Anda di halaman 1dari 17

AV BLOCK

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Muhd Al-Fin (18010551)
Wahyuni (18010542)
Oktaviana (18010550)
Muhammad Aldi (18010553)
Cut Nadjriyah Annisa (18010554)
Mauliza (18010545)
Sri Sekar Darma (18010543)
Meutia Ulfa (18010552)
Sawidah (18010549)
Dosen Pembimbing : Ns. Setia Budi, S.Kep., M.Kep
DEFINISI
• AV block (atrioventricular block), dikenal juga
sebagai blok atrioventrikular, merupakan
aritmia yang terjadi karena gangguan atau
interupsi aliran impuls listrik, baik parsial
maupun total, dari atrium ke ventrikel jantung
akibat abnormalitas di sistem konduksi nodus
atrioventrikular atau sistem His-Purkinje
(Sandesara CM, Olshansky B. Atrioventricular
Block. Medscape., 2017).
EPIDEMIOLOGI
• Di Amerika Serikat, angka kejadian total AV Block
mencapai angka 0,02%, sedangkan untuk di dunia
mencapai 0,04%. Angka kejadian ini meningkat
sesuai semakin bertambahnya usia. Total AV block
bisa pertama kali ditemukan pada bayi, yang
merupakan penyakit total AV block kongenital.
Penyakit ini kadang tidak dikenali saat anak
beranjak remaja bahkan telah dewasa (Kojic EM,
Hardarson T, Sigfusson N, Sigvaldason H, 1999).
ETIOLOGI
• Obat-obatan
• Penyakit degeneratif, seperti Lenegre disease
• Infeksi oleh Trypanosoma cruzi, demam reumatik, miokarditis, Chagas
disease,Aspergillus myocarditis, varicella-zoster.
• Penyakit reumatik, seperti Ankylosing spondylitis, Reiter syndrome,
relapsing polychondritis, rheumatoid arthritis, scleroderma.
• Proses infiltratif, seperti Amyloidosis, sarcoidosis, tumors, Hodgkin
disease, multiple myeloma.
• Kelainan neurologi, seperti Becker muscular dystrophy, myotonic
muscular dystrophy
• Kelainan iskemik atau infark, seperti infark miokard inferior dengan AV
block atau infark miokard anterior dengan HIS-Purkinje block.
• Kelainan metabolik, seperti Hipoksia, hiperkalemia, hipotiroid.
PATOFISIOLOGI
• Patofisiologi AV block, disebut juga sebagai blok
atrioventrikular, dibedakan berdasarkan penyebabnya:
kongenital, didapat akibat penyakit lain, atau iatrogenik
Penyebab kongenital berhubungan dengan kerusakan
sistem konduksi jantung akibat reaksi imun
transplasental. AV block yang didapat akibat penyakit
lain dapat terjadi akibat berbagai proses, misalnya
degeneratif, iskemia, atau infeksi sedangkan AV block
iatrogenik terjadi akibat proses gangguan konduksi
jantung oleh obat atau tindakan medis (Lev M, 1964).
KOMPONEN SISTEM KONDUKSI
• Nodus Sinoatrial (SA)
– Nodus SA merupakan pacemaker jantung yang terletak
di bagian sudut kanan atas atrium kanan. Nodus SA
bertugas mengatur ritme jantung sebanyak 60-100x per
menit dengan cara mempertahankan kecepatan
depolarisasi dan mengawali siklus jantung yang ditandai
dengan sistol atrium. Impuls listrik dari nodus SA ini
akan menyebar ke atrium kanan, lalu diteruskan ke
atrium kiri melalu berkas Bachmann dan selanjutnta
dibawa ke nodus atrioventrikular (AV) oleh traktus
internodal (Dharma S, 2009).
• Nodus Atrioventrikular (AV)
– Nodus AV terletak di dekat septum interatrial bagian
bawah, di atas sinus koronarius dan di belakang katup
trikuspid. Nodus AV berfungsi memperlambat
kecepatan konduksi sehingga memberi kesempatan
atrium mengisi ventrikel sebelum sistol ventrikel.
Sehingga ventrikel akan terlindungi dari stimulasi
berlebihan dari atrium. Impuls yang dihasilkan nodus
AV adalah sebesar 40-60x per menit. Impuls ini
selanjutnya akan diteruskan ke berkas His (Dharma S,
2009).
• Sistem His-Purkinje
– Berkas His terbagi menjadi berkas kanan yang menyebarkan
impuls listrik ke ventrikel kanan dan berkas kiri yang
menyebarkan impuls listrik ke septum interventrikel dan
ventrikel kiri dengan kecepatan konduksi 2 meter per detik.
Impuls listrik dari berkas tersebut bercabang menjadi serabut
purkinje yang tersebar dari septum interventrikel sampai ke
muskulus papilaris dan menghasilkan impuls 20-40 kali per
menit dan menyebar mulai dari endokardium sampai
terakhir ke epikardium. Otot jantung akan bergerak
memompa darah keluar dari ruang ventrikel ke pembuluh
darah arteri (Dharma S, 2009).
KLASIFIKASI
• Blok AV derajat 1
– Laju : Sesuai irama sinus atau kecepatan atrium
– Irama : Biasanya teratur
– Gelombang P : normal
– Durasi QRS: biasanya normal
– Interval PR : konstan dan lebih dari 0,20 detik
• Blok AV derajat 2

• Karakteristik Mobitz 1 adalah:


– Laju : Laju atrium lebih besar dari laju ventrikel
– Irama : Irama ventrikel irregular
– Gelombang P : Bentuk normal, beberapa gelombang P tidak diikuti
kompleks QRS
– Durasi QRS: biasanya normal
– Interval PR : tidak konstan, semakin lama semakin memanjang
• Blok AV derajat 3 (total AV blok)
– Laju : Laju atrium lebih besar dari laju ventrikel
– Irama : Teratur, tidak ada hubungan antara irama
atrium dan ventrikel
– Gelombang P : Bentuk normal
– Durasi QRS: Normal jika irama dari junctional dan melebar
jika fokus ventrikular
– Interval PR : tidak ada
• Karakteristik Mobitz 2 adalah:
– Laju : Laju ventrikel lebih lambat
– Irama : Irama ventrikel irregular
– Gelombang P : Bentuk normal, beberapa gelombang P
tidak diikuti kompleks QRS
– Durasi QRS: biasanya melebar karena blok pada cabang
berkas
– Interval PR : konstan
DIAGNOSIS
• Pasien total AV blok bisa datang dengan asimptomatis atau dengan
tanda dan gejala yang minimal yang berkaitan dengan hipoperfusi.
Gejala yang bisa timbul di antaranya adalah kelelahan, pusing, tidak
bisa beraktivitas, dan nyeri dada. Pasien- pasien simptomatis,
khususnya pasien yang memiliki kompleks QRS lebar yang
mengindikasikan pacemaker nya berada di bawah bundle of His,
dapat memiliki gejala seperti pingsan, bingung, sesak, nyeri dada
hebat, dan sewaktu-waktu bisa meninggal mendadak.
• Infark miokard akut juga dapat menyebabkan total AV blok.
• Pada pemeriksaan fisik, pasien didapatkan bradikardia. Tekanan vena
jugularis juga dapat meningkat. Pasien dengan tanda hipoperfusi
dapat menunjukkan gejala penurunan status mental, hipotensi, dan
letargi.
PENATALAKSANAAN

• AV blok derajat I
– Tidak ada tindakan yang diindikasikan.
– Interval PR harus dimonitor ketat terhadap kemungkinan blok lebih
lanjut,
– Kemungkinan dari efek obat juga harus diketahui
• AV blok derajat II Molitz I
– Tidak ada tindakan yang diindikasikan. Kecuali menghentikan obat jika
ini merupakan agen pengganggu
– Memonitor pasien terhadap berlanjutnya blok.
– Tipe ini biasanya tidak diterapi kecuali sering kompleks QRS menghilang
dengan akibat gejala klinis hipotensi dan penurunan perfusi serebrum.
Bila ada gejala ini maka pada penderita bisa diberikan 0,5 sampai 1,0 mg
atropine IV sampai total 2,0 mg.
• AV blok derajat II Molitz II
– Observasi ketat terhadap perkembangan menjadi blok jantung
derajat III.
– Obat seperti atropine atau isopreterenol, atau pacu jantung
diperlukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala atau jika blok
terjadi dalam situasi IMA akut pada dinding anterior.
• AV blok derajat III (komplit)
– Atropin (0,5 sampai 1 mg) bisa diberikan dengan bolus IV. Bila tidak
ada kenaikan denyut nadi dalam respon terhadap atropine maka
bisa dimulai tetesan isoproterenol 1 mg dalam 500 ml D5W dengan
tetesan kecil untuk meningkatkan kecepatan denyut ventrikel.
Penderita yang menunjukkan blok jantung derajat tiga memerlukan
pemasangan alat pacu jantung untuk menjamin curah jantung yang
mencukupi. Pacu jantung diperlukan permanen atau sementara.
– Implantasi pacu jantung (pace maker)
Kesimpulan

• AV blok adalah hasil dari beragam keadaan patologis yg


menyebabkan infiltrasi, fibrosis, atau kerusakan di sistem
konduksi. AV blok derajat tiga bisa ditemukan secara
kongenital ataupun di sebabkan oleh faktor lainnya. Penyebab
tersering dari kejadian AV blok adalah proses degeneratif,
peradangan, intoksikasi digitalis, infark miokard akut.Serupa
dengan insidensi dari pada penyakit jantung iskemik, insidensi
abnormalitas dari AV konduksi meningkat pada usia lanjut. AV
blok yang ditemui pada masa kanak-kanak adalah total AV
blok kongenital, dimana terkadang tidak di ketahui di usia
kanak-kanak dan bahkan sampai masa dewasa muda.

Anda mungkin juga menyukai