Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN DIAGNOSA TUMOR WILMS

Disusun Oleh :

1. Ahmad Nurhidayatulloh 9. Moch. Rafly Rachman AR


2. Aldiansyah 10. Rani Tiara
3. Arista Putri Agustin 11. Resti Aninda Yanti
4. Cuncun Amiludin 12. Rita Purwanti
5. Desi Nuramaliah 13. Silvi Amelia
6. Fanni Rahmani Damayanti 14. Vina Wahyuni
7. Gita Puspitasari 15. Rifqy Pratama
8. Irna Nurlela

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR WILMS
  
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Tumor wilms (Nefroblostoma) adalah tumor ginjal yang tumbuh dari sel embrional
primitive diginjal. Tumor wilms biasanya ditemukan pada anak–anak yang berumur kurang
dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa. Tumor
wilms merupakan tumor ganas intraabdomen yang tersaring pada anak–anak.
Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat,
terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum 5 tahun (kamus
kedokteran Dorland).
2. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui pasti, tetapi diduga melibatkan faktor genetic. Tumor
wilms berasal dari poliferasi patologik blastema meta nefron akibat tidak adanya stimulasi
yang normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang
berdiferensiasi baik. Perkembangan blastema renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi
pada umur kehamilan 8-34 minggu. Sehingga diperkirakan bahwa kemampuan blastema
primitive untuk merintis jalan kearah pembentukan tumor wilms, apakah sebagai mutasi
germinal atau somatic, itu terjadi pada usia kehailan 8-34 minggu.
Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau anggota lain yang juga menderita
tumor wilms. Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat keturunan yang berbeda dengan
kasus tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus tumor wilms diturunkan secara autosomal
dominan.
3. Penentuan Stadium Tumor Wilms
a.    Stdium I
Tumor terbatas pada ginjal dan dapat disekresi total.
b.    Stadium II
Tumor meluas hingga diluar ginjal tetapi masih dapat disekresi total
c.    Stadium III
Tumor non hematogen yang tersisa terbatas pada daerah abdomen
d.    Stadium IV
Metastasis hematogen, adanya deposit tumor diluar stadium III yaitu pada paru, hati, tulang
dan otot
e.    Stadium V
Tumor sudah mengenai kedua ginjal (lesi, bilateral). Pada saat diagnosis.
4. Tanda dan Gejala
Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri perut dan
hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi infasi tumor yang menembus ginjal
sedangkan hematuria terjadi karena infasi tumor yang menembus system velveo kalises.
Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain
yang bisa muncul adalah:
a.      Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)
b.      Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks
c.      Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh- pembuluh darah
yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan yang akan merangsang
pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan rennin
d.      Anemia
e.      Penurunan berat badan
f.       Infeksi saluran kencing
g.      Demam
h.      Malaise
i.       Anoreksia
j.       Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalamsaluran kencing
Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya,seperti
aniridia, hemihiperttofi, anomali saluran kemih atau genitalia danretardasi mental.
5. Pemeriksaan Penunjang
Tumor Wilms harus dicurigai pada setiap anak kecil dengan massa di abdomen. Pada
10-25% kasus, hematuria mikroskopik memberi kesan tumor ginjal.
a.       IVP
Dengan pemeriksaan IVP tampak distorsi sistem pielokalises (perubahan bentuk
sistem pielokalises) dan sekaligus pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui fungsi ginjal.
b.      Foto thoraks (Rontgen)
Merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis ke paru-paru.
Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor Wilms bilateral atau
termasuk horseshoe kidney.
c.       Ultrasonografi
Merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan tumor solid dengan
tumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai
tumor padat di daerah ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada
potongan sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak mengalami
pembesaran, lebih predominan digambarkan sebagai massa hiperechoic dan menampakkan
area yang echotekstur heterogenus.
d.      CT-Scan
Memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor Wilms. Ini meliputi
konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya menyingkirkan neuroblastoma;
deteksi massa multipel; penentuan perluasan tumor, termasuk keterlibatan pembuluh darah
besar dan evaluasi dari ginjal yang lain. CT scan memperlihatkan massa heterogenus di
ginjal kiri danmetastasis hepar multiple. CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi
menunjukkan metastasishepar multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.
e.      Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI dapat menunjukkan informasi penting untuk menentukan perluasan tumor di
dalam vena cava inferior termasuk perluasan ke daerah intarkardial. Pada MRI tumor Wilms
akanmemperlihatkan hipointensitas (low density intensity) dan hiperintensitas (high density
intensity).
f.        Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yangmenunjang untuk tumor Wilms
adalah kadar lactic dehydro genase (LDH) meninggi dan Vinyl mandelic acid (VMA) dalam
batas normal. Urinalisis juga dapat menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat, dan
anemia dapat juga terjadi, terlebih pada pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien
dengan metastasis di hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada analisa serum.
6. Penatalaksanaan Medis
Tujuan pengobatan tumor Wilms adalah mengusahakan penyembuhan dengan
komplikasi dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya dianjurkan kombinasi pembedahan,
radioterapi dan kemoterapi. Dengan terapi kombinasi ini dapat diharapkan hasil yang
memuaskan. Jika secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal di sebelah
kontra lateral normal, dilakukan nefrektomiradikal. Ukuran tumor pada saat datang
menentukan cara pengobatan. Masing-masing jenis ditangani secara berbeda, tetapi
tujuannya adalah menyingkirkan tumor dan memberikan kemoterapi atau terapi radiasi yang
sesuai. Apabila tumor besar maka pembedahan definitive mungkin harus di tunda sampai
kemoterapi atau radiasi selesai. Kemoterapi dapat memperkecil tumor dan memungkinkan
reaksi yang lebih akurat dan aman.
a.      Farmakologi
1)     Kemoterapi
Tumor Wilms termasuk tumor yang paling peka terhadap obatkemoterapi. Prinsip
dasar kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat sitostatika yang berkhasiat sitotoksik
tinggi terhadap sel ganas danmempunyai efek samping yang rendah terhadap sel yang
normal.Terapi sitostatika dapat diberikan pra maupun pasca bedah didasarkan penelitian
sekitar 16-32% dari tumor yang mudah ruptur. Biasanya, jika diberikan prabedah selama 4–8
minggu. Jadi tujuan pemberian terapi adalah untuk menurunkan resiko ruptur intraoperatif
dan mengecilkan massa tumor sehingga lebih midah direseksi total. Ada lima macam obat
sitostatika yang terbukti efektif dalam pengobatan tumor Wilms, yaitu Aktinomisin D,
Vinkristin, Adriamisin, Cisplatin dan siklofosfamid. Mekanisme kerja obat tersebut adalah
menghambat sintesa DNA sehingga pembentukan protein tidak terjadi akibat tidak
terbentuknya sintesa RNA di sitoplasma kanker, sehingga pembelahan sel-sel kanker tidak
terjadi.
2)     Aktinomisin D
Golongan antibiotika yang berasal dari spesies Streptomyces, diberikan lima hari
berturut-turut dengan dosis 15 mg/KgBB/hari secara intravena. Dosis total tidak melebihi
500 mikrogram. Aktinomisin D bersama dengan vinkristin selalu digunakan sebagai terapi
prabedah.
3)     Vinkristin
Golongan alkaloid murni dari tanaman Vina rossa, biasanya diberikan dalam satu
dosis 1,5 mg/m2setiap minggu secara intravena (tidak lebihdari 2 mg/m2). Bila melebihi
dosis dapat menimbulkan neurotoksis, bersifat iritatif, hindarkan agar tidak terjadi
ekstravasasi pada waktu pemberian secara intravena. Vinkristin dapat dikombinasi dengan
obat lain karena jarang menyebabkan depresi hematologi, sedangkan bila digunakan sebagai
obat tunggal dapat menyebab relaps.
4)     Adriamisin
Golongan antibiotika antrasiklin diisolasi dari streptomyces pencetius, diberikan
secara intravena dengan dosis 20 mg/m2/hari selama tiga hari berturut-turut. Dosis maksimal
250 mg/m2. obat ini tidak dapat melewati sawar otak dapat menimbulkan toksisitas pada
miokard bila melebihidosis. Dapat dikombinasi dengan Aktinomisin
5)     Cisplatin Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari atau 20mg/m2/hari selama
lima hari berturut-turut.
6)     Siklofosfamid Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250-1800 mg/m2/hari secara
intravena dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral 100-300mg/m2/hari.
b.      Non Farmakologi
1)     Pembedahan
Keperawatan Perioperatif
Karena banyak anak dengan tumor wilms mungkin mendapat obatkemoterapi
kardiotoksik, maka mereka harus diperiksa oleh ahli onkologidan di izinkan untuk menjalani
operasi. Mereka perlu menjalani pemeriksaan jantung yang menyeluruh untuk menentukan
status fungsi jantung. Tumor wilms jangan di palpasi untuk menghindari rupture dan
pecahnya sel-sel tumor. Pasien di letakkan dalam posisi telentang dengan sebuah gulungan di
bawah sisi yang terkena. Seluruh abdomen dan dada di bersihkan.
Hasil akhir pada pasien pasca operatif
Pasien tumor wilms menerima kemoterapi dan terapi radiasi yang sesuai dengan lesi.
Gambaran histologik lesi merupakan suatu indikator  penting untuk prognosis, karena
gambaran tersebut menentukan derajat anaplasia. Anak yang histologiknya relative baik.
Maka memiliki prognosis baik. Sedangkan anak yang gambaran histologiknya buruk, maka
memiliki prognosis buruk. Terapi dibuat sespesifik mungkin untuk masing-masing anak,
karena terapi yang lebih sedikit menghasilkan kualitas hidup yang lebih baik dengan lebih
sedikit efek sampingnya. Nefrektomi radikal dilakukan bila tumor belum melewati garis
tengah dan belum menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar limferetro peritoneal
total tidak perlu dilakukan tetapi biopsi kelenjar di daerah hilus dan para aorta sebaiknya
dilakukan. Pada pembedahan perlu diperhatikan ginjal kontra lateral karena kemungkinan
lesi bilateral cukup tinggi. Apabila ditemukan penjalaran tumor ke vena kava, tumor tersebut
harus diangkat. Tumor Wilms dikenal sebagai tumor yang radiosensitif, tapiradioterapi dapat
mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan penyulit jantung, hati dan paru. Karena
itu radioterapi hanya diberikan pada penderita dengan tumor yang termasuk golongan
patologi prognosis buruk atau stadium III dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah juga
diberikan radioterapi. Radioterapi dapat juga digunakan untuk metastase ke paru, otak, hepar
serta tulang.
B.     Konsep Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
a.    Identitas
b.    Riwayat kesehatan
1)  Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar perut. Tidak nafsu
makan, mual, muntah dan diare. Badan panas hanya 1 hari pertama sakit.
2)  Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau gejala-gejala tumor
wilms.
3)  Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayat keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor sebelumnya.
c.    Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan TTV pada klien, melakukan pemeriksaan secara head to toe yang
harus diperhatikan adalah palpasi abdomen yang cermat dan pengukuran tekanan darah pada
klien. Tumor dapat memproduksi rennin atau menyebabkan kompresi vaskuler sehingga
mengakibatkan hipertensi pada anak.
d.    Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Pre Operasi
Data subjektif : Tumor wilms Nyeri
  Anak mengatakan nyeri di ↓
daerah perutnya Tumor belum menembus
 Data objektif : kapsul ginjal
  Anak tampak ↓
memegangdaerah perutnya Berdiferensiasi
Nyeri akut ↓
  Tekanan darah Tumor menembus kapsul
140/110mmHg ginjal (perineal, hilus, vena
  Takikardi dan takipnea renal

Nyeri

Data subjektif : Tumor wilms Perubahan nutrisi: kurang dari


  Anak mengatakan tidak mau ↓
makan Tumor belum menembus kebutuhan tubuh.
 Data objektif : kapsul ginjal
  Terjadi penurunan berat bada ↓
  Makanan tidak di habiskan Berdiferensiasi

Tumor menembus kapsul
ginjal (perineal, hilus, vena
renal

Disfungsi ginjal

Gangguan keseimbangan
asam dan basa

Asidosis metabolic

Mual dan muntah

Nafsu makan berkurang

Data Subjektif: Tumor wilms Kecemasan


  Keluarga klien selalu ↓
bertanya tentang kesehatan Pre operasi
anaknya ↓
Data Objektif: Kurang pengetahuan
  Orang tua terlihat cemas dan Keluarga dan anak
gelisah dengan keadaan ↓
anaknya Kecemasan
  TTV meningkat

Data subjektif : Tumor wilms Intoleransi aktivitas


  Anak mengatakan lemas dan ↓
lelah Tumor belum menembus
 Data objektif : kapsul ginjal
  Terbaring lemas di tempat ↓
tidur Berdiferensiasi
  Anak kurang ↓
bersemangatdalam Tumor menembus kapsul
beraktivitas ginjal (perineal, hilus, vena
  Malaise renal

Post Operasi
Data subjektif: Tumor wilms Nyeri
  Klien mengeluh nyeri ↓
Data Objektif Sayatan operasi
  Wajah tampah meringis ↓
  Skala nyeri 0-10 Terputusnya kontinuitas
  TTV meningkat jaringan
  Gangguan Tidur ↓
Merangsang pengeluaran zat
proteolitik (bradikinin,
histamine, serotin)

Nyeri

Data Objektif: Tumor wilms Resiko Tinggi Infeksi


  Adanya tanda infeksi ↓
(bengkak, kemerahan, nyeri, Sayatan operasi
demam) ↓
  Peningkatan suhu tubuh Adanya luka operasi

Luka terbuka

Resiko tinggi infeksi

2.      Diagnosa Keperawatan
a.    Pre operasi
1)    Nyeri akut berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
2)    Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake
3)    Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit dan
prosedur pembedahan
4)    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kurangnya nutrisi tubuh 
b.    Pasca operasi
1)    Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
2)    Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi

3.      Rencana Asuhan Keperawatan


(Dibawah)
Post-Operasi

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
Nyeri Pasien tidak1.   Kaji tingkat nyeri 1.   Menentukan tindakan
berhubungan mengalami nyeri
dengan efek atau nyeri2.    Lakukan selanjutnya
fisiologis dari menurun sampai teknik  pengurangan nyeri2.   Sebagai analgesik tambahan
neoplasia tingkat yang dapat nonfarmakologis 3.   Mengurangi rasa sakit
diterima anak.
Dalam 3.    Berikanan analgesik sesuai4.   Untuk mencegah kambuhnya
waktu : .....x24 ketentuan nyeri
jam, dengan4.    Berikan obat dengan jadwal5.   Karena aspirin meningkatkan
kriteria:
 Nyeri hilang preventif kecenderungan pendarahan
 Tekanan darah5.    Hindari aspirin atau
dalam batas senyawanya
normal
 Tidak Takikardi
dan takipnea
Perubahan Dalam waktu …x 1.       Catat intake dan output 1.    Monitoring asupan nutrisi bagi
Nutrisi :Kurang
dari Kebutuhan 24 jam, makanan secara akurat tubuh
berhubungan kebutuhannutrisi 2.       Kaji adanya tanda-tanda 2.    Gangguan nutrisi dapat terjadi
dengan tubuh dapat perubahan nutrisi : Anoreksi, secara berlahan
peningkatan
kebutuhan terpenuhi dengan Letargi, hipoproteinemia. 3.    Diare sebagai reaksi oedema
metabolime, kriteria: 3.       Beri diet yang bergizi intestine dapat memperburuk
kehilangan   Anak mau makan4.       Beri makanan dalam porsi status nutrisi
protein dan  Tidak Terjadi
penurunan intake penurunan berat keciltapi sering 4.    Mencegah status nutrisi menjadi
badan 5.       Beri suplemen vitamin dan lebih buruk
  Porsi makan habis besi sesuai instruksi 5.    Membantu dalam proses
metabolisme
Kecemasan Setelah dilakukan1.   Kaji tingkat kecemasan klien 1.   Untuk mengetahui seberapa besar
berhubungan perawatan selama2.   Gunakan media untuk kecemasan yang dirasakan klien
dengan …x24 jam, menjelaskan mengenai2.   Untuk mempermudah
kurangnya pasiecemas penyakit pemahaman orang tua
pengetahuan berkurang sampai3.   Jelaskan tentang pengobatan3.   Untuk mengurangi kecemasan
orang tua tentang dengan hilang, yang diberikan dan prosedur pada orang tua
penyakit dan dengan kriteria: tindakan 4.   Untuk mengetahui tingkat
prosedur   Keluarga klien4.   Dorong orang tua untuk kecemasan orang tua dan
tidak bertanya
pembedahan  tentang kesehatan mengungkapkan perasaan dan memberi solusi sesuai tingkat
anaknya dengarkan dengan penuh kecemasan orang tua
  Orang tua terlihat perhatian
tenang dengan
keadaan anaknya
  TTV dalam batas
normal
Intoleransi Setelah dilakukan1.    Pertahankan tirah baring bila1.   Mengurangi pengeluaran energy
2.   Mengurangi kelelahan pada
aktivitas perawatan selama terjadi edema berat pasien
berhubungan …x 24 jam,2.    Seimbangkan istrahat dan3.   Untuk menghemat energy
dengan pasiendapat aktivitas bila ambulasi
kurangnya nutrisi istirahat dengan3.    Intrusikan pada anak untuk
tubuh  adekuat dengan istrahat bila anak merasa lelah
kriteria:
  Anak tampak
segar bersemangat
dalam beraktivitas

Pasca Operasi

Nyeri Pasien tidak1.   Kaji tingkat nyeri 1.   Menentukan tindakan selanjutnya


mengalami nyer
berhubungan 2.   Lakukan tehnik  pengurangan2.   Sebagai analgesik tambahan
dengan iatau nyeri nyeri nonfarmakologis 3.   Mengurangi rasa sakit
menurunsampai
inkontinuitas tingkat yang dapat3.   Berikanan algesik sesuai4.   Untuk mencegah kambuhnya
jaringan diterima ketentuan nyeri
anak.Dalam waktu4.   Berikan obatdengan jadwal5.   Karena aspirin meningkatkan
: .....x24 jam,
dengan kriteria: preventif kecenderungan pendarahan
 Nyeri hilang 5.   Hindariaspirin atau
 Tekanan darah senyawanya
dalam batas
normal
 Tidak Takikardi
dan takipnea

Resiko tinggi Pasien 1.   Peningkatan


tidak1.   Pantau tanda-tanda vital suhu dapat
mengidentifikasi adanya infeksi
infeksi mengalami resiko2.   Kaji tanda-tanda infeksi 2.   Mengidentifikasi
berhubungsn infeksi Dalam3.   Lakukan perawatan luka tanda infeksi lebih
dengan adanya waktu : .....x24 dengan tekhnik aseptic dini sehingga bisa
segera diatasi
insisi jam, dengan4.   Kolaborasi pemberian3.   Perawatan yang benar akan
pembedahan kriteria: antibiotic mempercepat proses
  Tidak Adanya penyembuhan yang cepat
tanda infeksi 4.   Mencegah perkembangan bakteri
(bengkak,
kemerahan, nyeri,
demam)
  Suhu dalam batas
normal

Anda mungkin juga menyukai