Anda di halaman 1dari 21

”Optimalisasi peran Perawat pada pelayanan keperawatan, di tatanan klinik dan

Komunitas dengan pendekatan Psikososial Budaya di Masyarakat dikelompok Balita"

Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memenuhi Proses Penilaian


Salah Satu Mata Ajar “Keperawatan Psikososial Budaya”
Dosen: Ns Susi Wahyuning Asih, S.Kep., M.Kep.

OLEH:

Zunanda Handrie Lukman 1711011088


Balita atau anak bawah umur lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga
bagi usia di bawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun faal (kerja alat
tubuh semestinya) bagi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia di atas satu
tahun, maka anak di bawah satu tahun tidak termasuk ke dalam golongan yang dikatakan balita.
Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai
dengan pra-sekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya,
faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya
pun harus disesuaikan dengan keadaannya. Berdasarkan karakteristiknya balita usia 1-5
tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak yang berumur 1-3 tahun yang dikenal
dengan Batita merupakan konsumen pasif. Sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai
konsumen aktif (Uripi, 2004).
Peran perawat adalah suatu cara untuk menyatakan aktivitas perawat dalam
praktik, yang telah menyelesaikan pendidikan formalnya, diakui dan diberikan
kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab
keperawatan secara profesional sesuai dengan kode etik profesinya. Peran yang
dimiliki oleh seorang perawat antara lain peran sebagai pelaksana, peran sebagai
pendidik, peran sebagai pengelola, dan peran sebagai peneliti. (Asmadi, 2008).
Dalam melaksanakan asuahan keperawatan, perawat mempunyai peran dan
fungsi diantaranya pemberi perawatan, sebagai advokat keluarga, pencegahan
penyakit, pendidikan, konseling, kolaborasi, pengambilan keputusan etik dan
peneliti. (Hidayat, 2012).
Pegoptimalisasikan peran perawat pada layanan keperawatan sangatlah penting.
Optimalisasi peran perawat pada layanan keperawatan tentunya tidak lepas dari
fungsi dan tugas seorang perawat itu sendiri dimana ketika peran seorang
perawat dioptimalisasikan akan berdampak sangat baik untuk layanan kesehatan
dan bagi klien. Dikarenakan ketika peran perawat dioptimalisasika akan
meingkatkan kualitas dari suatu layanan kesehatan.
Disisi lain pengoptimalisasi peran perawat sebagai upaya yang dilakukan oleh
perawat untuk memperbaiki status kesehatan masyarakat, termasuk mempelajari
unsur sosial dan kebudayaan masyarakat. Melalui proses keperawatan,
khususnya pada tahap pengkajian perawat perlu mengkaji unsur social
masyarakat seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, social ekonomi, dan unsur
budaya
1. Penyebaran tumor wilms menurut
TNM sebagai berikut : 2. The National Wilms Tumor Study
 T : Tumor primer (NWTS) membagi lima stadium
T1 : Unilateral permukaan ( tumor Wilms, yaitu :
termasuk ginjal ) < 80 cm
T2 : Unilateral permukaan > 80 cm Stadium I
T3 : Unilateral ruptur sebelum Stadium II
penanganan Stadium III
T4 : Bilateral Stadium IV
 N : Metastasis limfa
No : Tidak ditemukan metastasis
N1 : Ada metastasis limfa
 M : Metastasis jauh
Mo : Tidak ditemukan
M+ : Ada metastasis jauh
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik.
Tumor wilms berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti :
 Kelainan saluran kemih
 Aniridia (tidak memiliki iris)
 Hemihipertrofi ( pembesaran separuh bagian tubuh )

Tumor bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.


Bersifat kongenital. Satu persen dari tumor wilms ditemukan familial dan diturunkan secara
dominan autosomal. Onkogen tumor wilms telah berlokasi pada kromosom 11 p13.
Timbul dalam parenkim ginjal, mungkin dari sisa-sisa blastoma nefrogen dan biasanya dari fokus
tunggal, kadang-kadang lebih dari 1 area.Tumor Wilms dapat muncul dalam 3 gambaran klinik.
Gambaran klinik tersebut antara lain :
Sporadic
Berhubungan dengan sindrom genetic
Familial.
Tumor Wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat tidak adanya stimulasi
yang normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi
baik.
Perkembangan blastema renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-34
minggu.
Sehinga diperkirakan bahwa kemampuan blastema primitif untuk merintis jalan ke arah
pembentukan tumor Wilms, apakah sebagai mutasi germinal atau somatik, itu terjadi pada usia
kehamilan 8-34 minggu.

Sekitar 1,5% pasien mempunyai saudara atau anggota keluarga lain yang juga menderita tumor
Wilms.
Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat keturunan yang berbeda dengan kasus tumor
bilateral. Sekitar 7-10% kasus Tumor Wilms diturunkan secara autosomal dominan.
Mekanisme genetik yang berkaitan dengan penyakit ini, belum sepenuhnya diketahui.
Pada pasien sindrom WAGR (tumor Wilms, aniridia, malformasi genital dan retardasi mental)
memperlihatkan adanya delesi sitogenetik pada kromosom 11.
Pada beberapa pasien, ditemukan gen WT1 pada lengan pendek kromosom 11, daerah pl3.
Gen WT1 secara spesifik berekspresi di ginjal dan dikenal sebagai faktor transkripsi yang diduga
bertanggung jawab untuk berkembangnya tumor Wilms.
4. Anemia
5. Penurunan berat
badan
1. Adanya massa dalam perut (tumor
6. Infeksi saluran abdomen)
kencing 2. Hematuri akibat infiltrasi tumor ke
7. Demam dalam sistem kaliks
8. Malaise 3. Hipertensi diduga karena
penekanan tumor atau hematom
pada pembuluh-pembuluh darah
yang mensuplai darah ke ginjal,
Manifestasi sehingga terjadi iskemi jaringan
yang akan merangsang pelepasan
Klinis
9. Anoreksia
10. Nyeri perut yang bersifat kolik, renin atau tumor sendiri
akibat adanya gumpalan darah mengeluarkan renin
dalam saluran kencing
11. Tumor Wilms tidak jarang
dijumpai bersama kelainan
kongenital lainnya, seperti
aniridia, hemihiperttofi, anomali
saluran kemih atau genitalia
dan retardasi mental
Tumor Wilms (Nefroblastoma) merupakan tumor ginjal yang tumbuh dari sel
embrional primitif diginjal, makroskapis ginjal akan tampak membesar dan keras
sedangkan gambaran histo-patologisnya menunjukan gabungan dari pembentukan
abortif glomerulus dan gambaran otot polos, otot serat lintang, tulang rawan dan
tulang. Biasanya unilateral dan hanya 3-10% ditemukan bilateral.
Tumor bermetastase ke paru, hati, ginjal, dan jarang sekali ke tulang.
Komponen klasik dari tumor Wilms terdiri dari tiga komponen yang tampak pada
diferensiasi ginjal normal: blastema, tubulus,dan stroma.
Terdapat gambaran yang heterogen dari proporsi komponen tersebut dan juga
adanya diferensiasi yang aberan, seperti jaringan lemak, otot lurik, kartilago, dan
tulang. Adanya gambaran komponen yang monofasik juga ditemukan. Tumor ginjal
lain yang ditemukan pada anak berupa mesoblastik nefroma, clear cell sarkoma,
dan renal rhabdoid tumor dapat membingungkan.
Gambaran anaplasia merupakan indikator penting dalam prognosis tumor Wilms.
Gambaran anaplastik ditandai oleh pembesaran inti sel 2-3 kali lipat,
hiperkromatisasi, dan gambaran mitosis yang abnormal.
1 • Tumor Bilateral
2 • Ekstensi Intracaval dan atrium
3 • Tumor lokal yang lanjut
4 • Obstruksi usus halus
5 • Tumor maligna sekunder
6 • Perkontinuitatum
7 • Hematogen
8 • Limfogen
Tumor Wilms harus dicurigai pada setiap anak kecil dengan massa di abdomen. Pada 10-25%
kasus, hematuria mikroskopik atau makroskopik memberi kesan tumor ginjal.
 IVP → Dengan pemeriksaan IVP tampak distorsi sistem pielokalises (perubahan bentuk
sistem pielokalises) dan sekaligus pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui fungsi ginjal.
 Foto thoraks merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis ke paru-
paru.Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor Wilms bilateral atau
termasuk horseshoe kidney.
 Ultrasonografi → USG merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan tumor
solid dengan tumor yang mengandung cairan.
 CT-Scan → memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor Wilms. Ini meliputi
konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya menyingkirkan neuroblastoma
 Magnetic resonance imaging (MRI)→ MRI dapat menunjukkan informasi penting untuk
menentukan perluasan tumor di dalam vena cava inferior termasuk perluasan ke
daerah intarkardial.
 Laboratorium → Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yang menunjang untuk tumor
Wilms adalah kadar lactic dehydrogenase (LDH) meninggi dan Vinyl mandelic acid (VMA)
dalam batas normal.
1. Farmakologi
 Kemoterapi. 2. Non Farmakologi
 Aktinomisin D  Pembedahan
 Vinkristin  Radio Terapi
 Cisplatin
 Siklofosfamid
A. Pengkajian
1. Identitas
Menanyakan nama, jenis kelamin ,alamat, nomor telepon yang bisa
dihubungi
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar
perut. Tidak nafsu makan, mual , muntah dan diare. Badan panas hanya
satu hari pertama sakit.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau
gejala-gejala tumor wilms
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada riwayat keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor
sebelumnya
3. Pola Aktivitas
a. Pola Nutrisi dan Metabolik
Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi
natrium dan air, edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena adanya depresi
sistem imun. Adanya mual , muntah dan anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat. BB meningkat karena
adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
b. Pola Eliminasi
Eliminasi fekal tidak ada gangguan, sedangkan eliminasi urin : gangguan pada glumerulus menyebakan sisa-sisa
metabolisme tidak dapat diekskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus yang tidak mengalami
gangguan yang menyebabkan oliguria sampai anuria ,proteinuri, hematuria.
c. Pola Aktifitas dan Latihan
Pada klien dengan kelemahan, malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus karena adanya hiperkalemia. Dalam
proses perawatan klien perlu istirahat selama 2 minggu dan mobilisasi duduk dimulai bila tekanan darah sudah normal
selama 1 minggu.
d. Pola Tidur dan Istirahat
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya uremia. keletihan, kelemahan malaise,
kelemahan otot dan kehilangan tonus.
e. Persepsi Diri
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah, edema, dan perawatan yang lama. Anak berharap dapat
sembuh kembali seperti semula
f. Hubungan Peran
Lingkungan perawatann yang baru dan kondisi penyakit yang kritis menyebabkan anak banyak diam.
4. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
a. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan TTV klien, dan mengobservasi head to too dan yang harus di perhatikan adalah palpasi
abdomen yang cermat dan pengukuran tekanan darah pada keempat ektremitas. Tumor dapat memproduksi renin atau
menyebabkan kompresi vaskuler sehingga mengakibatkan hipertensi. Deskripsi yang rinci mengenai kelainan traktus
urinarius dan adanya aniridia atau hemihipertrofi juga perlu dicari.
b. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium tidak banyak membantu, hanya dapat ditemukan laju endap darah yang meninggi dan
kadang kadang ditemukan hematuria. Bila kedua kelainan labolatorium ini ditemukan, maka prognosis diagnosa buruk
2) Pada foto polos abdomen akan tampak masa jaringan lunak dan jarang ditemukan klasifikasi didalamnya
3) Pemeriksaan pielografi intravena dapat memperlihatkan gambaran distori, penekanan dan pemanjangan susunan
pelvis dan kalises.
4) Dari pemeriksaan renoarteriogram didapatkan gambaran arteri yang memasuki masa tumor. Foto thoraks dibuat untuk
mencari metastasi kedalam paru-paru.
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan
dengan peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan
penurunan intake.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan kelemahan
4. Kesiapan Meningkatkan Penyesuaian Individu berhubungan dengan dampak
dari kemoterapi
5. Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit berhubungan dengan disfungsi ginjal
6. Ansietas berhubungan dengan pre operasi
7. Risiko Infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan
8. Insomnia berhubungan dengan gangguan status kesehatan
9. Hambatan Rasa Nyaman berhubungan dengangejala terkait penyakit
10. Defisiensi Pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan
dengan peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan
penurunan intake.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan kelemahan
4. Kesiapan Meningkatkan Penyesuaian Individu berhubungan dengan dampak
dari kemoterapi
5. Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit berhubungan dengan disfungsi ginjal
6. Ansietas berhubungan dengan pre operasi
7. Risiko Infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan
8. Insomnia berhubungan dengan gangguan status kesehatan
9. Hambatan Rasa Nyaman berhubungan dengangejala terkait penyakit
10. Defisiensi Pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan
Implementasi
Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam
situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tindakan keperawatan harus
mendetail agar semua tenaga keperawatan dapat menjalankan tugasnya dengan baik
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan,
perawat dapat langsung memberikan pelayanan kepada klien dan atau dapat juga
didelegasikan kepada orang lain yang dipercayai di bawah pengawasan yang masih
seprofesi dengan perawat.

Evaluasi
Merupakan hasil perkembangan klien dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang
hendak dicapai. Evaluasi dari proses keperawatan adalah menilai hasil yang diharapkan
terhadap perubahan perilaku klien dan untuk mengetahui sejauh mana masalah klien
dapat teratasi. Disamping itu, perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang
jika yang ditetapkan belum tercapai dan proses keperawatan segera di modifikasi.

Anda mungkin juga menyukai