MARASMUS
PENDAHULUAN
Anak usia dibawah 5 tahun (balita) merupakan golongan yang rentan terhadap
masalah kesehatan gizi, diantaranya adalah masalah kurang energi protein (KEP)
yang merupakan masalah gizi utama di Indonesia. Krisis ekonomi di Indonesia yang
berdampak juga pada peningkatan jumlah penderita KEP, sehingga target pada
Repelita V, berupaya menurunkan prevalensi KEP tidak tercapai.
Untuk mengantisipasi masalah diatas, diperlukan upaya pencegahan dan
penanggulangan secara terpadu disetiap tingkatan pelayanan kesehatan termasuk pada
sarana kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas perawatan, puskesmas, balai
pengobatan, puskesmas pembantu, pos pelayanan terpadu dan pusat pemulihan gizi
yang disertai peran aktif masyarakat.
DEFENISI
Marasmus adalah salah satu bentuk KEP berat yang timbul karena defisiensi
karbohidrat dengan presentasi berat badan kurang dari 60% tanpa edema.
ETIOLOGI
Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi sering dijumpai pada
bayi yang tidak cukup ASI dan tidak diberi makan penggantinya atau sering diserang
diare.
Marasmus
KLASIFIKASI
KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi
dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan
gizi (AKG).
Menurut WHO dan NCHS, KEP digolongkan atas 3 macam :
1. KEP ringan bila BB/U: 70 80 %.
BB/TB
:80 90 %
: 60 70 %
BB/TB
3. KEP berat bila BB/U
BB/TB
: 70 80 %
: < 60 %
: < 70 %.
Selain pengklasifikasian diatas KEP juga bisa dibagi menjadi 3 jenis lagi :
1. Marasmus, jika seseorang tampak kurus dan dehidrasi.
2. Kwashiokor, jika seseorang tampak membengkak karena tertahannya cairan.
Melita Effendi dan Fitri Asymida, FK-UNBRAH
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2005
Marasmus
PATOFISIOLOGI
Untuk kelangsungan hidup jaringan diperlukan sejumlah energi yang dalam
keadaan normal dapat dipenuhi dari makanan yang diberikan. Kebutuhan ini tidak
terpenuhi pada intake yang kurang, karena itu untuk pemenuhannya digunakan
cadangan protein sebagai sumber energi.
Penghancuran jaringan pada defisiensi kalori tidak saja membantu memenuhi
energi tetapi juga memungkinkan sintesis glukosa dan metabolit esensial lainnya
seperti berbagai asam amino. Karena itu pada marasmus kadang-kadang masih
ditemukan kadar asam amino yang normal, sehingga hati masih dapat membentuk
albumin. 3
Marasmus
GAMBARAN KLINIS
Gejala klinis marasmus terdiri dari: 1,2,3,4,5
1. Pertumbuhan dan perkembangan fisik terganggu (berat badan < 60%).
2. Tampak sangat kurus (gambaran seperti kulit pembalut tulang).
3. Muka seperti orang tua (old man face).
4. Pucat, cengeng, apatis.
5. Rambut kusam, kadang-kadang pirang, kering, tipis dan mudah dicabut.
6. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada, sehingga
kulit kehilangan turgornya.
7. Jaringan otot hipotrofi dan hipotoni.
8. Perut membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas.
9. Ujung tangan dan kaki terasa dingin dan tampak sianosis.
10. Sering disertai penyakit infeksi, diare kronis atau konstipasi.
DIAGNOSIS
Marasmus ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan fisik, dan
didukung oleh pemeriksaan laboratorium. 1
PENCEGAHAN
Tindakan pencegahan penyakit KEP bertujuan untuk mengurangi insidensi
dan menurunkan angka kematian sebagai akibat usaha pencegahan mungkin dapat
ditanggulangi oleh petugas kesehatan tanpa menunggu perbaikan status sosial
ekonomi, golongan dan kepentingan.
Tujuan yang lebih luas dalam pencegahan KEP ialah memperbaiki pertumbuhan fisik
dan perkembangan mental anak Indonesia sehingga dapat menghasilkan manusia
Indonesia yang dapat bekerja baik dan memiliki kecerdasan yang cukup.
1. Pendidikan dan pemeliharaan kesehatan.
a. Pemeriksaan kesehatan pada waktu tertentu misalnya BKIA,
puskesmas dan posyandu.
Marasmus
Berikan antibiotika.
2. Atasi/cegah hipotermia
Bila suhu rektal < 36C, hangatkan anak dengan pakaian atau selimut sampai
menutup kepala, letakkan dekat lampu atau pemanas. Pantau Suhu anak sampai
> 36,5C.
3. Atasi/cegah dehidrasi
Marasmus
5. Obati/cegah infeksi
Pada KEP berat, tanda yang umumnya menunjukkan adanya infeksi seperti
demam, seringkali tidak nampak, oleh karena itu pada semua KEP berat secara
rutin diberikan:
Antibiotika spektrum luas, bila tanpa komplikasi: kontrimoksazol 5 ml
suspensi pediatri secara oral, 2 kali sehari selama 5 hari (2,5 ml bila BB < 4
kg).
Bila anak sakit berat (apatis, letargi) atau ada komplikasi (hipoglikemia,
hipotermia, infeksi kulit, infeksi saluran napas atau saluran kencing) beri
ampisilin 50 mg/kgBB IM atau IV setiap 6 jam selama 2 hari, kemudian
secara oral amoksisilin 15 mg/kgBB setiap 8 jam, selama 5 hari.
Bila amoksisilin tidak ada, maka teruskan ampisilin 50 mg/kgBB setiap 6 jam
secara oral, atau gentamisin 7,5 mg/kgBB/IM atau IV sekali sehari selama 7
hari.
Bila dalam 48 jam tidak ada kemajuan klinis, tambahkan kloramfenikol 25
mg/kgBB/IM atau IV setiap 6 jam selama 5 hari.
Bila terdeteksi kuman spesifik, beri pengobatan spesifik. Bila anoreksia
menetap selama 5 hari pengobatan antibiotik, lengkapi pemberian hingga 10
hari.
Marasmus
Vaksinasi campak bila umur anak > 6 bulan dan belum pernah diimunisasi.
Marasmus
Tambahan multivitamin.
Vitamin A oral Untuk umur > 1 tahun 200.000 SI, umur 6 12 bulan 100.000
SI, dan umur 0 5 bulan 50.000 SI.
Marasmus
Defisiensi vitamin A.
Dermatosis.
Diare berlanjut.
PROGNOSIS
Marasmus
10
Marasmus
DAFTAR PUSTAKA
1. Pudjiadi S. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi ke-14. FKUI. Jakarta. 2001; 10436.
2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak.
Jilid I. FKUI. Jakarta. 1985; 360-66.
3. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Tatalaksana Kurang Energi-Protein pada
Anak di Puskesmas dan di Rumah Tangga. Jakarta. 2000; 3-16.
4. Masnjoer A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jilid II. FKUI. Jakarta.
2000; 514-18.
11
Marasmus
ANAMNESE PRIBADI OS
Nama
: Edo
Umur
: 5 tahun 2 bulan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
BB Masuk
: 7 kg
Tgl. Masuk RS
: 27 September 2005
Alamat
Ibu
Nama
: Zulbahri
Yeni
Umur
: 30 tahun
28 tahun
Perkawinan
: I
Pekerjaan
: Wiraswasta
Pendidikan
: SMP
SMP
Penyakit
: Tidak ada
Tidak ada
Alamat
RIWAYAT KELAHIRAN OS
Tempat Tgl Lahir
Jenis kelamin
: Laki-laki
Cara lahir
Ditolong Oleh
: Bidan
BB Lahir
: 2700 gr
12
Marasmus
RIWAYAT IMUNISASI
1. BCG
2. Polio
: 2 kali
3. DPT
: -
4. Campak
: 1 kali
5. Hepatitis B
: -
ANAMNESE MAKANAN
0 4 bulan
: ASI on demand
4 6 bulan
: ASI on demand
os diberi makan tambahan bubur susu 2 x sehari,
sepiring kecil tapi os tidak menghabiskan.
6 12 bulan
12 sekarang
3 Bulan
: Mengangkat kepala.
6 Bulan
: Dapat tengkurap.
8 Bulan
14 Bln sekarang: Bisa duduk dengan ditopang, tidak bisa bicara dan tidak
bisa berdiri.
KETERANGAN MENGENAI SAUDARA OS
1. Laki-laki/ 7 tahun/ sehat.
2. Laki-laki/ 5 tahun 2 bulan/ OS
13
Marasmus
: Demam
Telaah
RPT
: Tidak jelas.
RPO
PEMERIKSAAN FISIK
1. Status present
KU / KP / KG
Anemis : (+)
Sensorium
: Cengeng, rewel
Sianosis : (-)
Dispnoe : (-)
Edema
: (-)
Ikterus
: (-)
Temperatur
: 38,8 0C
BB Masuk
: 7 kg
2. Status Lokalisata
Kepala
14
Marasmus
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Wajah
Leher
Leher
Toraks
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Atas
: ICR II kiri.
Kanan
Kiri
Abdomen
Inspeksi
Simetris, cekung
Palpasi
Perkusi
Auskultasi :
Tympani
Peristaltik (+) normal.
Ekstremitas
15
Marasmus
Glutea
Genitalis
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah lengkap
Hb
: 8,6 gr%
Ht
: 25,5 %
Leukosit
: 9100/mm3
Trombosit direk
: 261.000/mm3
Feses
Makroskopis
Mikroskopis
Leukosit (-)
Lendir (-)
Eritrosit (-)
Darah (-)
RESUME
Anamnesa
Seorang anak laki-laki umur 5 tahun 6 bulan datang ke RSUPM diantar oleh
orang tuanya 27 September 2005 dengan keluhan utama demam sejak 1 minggu ini,
os tampak semakin kurus sejak 4 bulan yang lalu, nafsu makan berkurang, dan
semakin lama semakin menurun. Batuk (-), mual (-), muntah (-). Riwayat BAB keluar
cacing (-), berlendir (-), berdarah (-).
16
Marasmus
Pemeriksaan Fisik
Status Presents
KU/KP/KG
Sensorium
: Cengeng, rewel.
Pols
: 128 x.mnt
RR
: 128/mnt.
17
Marasmus
Temperatur
: 38,8oC
BB masuk
: 7 kg.
Status Lokalisata
Kepala
Kepala
Mata
Wajah
Mulut
Thoraks
Inspeksi
Abdomen
Ekstremitas
Superior
Inferior
Glutea
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 27 September 2005
Darah lengkap
Hb
: 8,6 gr%
Ht
: 25,5 %
Leukosit
: 9100/mm3
Trombosit direk
: 261.000/mm3
18
Marasmus
DIAGNOSA BANDING
DIAGNOSA KERJA
Gizi buruk tipe Marasmik + Anemia.
TERAPI
Bed rest
IVFD dextrose 5 %, NaCl 0,45 % 30 gtt/mnt micro.
Inj. Ampicillin 250 mg/ 6 jam/ IV
Inj. Gentamicyn 20 mg/ 12 jam/ IV.
Paracetamol 3 x 100 mg pulv
Vitamin A 200.000 IU selama 2 hari
Asam folat 1 x 5 mg (hari I) selanjutnya 1 x 1 mg.
Diet bubur ayam 800 Kkal dengan 10 gr protein.
USUL
KGD ad random.
PROGNOSIS
Kurang.
19
Marasmus
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb.
Dengan rasa syukur dan hati lega, penulis telah selesai menyusun case ini
guna memenuhi persyaratan Kepanitraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan
Anak Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan dengan judul Marasmus.
Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada Dr. Dalan K. Keliat, Sp.A atas bimbingan dan arahannya selama mengikuti
Kepanitraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Dr.
Pirngadi Medan serta dalam penyusunan case ini.
Bahwasanya hasil usaha penyusunan case ini masih banyak kekurangannya,
tidaklah mengherankan karena keterbatasan pengetahuan yang ada pada penulis.
Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan
penyusunan case lain dikemudian kesempatan.
Harapan penulis semoga case ini dapat bermanfaat dalam menambah
pengetahuan
serta
dapat
menjadi
arahan
dalam
mengimplementasikan
Medan,
Okttober 2005
Penulis
20
Marasmus
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
ii
PENDAHULUAN............................................................................................
DEFENISI.........................................................................................................
ETIOLOGI........................................................................................................
KLASIFIKASI..................................................................................................
PATOFISIOLOGI.............................................................................................
GAMBARAN KLINIS.....................................................................................
DIAGNOSIS.....................................................................................................
PENCEGAHAN...............................................................................................
PENATALAKSANAAN..................................................................................
PROGNOSIS....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
10
11
21