adalah kelainan pada sistem koduksi jantung dimana depolarisasi atrium gagal untuk mencapai ventrikel atau depoilarisasi atrial yang terkonduksikan dengan terlambat. Hambatan Atrioventrikuler (Blok AV) kerap menjadi penyebab bradikardia meskipun lebih jarang dibandingkan dengan kelainan fungsi nodus SA yang juga menyebabkan gejala bradikardia. KLASIFIKASI
Berdasarkan derajat hambatan, gangguan ini dibagi
menjadi: • blok AV derajat 1 • blok AV derajat 2 dimana berdarasarkan rekaman EKG kelainan ini dikelompokan menjadi : Mobitz tipe 1 dan mobitz tipe 2 • blok AV derajat 3 ( total ) BLOK AV DERAJAT 1 • Terjadi bila semua impuls dari atrium dapat dihantarkan ke ventrikel dengan waktu hantaran yang lebih lama ( pada EKG interval PR> 0,20 detik ). Kelainannya biasanya pada tingkat nodus AV dan jarang pada sistem His-Purkinje. Karena semua impuls dari atrium dapat dihantarkan ke ventrikel maka biasanya tidak menimbulkan gejala. BLOK AV DERAJAT 2
• Terjadi pada keadaan dimana tidak semua impuls
dari atrium dapat dihantarkan melalui nodus AV dan sistem His-Purkinje ke ventrikel BLOK AV DERAJAT 2 MOBITZ TIPE 1
• Biasanya dapat dilihat pada anak anak, atlete,
orang dengan tonus vagal yang tinggi, dan khususnya saat tidur • Bisa saja timbul pada akut infark miokardial yang menyebabkan tingginya tonus vagal. BLOK AV DERAJAT 2 MOBITZ TIPE 2
• Biasanya disebabkan oleh blok konduksi av node
ke distal (di bundle of His atau serat purkinje) • Blok av ini biasanya timbul dari perluasan infark miokard atau dari kronik degenerasi dari serat purkinje BLOK AV DERAJAT 2 MOBITZ TIPE 2 BLOK AV DERAJAT 3 (TOTAL AV BLOCK)
• Bila hantaran impuls dari atrium sama sekali tidak
dapat mencapai ventrikel disebut blok AV derajat 3 ( blok AV total ). Tidak ada hubungan antara gelombang p karena atrium terdepolarisasi sebagai respon dari SA node, sementara irama ventrikel berdetak secara independen EPIDEMIOLOGI
• AV blok lebih sering terjadi pada usia diatas 70
tahun, terutama pada mereka yang memiliki penyakit jantung struktural. Sekitar 5% dari pasien dengan penyakit jantung memiliki blok AV derajat 1, dan sekitar 2% memiliki blok AV derajat 2. Insiden terjadinya blok AV di dunia secara global dipengaruhi oleh demografi usia, jenis kelamin, dan ras. Insiden AV blok meningkat dengan usia. Insiden blok AV derajat 3 tertinggi pada orang tua dari 70 tahun (sekitar 5-10% dari pasien dengan penyakit jantung). ETIOLOGI
• Penundaan atau kurangnya konduksi melalui AV node
memiliki beberapa penyebab. Blok AV derajat 1 dan blok AV derajat 2 (Mobitz I ( Wenckebach ) mungkin terjadi pada orang normal yang sehat sebagai manifestasi fisiologis tonus vagal tinggi. Blok AV derajat 1 juga dapat terjadi secara fisiologis pada saat denyut jantung tinggi ( terutama dengan aktivitas yang berat) sebagai akibat dari peningkatan refractoriness dari AVN. Blok AV dapat disebabkan oleh iskemia miokard akut atau infark. Infark miokard inferior dapat menyebabkan blok derajat 3, biasanya di tingkat AVN, hal ini dapat terjadi melalui mekanisme lain melalui Bezold - Jarisch refleks . Infark miokard anterior biasanya dikaitkan dengan blok AV derajat 3 akibat iskemia atau infark cabang bundel hiss. • Perubahan degeneratif di AVN atau cabang bundel hiss ( misalnya , fibrosis , kalsifikasi , atau infiltrasi ) adalah penyebab paling umum dari nonischemic AV blok . Sindrom Lenegre - Lev adalah mengakuisisi blok jantung lengkap karena fibrosis idiopatik dan kalsifikasi dari sistem konduksi listrik jantung . Hal ini paling sering terlihat pada orang tua dan sering digambarkan sebagai degenerasi dari sistem konduksi dan dapat menyebabkan blok AV derajat 3 • Prosedur bedah ( misalnya , penggantian katup aorta dan perbaikan cacat bawaan ) dapat menyebabkan blok AV , seperti prosedur terapi lain (misalnya , nodus AV ablasi dan alkohol ablasi septum pada pasien dengan obstruktif kardiomiopati hipertrofik ). Berbagai obat dapat mempengaruhi konduksi AV . yang paling umum ini termasuk glikosida digitalis , beta - blocker , calcium channel blockers , adenosin , dan agen antiarrhythmic lainnya . TATALAKSANA
• atropin sulfat 0.5-1mg (IV/IM)
• Infuse isopreanilin HCL (isuprel) 0,5x mg dalam 500 ml glukosa 5% (1 microgram permenit) • Osiprenalin sulfat 4 x ¼ tablet • Tablet efridin 4 x 12,5 mg • Atrial pacing/ ventricular pacing bila tidak berhasil dengan obat CARDIAC PACING • Pemasangan alat pacu jantung menurut American Heart Association direkomendasikan pada: • Penderita yang terindikasi TAVB atau AV blok derajat II tipe 2 dengan adanya penyakit gagal jantung atau aritmia ventrikel yang diduga disebabkan oleh AV blok. • Penderita yang terindikasi TAVB atau AV blok derajat II tipe 2 yang menggunakan obat-obatan yang membuat terjadinya bradikardia simptomatik. • Penderita yang terindikasi TAVB atau AV blok derajat II tipe 2 yang sadar, tidak bergejala dan mempunyai EKG dengan hasil sinus rhythm, tetapi pernah terjadi henti jantung (dengan EKG asistol) selama >= 3 detik, atau mempunyai detak jantung < 40 kali/menit. • Penderita yang terindikasi TAVB atau AV blok derajat II tipe 2 yang sadar, tidak bergejala dan mempunyai EKG Atrial FIbrilasi (AF) dan bradikardia dengan 1 atau lebih banyak jeda minimal 5 detik atau lebih. • Penderita yang terindikasi TAVB atau AV blok derajat II tipe 2 setelah ablasi kateter pada AV junction. • Penderita yang terindikasi TAVB atau AV blok derajat II tipe 2 setelah operasi jantung. • Penderita yang terindikasi TAVB atau AV blok derajat II tipe 2 dengan penyakit neuromuskular seperti distrofi otot myotonik, sindrom Kearns-Sayre, dan atrofi otot peroneal. • Penderita yang terindikasi AV blok derajat II tipe 2 dengan bradikardia simptomatik. • Penderita dengan TAVB yang perisisten dengan denyut jantung rata-rata 40 kali/menit atau dengan kardiomegali (pembesaran jantung). • Penderita yang terindikasi TAVB atau AV blok derajat II selama olahraga tanpa adanya infark miokard.