujuan dan Kriteria Hasil SLKI L.08066 hal.145

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3X24 jam tingkat nyeri pasien menurun
dengan kriteria hasil :

1.Keluhan nyeri menurun

2. Perasaan depresi / tertekan

3. Meringis menurun

4. Gelisah menurun

Menejemen nyeri SIKI

Intervensi :

I.08238 HAL 201

1. Identifikasi lokasi,karakteristik nyeri,durasi

2. Identifikasi skala nyeri

Terapeutik

3.Fsilitasi istirahat dan tidur

4. Berikan kompres hangat/dingin,5. Kolaborasi pemberian obat anak

IMPLEMENTASI NYERI

1.Monitor lokasi ,karakteristik,nyeri dan durasi.

2.Mengkaji skala nyeri pasien.

3. Menganjurkan pasien utuk beristirahat seperti duduk,tidur dengan tenang.

4. Memberi kompres dingin untuk mengurangi nyeri

5. Kolaborasi pemberian analgetic dengan Dokter

11
2. D.0019(SDKI):56 Defisit Nutrisi dan cairan berhubungan dengan

nafsu makan menurun.(Tumor Wilm”s)

Tujuan dan Kriteria Hasil SLKI(L.03030)HAL 121

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam nafsu makan


membaik,dengan kriteria hasil :

Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme

1.Frekuesi makan

2. Nafsu makan

3. Bising Usus

4. Membran mukosa

Intervensi :

SIKI(I.03119) HAL 200

1.Identifikasi status nutrisi

2.Identifikasi makanan yang disukai

3.Terapeutik

Lakukan oral hygiene sebelum makan

4.Berikan suplemen makanan

5. Sajikan makanan yang menarik dan suhu yang sesuai

IMPLEMENTASI

1.Mengkaji status nutrisi pasien

2. Melakukan oral hygiene gosok gigi 2x sehari pagi dan sore

3. Menyajikan makanan yang menarik dan disukai pasien terutama anak anak dengan
karakter lucu berwarna kartun dan menarik.

12
4.Menyajikan makanan jangan disuhu yang terlalu panas hangat kalua menyajikan

5.Memberikan suplemen makanan setiap hari

3.D.0056(SDKI ): 128 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan

(Tumor Wilm”s)

Tujuan dan Kriteria Hasil : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam toleransi
aktivitas anak karena lemah menurun dengan kriteria hasil :SLKI L.14136 HAL 135

1. Gangguan mobilitas menurun


2. Keregangan otot menurun
3. Gangguan kognitif menurun

Intervensi : SIKI I.05184 HAL 413


1. Teraupetik
Berikan anak instruksi yang jelas ketika melakukan latihan gerakan otot
2. Ajarkan tanda dan gejala kelemahan otot pada anak
3. Kolaborasi dengan terapis Kesehatan untuk anak
IMPLEMENTASI
1. Melakukan Latihan Gerakan otot pada anak sesuai dengan jadwal
2. Mengkaji faktor yang mempengaruhi kelemahan otot
3. Kolaborasi dengan tim Kesehatan yang lain untuk terapi yang tepat.
Sumber Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia,Edisi I 2017),Standar Luaran
Keperawatan Indonesia Cetakan II.2019),Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Cetakan 2 th 2018)

13
DAFTAR PUSTAKA
1. Charles AK, Vujanic GM, Berry PM. Renal tumors of the childhood.
Histopathology. 1998 ; 32 : 239-309.
2. Chen BF, Tzen CY, Liang DC, et al. Immunohistochemical Expression of
Wilms’ Tumor 1 Protein in Nephroblastoma. J Chin Med Assoc. 2004; 67: 506-10.
3. Definition of Wilms tumor. Available at : http://en.wikipedia.org/wiki/Wilms'_tumor
4. Fujita K, Nishimura K, Yasunaga Y, et al. Adult Wilms’ tumor mimicking
hemorrhagic renal cyst. International Journal of Urology. 2003 ; 10 : 492–494.
5. Grignon DJ, Eble JN. Renal Neoplasms. In : Jennette JC, et al editor.
Heptinstall’s Pathology of the Kidney. 6th ed. Vol. 2. Philadelphia : Lippincott
Williams & Wilkins. 2007 ; 1492-1502.
6. Hicks J.Review Of Pediatric Renal Neoplasms, Texas Children's Hospital.
Available at : http://www.upmc.com/HealthManagement/ManagingYourHealth/
Health Reference/Diseases/?chunkiid=22835
7. Kioumehr F, Cochran S, Layfield L. Wilms Tumor (Nephroblastoma) in the Adult
Patient: Clinical and Radiologic Manifestations. American Journal of Radiology.
1989 ; 152 : 299-302.
8. Kullendorff CM, Wiebe T. Wilms’ tumour in infancy. Acta Paediatr. 1998; 87: 747–
50.
9. Lurie M, Sova I, Mecz Y, Lurie A. Adult Nephroblastoma. Cancer. 1988 ; 61:2342-
2347.
10. Mayo Clinic Wilms tumor Introduction. Available at : http://www.mayoclinic.com/
health/wilms-tumor/DS00436
11. Nayak A, Iyer K, Agarwala S, Verma K. Fine needle aspiration cytology of cystic
partially differentiated nephroblastoma of the kidney. Cytopathology. 2006; 17:
145–148.
12. Ordonez NG, Rosai J. Urinary Tract. In : Rosai J editor. Rosai and Ackerman’ s :
Surgical Pathology. Ninth Edition. Volume 1. China : Mosby . 2004 ; 1240-5.
13. Paediatric Renal Tumours. Available at : http://www.surgical-pathology.com/wilms
_tumour.htm
14. Sakamoto K, Yamaguchi S, Andos R,Chang LL, et al. The Nephroblastoma
Overexpressed Gene (NOV/ccn3). The Journal Of Biological Chemistry. 2003 ;
277 (33) : 29399–29405.
15. Weirich A, Leuschner I, Harms D, Vujanic GM, et al. Clinical Impact Of Histologic
Subtypes in Localized Non-Anaplastic Nephroblastoma Treated According to the
Trial and Study SIOP-9/GPOH. Annals of Oncology. 2001; 12: 311-319.
16. Wilms tumor. Available at : http://esynopsis.uchc.edu/S274.htm

17.Sumber Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia,Edisi I 2017),Standar Luaran


Keperawatan Indonesia Cetakan II.2019),Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Cetakan 2
th 2018)

14
BAB 1V JURNAL

ABSTRACT

Biofarmasi 1 (2): 65-76, Agustus 2003, ISSN: 1693-2242 DOI: 10.13057/biofar/f010205  2003 Jurusan
Biologi FMIPA UNS Surakarta REVIEW: Senyawa Organosulfur Bawang Putih (Allium sativum L.) dan
Aktivitas Biologinya REVIEW: Organosulphure compound of garlic (Allium sativum L.) and its
biological activities UDHI EKO HERNAWAN♥ , AHMAD DWI SETYAWAN Jurusan Biologi
FMIPA UNS Surakarta 57126. Korespondensi: udhi_z@myquran.com, biodiv@uns.ac.id.
Tel./Faks. +6271-663375.

Diterima: 7 Juli 2003. Disetujui: 17 Agustus 2003. Abstract. Garlic was used a long time ago as
traditional medicine. The valuable bulb is used to treat hypertension, respiratory infection, headache,
hemorrhoids, constipation, bruised injury or slice, insomnia, cholesterol, influenza, urinary disease, etc.
Garlic bulbs can be used as anti-diabetic, anti-hypertension, anti-cholesterol, anti-atherosclerosis, anti-
oxidant, anti-cell platelet aggregation, fibrinolysis spur, anti-viral, anti-microbial,

and anti-cancer. The ultimate bioactive compound of garlic is organo-sulfur components, i.e., alliin,
allicin, ajoene, allyl sulfide groups, and allyl cysteine. There was not any report of any side effects or
toxicity of garlic. Keywords: garlic, organo-sulfur, biological act.

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BAWANG PUTIH


(Allium sativum) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI
PARU-PARU TIKUS Sprague dawley YANG DIINDUKSI
DENGAN 7,12 Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA)
Aisyah Qurrota’ayun , Efrisca M. Br. Damanik , Prisca Deviani Pakan
ABSTRAK
Di dunia kasus Tumor Willm”s menempati urutan pertama dalam kejadian kematian akibat kanker. Di
Indonesia sendiri insiden kanker paru-paru menempati urutan ke-enam dengan angka 8,6% dari 348.809
insiden Tumor Willm’s pada tahun 2018. Sedangan angka kematiannya berada diurutan pertama dengan
angka 11% dari 207.210 kematian akibat kanker pada tahun 2018. Pengobatan kanker dengan kemoterapi
masih memiliki kelemahan karena selain sel kanker juga mempengaruhi sel-sel normal dan menghasilkan
efek samping fisik dan psikis. Dengan beragamnya efek samping yang timbul akibat pengobatan secara
medis tersebut,
maka dibutuhkan penemuan pengobatan baru yang selektif membunuh sel kanker tanpa
mempengaruhi sel normal. Di masyarakat sendiri sudah banyak beredar isu tentang manfaat bawang
putih sebagai antikanker tanpa landasan bukti ilmiah.

15
Tujuan penelitian ini untukmengetahui pengaruh pemberian ekstrak bawang putih (Allium sativum)
terhadap gambaran histopatologi paru-paru tikus Sprague-Dawley betina yang diinduksi 7,12

Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA). Metode penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dan


pendekatan post-test only control group design. Sampel dalam penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus
putih galur Sprague dawley. Sampel penelitian dibagi kedalam 6 kelompok dengan masing-masing
kelompok berisi 5 tikus. Semua data pada penelitian ini
diuji secara statistik menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk dan dilanjutkan menggunakan Uji
Kruskal-Wallis (uji non-parametrik). Hasil penelitian ini terdapat pengaruh pemberian
ekstrak bawang putih terhadap gambaran histopatologis paru-paru tikus Sprague dawley yang diinduksi
DMBA. Hasil uji dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis menunjukkan nilai
signifikansi 0,001 (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ekstrak bawang putih
(Allium sativum) dapat mempengaruhi gambaran histologis paru tikus Sprague dawley yang diinduksi
7,12 Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA).
Kata Kunci: Kanker Paru-Paru, 7,12 Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA), Bawang Putih
(Allium sativum), Sprague dawley, Kerusakan Alveolar

A. PENDAHULUAN

 PICO(Problem,Intervention,Comparation,Outcome)

1.Problem

Wilms tumor (WT) adalah keganasan terbanyak ke lima dan merupakan tumor ginjal tersering pada usia
anak- anak. Tumor ini terbanyak muncul pada usia tiga tahun dan jarang ditemukan setelah usia 8 tahun.
Wilms tumor yang dikenal juga sebagai nephroblastoma, diambil dari nama seorang ahli bedah Jerman
yaitu Max Wilms,yang pertama kali mendeskripsikan tumor ini pada abad ke 19.Terdapat 250 kasus
Wilms Tumor yang pernah dilaporkan. Namun demikian penegakan diagnosis Wilms Tumor
preoperative pada orang dewasa cukup sulit.dengan penelitian jurnal tersebut masyarakat dapat
memahami dan melakukan pencegahan atau pengobatan sederhana dengan menggunakan rempah rempah
alami yang berkhasiat anti kanker atau tumor,anti virus dan zat imun,penulis akan mencoba membahas
maanfaat bawang di dalam kehidupan sehari hari dan diterapkan di Kasus Tumor Willm”s. Di dunia
kasus Tumor Willm”s menempati urutan pertama dalam kejadian kematian akibat kanker. Di Indonesia
sendiri insiden kanker paru-paru menempati urutan ke-enam dengan angka 8,6% dari 348.809 insiden
Tumor Willm’s pada tahun 2018. Sedangan angka kematiannya berada diurutan pertama dengan angka
11% dari 207.210 kematian akibat kanker pada tahun 2018.

16
Pengobatan kanker dengan kemoterapi masih memiliki kelemahan karena selain sel kanker juga
mempengaruhi sel-sel normal dan menghasilkan efek samping fisik dan psikis. Dengan beragamnya efek
samping yang timbul akibat pengobatan secara medis tersebut,
maka dibutuhkan penemuan pengobatan baru yang selektif membunuh sel kanker tanpa
mempengaruhi sel normal. Di masyarakat sendiri sudah banyak beredar isu tentang manfaat bawang
putih sebagai antikanker tanpa landasan bukti ilmiah. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh pemberian ekstrak bawang putih (Allium sativum) terhadap gambaran
histopatologi paru-paru tikus Sprague-Dawley betina yang diinduksi 7,12
Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA). Metode penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dan
pendekatan post-test only control group design. Sampel dalam penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus
putih galur Sprague dawley. Sampel penelitian dibagi kedalam 6 kelompok dengan masing-masing
kelompok berisi 5 tikus. Semua data pada penelitian ini
diuji secara statistik menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk dan dilanjutkan menggunakan Uji
Kruskal-Wallis (uji non-parametrik). Hasil penelitian ini terdapat pengaruh pemberian
ekstrak bawang putih terhadap gambaran histopatologis paru-paru tikus Sprague dawley yang diinduksi
DMBA. Hasil uji dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis menunjukkan nilai
signifikansi 0,001 (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ekstrak bawang putih
(Allium sativum) dapat mempengaruhi gambaran histologis paru tikus Sprague dawley yang diinduksi
7,12 Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA).
Kata Kunci: Kanker Paru-Paru, 7,12 Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA), Bawang Putih
(Allium sativum), Sprague dawley, Kerusakan Alveolar

Ribuan tahun sebelum Masehi, manusia telah memiliki pengetahuan tradisional tentang pengobatan
dengan menggunakan ramuan tumbuhtumbuhan. Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan utama
pengobatan telah menjadi bagian dari kebudayaan hampir setiap negara di dunia (Lee et al., 2000). Lebih
dari 13.000 jenis tanaman digunakan untuk membuat ribuan resep ramuan pengobatan tradisional dari
berbagai belahan dunia (Dahanukar et al., 2000). Peran tumbuhan sebagai bahan obat sama pentingnya
dengan perannya sebagai bahan makanan (Raskin et al., 2002). Dewasa ini minat masyarakat untuk
kembali pada pengobatan tradisional semakin meningkat. Pengobatan dengan ramuan tradisional
dirasakan lebih murah dari pada obat kimiawi sintetik. Prosedur pembuatannya pun mudah bahkan dalam
keadaan mendesak. Peluang untuk mendapatkan ramuan mujarab dan mudah diperoleh masih terbuka
lebar, mengingat potensi tanaman obat Indonesia yang tinggi dan belum termanfaatkan semuanya
(Thomas, 2000). Salah satu tanaman yang mempunyai khasiat obat adalah bawang putih (Allium sativum
L.). Informasi paling awal tentang khasiat obat tanaman dimulai sekitar tahun 3000 SM oleh bangsa Cina
(Banerjee dan Maulik, 2002), dan suku-suku pengelana (nomad) Asia Tengah yang menggunakannya
untuk mengusir roh jahat dan menjaga kesehatan (Aaron, 1996).

17
tanaman bawang putih yang paling berkhasiat adalah umbi. Di Indonesia, selain umum digunakan
sebagai bumbu masakan, umbi bawang putih digunakan sebagai bumbu masakan, umbi bawang putih
digunakan pula untuk mengobati tekanan darah tinggi,gangguan pernafasan, sakit kepala, ambeien,
sembelit, luka memar atau sayat, cacingan, insomnia, kolesterol, flu, gangguan saluran kencing, dan lain-
lain (Thomas, 2000; Rukmana, 1995).

TANAMAN BAWANG PUTIH

Sejarah dan penyebaran

Bawang putih telah lama menjadi bagian kehidupan masyarakat di berbagai peradaban dunia.
Namun belum diketahui secara pasti sejak kapan tanaman ini mulai dimanfaatkan dan dibudidayakan.
Awal pemanfaatan bawang putih diperkirakan berasal dari Asia Tengah. Hal ini didasarkan temuan
sebuah catatan medis yang berusia sekitar 5000 tahun yang lalu (3000 SM). Dari Asia Tengah
kemudian menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sehingga bagi bangsa Indonesia bawang
putih merupakan tanaman introduksi (Santoso, 2000).
Bangsa Sumeria telah mengenal bawang putih untuk pengobatan, sekitar tahun 2600–2100 SM.
Sedangkan bangsa Mesir Kuno, dalam Codex Ebers (1550 SM), mengenal bawang putih sebagai
bahan ramuan untuk mempertahankan stamina tubuh para pekerja dan olahragawan. Orang Yahudi
kuno mem-
pelajari pemanfaatan bawang putih dari Bangsa Mesir dan menyebarkannya ke semenanjung Arab.
Penduduk Romawi diketahui telah lama mengkon- sumsi bawang putih terutama, para tentara dan bu-
dak. Penduduk Cina dan Korea sudah biasa meman- faatkan bawang putih sebagai obat dan pengusir
roh jahat (Banerjee dan Maulik, 2002; Yarnell, 1999).
Bangsa Mesir, Yunani, dan Romawi Kuno sangat memuji dan menggunakan bawan putih.

2.Intervention
AKTIVITAS BIOLOGI
Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana.
Pembuatan preparat dilakukan diLaboratorium Patologi Anatomi RSUD
Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang. Periode dalam penelitian dilaksanakan selama
kurang lebih 4 minggu (1 bulan).Jenis penelitian yang dilakukan ialah
bersifat eksperimental laboratorium dengan post-test only control group design.
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple
random sampling. Jumalah tikus yang digunakan sebanyak 30 tikus yang dibagi menjadi 6 kelompok
dengan masing-masing kelompok berisi 5 tikus
Para pakar kesehatan secara konsisten melakukan penggalian informasi khasiat bawang putih melalui
Penelitian ini dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok 1 tikus tidak diberi
perlakuan apapun. Kelompok 2 tikus diberi perlakuan DMBA 25 mg/kgBB saja.
Kelompok 3 Tikus diberi perlakuan DMBA 25 mg/kgBB dan ekstrak bawang putih
dosis 3,5 gram/kgB. Kelompok 4 tikus diberi perlakuan DMBA 25 mg/kgBB saja.

18
Kelompok 3 Tikus diberi perlakuan DMBA 25 mg/kgBB dan ekstrak bawang putih
dosis 5,2 gram/kgBB. Kelompok 2 tikus diberi perlakuan DMBA 25 mg/kgBB saja. Kelompok 5 Tikus
diberi perlakuan DMBA 25 mg/kgBB dan ekstrak bawang putih dosis 7 gram/kgB. Kelompok 2 tikus
diberi perlakuan DMBA 25 mg/kgBB saja. Kelompok 6 Tikus diberi perlakuan DMBA 25 mg/kgBB
dan ekstrak bawang putih dosis 8,7 gram/kgB.Pada akhir penelitian, mencit dieuthanasia menggunakan
agen anestesi kloroform secara inhalasi dan dilakukan pembedahan pengambilan organ ginjal.Setiap
sampel paru dalam penelitian ini dibuatkan preparatnya dan diamati secara mikroskopis untuk
menentukan skor kerusakan ginjal berdasarkan kriteria Hansel dan Barnes.Nilai 0 = Tidak ada
kerusakan yang terjadi dalam struktur histologis (normal) Nilai 1 = Kerusakan ginjal 0-30%(kerusakan
ringan)Nilai 2 = Kerusakan alveolar paru 31-60%(kerusakan medium) Nilai 3 = Kerusakan
ginjal >60% (kerusakan berat).(5,penelitian farmakologi laboratoris yang sistematis (Rukmana, 1995).
Tahapan pengujian, penelitian, dan pengembangan secara sistematis perlu dilakukan agar pemanfaatan
dan khasiat bawang putih dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Budhi, 1994), bukan sekedar
pengetahuan yang diperoleh secara turun temurun.

Pembuatan catatan atau dokumentasi ilmiah atas hasil penelitian tersebut dilakukan agar dapat
terus dimanfaatkan dan dikembangkan oleh generasi di masa depan. Penelitian farmakologi tentang
bawang putih telah banyak dilakukan, tidak hanya secara in vivo (dengan hewan percobaan) tetapi
juga in vitro (dalam tabung kultur). Hal ini ditempuh untuk membuktikan khasiat dan aktivitas biologi
dari senyawa aktif bawang putih, sekaligus dosis dan kemungkinan efek sampingnya.
Berbagai penelitian yang telah dikembangkan untuk mengeksplorasi aktivitas biologi umbi bawang
putih yang terkait dengan farmakologi, antara lain sebagai anti- diabetes, anti-hipertensi, anti-kolesterol,
anti- atherosklerosis, anti-oksidan, anti-agregasi sel platelet, pemacu fibrinolisis, anti-virus, anti-
mikrobia, dan anti-kanker.Anti-mikrobia,Umbi bawang putih berpotensi sebagai agen anti-mikrobia.
Kemampuannya menghambat pertumbuhan mikrobia sangat luas, mencakup virus, bakteri, protozoa,
dan jamur (Tabel 1) (Nok et al., 1996; Zhang, 1999; Ohta et al., 1999; Pizorno dan Murray, 2000; Yin
et al., 2002). Ajoene (14-15), yang terdapat dalam ekstrak maserasi bawang putih, mempunyai aktivitas
anti-virus paling tinggi dibandingkan senyawa lain, seperti allisin (3), allil metil tiosulfinat, dan metil
allil tiosulfinat. Ajoene (14-15) juga menghambat per-tumbuhan bakteri gram negatif dan positif,
serta khamir(Naganawa, et al., 1996). Tes Ames membuktikan bahwa senyawa ini dapat menghambat
mutagenesis baik yang disebabkan perlakuan benzo[a]pyreded (B[a]P) atau 4-nitro-1,2-
phenylenediamine (Ishikawa et al., 1996). Penghambatan ini sangat efektif pada mutasi tipe transisi
(Agarwal, 1996). Ajoene (14-15) di pasaran tidak diperoleh dari bawang putih, karena jumlahnya sangat
sedikit dalam minyak atsiri alami (Ishikawa et al., 1996)

19
Tabel 1. Spesies m Tabel 1. Spesies mikrobia yang pertumbuhannya dihambat ekstraks bawang putih.
Kelompok Spesies
1. Staphylococcus aureus
2. a- & b-hemolytic streptococcus
3. Citrobacter freundii
4. Enterococuc cloacae
5. Enterpbacter cloacae
6. Eschericia coli
7. Proteus vulgaris
Bakteri 8. Salmonella enteritidis
9. Citrobacter
10. Klebsiella pneumonia
11. Mycobacteria
12. Pseudomonas aeruginosa
13. Helicobacter pylori
14. Lactobacillus odontyliticus
15. Candida albicans
16. Cryptococcuc neofarmans
17. Aspergillus niger
Jamur 18. Fusarium oxysporium
19. Saccharomyces cereviseae
20. Geotrichum candidanum
21. Cladosporium werneckii
22. Herpes simplex virus tipe 1
23. Herpes simplex virus tipe 2
Virus 24. Parainfluenza tipe 3
25. Vaccinia virus
26. Vessicular stomatitis
27. Human rhinovirus tipe 2
28. Trypanosoma brucei
Protozoa 29. Trypanosoma congolense
30. Trypanosoma vivax
Zhang, 1999).
Helaian daun bawang putih berbentuk pita, panjang dapat mencapai 30–60 cm dan lebar 1–2,5 cm.
Jumlah daun 7–10 helai setiap tanaman. Pelepah daun panjang, merupakan satu kesatuan yang
membentuk batang semu. Bunga merupakan bunga majemuk yang tersusun membulat; mem- bentuk
infloresensi payung dengan diameter 4–9 cm. Perhiasan bunga berupa tenda bunga dengan 6 tepala
berbentuk bulat telur. Stamen berjumlah 6, dengan panjang filamen 4–5 mm,

Biofarmasi Vol. 1, No. 2, Agustus 2003, hal. 65-76

H
C S
C S
H2C
H H2 H2
C S C CH2 H2 H2
H2C C C CH
H2C C S C C S C
H2 H H H
O

(6) diallil disulfida (15) Z-ajoene

20

H2 H2 S
H2C C S C CH2
CH2
CH S S C
S
H
(7) diallil trisulfida (16) 2-vinil-(4H)-1,3-dithiin
17
H H S
C S C S

H2C C C CH2 CH2


H2 H2

(8) diallil sulfida (17) 3-vinil-(4H)-1,2-dithiin

NH2
CH3 CH3
H2
C S CH
C S C H3C C C COOH
H2C C C CH2
H2 H2 H2 H2

(9) metallil sulfida (18) S-propil-sistein

NH2
H2 H2
C S C
H 3C S CH
H3C C C CH3
H2 H2 C C COOH
H2 H2

(10) dipropil sulfida (19) S-etil-sistein

NH2
H2 H2
C S C CH3 S CH
H3C C S C H 3C C COOH
H2 H2 H2

(11) dipropil disulfida (20) S-metilsistein

H2 CH3 NH2
H 2C C
C SH Se CH
H C COOH
H2
(12) allilmerkaptan (21) Se-(metil)selenosistein
20

H2 NH2
H2C C CH3
C S Se CH
H H3C C COOH
H2
(13) allil metil sulfida (22) selenometionin

H2 H2 H H NH2 NH2
H2C C C C S C
C S C S C CH2 CH Se Se CH
H H H2
HOOC C C COOH
O
H2 H2
(14) E-ajoene (23) selenosistein

Allisin (3) merupakan prekursor pembentukan allil sulfida, misalnya diallil disulfida (DADS) (6),
diallil trisulfida (DATS) (7), diallil sulfida (DAS) (8), metallil sulfida (9), dipropil sulfida (10), dipropil
disulfida (11), allil merkaptan (12), dan allil metil sulfida (13). Kelompok alllil sulfida memiliki sifat
dapat larut dalam minyak. Oleh karena itu, untuk mengekstraknya digunakan pelarut non-polar (Gupta
dan Porter, 2001). Pembentukan kelompok ajoene, misalnya E-ajoene (14) dan Z-ajoene (15),
21
serta kelompok dithiin, misalnya 2-vinil-(4H)-1,3- dithiin (16) dan 3-vinil-(4H)-1,2-dithiin (17),
juga berawal dari pemecahan allisin (3) (Zhang, 1999).
Senyawa organosulfur lain yang terkandung dalam umbi bawang putih antara lain, S-propil- sistein
(SPC) (18), S-etil-sistein (SEC) (19), dan S- metil-sistein (SMC) (20). Umbi bawang putih juga
mengandung senyawa organo-selenium dan tellurium, antara lain Se-(metil)selenosistein (21),
selenometionin (22), dan selenosistein (23). Senyawa-senyawa di atas (18–23) mudah larut dalam air
(Gupta dan Porter, 2001). Beberapa senyawa bioaktif flavonoid penting yang telah ditemukan antara
lain: kaempferol-3-O-b-D- glukopiranosa (24) dan iso-rhamnetin-3-O-b-D- glukopiranosa (25) (Kim et
al., 2000). Senyawa frukto-peptida yang penting, yaitu Nα-(1-deoxy-D- fructose-1-yl)-L-arginin (26)
(Ryu et al., 2001).
Ekstrak segar umbi bawang putih dapat disimpan lama dalam ethanol 15–20%. Penyimpanan
selama sekitar 20 bulan pada suhu kamar akan menghasilkan AGE (aged garlic extract). Selama
penyimpanan, kandungan allisin (3) akan menurun dan sebaliknya diikuti naiknya konsentrasi
senyawa- senyawa baru. Senyawa yang dominan terkandung adalah S-alil sistein (4) dan S-
allilmerkaptosistein (SAMC) (27) (Banerjee dan Maulik, 2002; Amagase et al., 2001).
Selain dalam bentuk ekstrak padatan, umbi bawang putih dapat pula diolah melalui distilasi uap
menjadi minyak atsiri bawang putih yang banyak digunakan dalam pengobatan. Kandungan kimia
minyak atsiri bawang ini secara umum terdiri dari,57% diallil sufida (8), 37% allil metil sulfida (13),
dan 6% dimetil sulfida. Minyak bawang komersial umumnya mengandung 26% diallil disulfida
(6),
19% diallil trisulfida (7), 15% allil metil trisulfida,
13% allil metil disulfida, 8% diallil tetrasulfida, 6% allil metil tetrasulfida, 3% dimetil trisulfida, 4%
pentasulfida, dan 1% heksasulfida. Minyak bawang hasil maserasi mengandung kelompok vinyl-
dithiin.
0,8 mg/g dan ajoena 0,1 mg/g, sedangkan ekstrak eter mengandung vinyl-dithiin 5,7 mg/g, allil sulfida
1,4 mg/g, dan ajoena 0,4 mg/g (Banerjee dan Maulik, 2002),senyawa di atas menjadi prekursor
sebagian besar senyawa organosulfur lainnya. Kadarnya dapat mencapai 82% dari keseluruhan
senyawa organosulfur di dalam umbi (Zhang, 1999). Senya- wa g-glutamil-S-alk(en)il-L-sistein (1)
merupakan senyawa intermediet biosintesis pembentukan senyawa organosulfur lainnya, termasuk
alliin (2). Senyawa ini dibentuk dari jalur biosintesis asam

Anti-kanker
Kanker adalah sekumpulan sel yang pertumbu- hannya tidak terkendali dan tidak terorganisasi. Di
dalam tubuh, sel kanker membentuk suatu badan

yang akan menyebabkan sel kanker leukemia mengalami apoptosis. Kadar ajoene (14–15) yang
memberikan efek tersebut pada kultur in vitro sel kanker promyeleukemia adalah 10–40 mM. Efek
akan muncul 20 jam setelah perlakuan (Dirsch et al., 1998).
22
Perlakuan intraperitoneal DADS (6) dengan dosis 1–2 mg sebanyak 3 kali seminggu secara
signifikan menghambat aktivitas sel kanker payudara, KPL-1. Secara in vitro, perlakuan tersebut dapat
menye- babkan penurunan proliferasi sel kanker. DADS (6) pada konsentrasi 1,8–18,1 mM, dapat
menyebabkan apoptosis sel kanker setelah diinkubasi 72 jam (Nakagawa et al., 2001). Selain itu,
DADS (6) pada kadar
11,5–23 mmol/L,mampu mnghambat proli- ferasi sel kanker kolon dan mengaktifkan NAG-1, yaitu
gen proapoptosis dan anti-tumor (Bottone et al., 2002). DADS (6) menginduksi apoptosis sel kanker

melalui penghambatan aktivitas protein p34cdc2-kinase dengan fosforilasi dan konformasi pada cyclin
B1 (Knowles dan Milner, 2000). DATS
(7) dapat mengurangi penyebaran sel kangker dalam paru-paru. Senyawa ini sangat efektif dalam
mereduksi pertumbuhan sel karsinoma paru-paru (Anonim, 1997b).
Senyawa SAC (4) dan SAMC (27), pada kadar 200 mmol/L, dapat mempengaruhi siklus sel, fase
G2–M, yang pada akhirnya akan menginduksi apoptosis sel. Perlakuan SAC (4) dan SAMC (27) juga
meningkatkan aktivitas caspase-3-like, enzim yang berperan sebagai media apoptosis sel. Pada dosis
yang sama, dua senyawa tersebut meng- induksi sintesis GSH, tripeptidatiol yang melindungi sel dari
kerusakan akibat radikal bebas. Seluruh efek yang ditimbulkan SAC (4) dan SAMC (27) mulai muncul
24 jam setelah perlakuan (Shirin et al., 2001). Di samping kegunaan di atas, umbi bawang putih dapat
menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah paru-paru, sehingga dapat memperlancar pertukaran
udara dan aliran pernafasan (Kaye et al., 2000). Umbi bawang putih juga dapat dimanfaatkan untuk
anti-asma dan anti- batuk, anti-helmintik (terutama cacing Ascaris lumbricoides), anti-moluska, dan
terapi untuk penderita anemia sel sabit (Pizorno dan Murray, 2000; Singh dan Singh 2000; Takasu et
al., 2002).

Anti-mikrobia

Umbi bawang putih berpotensi sebagai agen anti-mikrobia. Kemampuannya menghambat pertumbuhan
mikrobia sangat luas, mencakup virus, bakteri, protozoa, dan jamur (Tabel 1) (Nok et al., 1996;
Zhang, 1999; Ohta et al., 1999; Pizorno dan Murray, 2000; Yin et al., 2002). Ajoene (14-15), yang
terdapat dalam ekstrak maserasi bawang putih, mempunyai aktivitas anti-virus paling tinggi
dibandingkan senyawa lain, seperti allisin (3), allil metil tiosulfinat, dan metil allil tiosulfinat. Ajoene
(14-15) juga menghambat per-tumbuhan bakteri gram negatif dan positif, serta khamir.
Toksisitas dan efek samping

Beberapa literatur menyatakan adanya efek negatif konsumsi bawang putih, namun sebagian besar
tidak memiliki bukti yang cukup, hanya berupa studi awal, studi kasus atau studi epidemiologi (Jesse
et al., 1997). Dugaan diet bawang putih terkait dengan kangker mulut tidak benar, mengingat bawang
putih bersifat anti kangker. Kangker tersebut merupakan akibat cara menyikat gigi untuk
menghilangkan bau menyengat yang salah (Kabat et al., 1989). Salah satu kajian ilmiah dengan bukti
cukup mengenai efek negatif bawang putih adalah kajian hepatosit pada tikus.
23
Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bawang putih sangat bernilai untuk detoksifikasi dan
antioksidasi pada kadar 1 mM, namun pada kadar 5.Kanker dapat timbul karena terjadinya mutasi gen.
Perubahan sel normal men- jadi sel kanker disebut karsinogenesis, yang terdiri atas beberapa tahap,
diawali dengan inisiasi keru- sakan DNA sampai akhirnya penyebaran sel kanker ke berbagai jaringan
(Snustad dan Simmon, 2000).
Bawang putih dapat mencegah terjadinya kangker lambung dan usus secara signifikan. Orang yang
secara teratur mencerna bawang.Perlakuan intraperitoneal DADS (6) dengan dosis 1–2 mg sebanyak 3
kali seminggu secara signifikan menghambat aktivitas sel kanker payudara, KPL-1. Secara in vitro,
perlakuan tersebut dapat menye- babkan penurunan proliferasi sel kanker. DADS (6) pada konsentrasi
1,8–18,1 mM, dapat menyebabkan apoptosis sel kanker setelah diinkubasi 72 jam (Nakagawa et al.,
2001). Selain itu, DADS (6) pada kadar 11,5–23 mmol/L mampu mnghambat proli- ferasi sel kanker
kolon dan mengaktifkan NAG-1, yaitu gen proapoptosis dan anti-tumor (Bottone et al., 2002). DADS

(6) menginduksi apoptosis sel kanker melalui penghambatan aktivitas protein p34cdc2-kinase dengan
fosforilasi dan konformasi pada cyclin B1 (Knowles dan Milner, 2000). DATS
(7) dapat mengurangi penyebaran sel kangker dalam paru-paru. Senyawa ini sangat efektif dalam
mereduksi pertumbuhan sel karsinoma paru-paru (Anonim, 1997b).
Senyawa SAC (4) dan SAMC (27), pada kadar
200 mmol/L, dapat mempengaruhi siklus sel, fase G2–M, yang pada akhirnya akan menginduksi
apoptosis sel. Perlakuan SAC (4) dan SAMC (27) juga meningkatkan aktivitas caspase-3-like, enzim
yang berperan sebagai media apoptosis sel. Pada dosis yang sama, dua senyawa tersebut meng- induksi
sintesis GSH, tripeptidatiol yang melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Seluruh efek
yang ditimbulkan SAC (4) dan SAMC (27) mulai muncul 24 jam setelah perlakuan (Shirin et al.,
2001).
23
Di samping kegunaan di atas, umbi bawang putih dapat menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh
darah paru-paru, sehingga dapat memperlancar pertukaran udara dan aliran pernafasan (Kaye et al.,
2000). Umbi bawang putih juga dapat dimanfaatkan untuk anti-asma dan anti- batuk, anti-helmintik
(terutama cacing Ascaris lumbricoides), anti-moluska, dan terapi untuk penderita anemia sel sabit
(Pizorno dan Murray, 2000; Singh dan Singh 2000; Takasu et al., 2002). Toksisitas dan efek
sampingBeberapa literatur menyatakan adanya efek negatif konsumsi bawang putih, namun sebagian
besar tidak memiliki bukti yang cukup, hanya berupa studi awal, studi kasus atau studi epidemiologi
(Jesse et al., 1997). Dugaan diet bawang putih terkait dengan kangker mulut tidak benar, mengingat
bawang putih bersifat anti kangker. Kangker tersebut merupakan akibat cara menyikat gigi untuk
menghilangkan bau menyengat yang salah (Kabat et al., 1989). Salah satu kajian ilmiah dengan bukti
cukup mengenai efek negatif bawang putih adalah kajian hepatosit pada tikus. Penelitian menunjukkan
bahwa ekstrak bawang putih sangat bernilai untuk detoksifikasi dan antioksidasi pada kadar 1 mM,

24
Umbi bawang putih aman untuk dikonsumsi manusia pada takaran normal, yakni kurang dari tiga
umbi per hari. Pada takaran tersebut, toksisitas dan efek samping konsumsi umbi bawang putih belum
ada. Bahkan untuk wanita hamil dan menyusui, umbi bawang putih tidak menunjukkan efek negatif.
Pada kasus yang jarang terjadi, bawang putih dapat menyebabkan alergi (Pizorno dan Murray, 2000;
Yarnell, 1999; Lemiere et al., 1996; Delaney dan Donnely, 1996; Burden et al., 1994). Bawang putih
juga tidak berefek negatif terhadap sekresi enzim pencernaan (Sharatchandra et al., 1995).

3.Comparation
PEMBAHASAN
Penelitian dimulai dengan proses adaptasi hewan coba (tikus) selama 7 hari.Setelah dilakukan observasi

terhadap kondisi umum dan pengukuran berat badan didapatkan bahwa sampel hewan coba berada
pada jangkauan berat badan yang relative konstan sehingga tidak terdapat tikus yang
mengalami penurunan atau kenaikan mencapai 10%. Namun terdapat satu tikus dari kelompok
perlakuan 6 nomor 5 mengalami penurunan >10% yang dimulai dari hari ke 15 dan kembali naik pada
hari ke 20 perlakuan. Berdasarkan hasil pengamatan kondisi umum didapatkanpergerakan yang aktif
dari tikus, tidak terdapat rambut yang kusam maupun rontok, serta tidak ada cacat anatomi.
Seteleh dilakukan intervensi pemberian DMBA dan ekstrak bawang putih serta pengambilan organ paru
tikus, peneliti melakukan interpretasi terhadap sediaan preparat paru menggunakan kriteria derajat
kerusakan ginjal Hansel dan Bernes.(21) Aspek yang dinilai adalah
penebalan septum interalveolar, penyempitan lumen ginjal, dan infiltrasi
sel radang. DMBA merupakan suatu zat karsinogen yang dibioaktivasi enzim sitokrom P450 untuk
menjadi aktif menjadi senyawa epoksid yang bersifat reaktif untuk berikatan dengan DNA. Senyawa
aktif ini dapat menyebabkan stress oksidatif sehingga terjadi peroksidasi membrane lipid dan kerusakan
pada sel.
Pada penelitian ini dosis DMBA yang digunakan sebanyak 25 mg/kgBB yang
diberikan setiap hari selama 7 hari. Hasil analisis data yang didapatkan dari
perbandingan antar kelompok menghasilkan nilai yang signifikan didapatkan gambaranhistopatologi
berupa penebalan septum alveolar, penyempitan lumen ginjal dan infiltrasi sel radang dengan derajat
kerusakan ginjal. Dan pada kelompok 2 yang hanya diberi DMBA derajat kerusakan alveolar paru yang
didapat hingga skor 3 dimana kerusakan ginjal paru >60% (kerusakan berat).
Namun, pemberian DMBA 25 mg/kgBB setiap hari selama 7 hari belum menunjukkan adanya

transformasi neoplastic Hasil olah data menggunakan uji


Kruskal-Wallis menunjukkan nilai signifikansi 0,001 lebih kecil dari (p<0,05) sehingga H0 ditolak dan
H1 diterima. Uji statistik ini menunjukkan bahwa ekstrak bawang putih (Allium sativum) dapat
mempengaruhi gambaran histologis ginjal dan paru tikus Sprague dawley betina yang diinduksi DMBA.

25
Pada penelitian ini didapatkan adanya perbedaan yang signifikan pada kelompok
yang hanya diberi DMBA (K2) dengan kelompok yang diberi DMBA dan ekstrak bawang putih dosis
8,7 gram/kgBB (K6).Ekstrak bawang putih juga mempunyai manfaat sebagai antioksidan
yang mampu mengurangi efek samping oksidatif dengan meningkatkan sintesis
antioksidan atau juga dapat mengurangi produksi radikal bebas dalam tubuh.
Dimana AGE (aged garlic extract) bertindak dengan menstimulasi enzim
antioksidan seperti Glutamate-cystein ligase modifier (GCLM) dan heme-oxygenase-1

(HO-1). Senyawa bawang putih yang mempunyi aktivitas sebagai antioksidan salah satunya adalah
Alliin. Alliin adalah komponen terbesar yang terkandung dalam
AGE, yang menunjukkan aktivitas antioksidan dalam spektrum luas dengan
mencegah pembentukan radikal bebas dan mencegah mutagen-activated protein kinase (MAPK).
a. Efek positif
Konsumsi bawang putih jauh lebih tinggi dibandingkan efek negatifnya. Penelitian-penelitian terbaru
menunjukkan bawang putih merupakan obat mujarap untuk meningkatkan vitalitas tubuh bagaikan
ginseng (Jesse et al., 1997).
Namun pada kadar 5mM secara nyata dapat menurunkan viabilitas sel, mengubah morfologi sel, dan
menurunkan aktivitasnya (Sheen et al., 1996).
tersebut pada dosis 5 mg/ml; 10 mg/ml; dan 20 mg/ml. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak AGE
dapat mencegah perkembangan metastasis tumor (Hu et al., 2002).
Senyawa organosulfur dan selenium dalam umbi bawang putih mampu mengikat senyawa karsinogen
(Borek, 2001). Aktivitas senyawa anti-kanker ini tidak hanya pada satu atau dua karsinogen dan
jaringan tubuh, namun dapat ditemukan pada hampir semua karsinogen dan jaringan tubuh (Milner,
1996). Senyawa organosulfur yang mempunyai aktivitas anti-kanker adalah allisin (3), ajoene (14-15),
DAS (8), DADS (6), DATS (7), SAC(4), dan SAMC (27) (Knowles dan Milner, 2001; Anonim,
1997b).

Penelitian terbaru menunjukkan senyawa-senyawa tambahan (minor) yang selama ini kurang
diperhatikan, secara keseluruhan berafiliasi mencegah kangker (Davis, 1989).Allisin (3) mampu
menghambat pembentukan nitrosamina (karsinogen kuat yang terbentuk di dalam saluran pencernaan
(Pizorno dan Murray, 2000). Ajoene (14–15) mampu menginduksi peroksida sel dan mengaktifkan
nuclear factor kB tubuh Kanker dapat timbul karena terjadinya mutasi gen. Perubahan sel normal
men- jadi sel kanker disebut karsinogenesis, yang terdiri atas beberapa tahap, diawali dengan inisiasi
keru- sakan DNA sampai akhirnya penyebaran sel kanker ke berbagai jaringan (Snustad dan Simmon,
2000).

Bawang putih dapat mencegah terjadinya kangker lambung dan usus secara signifikan. Orang yang
secara teratur mencerna bawang putih menunjukkan angka kejadian kangker saluran pencernakan yang
lebih rendah Kandungan alliin bawang putih yang diremas akan segera teroksidasi menjadi allisin dan
selanjutnya menjadi deoksi-alliin, DADS (2) dan DATS (7),

26

suatu senyawa anti bakteri (Mabey, et al., 1988), namun tidak mempunyai aktivitas anti- virus
(Pizorno dan Murray, 2000). Senyawa- senyawa tersebut dapat mereduksi sistein dalam tubuh
mikrobia sehingga mengganggu ikatan disulfida dalam proteinnya. Resep yang mengandung ekstrak
bawang putih, baik digunakan sendirian ataupun dengan amphotericin B, dapat melawan infeksi fungi
sistemik pada manusia dan meningitis (Howe, 1997). DATS (7) merupakan senyawa yang mempunyai
aktivitas anti-bakteri paling kuat (Yin et al., 2002). Senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan
Trypanosoma adalah DADS (6) (Nok et al., 1996).
b.Toksisitas dan efek samping
Beberapa literatur menyatakan adanya efek negatif konsumsi bawang putih, namun sebagian besar
tidak memiliki bukti yang cukup, hanya berupa studi awal, studi kasus atau studi epidemiologi (Jesse
et al., 1997). Dugaan diet bawang putih terkait dengan kangker mulut tidak benar, mengingat bawang
putih bersifat anti kangker. Kangker tersebut merupakan akibat cara menyikat gigi untuk
menghilangkan bau menyengat yang salah (Kabat et al., 1989). Salah satu kajian ilmiah dengan bukti
cukup mengenai efek negatif bawang putih adalah kajian hepatosit pada tikus. Penelitian menunjukkan
bahwa ekstrak bawang putih sangat bernilai untuk detoksifikasi dan antioksidasi pada kadar 1 mM,
namun pada kadar 5
KESIMPULAN

1.MBA dengan dosis 25 mg/kgBB yang diberikan setiap hari selama 7hari dapat menimbulkan
perubahan pada gambaran histologi paru tikus. Pada kelompok 2 yang hanya diberi DMBA saja
ditemukan adanya kerusakan ginjal paru derajat 3.
2. Ekstrak bawang putih dengan dosis
8,7 gram/kgBB mampu memberikan perubahan yang signifikan pada ginjaltikus yang diinduksi
DMBA.
3. Ekstrak bawang putih (Allium sativum) dapat mempengaruhi gambaran histologis paru
tikus,Sprague dawley yang diinduksi
DMBA.
Umbi bawang putih dapat dimanfaatkan secara tradisional untuk mengobati tekanan darah tinggi,
gangguan pernafasan, sakit kepala, ambeien, sembelit, luka memar atau sayat, cacingan, insomnia,
kolesterol, flu, gangguan saluran kencing, dan lain-lain.
Sedangkan berdasarkan penelitian- penelitian ilmiah yang telah dilakukan, umbi bawang putih dapat
digunakan sebagai obat anti-diabetes, anti-hipertensi, anti-kolesterol, anti-atherosklerosis, anti-oksidan,
anti-agregasi sel platelet, pemacu fibrinolisis, anti-virus, anti-mikrobia, dan anti- kanker. Senyawa
bioaktif utama bawang putih adalah alliin, allisin, ajoene, kelompok allil sulfida, dan allil sistein. Efek
samping dan toksisitas bawang putih tidak ditemukan sehingga, aman untuk dikonsumsi. Anti-oksidan

Oksidasi DNA, protein, dan lemak oleh oksigen reaktif (reactive oxygen species/ ROS) merupakan
faktor utama kasus penuaan dini, penyakit kardiovaskuler, kanker, neurodegenerasi dan inflamasi.
Untuk mencegah proses oksidasi, maka digunakan senyawa anti-oksidan. Aktivitas senyawa tersebut,

27
biasanya disebut anti-oksidatif. Dariberbagai penelitian in vitro, ekstrak umbi bawang putih diketahui
memilki aktivitas anti-oksidatif (Borek, 2001).
Borek (2001) menyebutkan aktivitas anti- oksidatif ekstrak umbi bawang putih, antara lain
peningkatan enzim protektif, yaitu glutation superoksida dismutase, katalase, glutation peroksidase
pada sel endotel pembuluh darah; peningkatan sitoproteksi terhadap radikal bebas dan senyawa asing,
seperti benzopyrene, karbon tetraklorida, acetaminophen, isoproterenol, doxorubicin, dan adrymiacin;
penghambatan peroksidasi pada lemak jantung, hati, dan ginjal; penghambatan aktivitas ROS;

penghambatan oksidasi yang diinduksi oleh Cu2+ pada LDL; penghambatan aktivitas NF-kB (nuclear
factor- kB); penghambatan mutagenesis DNA oleh aflatoksin dari Salmonella typhimurium;
penghambatan aktivitas sitokrom P450; dan penghambatan TNF-a (tumor necrosis factor-a) pada sel T.

Anti-kanker
Kanker adalah sekumpulan sel yang pertumbu- hannya tidak terkendali dan tidak terorganisasi. Di
dalam tubuh, sel kanker membentuk suatu badan

yang akan menyebabkan sel kanker leukemia mengalami apoptosis. Kadar ajoene (14–15) yang
memberikan efek tersebut pada kultur in vitro sel kanker promyeleukemia adalah 10–40 mM. Efek
akan muncul 20 jam setelah perlakuan (Dirsch et al., 1998).
Perlakuan intraperitoneal DADS (6) dengan dosis 1–2 mg sebanyak 3 kali seminggu secara
signifikan menghambat aktivitas sel kanker payudara, KPL-1. Secara in vitro, perlakuan tersebut dapat
menye- babkan penurunan proliferasi sel kanker. DADS (6) pada konsentrasi 1,8–18,1 mM, dapat
menyebabkan apoptosis sel kanker setelah diinkubasi 72 jam (Nakagawa et al., 2001).
28

Selain itu, DADS (6) pada kadar Allisin (3) merupakan anti-oksidan utama dalam umbi bawang putih.
Senyawa ini mampu menekan produksi nitrat oksida (NO) melalui 2 jalur, yakni pada konsentrasi rendah
(10 mM), menghambat kerja enzim cytokine-induced NO synthase (iNOS) melalui pengendalian iNOS
mRNA, sedangkan pada konsentrasi tinggi (40 mM) menghambat transport arginin melalui mekanisme
pengendalian CAT-2 mRNA (cationic amino acid transporter-2 mRNA). Akumulasi NO akan
menginduksi pembentukan oksidator kuat, peroksinitrit. NO dapat dihasilkan dari asam amino arginin
dengan bantuan enzim nitrat oksida sintase (Schwartz et al., 2002).

Radikal bebas yang terdapat dalam rokok juga dihambat aktivitasnya oleh ekstrak umbi bawang putih
(Torok et al., 1994). Senyawa organosulfur dalam ekstrak AGE umbi bawang putih, yaitu SAC

(4) dan SAMC (27), mampu menghambat oksidasi yang disebabkan senyawa chemiluminescense dan
mencegah pembentukan senyawa asam tiobarbiturat reaktif dalam hati. SAC (4) dan SAMC

(27) juga menghambat aktivitas t-butil hidroperoksida dan 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH). Dua
senyawa ini merupakan senyawa oksidator yang cukup kuat (Imai et al., 1994). Ekstrak AGE juga dapat
melindungi jaringan dari hipersensitivitas radiasi sinar ultraviolet B (280–320 nm) (Reeve et al., 1993).

Senyawa yang mampu menghambat aktivitas hidrogen peroksida adalah Nα-(1-Deoxy-D-Fructose- 1-


yl)-L-arginin (26). Senyawa ini ditemukan pada ekstrak AGE. Dalam 5 liter ekstrak AGE komersial
terkandung 700 mg senyawa anti-oksidan tersebut (Ryu et al., 2001). Dua senyawa flavonoid,
kaempferol-3-O-b-D-glukopiranosa (24) dan

isorhamnetin-3-O-b-D-glukopiranosa (25), diketahui menghambat oksidasi yang disebabkan DPPH dan


peroksida asam linoleat (Kim et al., 2000).

Anti-mikrobia

Umbi bawang putih berpotensi sebagai agen anti-mikrobia. Kemampuannya menghambat pertumbuhan
mikrobia sangat luas, mencakup virus, bakteri, protozoa, dan jamur (Tabel 1) (Nok et al., 1996; Zhang,
1999; Ohta et al., 1999; Pizorno dan Murray, 2000; Yin et al., 2002). Ajoene (14-15), yang terdapat
dalam ekstrak maserasi bawang putih, mempunyai aktivitas anti-irus paling tinggi dibandingkan senyawa
lain, seperti allisin (3), allil metil tiosulfinat, dan metil allil tiosulfinat. Ajoene (14-15) juga menghambat
per-tumbuhan bakteri gram negatif dan positif, serta khamir
(Naganawa, et al., 1996). Tes Ames membuktikan bahwa senyawa ini dapat menghambat
mutagenesis baik yang disebabkan perlakuan benzo[a]pyreded (B[a]P) atau 4-nitro-1,2-
phenylenediamine (Ishikawa et al., 1996).

29

Penghambatan ini sangat efektif pada mutasi tipe transisi (Agarwal, 1996). Ajoene (14-15) di pasaran
tidak diperoleh dari bawang putih, karena jumlahnya sangat sedikit dalam minyak atsiri alami
(Ishikawa et al., 1996
11,5–23 mmol/L,mampu mnghambat proli- ferasi sel kanker kolon dan mengaktifkan NAG-1, yaitu
gen proapoptosis dan anti-tumor (Bottone et al., 2002). DADS (6) menginduksi

apoptosis sel kanker melalui penghambatan aktivitas protein p34cdc2-kinase dengan fosforilasi
dan konformasi pada cyclin B1 (Knowles dan Milner, 2000).
Anti-oksidan

Oksidasi DNA, protein, dan lemak oleh oksigen reaktif (reactive oxygen species/ ROS) merupakan
faktor utama kasus penuaan dini, penyakit kardiovaskuler, kanker, neurodegenerasi dan inflamasi.
Untuk mencegah proses oksidasi, maka digunakan senyawa anti-oksidan. Aktivitas senyawa tersebut,
biasanya disebut anti-oksidatif. Dariberbagai penelitian in vitro, ekstrak umbi bawang putih diketahui
memilki aktivitas anti-oksidatif (Borek, 2001).
Borek (2001) menyebutkan aktivitas anti- oksidatif ekstrak umbi bawang putih, antara lain
peningkatan enzim protektif, yaitu glutation superoksida dismutase, katalase, glutation peroksidase
pada sel endotel pembuluh darah; peningkatan sitoproteksi terhadap radikal bebas dan senyawa asing,
seperti benzopyrene, karbon tetraklorida, acetaminophen, isoproterenol, doxorubicin, dan adrymiacin;
penghambatan peroksidasi pada lemak jantung, hati, dan ginjal; penghambatan aktivitas ROS;

penghambatan oksidasi yang diinduksi oleh Cu2+ pada LDL; penghambatan aktivitas NF-kB (nuclear
factor- kB); penghambatan mutagenesis DNA oleh aflatoksin dari Salmonella typhimurium;
penghambatan aktivitas sitokrom P450; dan penghambatan TNF-a (tumor necrosis factor-a) pada sel T.
Allisin (3) merupakan anti-oksidan utama dalam umbi bawang putih. Senyawa ini mampu menekan
produksi nitrat oksida (NO) melalui 2 jalur, yakni pada konsentrasi rendah (10 mM), menghambat
kerja enzim cytokine-induced NO synthase (iNOS) melalui pengendalian iNOS mRNA, sedangkan pada
konsentrasi tinggi (40 mM) menghambat transport arginin melalui mekanisme pengendalian CAT-2
mRNA (cationic amino acid transporter-2 mRNA). Akumulasi NO akan menginduksi pembentukan
oksidator kuat, peroksinitrit. NO dapat dihasilkan dari asam amino arginin dengan bantuan enzim nitrat
oksida sintase (Schwartz et al., 2002).
30
11,5–23 mmol/L,mampu mnghambat proli- ferasi sel kanker kolon dan mengaktifkan
NAG-1, yaitu gen proapoptosis dan anti-tumor (Bottone et al., 2002). DADS (6) menginduksi

apoptosis sel kanker melalui penghambatan aktivitas protein p34cdc2-kinase dengan fosforilasi
dan konformasi pada cyclin B1 (Knowles dan Milner, 2000).
Anti-oksidan

Radikal bebas yang terdapat dalam rokok juga dihambat aktivitasnya oleh ekstrak umbi
bawang putih (Torok et al., 1994). Senyawa organosulfur dalam ekstrak AGE umbi bawang
putih, yaitu SAC
(4) dan SAMC (27), mampu menghambat oksidasi yang disebabkan senyawa
chemiluminescense dan mencegah pembentukan senyawa asam tiobarbiturat reaktif dalam
hati. SAC (4) dan SAMC
(27) juga menghambat aktivitas t-butil hidroperoksida dan 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl
(DPPH). Dua senyawa ini merupakan senyawa oksidator yang cukup kuat (Imai et al., 1994).
Ekstrak AGE juga dapat melindungi jaringan dari hipersensitivitas radiasi sinar ultraviolet B
(280–320 nm) (Reeve et al., 1993).
Senyawa yang mampu menghambat aktivitas hidrogen peroksida adalah Nα-(1-Deoxy-D-
Fructose- 1-yl)-L-arginin (26). Senyawa ini ditemukan pada ekstrak AGE. Dalam 5 liter
ekstrak AGE komersial terkandung 700 mg senyawa anti-oksidan tersebut (Ryu et al., 2001).
Dua senyawa flavonoid, kaempferol-3-O-b-D-glukopiranosa (24) dan
isorhamnetin-3-O-b-D-glukopiranosa (25), diketahui menghambat oksidasi yang disebabkan
DPPH dan peroksida asam linoleat (Kim et al., 2000).

31
LAMPIRAN JURNAL

ABSTRACT

Biofarmasi 1 (2): 65-76, Agustus 2003, ISSN: 1693-2242 DOI: 10.13057/biofar/f010205  2003
Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta REVIEW: Senyawa Organosulfur Bawang Putih
(Allium sativum L.) dan Aktivitas Biologinya REVIEW: Organosulphure compound of garlic
(Allium sativum L.) and its biological activities UDHI EKO HERNAWAN♥ , AHMAD DWI
SETYAWAN Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta 57126. Korespondensi:
udhi_z@myquran.com, biodiv@uns.ac.id. Tel./Faks. +6271-663375.

Diterima: 7 Juli 2003. Disetujui: 17 Agustus 2003. Abstract. Garlic was used a long time ago as
traditional medicine. The valuable bulb is used to treat hypertension, respiratory infection,
headache, hemorrhoids, constipation, bruised injury or slice, insomnia, cholesterol, influenza,
urinary disease, etc. Garlic bulbs can be used as anti-diabetic, anti-hypertension, anti-cholesterol,
anti-atherosclerosis, anti-oxidant, anti-cell platelet aggregation, fibrinolysis spur, anti-viral, anti-
microbial,

and anti-cancer. The ultimate bioactive compound of garlic is organo-sulfur components, i.e.,
alliin, allicin, ajoene, allyl sulfide groups, and allyl cysteine. There was not any report of any
side effects or toxicity of garlic. Keywords: garlic, organo-sulfur, biological act.

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BAWANG PUTIH


(Allium sativum) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI
PARU-PARU TIKUS Sprague dawley YANG DIINDUKSI
DENGAN 7,12 Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA)
Aisyah Qurrota’ayun , Efrisca M. Br. Damanik , Prisca Deviani Pakan
ABSTRAK
Di dunia kasus Tumor Willm”s menempati urutan pertama dalam kejadian kematian akibat
kanker. Di Indonesia sendiri insiden kanker paru-paru menempati urutan ke-enam dengan angka
8,6% dari 348.809 insiden Tumor Willm’s pada tahun 2018.

32
Sedangan angka kematiannya berada diurutan pertama dengan angka 11% dari 207.210 kematian
akibat kanker pada tahun 2018.

Pengobatan kanker dengan kemoterapi masih memiliki kelemahan karena selain sel kanker juga
mempengaruhi sel-sel normal dan menghasilkan efek samping fisik dan psikis. Dengan
beragamnya efek samping yang timbul akibat pengobatan secara medis tersebut,
maka dibutuhkan penemuan pengobatan baru yang selektif membunuh sel kanker tanpa
mempengaruhi sel normal. Di masyarakat sendiri sudah banyak beredar isu tentang manfaat
bawang putih sebagai antikanker tanpa landasan bukti ilmiah. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh pemberian ekstrak bawang putih (Allium sativum) terhadap gambaran
histopatologi paru-paru tikus Sprague-Dawley betina yang diinduksi 7,12
Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA). Metode penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dan
pendekatan post-test only control group design. Sampel dalam penelitian ini menggunakan 30
ekor tikus putih galur Sprague dawley. Sampel penelitian dibagi kedalam 6 kelompok dengan
masing-masing kelompok berisi 5 tikus. Semua data pada penelitian ini
diuji secara statistik menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk dan dilanjutkan menggunakan
Uji Kruskal-Wallis (uji non-parametrik). Hasil penelitian ini terdapat pengaruh pemberian
ekstrak bawang putih terhadap gambaran histopatologis paru-paru tikus Sprague dawley yang
diinduksi DMBA. Hasil uji dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis menunjukkan nilai
signifikansi 0,001 (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ekstrak bawang putih
(Allium sativum) dapat mempengaruhi gambaran histologis paru tikus Sprague dawley yang
diinduksi 7,12 Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA).
Kata Kunci: Kanker Paru-Paru, 7,12 Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA), Bawang Putih
(Allium sativum), Sprague dawley, Kerusakan Alveolar

33
DAFTAR PUSTAKA
Aaron, C. 1996. Garlic and life. The North American Review 281: 14-24.

Agarwal, K.C. 1996. Therapeutic actions of garlic constituents. Medicinal Research


Reviews 16: 111-124. Amagase, H., B.L. Petesch, H. Matsuura, S. Kasuga, and Y. Itakura.
2001.

Anonim. 1997a. Health Benefits and Folklore. http://www.ibs.net/garlic/health.html


Anonim. 1997b. Garlic Slows Growth of Lung Cancer Cells.
http://www.hhdev.psu.edu/research/lung.htm
Apitz-Castro, R., S. Cabrera, M.R. Cruz, E. Ledezma, and
M.K. Jain. 1983. Effects of garlic extract and of three pure components isolated from it on
human platelet aggregation, arachidonate metabolism, release reaction and platelet
ultrastructure. Thrombine Research 32 (2): 155–159.

Augusti, K.T. 1975. Studies on the effect of allicin (diallyl disulphideoxide) on alloxan
diabetes. Experientia 31 (11): 1263–1265.

Newsroom WHO – Cancer. Diaksespada Mei 2020.Diaksesdari:https://www.who.int/news-


room/fact-sheets/detail/cancer Global Cancer Statistic 2018:
GLOBOCAN Estimates of Incidence and Mortality Worldwide for 36
cancers in 185 countries. Diakses pada Mei 2020.
Diakses:https://acsjournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.3322
/caac.21492 Cancer Country Profile 2020 who
2020, Cancer Country Profile
Anwar, Khaeditama Purnama, et al.Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etil
Asetat Umbi Bawang Putih (Allium Sativum L.) terhadap Sel Kanker
MCF-7 Dan T47D. 2019. PhDThesis. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
34

Anda mungkin juga menyukai