Anda di halaman 1dari 53

Makalah

ANEMIA DEFISIENSI BESI

Pembimbing:
Dr. dr. Taufik Sungkar, M.Ked(PD), Sp.PD-KGEH

Disusun oleh:
1. Anju Marlina Simanjuntak (210131008) 7. Rasyid Ridha (210131097)
2. Adam Rizky Mildsi (210131016) 8. Ahmad Razi Maulana Alnaz (210131104)
3. Cut Safira Alifa (210131049) 9. Naomi Laksita Laras (210131120)
4. Nathasya Sitanggang (210131058) 10. Rizki Fauzan Ghali Nasution (210131135)
5. Dinda Annisa (210131095) 11. Abdul Hakim Nasution (210131136)
6. Tyasa Sarah Nadita Br. Sitepu (210131096) 12. Amalia Faghira Aldreyn (210131155)
BAB I
Pendahuluan
Pendahuluan
Tujuan
1. Dapat memberikan pemahaman terkait anemia defisiensi besi
kepada penulis maupun pembaca.
2. Penulis maupun pembaca diharapkan mampu menerapkan teori
terkait anemia defisiensi besi dalam menangani pasien dengan
kasus tersebut.
3. Untuk memenuhi persyaratan pendidikan Kepaniteraan Klinik
Program Pendidikan dan Profesi Dokter (P3D) di Departemen
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
Manfaat
Diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap penulis dan
pembaca terutama yang terlibat dalam bidang medis dan juga
memberikan wawasan kepada masyarakat umum agar lebih
mengetahui dan memahami tentang penyakit anemia defisiensi
besi
BAB II
Tinjauan Pustaka
Definisi
DEFINISI

Kelainan fungsional sel


Gangguan transportasi
ANEMIA darah merah/ rendahnya
oksigen dalam darah
konsentrasi hemoglobin

ANEMIA Berkurangnya penyediaan Ditandai dengan anemia


DEFISIENSI besi untuk eritropoesis hipokromik mikrositer
BESI (depleted iron store)
Epidemiologi
EPIDEMIOLOGI
Di negara berkembang, 370 juta
25% Populasi di dunia mengalami
mengalami anemia defisiensi besi
anemia. 50-80% anemia
dengan 41% diantaranya wanita
merupakan defisiensi besi
tidak hamil

Suatu penelitian menyebutkan bahwa ADB


Kemenkes RI menunjukkan
pada laki-laki dewasa sebesar 16-50%, wanita
21,70% anemia pada semua
tidak hamil sebesar 25-48% dan wanita hamil
kelompok umur.
sebesar 46-92%.
Etiologi & Faktor Risiko
Wanita berisiko lebih besar
mengalami anemia dibandingkan
pria terutama saat fase menstruasi
dan kehamilan.
Orang tua dengan usia di atas 50
tahun juga dapat berisiko seiring
usia yang bertambah
Anemia defisiensi besi (IDA) dapat terjadi akibat dari beberapa faktor diantaranya kecukupan
zat besi masih kurang, kehilangan darah kronis, atau kombinasi keduanya.

• Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun dapat berasal dari:


- Saluran cerna
- Saluran genitalia perempuan
- Saluran kemih
- Saluran napas
- Faktor nutrisi
- Kebutuhan besi meningkat:
- Gangguan absorpsi besi
Patogenesis
Diagnosis Banding
Anamnesis &
Pemeriksaan Fisik
Anamnesis
Anamnesis Gejala Umum Anamnesis Kemungkinan
Anemia Kausal
• Lemah • Riwayat perdarahan
• Lesu • Riwayat gangguan saluran
• Cepat lelah cerna (dispepsia,
• Pucat perubahan pola BAB)
• Riwayat infeksi cacing
• Riwayat konsumsi NSAID
• Riwayat operasi
• Pola makan sehari-hari
• Status sosioekonomi
Pucat
Tanda dan Gejala Anemia Defisiensi Besi
• Koilonychia
• Glossitis atrofik
• Stomatitits/cheilitis angularis
• Disfagia
• Pica
Pemeriksaan Penunjang
➔ Darah Rutin, PCV (Packed Cell Volume)
➔ Leukosit, trombosit
➔ Indeks eritrosit, retikulosit, saturasi MDT
➔ (Fe serum, TIBC, transferrin, Free Erythrocyte
Protoporphyrin(FEP), ferritin)
Anemia hipokromik mikrositer pada apusan darah tepi, atau MCV < 80 fl dan MCHC
< 31 %
1. Red cell distribution width (RDW) > 17%
2. FEP meningkat
3. Feritin serum menurun
4. Fe serum menurun, TIBC meningkat, ST < 10%
5. Respon terhadap pemberian preparat besi
a. Retikulositosis mencapai pundak pada hari ke 5 – 10 setelah pemberian besi
b. Kadar hemolobin meninkat rata-rata 0,25 – 0,4 g/dl/ hari atau PCV meningkat
1/hari.
6. Sumsum tulang
a. Tertundanya maturasi sitoplasma
b. Pada perwarnaan sumsum tulang tidak ditemukan besi atau besi berkurang
Tatalaksana
Terapi Anemia Defisiensi Zat Besi
• Terapi Kausal
• Terapi Farmakologi
• Terapi Non-Farmakologi
Terapi Kausal
Terapi untuk mengatasi penyebab utama terjadinya anemia
defisiensi zat besi.
contoh: infeksi hookworm, hemoroid, dan menorhagia.
Terapi Farmakologi
Terapi → Iron Replacement Therapy
1. Terapi Besi Oral
2. Terapi Besi Parenteral
3. Terapi lainnya
1.Terapi Besi Oral
Terapi awal pilihan→ aman, murah, efektif
Perbedaan efektivitas dan efek samping berbagai macam
sediaannya tidak signifikan.
Baik diserap → perut kosong + vit. c
Efek samping → gangguan gastrointestinal
Lama terapi: 3-6 bulan
Tes toleransi besi
Dosis per tablet dan kandungan besi
elemental sediaan besi oral
2. Terapi Besi Parenteral
Terapi yang efektif tapi mahal dan berisiko besar (efek samping)
Dapat diberiksan secara IM atau IV
Efek samping → reaksi anafilaksis, flebitis, sakit kepala, flushing,
sinkop, gangguan gastrointestinal

Kebutuhan besi (mg) = (15-Hb sekarang) x BB x 2,3 + 500 atau 1000 mg


Indikasi terapi besi parenteral:
Intoleransi terapi besi oral, kepatuhan obat rendah, gangguan
saluran cerna yang dipicu besi, gangguan penyerapan besi,
kehilangan darah masif, kebutuhan besi dalam waktu yang
pendek.
Kandungan besi elemental sediaan besi
parenteral
Respon Terapi
Respon baik:
- retikulosit: naik pada minggu I → puncak pada hari X → nilai
normal setelah minggu II
diikuti dengan
- hemoglobin: naik setelah minggu III/IV (2 gr/dl) → nilai normal
pada setelah minggu IV-X
Respon tidak baik
→ perlu dievaluasi
- kepatuhan buruk
- dosis kurang
- perdarahan kausal belum teratasi
- penyakit kronik
- diagnosa defisiensi besi yang salah
3. Terapi Lainnya
- diet tinggi protein dan vit. C
- transfusi darah
indikasi:
- penyakit jantung anemik dengan ancaman gagal jantung
- anemia yang sangat simtomatik
- memerlukan peningkatan Hb yang cepat
- Hb<7 g/dL
- hemodinamik tak stabil
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada anemia :

- Hipoksemia yang meningkatkan kejadian myocardial


ischemia
- Koilonychia
- Stomatitis angular
- Sindrom Plummer-Vinson
- Gastritis atropik
- Intoleransi cuaca dingin dengan papilledema & peningkatan
TIK
- Gangguan sistem kekebalan tubuh
- Gangguan perkembangan pada anak-anak
- Peningkatan risiko terjadinya kelainan psikiatrik
Prognosis
Prognosis Anemia Defisiensi Besi

Onset Kepatuhan
Diagnosis pengobatan
Anemia
BONAM
Defisiensi Besi
Penyebab
Intake Mendasar Gangguan
kurang Absorbsi
Gaya
Infeksi
hidup
Kehilangan
Besi
Sonam
Perjalanan Anemia Defisiensi Besi
Diagnosis Intake Besi 3-4 Atasi 4-10 Hb
ADB CUKUP minggu penyebab minggu Normal
>Retikulosit

Hb naik :
~ 2g/dL

Mual Komplians
Oral
Muntah RENDAH
Par- Nyeri
Flushing
enteral Otot
Rx
Infus
Gaya Hidup dan Sosiokultural

Diagnosis Suplemen Hb
Besi ADB
ADB Normal
(-) Vit. C (-)Atasi
3-6 bulan penyebab
Lebih LAMBAT
Pola Intake
buruk
Sosio-kultur
rendah
Kondisi Khusus

Diagnosis Durasi (?)


Tatalaksana
Hb
ADB pada
Kehamilan Normal

Gangguan pertumbuhan
& perkembangan Janin

Risiko Komplikasi
Kehamilan
(+) CVD

>Mortalitas
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk
eritropoesis, karena cadangan besi kosong yang mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang.
Secara klinis, pasien akan mengeluhkan pucat, lemas, mudah lelah, serta sesak nafas. Pada pemeriksaan
fisik, dapat dijumpai koilonychia, glossitis atrofik, serta stomatitis angularis. Pemeriksaan kadar
hemoglobin, serta indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) akan dijumpai menurun. Pada pemeriksaan
apusan darah tepi, dapat dijumpai sel mikrositik hipokromik dan kadang-kadang ditemukan sel target serta
poikilosit berbentuk pensil. Profil besi akan menunjukkan penurunan besi serum dan peningkatan TIBC.
Penatalaksanaan anemia defisiensi besi terdiri dari terapi kausal serta pemberian preparat besi, oral
maupun parenteral. Diharapkan dijumpai peningkatan Hb sekitar 2g/dL setelah pemberian terapi
suplementasi besi selama 3-4 minggu, dan mencapai normal setelah 4-10 minggu.
Daftar Pustaka
Ayesh, M. H. 2018, ‘Angular cheilitis induced by iron deficiency anemia’, Cleveland Clinic Journal of Medicine, 85(8), pp. 581–582.
doi:10.3949/ccjm.85a.17109.
Borgna-Pignatti, C. & Zanella, S. 2016, ‘Pica as a manifestation of iron deficiency’, Expert Review of Hematology, 9(11), pp. 1075–1080.
doi:10.1080/17474086.2016.1245136.
Breymann, C. 2015, ‘Iron Deficiency Anemia in Pregnancy’, Seminars in Hematology, 52(4), pp. 339–347. doi:10.1053/j.seminhematol.2015.07.003.
Bunn, H. F. 2012, ‘Approach to the Anemias’, in Goldman, L. and Schafer, A.I. (eds) Goldman’s Cecil Medicine. 24th edn. Philadelphia: Elsevier.
Buzala, M., Slomka, A. & Janicki, B. 2016. ‘Heme iron in meat as the main source of iron in the human diet’, Journal of Elementology, 21, pp. 303-314.
Camashella, C. & Longo, D. L. 2015, ‘Iron-deficiency anemia’, The New England Journal of Medicine, 372(19), pp. 1832–1843. doi:10.1056/NEJMra1401038.
Caracioni, A.A., Wahl, A., Walsh, S., Silberstein, P. 2007, ‘Iron Deficiency Anemia’, Elsevier Inc, pp. 1-2.
Carter, R. C., Georgieff, M. K., Ennis K. M., Dodge, N. C., Wainwright, H., Meintjes, E. M., et al. 2021. ‘Prenatal alcohol-related alterations in maternal,
placental, neonatal, and infant iron homeostasis’, American Journal of Clinical Nutrition, 114(3), pp. 1107-1122.
Chen MH, Su TP, Chen YS, Hsu JW, Huang KL, Chang WH, Chen TJ, Bai YM. Association between psychiatric disorders and iron deficiency anemia among
children and adolescents: a nationwide population-based study. BMC Psychiatry. 2013 Jun 4;13:161. doi: 10.1186/1471-244X-13-161. PMID: 23735056;
PMCID: PMC3680022.
DeLoughery, T. G. 2017, ‘Iron Deficiency Anemia’, Medical Clinics of North America, 101(2), pp. 319–332. doi:10.1016/j.mcna.2016.09.004.
Ekayanti, F., Hariyani, I., Hendarto, J., Paranadipa, M., Zainuddin, A. A., Faqih, D. M., et al. 2017, Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer. 1st edn. Edited by P.B. IDI. Jakarta: Pengurus Besar IDI.
Federico, J. R., Basehore, B. M. & Zito, P. M. 2021, Angular Cheilitis, StatPearls. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536929/ (Accessed:
10 July 2022).
Ghaffari, S. & Pourafkari, L. 2018, ‘Koilonychia in Iron-Deficiency Anemia’, New England Journal of Medicine, 379(9), p. e13.
doi:10.1056/NEJMicm1802104.
Goel, A., Bakshi, S., Soni, N. & Chhavi, N. 2017, ‘Iron deficiency anemia and Plummer&ndash;Vinson syndrome: current insights’, Journal of Blood Medicine,
Volume 8, pp. 175–184. doi:10.2147/JBM.S127801.
Daftar Pustaka
Gupta, A. and Gadipudi, A. (2018) ‘Iron Deficiency Anaemia in Pregnancy: Developed Versus Developing Countries DEFINING ANAEMIA IN
PREGNANCY’, Citation: EMJ Hematol, 6(1), pp. 101–109.
Gupta, S., Sinha, N., Swarup, N., Sagolsem, C. & Chowdhary, Z. 2017, ‘Atrophic Glossitis: Burning Agony of Nutritional Deficiency Anemia’, World Journal
of Anemia, 1(2), pp. 48–50. doi:10.5005/jp-journals-10065-0011.
Hanafiah, M. J. 2009, Haid dan Siklusnya Ilmu Kandungan, PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Harper, J., 2021. Iron Deficiency Anemia Clinical Presentation: History, Physical Examination, Complications. [online] Emedicine.medscape.com. Available at:
<https://emedicine.medscape.com/article/202333-clinical> [Accessed 11 July 2022].
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016. Anemia Kekurangan Zat Besi. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/anemia-kekurangan-zat-besi
Jalambo, M. O., Karim, N. A., Naser, I. A., Sharif, R. 2018. ‘Prevalence and risk factor analysis of iron deficiency and iron-deficiency anemia among female
adolescents in the Gaza Strip, Palestine’, Public Health Nutrition, 21(15), pp. 2793-2802.
Jameson, J. L., Kasper, D. I., Longo, D. L., Fauci, A. S., Hauser, S. I. & Loscalzo, J. 2018, Harrison’s Principles of Internal Medicine. 20th edn. New York:
McGraw-Hill.
Jimenez, K., Kulnigg-Dabsch, S. and Gasche, C. (2015) ‘Management of iron deficiency Anemia’, Gastroenterology and Hepatology, 11(4), pp. 241–250.
Kanjanabuch, P., Sinpitaksakul, P., Chinachatchawarat, S., Pacharapong, S., & Kanjanabuch, T. (2011). Oral and radiographic findings in patients undergoing
continuous ambulatory peritoneal dialysis. Journal of the Medical Association of Thailand = Chotmaihet thangphaet, 94 Suppl 4, S106–S112.
Kementerian Kesehatan RI, Riset Kesehatan Dasar 2018, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI. 2016, Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri Dan Wanita Usia Subur (WUS), Kementerian
Kesehatan RI, Jakarta.
Khambatta, S., Nguyen, D. L. & Wittich, C. M. 2010, ‘38-Year-Old Woman With Increasing Fatigue and Dyspnea’, Mayo Clinic Proceedings, 85(4), pp.
392–395. doi:10.4065/mcp.2009.0262.
Killip, S., Bennett, J. M. & Chambers, M. D. 2007, ‘Iron Deficiency Anemia’, American Family Physician, 75(5), pp. 671-678.
Lee, A. Q. & Aronowitz, P. 2021, ‘Conjunctival and Palmar Pallor’, Journal of General Internal Medicine, 36(11), pp. 3575–3576.
doi:10.1007/s11606-021-06981-5.
Daftar Pustaka
Leifert, J. A. 2008. ‘Anaemia and cigarette smoking’, International Journal of Laboratory Hematology.
Manesh, R. S. & Kohlwes, R. J. 2015, ‘Palmar Crease Pallor’, Journal of General Internal Medicine, 30(7), pp. 1034–1034. doi:10.1007/s11606-014-3124-2.
Margina, D.S., Herawati, S. and Yasa, I.W.P.S., 2014. Diagnosis laboratorik anemia defisiensi besi. E-Jurnal Medika Udayana, 3(1), pp.58-69.
Means, R. T. 2020, ‘Iron deficiency and iron deficiency anemia: Implications and impact in pregnancy, fetal development, and early childhood parameters’,
Nutrients, 12(2), pp. 1–16. doi:10.3390/nu12020447.
Moustarah, F. & Mohiuddin, S. S. 2022. ‘The effect of cysteine-containing peptides released during meat digestion on iron absorption in humans’, StatPears.
Nurbadriyah, W.D., 2019. Anemia Defisiensi Besi. Deepublish.
Priyanto, Lukman Dwi. 2018. Hubungan Umur, Tingkat Pendidikan dan Aktivitas Fisik Santriwati Husada dengan Anemia. Jurnal Berkala Epidemiologi (Vol 6,
No.2, pp.139-146). doi: 10.20473/jbe.v6i22018.139-146.
Rangel, I., Gonçalves, A., De Sousa, C., Leite, S., Campelo, M., Martins, E., et al. 2014, ‘Iron deficiency status irrespective of anemia: A predictor of
unfavorable outcome in chronic heart failure patients’, Cardiology (Switzerland), 128(4), pp. 320–326. doi:10.1159/000358377.
Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Alfamedia dan Kanal Medika, Yogyakarta.
Sari P., Judistiani T. D., Pertiwi W., Wijaya M., Aryuti S., Nirmala & Bestari A. D. 2019, Pengetahuan Remaja Putri Mengenai Anemia Defisiensi Besi
dan Pencegahannya di Kecamatan Jatinangor‘, Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat, vol. 8, no. 4, pp. 265-267.
Setiati, S., Alwi, I., Sudoyono, A. W., Simadibrata, M. K., Setiyohadi, B. & Syam Ari, F. 2014, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam. 6th edn. Jakarta:
Interna Publishing.
Suryadinata, P. Y. A., Suega, K. & Dharmayuda, I. W. T. G. 2022, ‘Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Defisiensi Besi: A Systematic Review’,
Jurnal Medika Udayana, 11(2).
Vivek, A., Kaushik, R. M. & Kaushik, R. 2022. Tobacco smoking-related risk for iron deficiency anemia: A case-control study.
Warner MJ, Kamran MT. 2022. Iron Deficiency Anemia. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.
West, A. R. & Oates, P. S. 2008. ‘Mechanism of heme iron absorption: Current questions and controversies’, World Journal of Gastroenterology, 14, pp.
4101-10.
Widiada, P.A. (2020) ‘Iron-deficiency anemia: a review of diagnosis and management’, Intisari Sains Medis, 11(1), p. 92. doi:10.15562/ism.v11i1.578.
World Health Organization 2015, The Global Prevalence of Anaemia in 2011, World Health Organization, Geneva.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai