Oleh :
i
SKRIPSI
Oleh :
ABSTRAK
ABSTRACT
\
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah
dan bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu pada kesempatan ini, peneliti
1. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M. Biomed yang selaku Ketua STIKes Perintis
Padang.
2. Ibu Ns. Yaslina, M.Kep, Sp.Kom selaku Ketua Program Studi Ilmu
3. Ibu Isna Ovari S.Kp, M.Kep selaku pembimbing I yang telah banyak
4. Bapak Ns. Faleri Siska Yunere M.Kep selaku pembimbing II yang telah
5. Bapak dan Ibu dosen serta staf Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes
masukan, saran serta dukungan yang berguna dalam menyusun skripsi ini.
iii
6. Teristimewa Ayahanda Bakhwison dan Ibunda Zesmiweilda, Adik-adik
tercinta Ilhami Sukma Aulia dan Muhammad Zahran Hanafi yang selalu
memberikan dukungan baik secara moril maupun secara materil serta do’a
7. My Sweet Heart Selvi Yulivia Utari yang telah memberikan dukungan moril
Peneliti dengan senang hati menerima saran serta kritikan yang bersifat
datang. Semoga proposal ini bermanfaat bagi kita semua khususnya profesi
keperawatan. Amin.
Peneliti
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
13
DAFTAR TABEL
No Judul Hal
1. Tabel 3.1 Defenisi Operasional ..................................... 49
dengan PerilakuBullying............................................... 71
DAFTAR SKEMA
No Judul Hal
1. Skema 1
2. Skema 2
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
umur remaja adalah 10-24 tahun dan tidak kawin. Jumlah penduduk
Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 237,6 juta jiwa dan 26,67 persen
(PRB) yang menyebutkan bahwa populasi anak muda usia 10-24 tahun
didunia pada tahun 2013 mencapai 1,81 milliar jiwa atau 25% dari total
populasi didunia. Dan diperkirakan pada tahun 2050 populasi anak muda
usia 10-24 tahun mencapai 1,9 milliar jiwa (Population Reference Bureau,
2010, mencatat penduduk Indonesia yang tergolong anak muda usia 10-
24 tahun adalah sekitar 64 juta jiwa atau 27.6% dari total penduduk
dirinya. ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja karena
adalah anak yang kurang perhatian, anak yang gagal secara akademik, dan
kenakalan di kalangan murid namun masalah ini ibarat bara api dalam
(runaway), terlibat dengan genk, murid yang terlibat dengan seks luar
nikah, murid ber-kelahi dengan guru, dan berbagai tingkah laku negatif
sekolah yang terlibat semakin meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini juga
dapat dilihat semakin banyaknya anak dan remaja yang menjadi penghuni
adalah perilaku bullying, karena pada masa ini merupakan tahapan bagi
pola hidup dan perilaku yang salah karena pengaruh negatif lingkungan
sosial dan kurang pengawasan dari beberapa pihak seperti orangtua dan
untuk menciderai, ancaman agresi lebih lanjut, teror, yang dapat terjadi
Kasus bullying yang sering dijumpai adalah kasus senioritas atau adanya
intimidasi siswa yang lebih senior terhadap adik kelasnya baik secara fisik
maupun non-fisik, atau juga terdapat banyak variasi antar fase dalam
2009).
menjadi trend bagi remaja. Dengan demikian berarti perilaku bullying ini
tidak dapat dibiarkan begitu saja melainkan harus dapat dikontrol bahkan
kalau dapat dihindari sehingga perilaku bulying ini tidak akan terjadi di
sekolah (Elfindri dkk, 2006). Akibat dari perilaku bullying dapat memicu
persiapan menuju kedewasaan baik itu bagi remaja laki-laki dan remaja
pada dirinya yang mana masa remaja merupakan masa masa yang paling
indah karena apa yang mereka dinginkan selalu harus terpenuhi sehingga
mereka melakukan apa yang mereka mau pada dirinya sendiri dalam hal
kegiatan yang sudah tidak mampu mereka lakukan karena banyak kegiatan
mampu lagi mehami remaja dan mereka cendrung asik bermain main saja
masa remaja masa yang mampu bersosialisasi akan tepai sosialisasi ini
masih mengarah pada hal hal yang negatif dimana sangat jarang sekali
mencuri, pelecehan pada orang lain, berkelahi, dan juga tawuran dengan
remaja dari jumlah siswa / siswi sebesar 1.176 orang Tahun 2014,
% dari total siswa atau siswi SMP. Jumlah siswa atau siswi SLTP / MTS
pada tahun 2012 adalah sebesar 25.100 orang. Sebanyak 132 orang
mengalami kekerasan bullying atau sekitar 0.81 % dari total siswa atau
siswi SMP/MTsN dan swasta (Dipora Kab Pesisir Selatan). Hasil analisis
adalah remaja yang masih sekolah; dan 67,5% masih berusia 13-17 tahun.
Linggo Sari Baganti jumlah siswa SMP berjumlah sebanyak 324 siswa
dari sekian banyak siswa rata rata tiap bulannya masuk keruangan BP
di sekolah dan juga mengajak tawuran dengan lokal lain yang bukan kelas
keterangan dari seorang siswa yang berada di kelas 2, pada saat ini paling
sering terjadi kejadian bullying, seperti perkelahian antar kelas yang telah
ilmu serta mulai memikirkan masa depan, namun hal ini menjadi
sekolah adalah tempat bermain-main saja bukan tempat belajar, hal ini
Al- Qur’an. Dari segi sosial 10 orang siswa yang telah di wawancara
mengatakan bahwa mereka sering berselisih paham dengan orang tua, dan
teman karena sering berbeda pendapat dan sering di larang orang tua untuk
Tahun 2016
Tahun 2016
Tahun 2016.
Tahun 2016.
Tahun 2016
26
2016
1.4.1 Peneliti
siswa.
28
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juli 2016 yang dilaksanakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Hal ini
berpindah dari satu fase ke fase lainya secara tiba-tiba, tetapi pertumbuhan
Tahap ini berusia 13-15 tahun. Pada tahap ini remaja sangat
kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau
dari Oedipoes Complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa
lawan jenis.
periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal dibawah ini:
dibedakan menjadi :
1. Perkembangan Psikososial
fisik yang relatif pada saat atau ketika hampir lulus dari SMU. Pada
pengasingan diri.
masyarakat.
32
a. Identitas kelompok
b. Identitas Individual
dengan orang lain di masa lalu, seperti halnya arah dan tujuan yang
d. Emosionalitas
kebimbangan.
2. Perkembangan Kognitif
3. Perkembangan Moral
kewajiban berdasarkan hak timbal balik dengan orang lain, dan juga
4. Perkembangan Spiritual
Pada saat remaja mulai mandiri dari orang tua atau otoritas
teguh pada nilai-nilai ini sebagai elemen yang stabil dalam hidupnya
5. Perkembangan Sosial
proses ini penuh dengan ambivalensi baik dari remaja maupun orang
tua. Remaja ingin dewasa dan ingin bebas dari kendali orang tua, tetapi
kendali orang tua, dan konflik dapat muncul pada hampir semua
teman sebayanya.
d. Sahabat
lain.
besar dalam sikap dan perilaku anak. Akibatnya, hanya sedikit anak
perilaku.
hubungan baru dengan lawan jenis berarti harus mulai dari nol
baru yang lebih matang dengan teman sebaya sesama jenis juga
tidak mudah.
adalah :
1. Bullying
2008).
2. Free Sex
seksual.
4. Family Issue
masalah baru.
5. Eating Disorder
6. Smoking
2.2 Bulying
Istilah bullying berasal dari kata bull (bahasa Inggris) yang berarti
yang kuat tidak hanya secara fisik saja tetapi juga secara mental (Sejiwa,
2008). Perilaku bullying juga dapat disebut dengan peer victimization ataupun
hazing.
perilaku tersebut telah terjadi dalam kurun waktu yang lama dan terjadi di
yang berasal dari kata kerja ijimeru yang memiliki arti harafiah sebagai
Denmark), atau mobning (Swedia dan Finlandia). Dalam bahasa Inggris mob
44
berarti sekelompok orang yang bersifat anonim yang terlibat atau bahkan
individu atau kelompok baik secara fisik, psikologis, sosial, verbal atau
mengandung unsur melukai bagi anak yang jauh lebih lemah dibanding
pelaku.Tindakan tersebut dapat melukai secara fisik atau psikis anak atau
kelompok lain karena pada umumnya bullying dapat dilakukan secara fisik
atau verbal yang berupa kata-kata kasar bahkan dapat berupa hal lain di luar
keduanya.
ulangdan dengan sengaja untuk menyakiti orang lain baik secara fisik ataupun
(ejekan, pendapat yang berbau ras atau seksual), dan agresi nonverbal
atau kegiatan, penindasan yang dilakukan di dunia maya). Baik anak laki-laki
dan perempuan melakukan bullying terhadap orang lain secara langsung dan
tidak langsung, tetapi anak laki-laki lebih mungkin untuk menggunakan jenis
menggunakan pengucilan sosial atau isolasi, jenis bullying juga dikenal agresi
asrelational.
bullying diantaranya:
1. Bullying fisik
2. Bullying verbal
3. Bullying mental/psikologis
pencurian
47
lisan dibagi menjadi 2, yaitu: (1) bentuk perilaku bullying yang tidak
mengejek yang berkaitan dengan ras, jenis kelamin , ancaman berupa kata-
kata yang dapat melukai perasaan orang lain, kemudian tindak kekerasan
3. Pengasingan sosial
sosial dibagi menjadi 2, yaitu: (1) Bentuk perilaku bullying yang tidak
kebenarannya
intimidation)”.
intimidasi).
bentuk bullying meliputi bullying lisan, bullying fisik, bullying sosial, dan
bullying psikologis.
49
Bullying terjadi tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja tetapi
setiap bagian yang ada di sekitar anak juga turut memberikan kontribusi
hal yang benar. Begitu pula dengan pola asuh yang keras, yang
yang sama seperti apa yang dilihatnya. Selain itu anak akan
juga akan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh
anak yang melukai temannya baik secara fisik ataupun psikis tanpa merasa
1. Perasaan berhak
kalinya dan hal tersebut bersifat long term memory pada diri seorang
orang lain dan untuk mendapatkan apa yang dia inginkan atau
images or popular role models in the media that support the idea
dan hanya diam saja ketika ada temannya yang melakukan bullying
dirinya sendiri.
pertemanan dengan orang lain, (2) Anak yang rendah diri, (3) Pendiam,
tidak hanya dilatarbelakangi oleh salah satu faktor saja tetapi segala faktor
baik internal dan eksternal dari seorang anak juga mengambil peranan
3. Keluarga yang tercerai berai (perceraian, perpisahan yang terlalu lama, dan
lain-lain).
5. Gangguan dalam pengasuhan, meliputi kematian orang tua, orang tua sakit
atau cacat, hubungan antar anggota keluarga, antar saudara kandung, sanak
saudara yang tidak harmonis serta pola asuh yang salah. Hubungan antar
7. Faktor moral, seperti adanya perasaan bebas dari aturan. Hal ini dapat
untuk selalu terjerat dalam aturan tanpa dapat melakukan aktifitas diluar
aturan-aturan tersebut.
anak yang secara fisiknya berukuran besar dan kuat. Tidak menutup
diketahui dengan jelas apakah pelaku bullying memiliki harga diri yang
56
dengan pengawasan dan keterlibatan orang tua yang rendah, serta tidak
(1) Anak sering cepat marah atau bahkan sering berdebat mengenai segala
(membantah).
sekelilingnya.
kekuasaan besar. Anak ingin selalu menjadi penguasa dan orang yang
(7) Ingin selalu menang. Anak akan melakukan segala cara agar dia selalu
(8) Bermain fisik secara kasar. Dalam pergaulannya anak akan melakukan
bahwa karakteristik pelaku bullying atau yang sering disebut dengan bully
antara lain: (1) memiliki kekuatan dan kekuasaan yang jauh lebih kuat
alasan yang kuat pada diri masing-masing anak. Alasan kuat inilah yang
teman sebayanya bahwa ia adalah orang yang hebat, kuat, dan besar.
memiliki postur tubuh yang lebih kecil dibanding temannya yang lain,
lemah secara fisik ataupun psikis. Anak yang memiliki penampilan yang
bahkan anak orang kaya pun tidak luput dari perlakuan bullying. Selain
seperti gagap juga sering menjadi korban bullying. Anak yang cenderung
bahwa:
60
which there is such prejudice that they can be isolated. This could
anak lebih mungkin diganggu jika mereka secara fisik lemah, tertutup,
pemalu, cemas dan tidak tegas, atau jika mereka termasuk kelompok yang
minoritas ras atau agama atau juga yang memiliki keterbatasan fisik.
yang rendah, cemas, kurang populer daripada anak-anak lain, susah dalam
sensitif, hati-hati dan merasa cemas. Mereka akan menarik diri untuk
adalah isolasi sosial yang mereka lakukan sendiri. Hal ini menjadikan
lain: (1) lemah secara fisik (bertubuh kecil, tidak cantik/tampan, gagap,
cacat), (2) lemah secara psikis (pendiam, mengucilkan diri, tidak dapat
siswa.
sekolah dan menjadi tidak percaya diri, merasa tidak nyaman dan
-Smoking
BAB III
Karakteristik Perkemba
ngan Remaja
-Perkembangan
Psikososial
-Perkembangan Moral
-Perkembangan Spiritual
-Perkembangan Sosial
65
ukuran yang dimiliki atau didapat oleh satuan penelitian tentang suatu
Table 3.1
Defenisi Operasional
Ukur Ukur
emosi dalam
menghadapi semua
masalah yang
dihadapi
66
menentukan bahwa
tugasnya sebagai
remaja adalah
belajar dan
memikirkan masa
depan
bersikap dan
mentaati peraturan
yang berlaku
SWT, seperti
beribadah dan
melaksanakan
kewajiban lain
67
sebagai umat
beragama.
untuk bersosialisasi
bersama anggota
masyarakat
secara mental,
seperti memukul,
mengejek,
menghardik,
memfitnah, dan
mengancam.
68
3.3 Hipotesis
BAB IV
METODE PENELITIAN
temuan untuk mengkaji hubungan antara variabel (Burn dan Grove, 2004).
dengan desain cross sectional yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas 1,2, dan
70
siswa.
b. Sampel
sampel, bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas atau besar,
Keterangan:
n: Besar sampel
N: Besar populasi
a. Cluster Sampling
VII.1 Laki-laki =
orang
VII.1 Perempuan =
orang
VII.2 Laki-laki =
orang
VII.2 Perempuan =
orang
VII.3 Laki-laki =
orang
VII.3 Perempuan =
orang
72
VII.4 Laki-laki =
orang
VII.4 Perempuan =
orang
VIII.1 Laki-laki =
orang
VIII.1 Perempuan =
orang
VIII.2 Laki-laki =
orang
VIII.2 Perempuan =
orang
VIII.3 Laki-laki =
orang
VIII.3 Perempuan =
orang
73
VIII.4 Laki-laki =
orang
VIII.4 Perempuan =
orang
IX.1 Laki-laki =
orang
IX.1 Perempuan =
orang
IX.2 Laki-laki =
orang
IX.2 Perempuan =
orang
IX.3 Laki-laki =
orang
IX.3 Perempuan =
orang
74
IX.4 Laki-laki =
orang
IX.4 Perempuan =
orang
IX.5 Laki-laki =
orang
IX.5 Perempuan =
orang
IX.6 Laki-laki =
orang
IX.6 Perempuan =
orang
a. Kriteria inklusi:
b. Kriteria eklusi:
Baganti
yaitu
kriteria inklusi.
responden.
responden,
sistem komputerisasi.
78
frekuensi).
1. Analisa univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
hasil yang akan diperoleh nanti, alat ukur yang digunakan peneliti
komputerisasi.
80
N = Jumlah responden.
Me=
N = Jumlah individu
2. Analisa bivariat
bermakna dan apabila nilai p-value > 0,05 artinya secara statistik
tidak langsung.
BAB V
Kabupaten Pesisir Selatan . Dimana SMP ini telah berdiri Sejak 15 tahun
yang lalu dan telah menamatkan sebanyak lebih kurang 980 lulusan
terdiri dari 14 lokal dimana masing masing local ditempati oleh beberapa
tingkat kelas mulai dari kelas I sampai dengan Kelas VI . Dan juga
memiliki ruang Pustaka dan mejelis guru serta memiliki ruang lab
sederhana bagi mata pelajaran IPA. SMPN 3 Linggo Sari Baganti telah
a. Perkembangan Psikososial
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Kerakteristik Perkembangan Remaja berdasarkan
Perkembangan Psikososial di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun 2016
Baik 42 55,3
Jumlah 76 100
lebih dari separoh memiliki perkembangan yang baik yaitu sebanyak 42 siswa
(55,3%) di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016.
b. Perkembangan Kognitif
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Kerakteristik Perkembangan Remaja berdasarkan
Perkembangan Kognitif di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir
Selatan Tahun 2016
Perkembangan Kognitif F %
Baik 46 60.5
Jumlah 76 100
85
dari separoh memiliki perkembangan yang baik yaitu sebanyak 46 siswa (60,5%)
c. Perkembangan Moral
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Kerakteristik Perkembangan Remaja berdasarkan
Perkembangan Moral di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir
Selatan Tahun 2016
Baik 47 61,8
Jumlah 76 100
dari separoh memiliki perkembangan yang baik yaitu sebanyak 47 siswa (61,8%)
d. Perkembangan Spritual
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Kerakteristik Perkembangan Remaja berdasarkan
Perkembangan Spritual di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir
Selatan Tahun 2016
Perkembangan Spritual F %
Remaja
Baik 43 56,6
Jumlah 76 100
dari separoh memiliki perkembangan yang baik yaitu sebanyak 43 siswa (56,6%)
e. Perkembangan Sosial
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Kerakteristik Perkembangan Remaja berdasarkan
Perkembangan Sosial di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir
Selatan Tahun 2016
Baik 45 59,2
Jumlah 76 100
lebih dari separoh memiliki perkembangan yang baik yaitu sebanyak 45 siswa
(59,2%) di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016.
87
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Perilaku Bullying siswa di SMPN 3 Linggo Sari Baganti
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016
Terjadi 39 51,3
Jumlah 76 100
Berdasarkan tabel 5.6 terlihat bahwa perilaku bullying remaja lebih dari
separoh memiliki perilaku yang terjadi yaitu sebanyak 39 siswa (51,3%) di SMPN
Tabel 5.7
Hubungan Karakteristik Perkembangan Psikososial Remaja dengan
Perilaku Bullying siswa di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir
Selatan Tahun 2016
Perilaku Bullying
Perkembangan Jumlah
Terjadi Tidak Terjadi p-value OR
Psikososial
f % f % F %
yang memiliki perilaku bullying yang terjadi di SMPN 3 Linggo Sari Baganti
siswa remaja di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Tahun
89
psikososial yang kurang baik berpeluang 0,909 kali memiliki perilaku bullying
yang baik.
Tabel 5.8
Hubungan Karakteristik Perkembangan Kognitif dengan Perilaku Bullying
siswa di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2016
Perilaku Bullying
Perkembangan Jumlah
Terjadi Tidak Terjadi p-value OR
kognitif
f % f % F %
(63.3%) yang memiliki perilaku bullying yang tidak terjadi di SMPN 3 Linggo
remaja di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016.
baik.
Tabel 5.9
Hubungan Karakteristik Perkembangan Moral dengan Perilaku Bullying
siswa di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2016
Perilaku Bullying
Perkembangan Jumlah
Terjadi Tidak Terjadi p-value OR
Moral
F % F % F %
(55,2%) yang memiliki perilaku bullying yang terjadi di SMPN 3 Linggo Sari
remaja di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016.
baik.
Tabel 5.10
Hubungan Karakteristik Perkembangan Spritual dengan Perilaku Bullying
siswa di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Tahun
2016
Perilaku Bullying
Perkembangan Jumlah
Terjadi Tidak Terjadi p-value OR
Spritual
f % F % F %
(54,5%) yang memiliki perilaku bullying yang terjadi di SMPN 3 Linggo Sari
remaja di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016.
baik.
93
Tabel 5.11
Hubungan Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja dengan Perilaku
Bullying siswa di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2016
Perilaku Bullying
Perkembangan Jumlah
Terjadi Tidak Terjadi p-value OR
Sosial
f % F % F %
(58.1%) yang memiliki perilaku bullying yang terjadi di SMPN 3 Linggo Sari
remaja di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016.
baik.
5.4 Pembahasan
a. Perkembangan Psikososial
lebih dari separoh memiliki perkembangan yang baik yaitu sebanyak 42 siswa
(55,3%) di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016.
dan berkembangnya stabilitas emosional dan fisik yang relatif pada saat atau
ketika hampir lulus dari SMU. Pada saat ini, remaja dihadapkan pada krisis
Psikososial remaja memungkinkan remaja akan dapat terpengaruh pada apa yang
psikososial remaja yang baik itu berarti mereka sudah mengerti dengan
nya sendiri
b. Perkembangan Kognitif
dari separoh memiliki perkembangan yang baik yaitu sebanyak 46 siswa (60,5%)
dibatasi dengan kenyataan dan aktual, yang merupakan ciri periode berpikir
Pada saat ini mereka lebih jauh ke depan. Tanpa memusatkan perhatian pada
situasi saat ini, mereka dapat membayangkan suatu rangkaian peristiwa yang
hubungan dengan orang tua, dan akibat dari tindakan mereka, misalnya
dari dua kategori variabel pada waktu yang bersamaan. Misalnya, mereka
lingkungan tanpa memikirkan kognitifnya karena masa remaja adalah masa yang
c. Perkembangan Moral
dari separoh memiliki perkembangan yang baik yaitu sebanyak 47 siswa (61,8%)
memiliki moral yang baik, dan memiliki kepribadian yang baik (Argo Widiharto,
2014)
masa remaja akhir dicirikan dengan suatu pertanyaan serius mengenai nilai
moral dan individu. Remaja dapat dengan mudah mengambil peran lain.
dengan orang lain, dan juga memahami konsep peradilan yang tampak dalam
yang telah dirusak akibat tindakan yang salah. Namun demikian, mereka
sebagai akibat dari observasi remaja bahwa suatu peraturan secara verbal
berasal dari orang dewasa tetapi mereka tidak mematuhi peraturan tersebut
atau kalangan sekolah , karena moral salah satu penghambat terjadinya bullying
olegh sebab itu maka moral adalah sangat penting dilakukan dan diterapkan di
menghindari dari bullying. Banyaknya moral responden yang banyak lebih dari
separoh hal ini dikarenakan mungkin banyak siswa sudah mengenal hal hal yang
d. Perkembangan Spritual
dari separoh memiliki perkembangan yang baik yaitu sebanyak 43 siswa (56,6%)
Hai ini juga dinyatakan oleh (Yuniar Arfiani, 2014) bahwa perkembangan
Pada saat remaja mulai mandiri dari orang tua atau otoritas yang
mereka. Sementara itu, remaja lain tetap berpegang teguh pada nilai-nilai ini
sebagai elemen yang stabil dalam hidupnya seperti ketika mereka berjuang
dengan kondisi spiritual di daerah yang maju. Oleh karena itu maka diantara
e. Perkembangan Sosial
dari separoh memiliki perkembangan yang baik yaitu sebanyak 45 siswa (59,2%)
Hai itu sesuai dengan perkembangan sosial yang ada pada remaja yang
diri mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang
mandiri dari wewenang orang tua. Namun, proses ini penuh dengan
ambivalensi baik dari remaja maupun orang tua. Remaja ingin dewasa dan ingin
bebas dari kendali orang tua, tetapi mereka takut ketika mereka mencoba
dengan yang lainnya seperri dengan teman sebayanya dan juga teman sekelsnya
Berdasarkan tabel 5.6 terlihat bahwa perilaku bullying remaja lebih dari
separoh memiliki perilaku yang terjadi yaitu sebanyak 39 siswa (51,3%) di SMPN
siswa, 60,2% siswa pernah melakukan bullying kepada teman dan adik kelas
Menurut Sejiwa (tahun 2008) bahwa Istilah bullying berasal dari kata bull
(bahasa Inggris) yang berarti banteng. Banteng merupakan hewan yang suka
halnya dengan bullying, suatu tindakan yang digambarkan seperti banteng yang
pihak yang kuat tidak hanya secara fisik saja tetapi juga secara mental (Sejiwa,
100
2008). Perilaku bullying juga dapat disebut dengan peer victimization ataupun
hazing.
berulang-ulangdan dengan sengaja untuk menyakiti orang lain baik secara fisik
yang memiliki perilaku bullying yang terjadi di SMPN 3 Linggo Sari Baganti
dimiliki oleh anak sekolah terutama remaja agar jangan melakukan hal hal
perilaku tersebut telah terjadi dalam kurun waktu yang lama dan terjadi di
101
sekolah
siswa remaja di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Tahun
psikososial yang kurang baik berpeluang 0,909 kali memiliki perilaku bullying
yang berasal dari kata kerja dimana ada kaitannya dengan perilaku kekerasan
tersebut atau semakin baik psikososial remaja maka akan semakin baik
perkembangan yang baik. Hal ini juga di dukung oleh data yang menguatkan
yaitu 15,8% siswa selalu memiliki banyak teman di sekolah. 42,1% siswa
26,3% siswa sering membantu orang tua dalam segi pekerjaan yang dilakukan
oleh laki-laki ataupun perempuan karena menyadari diri mereka adalah laki-
(63.3%) yang memiliki perilaku bullying yang tidak terjadi di SMPN 3 Linggo
remaja di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016.
yang kurang baik berpeluang 0,735 kali memiliki perilaku bullying yang terjadi
baik.
yang baik pula akan tetapi maka perkembangan yang baik atau kognitif yang
103
waktu yang lama dan terjadi di berbagai segi kehidupan termasuk juga dunia
dikenal dengan istilah mobbing mob yaitu sekelompok orang yang bersifat
kekerasanya remaja tersebut atau semakin baik pengetahuan remaja maka akan
merasakan perkembangan yang baik hal ini dibuktikan dengan data yang
dahulu sebelum pergi bermain bersama teman. 42,1% siswa selalu bisa
(55,2%) yang memiliki perilaku bullying yang terjadi di SMPN 3 Linggo Sari
remaja di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016.
yang kurang baik berpeluang 1,284 kali memiliki perilaku bullying yang terjadi
baik.
atau remaja tergantung pada moral ajaran mereka yang didapat dari sekolah
atau orang tua maka semakin baikmoral maka akan semakin baik pula tindakan
perilaku mereka . dan ini berkaitan sekali dengan apa yang akan mereka
lakukan pada keadaan di sekolah sehingga ada kaitanya moral dengan bullying
dengan p-value = 0,0043 < 0,05 dengan OR = 3.213 maka perilaku bullying
sebagai intimidasi yang dilakukan oleh individu atau kelompok baik secara
fisik, psikologis, sosial, verbal atau emosional, yang dilakukan secara terus
menerus.
semakin baik moral remaja maka akan semakin tidak terjadi perilaku bullying
Hal tersebut dengan data yang didapatkan yaitu 26,3% siswa selalu mentaati
(54,5%) yang memiliki perilaku bullying yang terjadi di SMPN 3 Linggo Sari
remaja di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016.
106
yang kurang baik berpeluang 1,257 kali memiliki perilaku bullying yang terjadi
baik.
lingkungan oleh sebab itu maka spiritual perlu diperhatikan agar bullying tidak
terjadi
dengan istilah ijime, yang berasal dari kata kerja ijimeru yang memiliki arti
tersebut dimana anak sekolah sebagai remaja tersebut akan berfikir apa yang
akan dilakukannya dan juga semakin baik spiritual mereka maka akan semakin
perkembangan yang baik. Hal ini diperkuat dengan data yang didapatkan yaitu
56,6% siswa menyadari apa yang harus dilakukan sebagai umat yang
beragama. 31,6% siswa selalu melaksanakan ibadah setiap hari. 39,5% siswa
107
harinya.
(58.1%) yang memiliki perilaku bullying yang terjadi di SMPN 3 Linggo Sari
remaja di SMPN 3 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016.
yang kurang baik berpeluang 1,582 kali memiliki perilaku bullying yang terjadi
baik.
remaja yang perlu mendapatkan perhatian dari pihak sekolah ataupun orang
tua karena social remaja saat sekarang ini sangat labil yang perlu dikontrol
kurun waktu yang lama dan terjadi di berbagai segi kehidupan termasuk juga
dunia pendidikan.
Pendapat ini senada dengan Rigby Ken (2003), perilaku bullying dapat
unsur melukai bagi anak yang jauh lebih lemah dibanding pelaku. Dan hal ini
semakin baik perkembangan sosial nya maka akan semakin tidak terjadi
yang baik. Hal ini berkaitan dengan data penelitian yang di dapatkan yaitu,
masalah yang dihadapi oleh siswa. 30,3% siswa selalu bisa menyesuaikan diri
memiliki sahabat ataupun teman dekat. 30,3% siswa menyadari bahwa diri
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.2 Lebih dari separoh responden memiliki perkembangan kognitif yang baik
6.1.3 Lebih dari separoh respondern memiliki perkembangan moral yang baik
6.1.4 Lebih dari separoh responden memiliki perkembangan spiritual yang baik
6.1.5 Lebih dari separoh responden memiliki perkembangan social yang baik
6.1.6 Lebih dari separoh responden memiliki perilaku bullying yaitu sebanyak
6.2 Saran
masyarakat.
\
112
DAFTAR PUSTAKA
Buda M & Szirmai E. (2010). School Bullying in the Primary School Report of a
Coloroso. Barbara. (2007). Stop Bullying: Memutus Rantai Kekerasan Anak dari
Dake A. Joseph, Price H. James, and Telljohann K. Susan. (2003). The Nature and
Extend of Bullying at School. Journal of School Health. Vol. 73. No. 5. Mei
2003. 174.
CDE Press.
Gerda Akbar. (2013). Mental Imagery Mengenali Lingkungan Sosial Yang Baru
Glasser. M, e.g all. (2001). Cycle of Child Sexual Abuse: Links Between Being a
Gunung Mulia.
http://www.kcl.ac.uk/iop/news/records/2014/April/Impact-of-childhood-
20.45 WIB.
of London
Levianti. (2008). Konformitas dan Bullying Pada Siswa. Jurnal Psikologi. Vol 6.
No. 1. 2008. 4.
Cipta
Rigby, Ken. (2003). Bullying Among Young Children: A Guide for Teachers arid
Robison, Kathy. (2010). Bullies and Victims: A Primer for Parents. National
Sanders P. Cheril & Phye D. Gary. (2004). Bullying Implication for the
Sri Wahyuni & M.G. Adivanti. (2010). Correlation Between Perception Toward
Lampiran 1
Kepada yth:
Bapak/Ibu/Sdr/i.
Calon Responden
di
Kenagarian Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan
Dengan Hormat,
NIM : 12103084105018
Peneliti,
Lampiran 2
FORMAT PERSETUJUAN
(Informed Consent)
Nama :
Umur :
Alamat :
Saya menyadari bahwa penelitian ini sangat besar manfaatnya, informasi yang
berikan ini adalah yang sebenarnya dengan tidak ada unsur paksaan dari siapapun juga.
Responden,
117
Lampiran 3
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
No Pernyataan Kategori
Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang Pernah
Perkembangan Psikososial
1. Saya mampu bersosialisasi
dengan teman-teman di
sekolah
2. Saya mampu menentukan
sendiri tujuan hidup dan hal
yang ingin saya capai.
3. Saya bisa menahan emosi
saat bertengkar dengan
teman.
119
Perkembangan Kognitif
4. Saya menguasai pelajaran
yang saya terima di sekolah
5. Saya tahu apa yang harus
dilakukan setelah tamat SMP
Saya dalam belajar mampu
6. menentukan mana yang harus
lebih dahulu di kerjakan.
Perkmbangan Moral
7. Saya mematuhi peraturan
yang berlaku
8. Saya bersedia menerima
hukuman jika melanggar
peraturan
Perkembangan Spiritual
9. Saya memahami apa yang
harus saya lakukan sebagai
umat beragama
10. Saya melaksanakan ibadah
setiap hari
11 Saya diberitahu orang tua
untuk melaksanakan ibadah
setiap harinya
Perkembangan Sosial
12. Orang tua saya selalu
mendengarkan keluh kesah
tentang maslah yang saya
hadapi
13. Saya bisa menyesuaikan diri
untuk masuk dalam
kelompok teman-teman saya
14. Saya memiliki seorang
sahabat yang dekat dengan
120
saya
15. Saya mengetahui dan
menyadari bahwa saya
adalah seorang laki-
laki/perempuan yang sudah
remaja dan saya mampu
untuk membatasi pergaulan
saya dengan lawan jenis.
B. Perilaku Bullying
No Pernyataan Kategori
Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang Pernah
Bentuk-bentuk bullying
1. Saya pernah memukul teman
2. Saya pernah menjambak
teman
3. Saya sering mengejek teman
4. Saya pernah mengancam
teman
5. Saya pernah mempelototi
teman yang tidak sukai
6. Saya pernah meminta uang
secara paksa pada teman
ataupun adik kelas saat jam
istirahat
7. Saya pernah
menyebarluaskan tentang
keburukan tman agar tidak
ada yang mau berteman
dengannya
DOKUMENTASI
Gambar 1. Perkenalan hari pertama kepada siswa siswi SPMN 3 Linggo Sari
Baganti
127
Gambar 5. Pengisian Kuesioner oleh responden dibantu oleh Bapak Edi Agusman
131
Gambar 6. Proses pengisian kuesioner oeh siswa siswi SMPN 3 Linggo sari
baganti