Laporan Kasus
AV BLOCK
Disusun oleh :
Pembimbing :
dr. Rosmaliana, Sp.JP-FIHA
KEPANITERAAN KLINIK
KJF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKULER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU
2019
2
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hambatan Atrioventrikuler (AV block) adalah kelainan pada system
konduksi jantung dimana depolarisasi atrium gagal untuk mencapai ventrikel
ataudepoilarisasi atrial yang lambat terkonduksikan. Hambatan Atrioventrikuler
(AVBlock) kerap menjadi penyebab bradikardi meskipun lebih jarang
dibandingkandengan kelainan fungsi nodus SA yang juga menyebabkan gejala
bradikardia.4
2.2 Epidemiologi
AV blok derajat I dapat ditemukan pada orang dewasa yang sehat, dan
insiden meningkat dengan usia. Pada usia 20 tahun, interval PR dapat
melebihi0,20 detik di 0,5-2% dari orang sehat. Pada usia 60 tahun, lebih dari 5%
dariindividu yang sehat memiliki interval PR melebihi 0,20 detik.1
AV blok derajat II (Mobitz II) jarang pada orang sehat, sedangkan Mobitz
I (Wenckebach) diamati dalam 1-2% dari orang-orang muda yang sehat, terutama
saat tidur. AV blok derajat III kongenital jarang, pada 1 kasus per
20.000kelahiran. Bentuk blok jantung, dengan tidak adanya kelainan struktural
utama,terkait dengan antibodi maternal ke Ro (SS-A) dan La (SS-B) dan sekunder
untukibu. Hal ini paling sering didiagnosis antara usia kehamilan 18 dan 24
minggu danmungkin menjadi yang pertama, kedua, atau ketiga (lengkap).
Kematianmendekati sekitar 20%; kebanyakan anak yang masih hidup
4
membutuhkan alat pacu jantung. Kemajuan terbaru dalam diagnosa dan terapi
memberikan hasil yang lebih baik bagi anak-anak dengan blok AV. 1
Insiden AV Blok meningkat seiring bertambahnya usia dan diperkirakan
mencapai 30%dalam grup terpilih. Blok AV jarang terjadi dan terjadi pada 1
dalam 15.000 hingga 1 dalam 22.000 kelahiran hidup.5
2.3 Etiologi
Keterlambatan atau kurangnya konduksi melalui nodus AV memiliki
beberapa penyebab. AV block derajat I dan derajat II dapat terjadi pada
orangsehat, sebagai manifestasi fisiologis dari refleks vagal yang tinggi. AV block
jugadapat terjadi secara fisiologis pada orang dengan heart rate yang tinggi
(terutamasaat mondar-mandir) sebagai akibat dari peningkatan refrakter dari
AVN.1
AV block dapat disebabkan oleh iskemia miokard akut atau infark. Infark
miokard inferior dapat menyebabkan blok derajat III, biasanya di tingkat AVN;
inidapat terjadi melalui mekanisme lain seperti refleks Bezold-Jarisch.
Infarkmiokard anterior biasanya dikaitkan dengan blok derajat III yang dihasilkan
dariiskemia atau infark cabang bundel. 1
Perubahan degeneratif pada AVN atau bundle branch (misalnya fibrosis,
kalsifikasi, atau infiltrasi) adalah penyebab paling umum dari blok
AVnonischemic. Sindrom Lenegre-Lev adalah blok jantung komplit yang
diperolehkarena fibrosis idiopatik dan kalsifikasi dari sistem konduksi listrik
jantung. Halini paling sering terlihat pada orang tua dan sering digambarkan
sebagaidegenerasi dari sistem konduksi dan dapat menyebabkan blokAV derajat
III.1
Penyakit infiltratif miokard dapat menghasilkan blok AV termasuk
sarcoidosis, myxedema, hemochromatosis, dan kalsifikasi rogressive
terkaitdengan mitral atau kalsifikasi katup aorta. Endokarditis dan infeksi lain dari
miokardium, seperti penyakit Lyme dengan infiltrasi aktif dari sistem
konduksiAV, dapat menyebabkan berbagai tingkat blok AV. penyakit sistemik,
seperti Spondylitis ancilosys dan sindrom Reiter, dapat mempengaruhi jaringan
konduksinodus AV. 1
5
2.4 Patofisiologi
Nodus atrioventrikular (AVN) merupakan bagian dari sistem konduksi
jantung yang memungkinkan impuls listrik yang akan dikirim dari node sinus
melalui jaringan atrium (intra-atrium fasikula) ke ventrikel. node ini terdiri dari 3
bagian: atrionodal (zona transisi), nodal (compact portion), dan nodal-his
(penetrating his-bundle). Nodal portion menyebabkan konduksi melambat.VN
disuplai oleh arteri koroner kanan (90%) atau dengan arteri sirkumfleksa
(10%)dan dipersarafi oleh serabut simpatis dan parasimpatis. Ini menerima impuls
anterior melalui serat intra-atrium di septum dan posterior melalui
kristaterminalis. Impuls tiba di AVN ditransmisikan ke ventrikel dalam rasio 1:
1.Setibanya impuls lebih cepat, konduksi ke ventrikel diperlambat; ini
disebutdecremental conduction.1
Sistem His-Purkinje terdiri dari 2 bundel dari serat Purkinje (bundel kiridan
kanan) yang mengalirkan impuls listrik untuk memungkinkan aktivasiventrikel
yang cepat. Sistem His-Purkinje bisa juga menjadi lokasi terjadinya AV.AV block
derajat I dan II tipe 1 biasanya melibatkan penundaan di tingkat AVN,sedangkan
derajat II tipe 2 umumnya melibatkan penyumbatan pada berkas hisatau daerah
yang lebih rendah dari sistem konduksi. AV block derajat III melibatkan
gangguan konduksi di AV node atau sistem His-Purkinje. 1
Dalam kebanyakan kasus blok AV komplit, irama yang timbul berasal dari
ventrikel, dengan kompleks QRS lebar dengan kecepatan yang rendah antara30-
40 denyut / menit. Sebuah lokasi anatomi yang lebih tinggi menghasilkan irama
6
pacemaker lebih cepat (40-60 kali / menit di daerah berkas His), dan durasi QRS
sempit.1
2.5 Klasifikasi
Berdasarkan derajat hambatan, gangguan ini dibagi menjadi blok
AVderajat 1, blok AV derajat 2, dan blok AV derajat 3 ( total ).
1. AV Blok derajat 1
Blok AV Derajat 2 terjadi pada keadaan dimana tidak semua impuls dari
atrium dapat dihantarkan melalui nodus AV dan sistem His-Purkinje ke ventrikel.
Berdasarkan rekaman EKG kelainan ini dapat dikelompokkan menjadi tipe
Mobizt I ( tipe Wenckebach) dan tipe Mobizt II. Pada tipe ini lokasi hambatan
adalah infranodal (pada sistem His-Purkinje) gejala yang muncul sangat
bergantung pada besarnya laju ventrikel. Jarak blok AV derajat 2 seringkali
menimbulkan gejala.6
3. AV Blok derajat 3
Blok AV derajat III ( complete heart block ), bila hantaran impuls dari
atrium sama sekali tidak dapat mencapai ventrikel disebut blok AV derajat 3 (
blok AV total ) pada keadaan laju ventrikel tergantung pada pacemeter cadangan (
subsidiary pace-meter) yang mengambil alih.
2.6 Diagnosis
a. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
7
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik biasanya ditemukan tanda dan gejala
tergantung pada jenis blok AV yang terjadi. AV block derajat I jarang
menimbulkan gejala. Gejala dari AV block derajat II dan III meliputi: 6
• Pingsan/sinkop
• Pusing
• Kelelahan
• Sesak napas
• Nyeri dada
b. Pemeriksaan Laboraturium
Pemeriksaan Elektrolit dan level obat (misalnya, digitalis): Pada pasien
yang dicurigai
blok AV derajat II atau III, maka dicurigai meningkat kalium atau keracunan
obatsehingga enzim jantung meningkat: Pada pasien dengan blok AV derajat II
8
atau III mungkin menjadi manifestasi dari infark miokard akut, Infeksi,
myxedema, ataupenyakit jaringan ikat, jika evaluasi klinis menunjukkan penyakit
sistemik.6
c. Elektrokardiogram (EKG)
1. AV Blok derajat 1
2. AV Blok derajat 2
Karakteristik7
- Laju : laju atrial lebih besar dari laju ventrikel
- Irama : irama ventrikel ireguler
- Gelombang P : bentuk normal, beberapa gelombang P tidak diikuti
kompleks
QRS
- Durasi QRS : biasanya Normal
9
Morbitz Tipe 2
Karakteristik8:
- Laju : laju ventrikel lebih lambat
- Irama : irama ventrikel ireguler
- Gelombang P : bentuk normal dan beberapa gelombang P tidak
diikuti
- kompleks QRS (QRS missing)
- Durasi QRS : biasanya melebar karena blok pada cabang berkas
- Interval PR : konstan
2.7 Penatalaksanaan
a. Terapi farmakologis
Pertimbangan mengenai pemberian agen antikolinergik adalah sebagai
berikut: 1
Terapi medis jangka panjang tidak diindikasikan pada blok AV
Administrasi Atropin atau infus isoproterenol dapat meningkatkan
konduksiAV dalam keadaan darurat di mana bradikardia disebabkan
oleh blok AVproksimal
Administrasi Atropin atau infus isoproterenol dapat memperburuk
konduksi jika blok adalah dalam sistem Nya-Purkinje.
• Pertama-tingkat blok AV dan Mobitz blok I tingkat dua AV: Apakah umumnya
tidak memerlukan perawatan kecuali mereka menyebabkan gejaladan bukan
karena penyebab reversibel
• Mobitz II tingkat dua AV blok dan tingkat ketiga blok AV: Biasanya
membutuhkan dan / atau pacu jantung permanen sementara
• Ketiga derajat AV blok: Pasien dengan bundle branch block gigih dan sementara
tingkat ketiga blok AV dapat mengambil manfaat dari terapi pacu jantung
permanen, terutama setelah infark miokard anterior; Studi nonrandomized sangat
menyarankan bahwa pacu jantung permanen
meningkatkan kelangsungan hidup pada pasien dengan tingkat tiga blok AV,
terutama jika sinkop terjadi
2.8 Prognosis
Prognosis pasien dengan gangguan konduksi AV tergantung pada lokasi
blok, tetapi juga terutama pada penyakit jantung yang terjadi bersamaan atau yang
mendasarinya. Dengan tidak adanya pace maker, pasien dengan blok AV lengkap
komplit memiliki prognosis yang sangat buruk dengan tingkat ketahanan hidup 1
tahun hanya antara 50% sampai 70% (dibandingkan dengan jenis kelamin dan
populasi kontrol usia yang sama) setelah mengalami sinkop.5 Prognosis pasien
dengan blok AV bawaan sebagian besar tergantung padaadanya penyakit jantung
bawaan dan waktu diagnosis. Prognosis blok jantung komplit bawaan yang
terisolasi lebih baik prognosisnya dibandingkan dengan mereka yang disertai
penyakit bawaan. Bagaimanapun, stabilitas escape rhytm dengan kejadian
syncope tidak bisa ditebak. Pacu jantung harus dipertimbangkan bahkan pada
pasien asimtomatik dengan AV block terisolasi. Terjadinya aritmia ventrikel
kompleks mungkin juga menjadi perdebatan untuk implantasi alat pacu jantung
pada individu asimtomatik. 5 Pasien yang diobati dengan pacu jantung permanen
untuk mengobati AV blok memiliki prognosis yang sangat baik. Pasien dengan
blok AV yang tidak diobati dengan pacu jantung permanen tetap berisiko tinggi
kematian jantung mendadak. Meskipun AV block umumnya tidak terkait dengan
12
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. L
Usia : 37 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
No. RM : 01022006
Tanggal MRS : 13 Agustus 2019
Tanggal periksa : 14 Agustus 2019
ANAMNESIS
Autoanamnesis
Keluhan utama
Badan lemas memberat sejak 1 hari Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS).
13
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi: Perut tampak cembung, venektasi (-), striae (+), jejas(-)
Auskultasi: Bising usus (+) 10x/menit
Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+), hepar tidak teraba, lien tidak
teraba, ballotement ginjal (-), nyeri ketok CVA(-/-)
Perkusi: Timpani seluruh lapangan abdomen, shifting dullness (-)
Extremitas
Eksremitas atas : pitting edema (-/-) akral hangat, capillary refilling time < 2
detik, sianosis (-).
Eksremitas bawah : pitting edema (-/-), akral hangat, capillary refilling time <
2 detik, sianosis (-).
Pemeriksaan penunjang
Tanggal : 13-08-2019
Darah rutin
Hb : 13.7 g/dL
Ht : 39.2 %
Leukosit : 6.430/µL
Trombosit : 256.000/µL
Hematokrit : 39,2/µL
Kimia darah
GDS : 103 mg/dL
Ureum : 20 mg/dL
Creatinin : 0,9 mg/dl
16
Elektrolit
Na+ : 137,1 mmol/L
K+ : 4,45 mmol/L
Cl : 109,1 mmol/L
Immunologi
fT4 : 12,78 pmol/L
TSHs : 0,46 uIU/ml
Enzim jantung (Tanggal : 14-08-2019)
Troponin I kuantitatif : 432,3 ng/L
EKG
17
Interpretasi EKG :
Irama : Sinus Bradikardi
Regularitas : reguler.
Rate : 1500/27= 55x/menit
Axis : Normoaxis
Gelombang P : gelombang p tidak diikuti kompleks qrs pada lead
1, AVL, lead 2, lead 3dan AVF
Interval PR : sulit dinilai
QRS interval : 0,08
ST segment : normal
18
Gel T : normal
Q patologis : Tidak ada
LVH : SV1 +RV6 = 3+ 7 = 11
Kesan : Total AV Block dan low voltage di lead AVL,
AVF dan AVR
Interpretasi EKG :
Irama : Sinus bradikardi
Rate : 1500/34= 44x/menit
Axis : Normoaxis
Gelombang P : 0,08 s
Interval PR : Tidak dapat dinilai
QRS interval : 0,08 s
19
Daftar masalah
Total AV Block
Bradikardi
Sindroma dyspepsia
Tatalaksana
Non famakologi
Bedrest
O2 3-4 Liter nasal kanul
Monitoring tanda-tanda vital
Farmakologi (IGD )
Inj. Sulfas atropine 2 ampul
Salbutamol 3 x 4 mg
Injeksi Ranitidin 2x50mg
Farmakologi (CVCU )
Salbutamol 3 x 4 mg
Drip aminofilin 1 gr/ 12 jam
Percutan pace makers (PPM)
Pemeriksaan Anjuran
Echocardiografi
Elektrofisiologi
BAB III
PEMBAHASAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21