Anda di halaman 1dari 21

Tutorial klinik

ANEMIA DEFISIENSI BESI

Olga Fanny Tantiwi Nurdin

Pembimbing:
dr. Dhini Karunia, Sp. A
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang

• Angka kejadian anemia defisiensi besi sebesar 40%


• Setiap kelompok usia anak rentan terhadap defisiensi besi (DB)
• Kekurangan besi dengan atau tanpa anemia, terutama yang berlangsung lama dan terjadi
pada usia 0-2 tahun dapat mengganggu tumbuh kembang anak
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
ANEMIA Definisi
anemia yang disebabkan oleh kurangnya besi yang diperlukan untuk
DEFISIENSI sintesis hemoglobin
BESI
Anemia ini juga merupakan kelainan hematologi yang paling sering terjadi
pada bayi dan anak.

Epidemiologi :
• Prevalensi ADB tinggi pada bayi, hal yang sama juga dijumpai pada
anak usia sekolah dan anak praremaja

• 40,5% anak balita dan 47,2% anak usia sekolah menderita ADB
ETIOLOGI
ETIOLOGI

1. Kebutuhan yang meningkat secara fisiologis


• Pertumbuhan
• Mesntruasi
2. Kurangnya besi yang diserap
• Masukan besi dari makanan yang tidak adekuat
• Malasorbsi besi
3. Perdarahan
4. Transfusi feto-maternal
5. Hemoglobinuria
6. Iatrogenic blood loss
7. Idiopathic pulmonary hemosiderosis
8. Latihan yang berlebihan
Patofisiologi
Hemoglobin Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
normal Sedikit menurun Menurun jelas

(mikrositik/hipokromik)
Cadangan besi < 100 0 0

Fe serum Normal < 60 <40

TIBC 360 – 390 >390 >410

Saturasi transferin 20 – 30 <15 <10

Feritin serum < 20 <12 <12

Sideroblas 40. – 60 <10 <10

FEP >30 >100 >200

MCV normal Normal Menurun


Manifestasi klinis

Gejala khas ADB:


• Koilonychias /spoon nail/ kuku sendok: kuku berubah menjadi rapuh dan
bergaris-garis vertical dan menjadi cekung sehingga mirip dengan sendok.
• Akan terjadi atropi lidah yang menyebabkan permukaan lidah tampak licin dan
mengkilap yang disebabkan oleh menghilangnya papil lidah
• Angular cheilitis yaitu adanya peradangan pada sudut mulut sehingga tampak
sebagai bercak berwarna pucat keputihan.
• Disfagia yang disebabkan oleh kerusakan epitel hipofaring.
Pemeriksaan Laboratorium

Pada umumnya, hitung darah


lengkap akan menunjukkan Pemeriksaan laboratorium lainnya, seperti penurunan

anemia mikrositer dengan ferritin, penurunan serum besi, dan peningkatan


kapasitas pengikatan besi total, biasanya belum
peningkatan RDW,
dibutuhkan kecuali terdapat anemia berat yang
berkurangnya RBC, WBC
membutuhkan penegakan diagnosis cepat, terdapat
normal, dan jumlah platelet
komplikasi atau pada anemia yang tidak memberikan
yang meningkat atau normal respon terhadap terapi besi.
DIAGNOSIS
Menurut WHO

1. Kadar Hb kurang dari normal sesuai


usia
2. Kosentrasi Hb eritrosit rata-rata <31%
(N : 32-35%)
3. Kadar Fe serum <50 ug/dl (N : 80 – 180
ug/dl)
4. Saturasi transferin <15 % (N ; 20 –
50%)
Diagnosis Banding

Penyebab alternatif paling sering dari anemia mikrositer adalah


thalassemia. Karakteristik talasemia yang paling sering muncul
adalah menurunnya jumlah sel darah merah namun dengan jumlah
RDW normal atau meningkat sedikit.

Keracunan timbal dapat menyebabkan anemia mikrositer namun


lebih sering terjadi anemia defisiensi besi menyebabkan pica yang
kemudian menyebabkan keracunan timbal
Diagnosis Banding
Pemeriksaan Anemia defisiensi Talasemia α Anemia penyakit
besi atau β kronis

Hemoglobin Turun Turun Turun

MCV Turun Turun Normal-turun

RDW Naik Normal Normal-naik

RBC Turun Normal-naik Normal-turun

Serum Ferritin Turun Normal Naik

Total Iron Binding Capacity Naik Normal Turun

Transferrin Saturation Turun Normal Turun

FEP Naik Normal Naik

Transferin Receptor Naik Normal Naik

Reticulocyte hemoglobin Turun Normal Normal-turun


concentration
Tatalaksana

a. Pemberian preparat besi peroral


Untuk mendapat respon pengobatan dosis yang dipakai 4 – 6 mg besi
elemental/kgBB/hari

b. Pemberian preparat besi parenteral


Dosis besi (mg) = BB (kg) x kadar Hb yang diinginkan (g/dl) x 2,5

c. Transfusi darah
Secara umum, untuk penderita anemia berat dengan kadar Hb < 4 g/dl hanya
diberi PRC dengan dosis 2 – 3 mg/kgBB persatu kali pemberian disertai
pemberian diuretik seperti furosemide.
Respon terhadap pemberian besi
Waktu setelah Respons
pemberian besi

12-24 jam
Penggantian enzim besi intraselular, keluhan subyektif
berkurang, nafsu makan bertambah

36 – 48 jam Respon awal dari sumsum tulang, hiperplasia eritroid

48 – 72 jam Retikulosis, puncaknya pada hari ke 5 – 7

4 – 30 hari Adar Hb meningkat

1 – 3 bulan Penambahan cadangan besi


Suplementasi Besi
Prognosis

Jika kegagalan pengobatan, pertimbangkan:


a. Diagnosis salah
b. Dosis obat tidak adekuat
c. Preparat Fe yang tidak tepat dan
Pencegahan
kadaluarsa
d. Perdarahan yang tidak teratasi atau
perdarahan yang tidak tampak a. Mengonsumsi makanan
berlansgung menetap kadar besi tinggi
e. Disertai penyakit yang mempengaruhi b. Skrining defisiensi besi
absorpsi dan pemakaian besi
f. Gangguan absorpsi saluran cerna
Pencegahan

 Bayi lahir preterm dengan ASI = pemberian suplemen besi elemen 2


mg/kilogram berat badan per hari,mulai umur 1 bulan hingga umur 12 bulan
 Bayi preterm dengan pemberian susu formula preterm atau aterm = pemberian
suplemen besi tambahan pada umur 4 bulan.
 Bayi lahir aterm dengan ASI ekslusif dan bayi dengan ASI ditambah susu formula
= pemberian suplementasi besi elemen 1 mg/kilogram berat badan mulai umur 4
bulan dan tetap dilanjutkan hingga mulai diperkenalkan makanan pendamping
ASI yang mengandung besi.
 Bayi yang mendapatkan susu formula, kebutuhan besi telah tercukupi
berdasarkan susu formula yang difortifikasi besi (jumlah besi 10-12 mg/hari)
BAB 3
PENUTUP
Prinsip penalataksanaan ADB adalah mengetahui faktor penyebab dan
mengatasimya serta memberikan terapi dengan preparat besi.
Pemberian preparat besi dapat dilakukan peroral atau parenteral.
Pemberian asupan besi yang adekuat sejak bayi serta pelaksanaan
skrining defisiensi besi dan anemia defisiensi besi sangat penting dalam
rangka pencegahan defisiensi besi.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai