Anda di halaman 1dari 18

ANEMIA DEFISIENSI BESI

PADA KEHAMILAN

Oleh:
Aloysia M.B. osok
0100840142

PEMBIMBING:
dr. Daniel Usmany, Sp.OG
Latar Belakang
Anemia masih menjadi
permasalahan kesehatan
pada wanita hamil.

Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia Defisiensi besi adalah masalah yang sering
masih tinggi karena rendahnya tingkat pada wanita hamil, karena membutuhkan
pendidikan, sosial ekonomi, dan kepatuhan kebutuhan gizi khususnya zat besi untuk
meminum pil besi. pertumbuhan janin.

Anemia defisiensi besi merupakan


anemia mikrositik-hipokromik yang Zat besi dianggap sebagai salah satu
terjadi akibat defisiensi besi dalam zat gizi mikro yang berperan
diet, atau kehilangan darah secara terhadap terjadinya anemia.
lambat dan kronis.
Definisi

Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal,
berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan kehamilan.

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi
untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya
mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang.

Anemia defisiensi besi pada kehamilan didefinisikan sebagai kadar sel darah atau
Hemoglobin < 11 g/dL pada trimester I dan III, dan pada trimester ke-II kadar hemoglobin
<10,5 g/dL yang diakibatkan oleh keadaan zat besi yang tidak adekuat dalam proses
pembentukan sel darah.
Tabel 1. Batas normal kadar Hb menurut umur dan jenis kelamin

Kelompok Umur Hemoglobin (gr/dl)

6 -59 bulan 11,0

5 -11 tahun 11,5


Anak-anak
12 -14 tahun 12,0

Wanita > 15 tahun 12,0

Wanita hamil 11.0


Dewasa
Pria > 15 tahun 13,0
Epidemiologi 50%
Ibu Hamil di
Afrika

75 %
WHO 2010 Negara 63,5%
Berkembang Ibu Hamil di
Indonesia

30-40%
Anak-ank usia
pra sekolah dan 88%
Ibu Hamil di Ibu Hamil di
Amerika India
ETIOLOGI

Volume
Darah
Kebutuhan Diet
yang
Zat besi
buruk

Perdarahan
ADB Mal
absorbsi

Penyakit
Kronis Infeksi
Patofisiologi
Volume Kebutuh
darah an Besi
Penurunan
total besi

Faktor
Penurunan
pencetus
cadangan
besi

besi pembentukan
plasma Hemoglobin
jumlah eritrosit
protoporfirin

produksi eritrosit
mikrositik

penurunan
nilai
hemoglobin.
DIAGNOSIS

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

Perasaan lemah, mudah lelah Tanda Vital :(Nadi , Pemeriksaan darah tepi : Hb <
dan kelesuan pernapasan dan tekanan 11 g/dl (pada trimester I dan III)
darah atau < 10,5 g/dl (pada trimester
Gangguan pencernaan II)
Inspeksi : Pucat pada kulit, Ht <30%
Kehilangan nafsu makan. Conjungtiva anemis, Angular
stomatitis, glossitis, kimia darah : besi serum rendah
koilonychias. (<15-60 mcgr/100cc),
Palpitasi
TIBCmeningkat
Dispnea Palpasi :Akral dingin (>500mcgr/100cc), ferritin
Pusing serum <10 sampai 15 mg/L ,
Edema Auskultasi : sistolik murmur saturasi besi rendah dibawah
Gagal jantung kongestif dapat didengar di daerah 16%
mitral
Morfologi Mikrositik Hipokromik
Diagnosis Banding
Anemia Anemia Thalasemia Anemia
defesiensi penyakit kronik Sideroblastik
besi

MCV /N /N
MCH /N / N
MCHC /N
Fe Serum < 30 < 50 N/ N /
TIBC > 360 < 300 N/ N/
Feritin Serum < 20 g/l N 20-200 N / > 50 > 50
g/ l g/ l g/ l

Cadangan besi SST (-) (-) (+) (+)


1 2 3 4
Menentukan Mengeleminasi Terapi replacement Evaluasi respon
penyebab anemia penyebab yang efektif terapi
defisiensi besi
Replacement
Terapi besi oral Fe elemental 3x200 mg
Durasi : Hingga 3 bulan setelah Hb normal
.

Terapi besi parenteral ferrous


sucrose atau iron dextran.
Peningkatan Hb ~ dengan terapi Fe
oral.

Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan WHO hal; 161
Risiko Maternal dan Janin :

Trimester I Trimester II Persalinan

Memiliki fisik yang


lemah
Persalinan prematur Atonia Uteri
Maternal Abortus Perdarahan antepatum Inersia uteri
HPP
Syok

Asfiksia intrauterin Berat bayi lahir rendah


Abortus
Janin IUFD IQ rendah
PENCEGAHAN

Penyuluhan intensif higienie dan sanitasi lingkungan

Program pendidikan gizi untuk masyarakat dan petugas


kesehatan

Peningkatan sosial ekonomi masyarakat dan penyediaan bahan


makanan yang bernilai gizi tinggi

Menanamkan pengertian yang mendalam akan arti dan akibat


dari anemia gizi kepada masyarakat dan petugas kesehatan

Iron fortification (Konsumsi makanan kaya zat besi)


KESIMPULAN
Anemia defisiensi besi pada kehamilan terjadi karena pada ibu hamil mengalami peningkatan

kebutuhan zat besi dua kali lipat akibat peningkatan volume darah dan ekspansi volume plasma,

untuk memenuhi kebutuhan ibu dan pertumbuhan janin dimana ibu tersebut tidak memiliki

cadangan besi yang adekuat.

Adapun penyebab anemia defisiens besi pada ibu hamil terdiri dari beberapa faktor diantaranya:

faktor kebutuhan yang meningkat, faktor diet yang buruk dan malabsorbsi, penyakit infeksi,

penyakit kronis dan juga perdarahan.


Continue.
Diagnosis esensial dari aenemia defisiensi besi dapat beberapa keluhan seperti, khoilonichia,

papil lidah atrofi, stomatitis angularis, disfagia dari pemeriksaan penunjang didapatkan

adanya penurunan Hb, PCV eritrosit, indeks eritrosit yang abnormal, didapatkan anemia

mikrositik hipokromik, SI rendah, TIBC meningkat, saturasi besi <16%, serum ferritin < 12

mcg/100cc.

Adapun terapi dan pencegahan. Memberikan diet yang kaya kalori, protein, zat besi dan

selain itu meningkatkan konsumsi penyerapan besi yang banyak mengandung vitamin C, juga

menghindari makanan yang dapat menghambat penyerapan besi .Memberikan preparat besi

dan tablet vitamin C dan mengatasi penyebabnya .


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai