Disusun Oleh:
IANA AULIA ANDARI
(J.230.145.046)
1. PENDAHULUAN
Gangguan konduksi jantung adalah ganguan yang terjadi pada jaringan
konduksi (jalur listrik) jantung sehingga listrik jantung tidak berjalan lancar
atau terhenti ditengah jalan. (Budi Yuli, 2009).
AV Blok merupakan salah satu kondisi gangguan konduksi jantung
yang terjadi bila jalur SA Node ke AV Node (yang membentuk interval PR
pada EKG) terhambat, maka Interval PR menjadi lebih panjang. Ibarat jalan
tol macet, maka jarak tempuh ke tempat tujuan menjadi lebih lama. AV Blok
dibagi menjadi 3 derajat sesuai tengan tingkat keparahan. (Lippincot,
William, 2011)
Total AV blok merupakan keadaan darurat jantung yang membutuhkan
penanganan segera. Blok biasanya berkembang dari blok derajat I dan II,
tetapi total AV blok dapat juga terjadi tanpa blok parsial sebelumnya atau
interval PR yang bisa normal segera setelah terjadi periode blok total. Letak
blok total sering diperkirakan dengan lebar kompleks QRS dan kecepatan
ventrikel. Jika terjadi distal dari His Bundle kompleks QRS biasanya melebar
dan kecepatan ventrikel biasanya > 50x/ menit.(Hidayat, 2010 ).
2. ANATOMI DAN PERJALANAN RANGSANG JANTUNG
Kejadian perangsangan
jantung dalam keadaan normal
dipengaruhi oleh sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Diawali SA
node yang akan mengeluarkan rangsang, kemudian disalurkan
ke tiga jaras internodal
melalui
yang
digambarkan
kelainan sekunder
akibat penyakit
yang sama.
kardiak
adanya
inferior
3. ETIOLOGI
AV Blok sering terjadi dari kelanjutan fase buruk dari :
1. Iskemia jantung
2. Infark jantung
a. Stage 1 biasanya belum muncul tanda dan gejala namun sudah dapat
dilihat gambaran EKG yang menunjukkan terlihat perpanjangan interval
P R > 0,21 detik.
b. Stage 2 Biasanya asimtomatik, tetapi pada beberapa pasien, merasakan
kejanggalan dari detak jantung, presinkop, atau sinkop dapat terjadi; dapat
bermanifestasi pada pemeriksaan fisik sebagai bradikardia (terutama
Mobitz II) dan / atau ketidakteraturan denyut jantung (terutama Mobitz I
[Wenckebach])
c. Stage 3 sering dikaitkan dengan gejala seperti kelelahan, pusing, pusing,
presinkop, dan sinkop; terkait dengan bradikardia kecuali lokasi blok yang
terletak di bagian proksimal dari node atrioventrikular (AVN).
(Chirag M Sandesara, MD, FACC, 2014. Journal Of Cardiology.
Medscape).
16. STAGE AV BLOCK
a. AV blok derajat I: letak kelainan pada AV node dan pada EKG
terlihat
inferior.
Pada gambaran
II terlihat
ada
seperti
mengobati
penyakit
penyebab
efek
digitalis
ataupun
QRS lancip atau sama dengan gambaran gelombang QRS lain yang
normal. Fokus berasal dari supra His.
EKG
Monitor Holter
Foto dada
dapat
menunjukkan
aea
Elektrolit
Pemeriksaan obat
adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
8.
Pemeriksaan tiroid
Laju sedimentasi
Penignggian
dapat
menunukkan
proses
GDA/nadi oksimetri :
menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.
Hipoksemia
dapat
7. Penatalaksanaan Medis
11. Terapi medis
Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
a. Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker
Kelas 1 A
Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk
mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.
Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang
menyertai anestesi.
Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
Kelas 1 B
Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel
takikardia.
Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
Kelas 1 C
Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
ada
irama
jantung
yang
terorganisasi.
Defibrilasi
akan
radio.
: kelelahan umum
b. Sirkulasi
tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra,
denyut menurun; kulit warna dan kelembaban berubah misal pucat,
sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menruun bila curah jantung
menurun berat.
c. Integritas ego
berhubungan
dengan
kurang informasi/salah
pengertian
kondisi
medis/kebutuhan terapi.
Kriteria hasil :
a menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan
b Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping obat
Intervensi :
c Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal
d Jelakan/tekankan
masalah
aritmia
khusus
dan
tindakan
terapeutik
pada
pasien/keluarga
e Identifikasi efek merugikan/komplikasiaritmia khusus contoh kelemahan, perubahan
mental, vertigo.
f Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan;
bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupakan
g Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan
h Kaji ulang kebutuhan diet contoh kalium dan kafein
i Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa pulang
menggunakan
vasodilator,
diuretic
dan
penyekat
beta.
20
Daftar Pustaka
Ganong F. William, 2003, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 20, EGC, Jakarta.
Price & Wilson, 2006, Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6,
Volume I, EGC, Jakarta.