Anda di halaman 1dari 2

Burking merupakan kombinasi antara pembekapan (smothering) dengan external pressure on the

chest / traumatic asphyxia. Pelaku melakukan burking dengan cara terlebih dahulu melumpuhkan
korban lalu menelentangkan korban dan pelaku duduk diatas dada korban (traumatic asphyxia). Satu
tangan pelaku menutup hidung
ASFIKSIA TRAUMATIK Asfiksia traumatik (external pressure of the chest) adalah terhalangnya udara
untuk masuk dan keluar dari paru-paru akibat terhentinya gerak napas yang disebabkan adanya
suatu tekanan dari luar pada dada korban.  penekanan rongga dada, rongga perut, diafragma 
penekanan dari luar  co: desak desakan  O2 kurang  asfiksia Ada 2 cara kematian pada kasus
tersedak (chocking), yaitu : 1. Kecelakaan (paling sering) 2. Pembunuhan (misalnya burking) Ada 3
macam kecelakaan yang dapat menimbulkan kematian pada korban kasus asfiksia traumatik
(external pressure of the chest), yaitu : 1. Terjepit antara lantai dengan elevator, antara 2 kendaraan,
atau antara dinding dengan kendaraan yang mundur. 2. Tertimbun runtuhan benda atau bangunan,
pasir, atau batubara. 3. Berdesakan di pintu sempit akibat panik. Ada 2 hal yang penting kita lakukan
pada pemeriksaan autopsi korban kasus asfiksia traumatik (external pressure of the chest), yaitu : 1.
Mencari tanda kekerasan di dada. 2. Menemukan tanda asfiksia.

3.2.2 Korban dilemahkan dengan kekerasan sehingga tidak sadarkan diri lalu dibuang
ke sungai/laut sehingga meninggal dunia karena asfiksi (akibat tenggelam)
Pada kasus tertentu, kemungkinan korban terlebih dahulu dilemahkan dengan
menggunakan kekerasan baik kekerasan benda tumpul maupun benda tajam. Korban
terlebih dahulu dianiaya oleh pelaku baik dengan tajam, misal ditusuk dan dibacok, atau
dianiaya dengan benda tumpul, misal dipukul dengan batu, kayu atau dibenturkan atau
dibekap baik dengan tangan kosong, dicekik, dijerat, atau burking (penekanan eksternal
pada dada) sehingga mengakibatkan korban tidak sadarkan diri kemudian korban dibuang
ke sungai/laut dengan maksud tersangka korban meninggal atau tersangka menyangka
korban telah meninggal dunia padahal korban hanya pingsan. Untuk menghilangkan jejak,
korban dibuang ke sungai atau laut, sehingga meninggal dunia karena tenggelam.
Pada kasus seperti ini, maka ada beberapa hal yang dapat kita temukan pada pemeriksaan
jenazah.
Pada pemeriksaan luar, dapat kita temukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh jenazah
baik berupa trauma tumpul, tajam, tanda pencekikan seperti luka lecet atau luka babras
berbentuk bulan sabit dengan penampang kurang lebih setengah sentimeter tergantung
jumlah jari yang mengenai leher, tanda pembekapan seperti luka babras / memar pada
mukosa bibir bagian dalam, tanda burking terdapat memar pada dada dan didapatkan
tanda-tanda asfiksi secara umum seperti lebam mayat berwarna merah gelab, sianosis pada
bibir dan ujung ekstremitas, ptecie pada konjungtiva. Pada pemeriksaan dalam didapatkan
lebih spesifik pada tanda-tanda asfiksi seperti darah berwarna cair dan gelab, organ-organ
kongestif, terdapat bintik-bintik pendarahan pada pericard, pleura dan peritonium. Pada
korban pencekikan kemudian ditenggelamkan bisa juga didapatkan perdarahan di otot leher,
kelenjar tiroid dan kelenjar ludah, petecie laring, luka memar atau luka terbuka pada
membrana tyrohyoid. Pada kasus burking didapatkan patah tulang rusuk.

Anda mungkin juga menyukai