Anda di halaman 1dari 44

EPIDEMIOLOGI ANEMIA

YATMI
1311211118
anemia
 Anemia defisiensi adalah anemia yang
disebabkan oleh kekurangan satu atau
beberapa bahan yang diperlukan untuk
pematangan eritrosit.
 Keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb),
hematokrit (Ht) dan eritrosit lebih rendah
dari nilai normal, akibat defisiensi salah
satu atau beberapa unsur makanan yang
esensial yang dapat mempengaruhi
timbulnya defisiensi tersebut.
Definisi Anemia
 Kondisi kadar hemoglobin dalam darah
lebih rendah daripada standar (kurang
dari normal)
 Kadar hemoglobin normal berbeda
pada tiap jenis kelompok umur
 Terjadi ketika produksi hemoglobin
menurun
THALASEMIA 1.Konsumsi Fe <
MALARIA 2.Penyerapan Fe <
DLL 3.Kebutuhan Fe
HEMOLITIK meningkat
4.Kebocoran/
Defisiensi Perdarahan
Zat besi
Defisiensi
ANEMIA Zat Gizi Defisiensi
Non Vit B 12
Zat besi
NON Asam Folat
HEMOLITIK
Kerusakan
Non sum-sum Tlg
Defisiensi
Zat besi
DLL
BATASAN & KLASIFIKASI PREVALENSI
Batasan Anemia Menurut WHO
Hb (gr/dl)
 Anak prasekolah 11
 Anak sekolah 12
 Laki-laki dewasa 13
 Perempuan dewasa 12
 Bumil 11
 Busui 3 bulan 12
Klasifikasi Anemia Menurut WHO :
 < 15 % : rendah, bukan masalah
 15 – 40 % : sedang, masalah ringan – sedang
 > 40 % : tinggi, masalah berat
Epidemiologi Anemia

 Anemia gizi besi merupakan masalah gizi


yg paling umum terjadi
 Dapat terjadi pada semua kelompok
umur, akan tetapi pada kelompok wanita
usia reproduktif, balita dan anak-anak
prevalensinya lebih tinggi.
Epidemiologi Anemia

 Prevalensi
anemia di dunia
Wanita hamil : 51%

DATA SKRT 2001:


• wanita hamil : 40%
• wanita usia reproduktif : 27.9%
• balita : 48.1%
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi Anemia :
 Dunia : 700 – 800 ribu jiwa (Maeyer, 95)
 Anak prasekolah : 55,5 %
 Anak sekolah : 24 – 35 %
 Remaja putri : 57,1 %
 WUS : 39,1 %
Harian Media
 Bumil : 50,9 % Indonesia 22/04/04

 Busui : 45,1 %
 Laki-laki dewasa : 20 – 30 %
 Berdasarkan laporan WHO (2008),
prevalensi anemia tahun 1993-2005 pada
wanita hamil di
- Afrika 57,1%,
- di Amerika 24,%,
- di Asia Tenggara 48,2%,
- di Eropa 25,1% dan
- di Timur Tengah 44,2%
 Prevalensi anemia gizi besi (AGB) pada ibu hamil di
Indonesia mengalami penurunan. Pada tahun 1987
prevalensi anemia pada ibu hamil 70%. Berdasarkan
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992
diperoleh prevalensi anemia 64 % pada ibu hamil
dan mengalami penurunan pada tahun 1995
menjadi 50%.
 Berdasarkan data dari Health Nutrition and
Population Statistics diketahui bahwa prevalensi
anemia pada ibu hamil di Indonesia tahun 2005
adalah 44,33%.Menurut laporan Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2007 prevalensi anemia
pada ibu hami 24,5%
Jenis Anemia
 ANEMIA BESI
 ANEMIA ASAM FOLAT
 ANEMIA B12

Penentuan anemia menggunakan parameter Hb,


akan tetapi untuk menentukan jenis anemia
diperlukan pemeriksaan mikroskopis (bentuk
hapusan sel darah merah)
MEGALOBLASTIC ANEMIA
DISTRIBUSI ANEMIA
ANEMIA Fe ANEMIA ANEMIA B12
FOLAT
Balita, ibu Fase Vegetarian
hamil, ibu pertumbuhan, yang ketat,
menyusui dan sosek rendah gangguan
WUS absorbsi,
cacing
Diphyllobotrium
Latum,
konsumsi PAS
(Para Amino
Salicill acid)
Determinan
 Umur
Umur ideal untuk kehamilan yang risikonya
rendah adalah pada kelompok umur 20-35
tahun. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2010, perempuan
yang mengalami kehamilan pada usia berisiko
tinggi (35 tahun ke atas) 4,6% tidak pernah
memeriksakan kehamilan, dan yang berusia
<20 tahun 5,1% memeriksakan kehamilan
pada dukun
 Pendidikan rendah
 Pekerjaan beban berlebihan dan kurang
istirahat
 Sosek
 Riwayat kehamilan
 Infeksi parasit
 Budaya
 Pelayanan Kesehatan
ANEMIA BESI
Peran Fe
 Fe merupakan komponen Hb
(oxygen-carrying protein)
 Hb berfungsi untuk mengikat oksigen
yang sangat diperlukan dalam proses
metabolisme dan faal tubuh
 Fe merupakan komponen dari
berbagai enzyme yg terlibat dalam
reaksi oksidasi-reduksi
Metabolisme Zat Besi

 Cadangan besi dan status Hb menentukan


absorbsi zat besi di dalam tubuh.
 Zat besi ada di dalam daging, telur, sayur, buah
dan sereal (tetapi konsentrasinya di dlm susu,
sayur dan buah rendah)
Metabolisme Zat Besi

Jenis zat besi dalam makanan:


 Non heme: umumnya berasal
pangan nabati dan produk susu.
 Heme: berasal dari haemoglobin
dan myoglobin pada produk pangan
hewani. Heme iron lebih mudah
diserap 2-3x dibanding non heme
iron.
Metabolisme Zat Besi
 Faktor yg meningkatkan penyerapan:
- Vitamin C
- Sukrosa
- MFP Faktor (Protein)
 Faktor yg menghambat penyerapan:
Calcium phospate, phytat (terdapat pada
cereal dan kacang2an), oksalat,
polyphenols/(teh,kopi, coklat) dan tanin
(teh).
PENYEBAB ANEMIA BESI

Langsung:
1. kekurangan konsumsi zat besi : jumlah, gangguan
absorbsi serta jenis zat besi yang ada dalam
makanan  hem
2. Penyakit cacing (necator americanus,
strongyloides stercoralis, trichuris trichiura)
 di negara beriklim panas, lembab dan
sanitasi buruk )
PENYEBAB ANEMIA BESI

Langsung
3. Perdarahan
4. Penyakit menahun : Ca, typoid,TBC,
Malaria
5. Tropical Sprue
6. Kebutuhan meningkat
Penyebab Anemia Besi

Faktor Tidak Langsung:


- tk pendapatan
- tk pengetahuan
- tk pendidikan
- pola pemberian MP-ASI
- sosio budaya
- dll
PENCEGAHAN ANEMI Fe

 Meningkatkan konsumsi bahan makaan


sumber fe
 Tidak mengkonsumsi bahan makan
penghambat absorbsi zat besi (Fe)
 Pemberian obat cacing
 Fortifikasi
 Health education
 Sanitasi lingkungan (sarana jamban,
penggunaan alas kaki)
Anemia Asam Folat
ASAM FOLAT
 Mempunyai sifat yang labil (apabila
dipanaskan akan cepat hilang)
 Cepat rusak pada proses pemasakan
PENYEBAB ANEMIA ASAM FOLAT

1. Kekurangan Konsumsi Asam Folat


(Kemiskinan, Proses Memasak
Makanan Yang Lama, Gangguan
Absorbsi)
2. KEK (Kurang Energi Kronis)
3. Kebutuhan Yang Meningkat (Ibu
Hamil Dan Menyusui)
4. Penyakit (Infeksi: Malaria dll, Kanker)
5. Pemakaian Obat (Pyrimethamine)
7. Chron’s Disease, Celiac Sprue
PENCEGAHAN ANEMI ASAM
FOLAT
 menyembuhkan penyakit infeksi,
misalnya malaria
 meningkatkan bahan makan sumber
folat (protein hewani, susu dan hasil
produknya)
 Pemberian suplementasi asam folat
dalam bentuk drops : jus
Anemia B12
PENYEBAB ANEMIA B12

- “Strict vegetarian”
- Penyakit cacing (dyphyllobothrium latum)
- Pemotongan “ilium” (usus kecil)
- Obat (pas, neomycin, colchicine)
- Kebutuhan yang meningkat (ibu hamil)
Pencegahan anemia B12

 Perlu suplementasi B12 pada


vegetarian ketat
 Perbaikan sanitasi
 Bila ibu vegetarian ketat maka
anaknya dianjurkan mengkonsumsi
suplemen B12
Akibat Anemia

 Lemah, letih dan lesu


 Kesulitan bernafas saat melakukan aktivitas fisik
 Warna pucat pada mata, lidah dan kuku
 Anemia pada tingkat yg parah: atrofi papila lidah,
pembesaran limpa (splenomegaly)
 Pada anak terjadi penurunan fungsi kognitif dan
konsentrasi
 Produktivitas kerja menurun
 Daya konsentrasi menurun
 Komplikasi kehamilan & persalinan  pre-eklamsia,
perdarahan, kelahiran premature
 Bayi BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah)
 Bila Anemia berat bisa menyebabkan Sesak nafas,
sampai kegagalan faal jantung
Pengobatan anemia
 Untuk meningkatkan kadar
haemoglobin sampai batas normal
dan menambah jumlah cadangan zat
besi yang disimpan dalam tubuh
sebagai cadangan yang kemudian
dapat dipergunakan untuk
mempertahankan kadar Hb normal.
 Terapi : transfusi bila kondisi akut
(hemofili, trauma
Dosis dan Cara Pemberian Suplementasi

KEL. BUMIL BAYI ANAK ANAK REMAJA


SASARAN S/D MASA 6-11 BLN BALITA USIA PUTRI 10-
NIFAS 12-60 BLN SEKOLAH 19 TH
6-12 TH WUS,&
NAKERWAN
SAAT/ -BUMIL SETIAP SETIAP 2X / MGU 1X /MGU
WKTU SETIAP HARI HARI SELAMA SELAMA
PEMBERIAN HARI MIN SELAMA SELAMA 90 HARI 16 MGU
90HARI 60 HARI 60 HARI
-NIFAS 42 H
DOSIS 1X1 TAB 1X ½ SDK 1X ½ SDK 1X ½ TAB 1X1 TAB
PENCEGAH TAKAR TAKAR
AN

DOSIS 3X1 TAB 3X ½ 3X ½ 3X ½ TAB 3X1 TAB


PENGOBAT SENDOK SENDOK
AN TAKAR TAKAR
a. Macam-macam anemia
 1. Anemia defisiensi besi adalah anemia
karena kekurangan zat besi atau sintesa
hemoglobin.
2. Anemia megaloblastik adalah terjadinya
penurunan produksi sel darah merah yang
matang, bisa diakibatkan defisiensi vitamin
B12
3. Anemia aplastik adalah anemia yang berat,
leukopenia dan trombositopenia, hipoplastik
atau aplastik
1. ANEMIA DEFISIENSI BESI
 • Prevalensi tertinggi terjadi didaerah miskin,
gizi buruk dan penderita infeksi
• Hasil studi menunjukan bahwa anemia pada
masa bayi mungkin menjadi salah satu
penyebab terjadinya disfungsi otak permanen
• Defisiensi zat besi menurunkan jumlah
oksigen untuk jaringan, otot kerangka,
menurunnya kemampuan berfikir serta
perubahan tingkah laku.
a. Ciri
 • Akan memperlihatkan respon yang baik
dengan pemberian preparat besi
• Kadar Hb meningkat 29% setiap 3
minggu
b. Tanda dan gejala

 • Pucat (konjungtiva, telapak tangan,


palpebra)
• Lemah
• Lesu
• Hb rendah
• Sering berdebar
• Papil lidah atrofi
• Takikardi
• Sakit kepala
• Jantung membesar
c. Dampak

 • Produktivitas rendah
• SDM untuk generasi berikutnya rendah
d. Penyebab

 Sebab langsung
• Kurang asupan makanan yang mengandung zat
besi
• Mengkonsumsi makanan penghambat
penyerapan zat besi
• Infeksi penyakit
Sebab tidak langsung
• Distribusi makanan yang tidak merata ke seluruh
daerah
Sebab mendasar
• Pendidikan wanita rendah
• Ekonomi rendah
• Lokasi ggeografis (daerah endemis malaria)
e. Kelompok sasaran prioritas

 • Ibu hamil dan menyusui


• Balita
• Anak usia sekolah
• Tenaga kerja wanita
• Wanita usia subur
f. Penanganan

 • Pemberian Komunikasi,informasi dan edukasi (KIE)


serta suplemen tambahan pada ibu hamil maupun
menyusui
• Pembekalan KIE kepada kader dan orang tua serta
pemberian suplemen dalam bentuk multivitamin
kepada balita
• Pembekalan KIE kepada guru dan kepala sekolah
agar lebih memperhatikan keadaan anak usia sekolah
serta pemeberian suplemen tambahan kepada anak
sekolah
• Pembekalan KIE pada perusahaan dan tenaga kerja
serta pemberian suplemen kepada tenaga kerja wanita
• Pemberian KIE dan suplemen dalam bentuk pil KB
kepada wanita usia subur (WUS)
 Wahyudi, Arief. 2013. “Gejala Anemia,Faktor Resiko dan Pengobatannya”

 http://www.scribd.com/doc/54756023/Anemia .Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015

 http://obatalamipenyakit1.wordpress.com/2013/06/16/gejala-anemia-faktor-resiko-dan-
pengobatannya/ .Diakses pada tanggal 16 Oktober 2015

 http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015

Anda mungkin juga menyukai