Anda di halaman 1dari 17

Anemia Defisiensi Besi

Rizqi Amalia
1IA012059

Pembimbing:
dr. Meldy Muzada Elfa, Sp.PD

Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam


FK ULM/RSUD Ulin
Banjarmasin
Pendahuluan

Anemia merupakan sebuah kondisi dimana total hemoglobin atau


sel darah merah di bawah nilai normal.

Diagnosis anaemia
Populasi
berdasarkan Hb (g/dL)
Usia 6 bulan – 6 tahun <11,0
Usia 6 – 14 tahun <12,0
Laki-laki dewasa <13,0
Perempuan (tanpa kehamilan) <12,0
Perempuan (dengan kehamilan) <11,0

Salma AlDallal. Iron Deficiency Anaemia: A Short Review. J Immunooncol 2016, 2:1
Anemia Defisiensi Besi
Anamia defisiensi besi merupakan suatu kondisi anemia yang muncul karena
jumlah besi tidak mencukupi untuk membentuk sel darah merah yang normal.

Status besi normal Stage 1 Stage 2 Stage 3


Deplesi besi Defisiensi besi Defisiensi besi
eriropoiesis

Serum Ferritin (µg/L) > 12 <12 <12 <12

Besi sumsum tulang 2–3+ 0–1+ 0 0

TIBC (µg/dl) 300 360 360 390 410

Serum Besi (µg/dl) 65 165 115 <60 <40

Saturasi tranferin (%) 20 50 30 <15 <10

RDW Normal Normal Normal

MCV Normal Normal Normal

Hemoglobin Normal Normal Normal

Morfologi RBC Normal Normal Normal

Adang Muhammad dan Osman Sianipar. Penentuan defisiesnsi anemia penyakit kronis menggunakan peran indeks sTfR-F. Indonesian
Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory 2005: 12; 9-15.
Etiologi

 Faktor nutrisi: kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau bioavaibilitas
besi dalam makanan tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C,
rendah daging).
 Kebutuhan besi meningkat: prematuritas, kehamilan, anak dalam masa
pertumbuhan.
 Gangguan absorbsi besi: gastrektomi, tropical sprue atau kolitis kronis.
 Perdarahan menahun yang berasal dari:
• saluran cerna: tukak peptik, pemakaian NSAID, kanker lambung, kanker kolon
• saluran genitalia perempuan: menoragia, metroragia
• saluran kemih: hematuria
• Saluran napas: hemoptoe

Salma AlDallal. Iron Deficiency Anaemia: A Short Review. J Immunooncol 2016, 2:1
Aru W Sudoyo, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Interna Publishing, 2009.
Manifestasi Klinis

Paling sering Sering Jarang

Pucat Alopesia sedang dan difus Instabilitas hemodinamik

Kelelahan Glossitis atrofi Sinkop

Sesak Restless leg syndrome Koilonychia*

Nyeri kepala Kulit kering dan kasar Plummer-vinson syndrome

Rambut rusak dan kering

Cardiac murmur

Takikardi

Disfungsi neurokognitif

Angina pectoris

Vertigo

Salma AlDallal. Iron Deficiency Anaemia: A Short Review. J Immunooncol 2016, 2:1
Koilonychia
 Gejala khas defisiensi besi
• Koilonychia
• Atrofi papil lidah
• Stomatitis angularis
• Disfagia
• Atrofi mukosa gaster
• Pica

Aru W Sudoyo, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Interna Publishing, 2009.
Pemeriksaan laboratorium
 Kadar Hb dan indeks eritrosit:
Anemia mikrositik hipokromik dengan penurunan kadar Hb mulai ringan sampai
berat.
 Hapusan darah tepi:
 Anemia hipokromik, mikrositik, anisositosis, poikilositosis.
 Derajat hipokromia dan mikrositosis berbanding lurus dengan derajat
anemia.
 *Jika ekstrim: ring cell, cigar cell, sel target.
 TIBC menunjukkan tingkat kejenuhan apotransferin terhadap besi, sedangkan
saturasi transferin dihitung dari besi serum dibagi TIBC dikalikan 100%.
 Ferritin serum merupakan indikator cadangan besi yang sangat baik, kecuali
pada keadaan inflamasi dan keganasan tertentu. Ferritin serum merupakan
pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis IDA yang paling kuat.
 Protoporfirin merupakan bahan antara pembentukan heme. Apabila sintesis
heme terganggu, misalnya karena defisiensi besi, maka protoporfirin akan
menumpuk dalam darah.
 Sumsum tulang menunjukkan hiperplasia normoblastik ringan sampai sedang
dengan normoblas kecil-kecil.
Aru W Sudoyo, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Interna Publishing, 2009.
Diagnosis

 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik
 Laboratorium
- Menentukan adanya anemia
- Menentukan adanya defisiensi besi
- Menetukan penyebab adanya defisiensi besi

Aru W Sudoyo, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Interna Publishing, 2009.
Diagnosis
Modifikasi kriteria Kerlin et al:

Aemia hipokromik mikrositik pada hapusan darah tepi atau MCV <80 fl atau MCHC
<31% dengan salah satu dari a,b,c atau d:
a. Dua dari tiga parameter di bawah ini:
- Besi serum <50 mg/dl
- TIBC >350 mg/dl
- Saturasi transferin <15%, atau
b. Feritin serum <20 mg/l, atau
c. Pengecatan sumsum tulang dengan biru prusia (Perl’s stain) menunjukkan cadangan
besi (butir-butir hemosiderin) negatif, atau
d. Dengan pemberian sulfas ferous 3x200 mg/hari (atau preparat besi lain yang setara)
selama 4 minggu disertai kenaikan kadar hemoglobin > 2 g/dl.

Aru W Sudoyo, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Interna Publishing, 2009.
Diagnosis Banding
Anemia Defisiensi Anemia Akibat Anemias
Trait Talasemia
Besi Penyakit Kronik Sideroblastik

Derajat anemia Ringan sampai berat Ringan Ringan Ringan sampai berat

MCV Menurun Menurun/N Menurun Menurun/N

Menurun
MCH Menurun/N Menurun Menurun/N

Besi serum Menurun <30 Menurun <50 N/Meningkat N/Meningkat

TIBC Meningkat >350 Menurun <300 N/Menurun N/Menurun

Saturasi Tranferrin Menurun >15% Menurun/N 10-20% Meningkat >20% Meningkat >20%

Positif dengan ring


Besi Sumsum Tulang Negatif Positif Positif kuat
sideroblast

Protoporfirin Eritrosit Meningkat Meningkat Normal Normal

Ferritin Serum Menurun <20 Normal 20-200 Meningkat >50 Meningkat >50

Eletroforesis Hb Normal Normal Hb, A2 meningkat N

Aru W Sudoyo, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Interna Publishing, 2009.
Tatalaksana

 Terapi kausal
 Pemberian preparat besi (iron replacement therapy)

Aru W Sudoyo, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Interna Publishing, 2009.
Tatalaksana
Terapi besi oral
- Terapi pilihan pertama
- contoh:
- Ferrous sulfat,dosis anjuran 3x200 mg
- Ferrous gluconate
- Ferrous fumarat
- Ferrous lactate
- Ferrous succinate
- Diberikan saat lambung kosong
- Efek samping: gangguan gastrointestinal 15-20%
- Mengurangi efek samping -> dosis menjadi 3x100 mg
- Diberikan selama 3-6 bulan

Aru W Sudoyo, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Interna Publishing, 2009.
Tatalaksana

Terapi besi parenteral


Indikasi:
1. Intoleransi terhadap pemberian besi oral
2. Kepatuhan obat rendah
3. Gangguan pencernaan (kolitis uesratif yang kambuh jika diberikan besi)
4. Penyerapan besi terganggu
5. Kebutuhan besiyang besar dalam jangka waktu pendek
6. Defisiensi besi fungsional relatif akibat pemberian eritropoietin pada
anemia gagal ginjal kronik atau anemia akibat penyakit kronis.

Aru W Sudoyo, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Interna Publishing, 2009.
Tatalaksana

Preparat yang tersedia:


- Iron dextrum complex (mengandung 50 mg besi/ml)
- Iron sorbitol citric acid compelx
- Iron ferric gluconate
- Iron sucrose
Pemberian: melalui i.m atau i.v
Efek samping: reaksi anafilaksis (0,6%), flebitis, sakit kepala, flushing, mual,
muntah, nyeri perut, sinkop.

Aru W Sudoyo, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Interna Publishing, 2009.
Tatalaksana

Pengobatan lain:
1. Diet
2. Vitamin C
3. Transfusi darah (jarang) -> PRC

Aru W Sudoyo, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Interna Publishing, 2009.
Terima kasih…

Anda mungkin juga menyukai