gangguan yang terjadi pada sistem konduksi jantung sehingga aliran listrik jantung tidak
berjalan lancar atau berhenti di tengah jalan. Sistem konduksi jantung terdiri atas SA
node, AV node, berkas His, Bundle Branch, dan serabut purkinje. AV block merupakan
salah satu kondisi gangguan konduksi jantung yang terjadi jika jalur SA node ke AV node
terhambat. Waktu yang dibutuhkan impuls listrik untuk menjalar dari atrium sampai
ventrikel akan terekam di EKG sebagai interval PR. Jika aliran ini terhambat, maka
interval PR menjadi lebih panjang. Interval PR yang normal berkisar antara 0,12-0,20
detik. Berdasarkan pemeriksaan EKG, AV block dibedakan menjadi 3 yaitu AV block
tingkat 1, AV Block tingkat 2, dan AV Block tingkat 3 (total AV block).
Anatomi Fisiologi
Kelainan irama jantung dapat disebabkan oleh hambatan pada hantaran (konduksi)
aliran implus yang disebut blok. Hambatan tersebut mengakibatkan tidak adanya
aliran implus yang sampai bagian miokardium yang seharusnya menerima implus
untuk dimualinya kontraksi. Blok ini dapat terjadi pada setiap bagian sistemkonduksi
implus mulai dari nodus sino-atrial (SA), nodus atrioatrial (AV), jaras his dan cabang-
cabang samai pada serabut purkinje dalam miokardium.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa AV block adalah gangguan system konduksi AV
yang menyebabkan transmisi gelombang P ke ventrikel dan ditimbulkan sebagai
bagian komplikasi IMA
Klasifikasi
Elektrokardiogram (EKG)
Exercise Test
Laboratorium
Pemeriksaan Elektrofisiologi
Echocardiography
Angiografi Koroner
Penatalaksaan
Tindakan yang dapat dilakukan sesuai derajat AV blok.
1. Obat anti aritmia
2. AV blok derajat I :
Tidak ada tindakan yang diindikasikan.
Interval PR harus dimonitor ketat terhadap kemungkinan blok lebih lanjut.
Kemungkinan dari efek obat juga harus diketahui
3. AV blok derajat II Molitz I
Tidak ada tindakan yang diindikasikan. Kecuali menghentikan obat jika ini merupakan agen pengganggu.
Tipe ini biasa Monitor klien terhadap berlanjutnya blok.
nya tidak diterapi kecuali sering kompleks QRS menghilang dengan akibat gejala klinis hipotensi dan penurunan perfusi serebrum. Bila ada gejala ini
maka pada penderita bisa diberikan 0,5 sampai 1,0 mg atropine IV sampai total 2,0 mg
4. AV blok derajat II Molitz II
Observasi ketat terhadap perkembangan menjadi blok jantung derajat III.
Obat seperti atropine atau isopreterenol, atau pacu jantung mungkin diperlukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala atau jika blok terjadi dalam
situasi IMA akut pada dinding anterior
5. AV blok derajat III (komplit)
Atropin (0,5 sampai 1 mg) bisa diberikan dengan dorongan IV
Pacu jantung diperlukan permanen atau sementara
6. Implantasi pacu Jantung
Asuhan Keperawatan Teori
A. Pengkajian
1. Riwayat px
2. Keluhan utama
3. Identifasi informasi px
4. Riwayat Penyakit Sekarang (perjalanan penyakit sekarang; gambaran keadaan misal, lokasi, kualitas, kuantitas,
waktu /frekuensi, faktor penghilang/ faktor pemberat
5. Riwayat Kesehatan Lalu : Penyakit pada masa anak-anak; Imunisasi; Perawatan di rumah sakit terakhir;
Prosedur pembedahan terakhir; Alergi; Riwayat pengobatan (obat-obatan yang diberikan sekarang dan reaksi
pemberian yang berlebihan dan obat-obatan yang diresepkan pada masa lalu)
6. Riwayat Keluarga : Kecenderungan keluarga (hipertensi, kanker, penyakit alergi, gout, penyakit jantung);
Gangguan keturunan (Huntington’s, chorea, diabetes, anemia sel sabit); Penyakit dari lingkungan (tuberkulosis)
7. Pola Hidup : Diet; Pola eliminasi; Latihan; Tidur; Rekreasi; Tembakau; Alkohol; Obat-obatan; Pola seksual
8. Primary survey
9. Secondary survey
10. Pemeriksaan fisik head to toe.
Asuhan keperawatan
B. Analisa
Dari pengkajian data dasar, masalah yang aktual, potensial dan beresiko tinggi diidentifikasi dan diuraikan
menurut prioritas sesuai dengan kebutuhan keperawatan pasien kritis. Hal ini mungkin merupakan masalah
yang komplek disebabkan oleh beratnya kondisi pasien. Prioritas paling tinggi diberikan pada masalah yang
mengancam kehidupan.
C. Perencanaan
Pembuutan tujuan, identifikasi dari tindakan keperawatan yang tepat dan pernyataan atas hasil yang
diharapkan merumuskan rencana keperawatan.
D. Implementasi
Perencanaan dimasukkan dalam tindakan selama fase implementasi. Ini merupakan fase kerja aktual dari
proses keperawatan.
E. Evaluasi
Suatu perbandingan antara hasil aktual pasien dan hasil yang diharapkan terjadi dalam fase evaluasi. Pada
bagian ini menunjukkan pentingnya modifikasi dalam rencana keperawatan atau pengkajian ulang total dapa
diidentifikasi.
TERIMAKASIH