Nama kelompok:
1. Maulidussofiyah (20191660067)
2. Nindy Suci K.S (20191660068)
3. Aisha (20191660069)
S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan segenap
alam, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Marasmus”. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah
Keperawatan Anak.
Demikian semoga makalah ini bisa menjadi tambahan referensi untuk
mahasiswa keperawatan. Kami sadar bahwa makalah masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
khususnya dari dosen penanggung jawab mata kuliah agar dalam pembuatan
makalah berikutnya bisa lebih sempurna.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.
Terima kasih.
Tim Penulis
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Anak usia di bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang rentan
terhadap kesehatan dan gizi. Kurang Energi Protein (KEP) adalah salah satu masalah
gizi utama yang banyak dijumpai pada balita di Indonesia. Dalam Repelita VI,
pemerintah dan masyarakat berupaya menurunkan prevalensi KEP dari 40% menjadi
30%. Namun saat ini di Indonesia sedang dilanda krisis ekonomi yang berdampak
juga pada status gizi balita, dan diasumsi kecenderungan kasus KEP berat/gizi buruk
akan bertambah.
Selain di Indonesia, kasus gizi buruk atau penyakit yag disebabkan oleh
malnutrisi sering terjadi di negara berkembang, dimana angka kemiskinan masih
tinggi. Gizi buruk marak terjadi di daerah di Afrika dimana terjadinya masa
kekeringan yang berkepanjangan, sehingga rakyat sulit mendapatkan makanan.
Penyakit gizi buruk merupakan jenis penyakit non infeksi yang disebabkan
oleh kekurangan satu zat gizi atau lebih secara makro. Kwashiorkor, marasmus dan
marasmic kwashiorkor ialah penyakit-penyakit gizi buruk yang biasanya terjadi pada
waktu yang lama. Anak balita (bawah lima tahun) sehat atau kurang gizi dapat
diketahui dari pertambahan berat badannya tiap bulan sampai usia minimal 2 tahun
(baduta). Apabila pertambahan berat badan sesuai dengan pertambahan umur
menurut suatu standar organisasi kesehatan dunia, dia bergizi baik. Kalau sedikit
dibawah standar disebut bergizi kurang yang bersifat kronis. Apabila jauh dibawah
standar dikatakan bergizi buruk. Jadi istilah gizi buruk adalah salah satu bentuk
kekurangan gizi tingkat berat atau akut (Pardede, J, 2006).
3
Untuk KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang ditemukan hanya anak
tampak kurus. Gejala klinis KEP berat/gizi buruk secara garis besar dapat dibedakan
sebagai marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor. Tanpa
mengukur/melihat BB bila disertai edema yang bukan karena penyakit lain adalah
KEP berat/Gizi buruk tipe kwasiorkor.
1) Berat badan 60-80% standar tanpa edema : gizi kurang (MEP ringan)
2) Berat badan 60-80% standar dengan edema : kwashiorkor (MEP berat)
3) Berat badan <60% standar tanpa edema : marasmus (MEP berat)
4) Berat badan <60% standar dengan edema : marasmik kwashiorkor (MEP
berat)
(Ngastiyah, 1997)
4
Penemuan kasus balita KEP dapat dimulai dari :
2. Puskesmas
Apabila ditemukan BB anak pada KMS berada di bawah garis merah (BGM)
segera lakukan penimbangan ulang dan kaji secara teliti. Bila KEP Berat/Gizi
buruk (BB < 60% Standard WHO-NCHS) lakukan pemeriksaan klinis dan bila
tanpa penyakit penyerta dapat dilakukan rawat inap di puskesmas. Bila KEP
berat/Gizi buruk dengan penyakit penyerta harus dirujuk ke rumah sakit umum.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
Seperti yang telah diutarakan pada pendahuluan, Gizi buruk adalah bentuk
terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Status gizi balita secara
sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur
maupun menurut panjang badannya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan.
Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik.
Kalau sedikit di bawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh di bawah standar
dikatakan gizi buruk Gizi buruk yang disertai dengan tanda-tanda klinis disebut
marasmus atau kwashiorkor (Dorland, 2000)
2.1. MARASMUS
6
tanda defisiensi protein dan kalori.
http://teguhsubianto.blogspot.com
Ciri-Ciri :
- Bayi cengeng dan sering merasa lapar.
7
- Atrofi jaringan, otot lemah terasa kendor/lembek ini dapat dilihat pada paha
dan pantat bayi yang seharusnya kuat dan kenyal dan tebal.
8
- Biasanya terjadi konstipasi, tetapi dapat muncul apa yang disebut diare tipe
kelaparan, dengan buang air besar sering, tinja berisi mucus dan sedikit.
KOMPLIKASI
Defisiensi Vitamin A
Dermatosis
Kecacingan
diare kronis
tuberculosis
Pengobatan rutin yang dilakukan di rumah sakit berupa 10 langkah penting yaitu:
1. Atasi/cegah hipoglikemia (kadar gula dalam darah rendah)
Hipoglikemia merupakan salah satu penyebab kematian pada anak dengan
KEP berat/Gizi buruk. Pada hipoglikemia, anak terlihat lemah, suhu tubuh rendah.
Jika anak sadar dan dapat menerima makanan usahakan memberikan makanan
saring/cair 2-3 jam sekali. Jika anak tidak dapat makan (tetapi masih dapat
minum) berikan air gula dengan sendok. Jika anak mengalami gangguan
kesadaran, berikan infus cairan glukosa dan segera rujuk ke RSU kabupaten.
Cara lain adalah dengan membungkus anak dengan selimut tebal, dan
meletakkan lampu didekatnya. Lampu tersebut tidak boleh terlalu dekat apalagi
sampai menyentuh anak. Selama masa penghangatan ini dilakukan pengukuran
suhu anak pada dubur (bukan ketiak) setiap setengah jam sekali. Jika suhu anak
sudah normal dan stabil, tetap dibungkus dengan selimut atau pakaian rangkap
9
agar anak tidak jatuh kembali pada keadaan hipothermia. Tidak dibenarkan
penghangatan anak dengan menggunakan botol berisi air panas.
3. Atasi/cegah dehidrasi
Tanda klinis yang sering dijumpai pada anak penderita KEP berat/Gizi buruk
dengan dehidrasi adalah :
Mata cekung
Nadi lemah
Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap setengah jam sekali
tanpa berhenti. Jika anak masih dapat minum, lakukan tindakan rehidrasi oral
dengan memberi minum anak 50 ml (3 sendok makan) setiap 30 menit dengan
sendok. Cairan rehidrasi oral khusus untuk KEP disebut ReSoMal.
Jika tidak ada ReSoMal untuk anak dengan KEP berat/Gizi buruk dapat
menggunakan oralit yang diencerkan 2 kali. Jika anak tidak dapat minum,
lakukankan rehidrasi intravena (infus) cairan Ringer Laktat/Glukosa 5 % dan
NaCL dengan perbandingan 1:1.
10
Defisiensi kalium (K) dan magnesium (Mg)
Ketidak seimbangan elektrolit ini memicu terjadinya edema dan, untuk pemulihan
keseimbangan elektrolit diperlukan waktu paling sedikit 2 minggu.
Berikan :
Sumber Zink : daging sapi, hati, makanan laut, kacang tanah, telur ayam
5. Obati/cegah infeksi
Pada KEP berat/Gizi buruk, tanda yang umumnya menunjukkan adanya
infeksi seperti demam seringkali tidak tampak, oleh karena itu pada semua KEP
berat/Gizi buruk secara rutin diberikan antibiotik spektrum luas dengan dosis
sebagai berikut :
11
KOTRIMOKSASOL AMOKSISILI
N
(Trimetoprim + Sulfametoksazol)
Beri 3 kali
Beri 2 kali sehari selama 5 hari
sehari
untuk 5
UMUR
hari
ATAU Tablet Tablet Anak Sirup/5ml Sirup
BERAT dewasa 20 mg trimeto 40 mg trimeto
BADAN 80 mg trimeto prim + 100 mg prim + 200 mg 125 mg
prim + 400 sulfametok sulfametok per 5 ml
mg sazol sazol
sulfametok
sazol
2 sampai 4 bulan
(4 - < 6 kg) ¼ 1 2,5 ml 2,5 ml
4 sampai 12
bulan ½ 2 5 ml 5 ml
(6 - < 10 Kg)
12 bln s/d 5 thn
(10 - < 19 Kg) 1 3 7,5 ml 10 ml
Vaksinasi Campak bila anak belum diimunisasi dan umur sudah mencapai 9 bulan
Catatan :
Mengingat pasien KEP berat/Gizi buruk umumnya juga menderita penyakit
infeksi, maka lakukan pengobatan untuk mencegah agar infeksi tidak menjadi
lebih parah. Bila tidak ada perbaikan atau terjadi komplikasi rujuk ke Rumah
Sakit Umum.
Diare biasanya menyertai KEP berat/Gizi buruk, akan tetapi akan berkurang
dengan sendirinya pada pemberian makanan secara hati-hati. Berikan
metronidasol 7,5 mg/Kgbb setiap 8 jam selama 7 hari. Bila diare berlanjut
segera rujuk ke rumah sakit
12
Fase Stabilisasi, Fase Transisi, Fase Rehabilitasi
Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati, karena
keadaan faali anak sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang.
Pemberian makanan harus dimulai segera setelah anak dirawat dan dirancang
sedemikian rupa sehingga energi dan protein cukup untuk memenuhi metabolisma
basal saja.
Pada anak dengan selera makan baik dan tidak edema, maka tahapan
pemberian formula bisa lebih cepat dalam waktu 2-3 hari (setiap 2 jam)
Bila pasien tidak dapat menghabiskan Formula WHO 75/pengganti/Modisco ½
dalam sehari, maka berikan sisa formula tersebut melalui pipa nasogastrik
( dibutuhkan ketrampilan petugas )
Pada fase ini jangan beri makanan lebih dari 100 Kkal/Kg bb/hari
Pada hari 3 s/d 4 frekwensi pemberian formula diturunkan menjadi setiap jam
dan pada hari ke 5 s/d 7 diturunkan lagi menjadi setiap 4 jam
Lanjutkan pemberian makan sampai hari ke 7 (akhir minggu 1)
13
Pantau dan catat :
Bila terjadi peningkatan detak nafas > 5 kali/menit dan denyut nadi > 25
kali /menit dalam pemantauan setiap 4 jam berturutan, kurangi volume
pemberian formula. Setelah normal kembali, ulangi menaikkan volume seperti
di atas.
14
3. Timbang anak setiap pagi sebelum diberi makan
15
TAHAPAN PEMBERIAN DIET
MAKANAN KELUARGA
12 bulan sampai 5
½ tablet 5 ml (1 sendok teh)
tahun
16
Bila anak diduga menderita kecacingan berikan Pirantel Pamoat dengan dosis
tunggal sebagai berikut :
PIRANTEL PAMOAT
UMUR ATAU BERAT BADAN (125mg/tablet)
(DOSIS TUNGGAL)
- Kasih sayang
- Ciptakan lingkungan yang menyenangkan
- Lakukan terapi bermain terstruktur selama 15 – 30 menit/hari
- Rencanakan aktifitas fisik segera setelah sembuh
- Tingkatkan keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain dsb)
17
Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan
dirumah setelah pasien dipulangkan dan ikuti pemberian makanan seperti pada
lampiran 5, dan aktifitas bermain.
Dalam proses pelayanan KEP berat/Gizi buruk terdapat 3 fase yaitu fase
stabilisasi, fase transisi, dan fase rehabilitasi. Petugas kesehatan harus trampil
memilih langkah mana yang sesuai untuk setiap fase. Tata laksana ini digunakan
pada pasien Kwashiorkor, Marasmus maupun Marasmik-Kwashiorkor.
18
Hari ke 1-2 Hari ke 2-7 Minggu ke-2 Minggu ke 3-7
1 Hipoglikemia
2 Hipotermia
3 Dehidrasi
4 Elektrolit
5 Infeksi
6 MulaiPemberian
makanan
7 Tumbuh kejar
(Meningkatkan
Pemberian Makanan)
9 Stimulasi
10 Tindak lanjut
TINDAKAN PENCEGAHAN
19
Tindakan pencegahan terhadap marasmus dapat dilaksanakan dengan baik bila
penyebab diketahui. Usaha-usaha tersebut memerlukan sarana dan prasarana
kesehatan yang baik untuk pelayanan kesehatan dan penyuluhan gizi.
1. Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber energi
yang paling baik untuk bayi.
2. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
tahun ke atas.
3. Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan dan
kebersihan perorangan.
4. Pemberian imunisasi.
5. Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap.
6. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang adekuat
merupakan usaha pencegahan jangka panjang.
Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di daerah yang endemis
kurang gizi, dengan cara penimbangan berat badan tiap bulan.
20
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber karbohidrat Nasi, Roti, mie,
makaroni, cake, tarcis,
puding, pastri, dodol,
ubi, gula pasir.
Sumber protein Daging sapi, ayam, Dimasak dengan
ikan, telur, susu, keju, banyak minyak atau
yoghurt dan es krim. kelapa/santan kental.
Sumber protein nabati Semua jenis kacang- Dimasak dengan
kacangan, tempe, tahu banyak minyak atau
dan pindakas. kelapa/santan kental
Sayuran Semua jenis sayuran, Dimasak dengan
terutama jenis bayam, banyak minyak atau
daun singkong, kacang kelapa/santan kental.
panjang, labu siam, dan
wortel, dengan teknik
pengolahan direbus,
dikukus dan ditumis
Buah-buahan Semua jenis buah segar,
buah kaleng, buah
kering dan jus buah.
Lemak dan minyak Minyak goreng, Santan kental
mentega, margarin,
santan encer dan salad
dressing.
Minuman Soft drink, madu, sirup, Minuman rendah
teh dan kopi encer. energi.
Bumbu Bumbu tidak tajam Bumbu yang tajam
seperti bawang merah, seperti cabe dan merica.
bawang putih, laos,
salam dan kecap.
CONTOH MENU
21
10.1. KWASHIORKOR
- Selalu ada oedema (bengkak), terutama pada kaki dan tungkai bawah. Sifatnya
“pitting oedema”. Bayi tampak gemuk, muka membulat (moon face), karena
22
oedema. Cairan oedema sekitar 5-20% dari jumlah berat badan yang
diperhitungkan dari penurunan berat badan ketika tidak oedema lagi (pada
masa penyembuhan).
- Rambut berubah menjadi warna kemerahan atau abu-abu, menipis dan mudah
rontok, apabila rambut keriting menjadi lurus.
Ciri-ciri :
23
Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang
berlansung kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersbut diatas antara lain :
1. Pola makan
Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk
tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang
cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam amino yang
memadai. Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari
ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein
adri sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah
dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak
berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan
ASI ke makanan pengganti ASI.
2. Faktor sosial
3. Faktor ekonomi
Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi.
Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya
MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh
terhadap infeksi.
24
Gejala Klinis
Tanda atau gejala yang dapat dilihat pada anak dengan Malnutrisi protein berat-
Kwashiorkor, antara lain :
Perubahan lain yang dapat terjadi adala perlemakan hati, gangguan fungsi
ginjal, dan anemia.
Pada keadaan berat/ akhir (final stages) dapat mengakibatkan shock, coma
dan berakhir dengan kematian
Komplikasi
Anak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk terkena infeksi dikarenakan
lemahnya sistem imun. Tinggi maksimal dan kempuan potensial untuk tumbuh tidak
akan pernah dapat dicapai oleh anak dengan riwayat kwashiorkor. Bukti secara
statistik mengemukakan bahwa kwashiorkor yang terjadi pada awal kehidupan (bayi
dan anak-anak) dapat menurunkan IQ secara permanen.
Penatalaksanaan/ terapi
25
bentuk karbohidrat, gula sederhana, dan lemak. Protein diberikan setelah semua
sumber kalori lain telah dapat menberikan tambahan energi. Vitamin dan mineral
dapat juga diberikan.
Dikarenan anak telah tidak mendapatkan makanan dalam jangka waktu yang lama,
memberikan makanan per oral dapat menimbulkan masalah, khususnya apabila
pemberian makanan dengan densitas kalori yang tinggi. Makanan harus diberikan
secara bertahap/ perlahan. Banyak dari anak penderita malnutrisi menjadi intoleran
terhadap susu (lactose intolerance) dan diperlukan untuk memberikan suplemen yang
mengandung enzim lactase.
Penatalaksaan gizi buruk menurut standar pelayanan medis kesehatan anak – IDAI
(ikatan dokter anak Indonesia) :
Prognosis
Apabila masukan energi kurang dan cadangan lemak terpakai, bayi/anak akan
jatuh menjadi marasmus. Sebaliknya bila cadangan protein dipakai untuk energi,
gejala kwashiorkor akan menyertai. Hal ini dapat terjadi pada anak yang dietnya
26
hanya mengandung karbohidrat saja seperti beras, jagung atau singkong yang
miskin akan protein. Gagalnya pertumbuhan kemungkinan akan menyertai pada
kasus KEP-marasmus, Kwashiorkor atau keduanya.
PENCEGAHAN KEP
KEP disebabkan oleh multifaktor yang saling terkait sinergis secara klinis maupun
lingkungan (masyarakat). Pencegahan hendaknya meliputi seluruh faktor secara
simultan dan konsisten. Meskipun KEP tidak sepenuhnya dapat diberantas, tanpa
harus menunggu, dapat segera dilaksanakan beberapa tindakan untuk mengatasi
keadaan :
- Program Imunisasi.\
- Memonitor tumbuh kembang dan status gizi Balita secara kontinyu, misalnya
dengan tolok ukur KMS.
27
- Perhatian khusus untuk faktor “risiko tinggi” yang akan berpengaruh
kelangsungan status gizi (antara lain: kemiskinan, ketidak tahuan, adanya
penyakit infeksi).
- Dimulai sejak dalam kandungan, ibu hamil dengan gizi yang baik diharapkan
akan melahirkan bayi dengan status gizi yang baik pula.
- Setelah lahir segera diberi ASI eksklusif sampai usia 4 atau 6 bulan.
PENATALAKSANAAN
Prosedur tetap pengobatan dirumah sakit :
28
1. Defisiensi vitamin A
Bila ada kelainan di mata, berikan vitamin A oral pada hari ke 1, 2 dan 14
atau sebelum keluar rumah sakit bila terjadi memburuknya keadaan klinis
diberikan vit. A dengan dosis :
* umur > 1 tahun : 200.000 SI/kali
* umur 6 – 12 bulan : 100.000 SI/kali
* umur 0 – 5 bulan : 50.000 SI/kali
Bila ada ulkus dimata diberikan :
Tetes mata khloramfenikol atau salep mata tetrasiklin, setiap 2-3 jam
selama 7-10 hari
Teteskan tetes mata atropin, 1 tetes 3 kali sehari selama 3-5 hari
Tutup mata dengan kasa yang dibasahi larutan garam faali
2. Dermatosis
Dermatosis ditandai adanya : hipo/hiperpigmentasi, deskwamasi (kulit
mengelupas), lesi ulcerasi eksudatif, menyerupai luka bakar, sering
disertai infeksi sekunder, antara lain oleh Candida.
Tatalaksana :
1. kompres bagian kulit yang terkena dengan larutan KmnO4 (K-
permanganat) 1% selama 10 menit
2. beri salep atau krim (Zn dengan minyak kastor)
3. usahakan agar daerah perineum tetap kering
4. umumnya terdapat defisiensi seng (Zn) : beri preparat Zn peroral
3. Parasit/cacing
Beri Mebendasol 100 mg oral, 2 kali sehari selama 3 hari, atau preparat
antihelmintik lain.
4. Diare melanjut
Diobati bila hanya diare berlanjut dan tidak ada perbaikan keadaan umum.
Berikan formula bebas/rendah lactosa. Sering kerusakan mukosa usus dan
Giardiasis merupakan penyebab lain dari melanjutnya diare. Bila mungkin,
29
lakukan pemeriksaan tinja mikroskopik. Beri : Metronidasol 7.5 mg/kgBB
setiap 8 jam selama 7 hari.
5. Tuberkulosis
Pada setiap kasus gizi buruk, lakukan tes tuberkulin/Mantoux (seringkali
alergi) dan Ro-foto toraks. Bila positip atau sangat mungkin TB, diobati
sesuai pedoman pengobatan TB.
3. Tindakan kegawatan
1. Syok (renjatan)
Syok karena dehidrasi atau sepsis sering menyertai KEP berat dan sulit
membedakan keduanya secara klinis saja.
Syok karena dehidrasi akan membaik dengan cepat pada pemberian
cairan intravena, sedangkan pada sepsis tanpa dehidrasi tidak. Hati-hati
terhadap terjadinya overhidrasi.
Pedoman pemberian cairan :
Berikan larutan Dekstrosa 5% : NaCl 0.9% (1:1) atau larutan Ringer
dengan kadar dekstrosa 5% sebanyak 15 ml/KgBB dalam satu jam
pertama.
Evaluasi setelah 1 jam :
Bila ada perbaikan klinis (kesadaran, frekuensi nadi dan pernapasan)
dan status hidrasi syok disebabkan dehidrasi. Ulangi pemberian cairan
seperti di atas untuk 1 jam berikutnya, kemudian lanjutkan dengan
pemberian Resomal/pengganti, per oral/nasogastrik, 10 ml/kgBB/jam
selama 10 jam, selanjutnya mulai berikan formula khusus (F-
75/pengganti).
Bila tidak ada perbaikan klinis anak menderita syok septik.
Dalam hal ini, berikan cairan rumat sebanyak 4 ml/kgBB/jam dan
berikan transfusi darah sebanyak 10 ml/kgBB secara perlahan-lahan
(dalam 3 jam). Kemudian mulailah pemberian formula (F-75/pengganti)
2. Anemia berat
Transfusi darah diperlukan bila :
Hb < 4 g/dl
30
Hb 4-6 g/dl disertai distress pernapasan atau tanda gagal jantung
Transfusi darah :
Berikan darah segar 10 ml/kgBB dalam 3 jam.
Bila ada tanda gagal jantung, gunakan ’packed red cells’ untuk
transfusi dengan jumlah yang sama.
Beri furosemid 1 mg/kgBB secara i.v pada saat transfusi dimulai.
Makan Siang :
Nasi Tim Keju
*
Susu Kedelai
Selingan Sore :
31
Puding Roti
Makan Malam :
Schotel Talas
*
Jus Pepaya Jeruk
2. Kwasiorkor
Kwasiorkor merupakan penyakit akibat dari kekurangan energi dan protein,
terutama kekurangan protein yang berlebihan. Diet yang digunakan adalah
diet Energi Tinggi Protein Tinggi (ETPT). Terutama penambahan protein
harus sangat diperhatikan.
Berikut Contoh Menu Sehari untuk Penderita Kwashoiorkor :
Makan Pagi :
Nasi Sup Bola Ayam
*
Jus Pepaya Tomat
Selingan Pagi :
Bubur Kacang Hijau
Makan Siang
Nasi Tim Wortel Daging
*
Jus Wortel
Sellingan Sore :
Puding Kacang Merah
Makan Malam :
Schotel Mie
*
Milkshake Coklat
3. Marasmic Kwasiorkor
Marasmic Kwasiorkor merupakan penyakit akibat dari kekurangan energi
dan protein dalam jumlah yang sangat banyak. Penyakit ini sebagai bentuk
terparah dari jenis penyakit KEP. Diet yang digunakan adalah diet Energi
Tinggi Protein Tinggi (ETPT). Makanan yang dianjurkan adalah makanan
32
yang tinggi Protein dan tinggi energi, tetapi tidak boleh merangsang
pencernaan dan makanan tidak boleh keras, lebih disarankan makanan yang
lembek.
Berikut Contoh Menu Sehari untuk Penderita Marasmic-Kwashoiorkor :
Makan Pagi :
Puree Greenpeas Soup
*
Susu Kedelai
Selingan Pagi :
Bubur Susu Ubi
Makan Siang :
Nasi tim Saring Bayam Merah
*
Puree Pisang
Selingan Sore :
Bubur Saring Ketan Hitam
Makan Malam :
Bubur Kentang Brokoli
*
Susu Sari Jeruk
BAB 3
PENUTUP
33
Gizi buruk merupakan masalah yang serius, karena terjadi kekurangan zat
gizi penting yang manyebabkan menurunnya fungsi kerja tubuh yang apabila
didiamkan terus menerus akan mengakibatkan masalah yang lebih rumit, bahkan
dapat mengakibatkan kematian.
DAFTAR PUSTAKA
34
Nestle. 1999. Energi – Protein: KEP dan Pencegahannya.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/06_PenatalaksanaanBusungLaparPadaBalita
.pdf/06_PenatalaksanaanBusungLaparPadaBalita.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Marasmus
http://www.scribd.com/doc/27332235/Marasmus-Adalah-Salah-Satu-Bentuk-
Kekurangan-Gizi
http://myaluzz.wordpress.com/2011/02/22/marasmus-kwashiorkor/
http://hsilkma.blogspot.com/2008/03/marasmus.html
http://fnrucucekari.multiply.com/journal/item/3
http://www.anneahira.com/penyakit-kekurangan-protein.htm
http://www.anneahira.com/akibat-kekurangan-protein.htm
http://idmgarut.wordpress.com/2009/02/03/malnutrisi-energi-protein-mep-
kwashiorkor/
http://www.surabaya-ehealth.org/artikel/marasmus-dan-kwashiorkor-sebagai-
efek-dari-kep
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/pathology/1916582-kwashiorkor/
http://www.scribd.com/doc/39800547/kwashiorkor-pada-anak
http://belibis-a17.com/2008/04/25/mep-kwashiorkor/
http://ichadchemical.wordpress.com/2011/01/11/marasmik-kwashiorkor/#more-
1886
Health-cares Foundation. Kwashiorkor (kwash&180;eor’kor). Avaliable from :
http://health.allrefer.com/health/kwashiorkor-info.htlm.
Wikimedia Foundation. Kwashiorkor. Avaliable from :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kwashiorkor.htm.
LAMPIRAN
35
Marasmus
36
Kwasiorkor
37
38
Rambut Kemerahan dan Rontok
39
40
Rancangan Menu
41
42
43