Anda di halaman 1dari 28

Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil

Marry Salvartix Mekeng - 102013065


Ahmad Badawi - 102013184
Afifah Nur Utami - 102013448
Malvin Himawan – 102014018
Devina Hendriyana Gunawan - 102014039
Florence Clarissa Benyamin - 102014102
Dicky Febrian - 102014162
Esa Claudia Haning - 102014171
Lynett Dawina Tokiu - 102014253

Kelompok C1
Skenario 2
Seorang perempuan, usia 18 tahun, datang ke
Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya yang
pertama. Pasien merasa mudah lelah, sering berdebar-
debar dan pusing.
Identifikasi Istilah
Tidak ada.

Rumusan Masalah
Perempuan (18 tahun) merasa mudah lelah, sering berdebar-debar dan pusing.
Analisis Masalah
Anamnesis
Hal yg perlu ditanyakan :

 Identitas pasien Umur 18 Tahun

 Keluhan utama Pasien merasa mudah lelah, sering berdebar-debar dan pusing

 Riwayat penyakit sekarang G1P0A0, kehamilan dengan anemia, konjungtiva pucat.

 Riwayat penyakit dahulu

 Riwayat penyakit keluarga Neneknya hipertiroid


Mens rutin, siklus 28 hari.
 Riwayat sos-eko HPHT : 21 September 2016.
Tanggal pemeriksaan 31 Mei 2017
Umur kehamilan : 36 minggu 3 hari.
Pemeriksaan Fisik
TTV : DBN. TB : 150 cm, BB : 50 kg IMT : 22,2  normal. Rata rata kenaikan bb
di trimester 2 dan 3 : 0,4x36 = 14,4 kg  64,4 kg

Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik

Paru/Jantung DBN, Abdomen : membuncit, bising usus normal.

Ekstremitas : edema kedua tungkai bawah.

PF OBSTETRI :

Tinggi fundus uteri : 24 cm

Leopold : Janin tunggal intra uterine, presentasi kepala, punggung kiri, belum masuk
pintu atas panggul

His tidak ada, DJJ : 12-11-12  35x4 = 140x/menit


Pemeriksaan Penunjang

• USG : Taksiran berat janin 1700 g.

• Indek cairan amnion 5 (oligohidroamnion)

• Darah rutin :
HB : 7g/dL
Ht : 21 %
Leukosit : 9.000/uL
Trombosit : 200.000/uL
MCV : 70 (82-92)
MCH : 18 (27-31)
MCHC : 20 (32-37)
Working Diagnostic
G1P0A0, 18 tahun, hamil 36 minggu. Janin tunggal hidup
intrauterine. Presentasi kepala. Pertumbuhan janin terhambat.
Anemia ec. defisiensi besi.
Anemia  Hb < 12 g/dL wanita tak hamil & <10 g/dL
hamil/nifas.
Centers for Disease Control and Prevention  <11 g/dL trimester
pertama dan ketiga, & <10,5 g/dL trimester kedua.
Penurunan ringan Hb  ekspansi plasma >> sel darah merah.
Differential Diagnosis
Anemia Pendarahan Anemia Penyakit Anemia Defisiensi Anemia Defisiensi
Akut Kronis Vitamin B12 Asam Folat

Kehilangan darah akut Lesu, penurunan BB, Sangat jarang. Anemia megalobastik
pucat  penyakit tersering
kronis.
Pada abortus, KE, & Gagal ginjal kronis, Kekurangan faktor < protein hewani dan
mola hidatidosa kanker, kemoterapi, intrinsik  absorpsi sayur hijau
infeksi kronis. <<
Terapi Fe setidaknya 3 Anemia mikrositik Biasanya setelah Kebutuhan 400 µg/hari
bulan. hipokrom reseksi gaster.
Jarang Hb <7 g/dL Neutrofil Neutrofil
hipersegmentasi, hipersegmentasi,
makrositik. makrositik.
Sumsum tulang tidak
berubah.
SI <<, Feritin >>.
Pemeriksaan Penunjang
Defisiensi Besi Penyakit Kronis Thalasemia (α atau β)

MCV Menurun sebanding dengan Menurun sedikit Menurun, sangat rendah jika
beratnya anemia dibanding derajat anemia

MCH Menurun Menurun Menurun


Besi Serum Menurun Menurun Normal/ Meningkat
< 30 < 50

TIBC Meningkat Menurun Normal


>360 < 360

Saturasi transferin Menurun Menurun Meningkat


< 15% 10-20% >20%

Feritin Serum Menurun Normal Meningkat


< 20 µg/l 20-200 µg/l >50 µg/l

Cadangan besi sumsum Tidak ada Ada Ada


tulang

Elektroforesis hemoglobin Normal Normal HbA2 meningkat pada bentuk


β
Etiologi
Didapat Herediter
Anemia Defisiensi Besi Thalasemia
Anemia akibat Kehilangan Darah Akut Hemoglobinopati Sel Sabit
Anemia akibat Peradangan/Keganasan Hemoglobinopati yang lain
Anemia Megaloblastik Anemia Hemolitik Herediter
Anemia Hemolitik Didapat
Anemia Aplastik

Faktor resiko 
Hamil kembar,
Hamil kembali dalam jangka waktu yang terlalu dekat,
Muntah berlebihan selama kehamilan,
Kehamilan pada remaja,
Tidak cukup makanan yang mengandung besi, vitamin B12, ataupun asam folat,
Penyakit anemia sebelum hamil.
Epidemiologi
 Terutama dinegara berkembang.
 WHO : 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan
dengan anemia pada kehamilan
 SKRT (1995) angka anemia ibu hamil yaitu 51,8% pada
trimester I, 58,2% pada trimester II dan 49,4% pada
trimester III.
Patofisiologi
 Anemia defisiensi besi : kurang Fe  Heme tidak terbentuk  ggn pembentukan
hemoglobin

 Anemia akibat peny.kronis : ggl ginjal kronis, SLE, dll  ggn hormon eritropoiesis
ginjal.

 Anemia def. Folat : ggn pematangan eritrosit

 Thalassemia : hilangnya rantai polipeptida α atau β globin  ggn pembentukan


hemoglobin

 AIHA : autoimun terhadap sel darah merah

 Defisiensi G6PD : umur eritrosit memendek, hemolisis bisa dicetuskan oleh obat

 Anemia aplastik : pembentukan sel darah yang kurang, kurangnya kemampuan


sumsum tulang untuk memproduksi darah. Anemia ini bisa timbul sendiri saat
kehamilan dan hilang saat kehamilan selesai.
Manifestasi Klinik
 Badan lemah
 Mudah lelah
 Mata berkunang”
 Pusing
 Koilonychia : rapuh, garis”
 Atrofi papil lidah: licin, mengkilap
Anemia Defisiensi Besi
 Kejadian yang paling sering
 Pada minggu ke 30, absorbsi sekitar 30% asupan zat besi yang ada ; pada
minggu ke 36 , absorbsi sekitar 66% asupan zat besi yang ada ( 9 kali lipat
aborbsi pada minggu ke 16)
 Kehamilan adalah situasi dimana kebutuhan zat besi meningkat dan
diperkirakan selama 40 minggu kehamilan kebutuhan zat besi wanita hamil
adalah 750 mg yang terdiri dari :
 425 mg untuk ibu
 300 mg untuk janin
 25 mg untuk plasenta
 Bisa disebabkan oleh karena intake kurang, maupun penyerapan di usus yang
berkurang (akibat askariasis, pendarahan GIT, dll)
Anemia Defisiensi Besi

 Penatalaksanaan :
 Pemberian preparat besi- fero sulfat, fumarat atau
glukonas yang dapat memberikan 200 mg elemen besi.
 Pengobatan dilanjutkan hingga 3 bulan setelah koreksi
anemia untuk mengembalikan cadangan besi.
 Peningkatan hemoglobin minimal 0,3 g/dl tiap minggu.
 Jika wanita tersebut tidak dapat mentoleransi preparat
besi maka terapi parenteral dapat diberikan
Anemia Akibat Penyakit Kronis

 Perubahan fungsi retikuloendotel, metabolisme besi,


produksi eritropoietin.
 Akibat penyakit : HIV, SLE, Gagal ginjal kronis,
inflamatory bowel disease, neoplasma ganas, artritis
reumatoid
 Penatalaksanaan : zat besi adekuat, beri eritropoietin
rekombinan bila Ht mendekati 20%  ES :hipertensi.
Anemia Defisiensi As.Folat
 Anemia Megaloblastik
 Semakin rendah kadar Hb, semakin besar kemungkinan menderita
anemia megaloblasik.
 Dugaan anemia megaloblastik : bila hapusan darah menunjukkan
adanya > 7% neutrofil memiliki > 5 lobus. Konfirmasi dilakukan
dengan pemeriksaan sumsum tulang.

 Defisiensi asam folat lebih sering dibandingkan defisiensi vitamin B12,


karena selama kehamilan kebutuhan asam folat meningkat dari 50-100
ug/hari menjadi 400 ug/hari
Anemia Defisiensi As.Folat
 Asam folat oral 1-5 mg/hari diberikan hingga beberapa
minggu setelah melahirkan. diharapkan kadar hematokrit
meningkat 1% setiap harinya dimulai sejak hari 5-6
pengobatan.
 Hitung retikulosit juga menigkat dan merupakan perubahan
morfologi yang paling awal terlihat.
Thalassemia
 Penatalaksanaan :
 Tranfusi packed red cell untuk mempertahankan kadar
hemoglobin > 9-10 g/dl.
 Selain itu juga diberikan terapi kelasi besi dan pemantauan
adanya overload dari besi yang dapat menimbulkan
kerusakan jantung, hati dan organ endokrin.
Anemia Hemolitik
 Defisiensi G6PD, AIHA, Anemia hemolitik imbas obat.
 Penatalaksanaan :
 Hindari penyebab (obat-obatan pencetus hemolitik, infeksi)
 Pada kasus idiopatik atau autoimun pemberian
glukokortikoid seperti prednison 1 mg/kg bb/hari cukup
efektif.
Anemia Aplastik atau Hipoplastik

 Kegagalan sumsung tulang yang menyebabkan anemia jarang


terjadi selama kehamilan.
 Kejadian ini dapat berlangsung secara sekunder akibat bahan-
bahan : kloramfenikol, fenilbutazone, mepheyntoin ,
kemoterapeutika atau insektisida.
 Pada kehamilan biasanya sembuh spontan dan diperkirakan
merupakan reaksi imunologis yang terjadi selama kehamilan.
 Rentan terjadi gangguan kehamilan akibat infeksi dan pendarahan
 Morbiditas ibu tinggi
Anemia Aplastik atau Hipoplastik

 Penatalaksanaan
 Infeksi  antimikroba sedini mungkin, dan beri transfusi
granulosit
 Transfusi SDM  untuk mempertahankan kadar Ht sekitar
20%
 Transfusi trombosit  untuk mengendalikan pendarahan
 Terminasi kehamilan, jika trombositopenia berat usahakan
lahir pervaginam
 Transplantasi sumsum tulang
Komplikasi
 Bahaya Pada Trimester I

Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan


congenital akibat gangguan vaskularisasi plasenta.
 Bahaya Pada Trimester II

partus premature, perdarahan ante partum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim,
asfiksia intrapartum sampai kematian, mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis
hingga kematian ibu. 
 Bahaya Saat Persalinan

Pada saat persalinan anemia dapat menyebabkan gangguan his primer, sekunder, janin
lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah
dan gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif,syok.
 Bahaya saat nifas

Subinvolusio uteri sehingga perdarahan post partum, infeksi puerpuralis, asi berkurang,
infeksi mammae, anemia pada bayi.
Prognosis
 Prognosis anemia dalam kehamilan umumnya baik
 Anemia aplastik dan anemia hipoplastik berat yang tidak
diobati mempunyai prognosis buruk, baik bagi ibu maupun
bagi anak
Pencegahan
 ANC
 Pemberian suplemen Fe dosis rendah 30 mg pada trimester
ketiga ibu hamil non anemik (Hb ± 11g/dl), sedangkan untuk
ibu hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan
suplemen Fe sulfat 325 mg  60-65 mg, 1-2 kali sehari.
 Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat
diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan
dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin
B12 100-200 mcg/hari.
Pencegahan
Mengkonsumsi makanan yang mengandung sumber besi

Asupan zat besi yang dikonsumsi dapat dijaga agar terserap


tubuh sebanyak mungkin dengan mengkombinasikan dengan
makan vitamin C.

Mengatur jarak kehamilan atau kelahiran bayi.


Kesimpulan
Anemia karena defisiensi besi merupakan penyebab yang
paling sering pada anemia dalam kehamilan. Hal tersebut
terjadi karena peningkatan penggunaan besi pada kehamilan
yang tidak diikuti dengan intake yang cukup. Ibu yang terkena
anemia biasanya menunjukkan gejala lemas dan pucat. Anemia
defisiensi besi dapat diobati dengan pemberian preparat besi.
Untuk mencegah agar tidak terjadi anemia defisiensi besi, ibu
hamil harus diberi suplemen besi untuk menambah cadangan
besi dalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai