Anda di halaman 1dari 84

Hemato – Onkologi Anak

Akmalia Rizke Nur F G992003011


Chris Nandita M G992003030

FAKULTAS
KEPERAWATAN
DAN
KEBIDANAN

dr. Bayu Prabowo, Sp.A, MBiomed


01 Definisi
Definisi:
• Hematologi : Yunani – haima (darah) dan logos (pengetahuan)  ilmu yang mempelajari tentang darah
darah dan segala permasalahannya
• Onkologi : ilmu kedokteran yang berfokus pada penyakit kanker
• Anak : usia 0 – 18 tahun

Hematologi : Onkologi :
• Anemia (defisiensi besi, thalasemia, dll) • Tumor padat (neuroblastoma, nefroblastoma, ca
• Trombositopenia (ITP, dll) tulang, dll)
• Gangguan koagulasi (hemofilia, dll) • Kanker darah (leukemia, limfoma, histiocytosis)
02 HEMATOLOGI
02.A ANEMIA
Nilai Hb kurang dari normal
KLASIFIKASI

MENURUT MORFOLOGI MENURUT ETIOLOGI


• Kehilangan darah
(akut/kronik)
• Aktivitas eritropoisis
berkurang
(gizi/aplastic/keganasan)
• Destruksi eritrosit meningkat
(thalassemia, infeksi)
Diagnosa
Banding
Diagnosa Banding
ANEMIA DEFISIENSI BESI :
• Anemia defisiensi besi (ADB) merupakan anemia akibat kekurangan zat besi untuk sintesis hemoglobin
• Defisiensi nutrisi paling banyak pada anak, terutama di negara berkembang

Epidemiologi:
• Prevalensi anemia defisiensi besi (ADB) pada anak
balita di Indonesia sekitar 40-45%
• Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun
2001:
Bayi 0-6 bulan : 61,3%
Bayi 6-12 bulan : 64,8%
Balita : 48,1%
Etiologi Patofisiologi

• Asupan diet besi yang inadekuat • ADB merupakan hasil akhir keseimbangan
negatif besi yang berlangsung lama.
Kurang konsumsi daging, sering konsumsi teh
• Tahap pertama (iron depletion/store iron
• Kebutuhan besi yang meningkat
deficiency) ditandai dengan berkurangnya atau
Bayi premature, IUGR, anak usia 13-17 tahun, tidak adanya cadangan besi.
menstruasi, overweight/obesitas
• Tahap kedua (iron deficient erythropoietin/iron
• Kehilangan besi limited erythropoiesis) didapatkan suplai besi
yang tidak cukup untuk menunjang
Menorragia, perdarahan saluran cerna eritropoisis.
• Kurangnya penyerapan besi • Tahap ketiga (iron deficiency anemia) terjadi
Celiac disease, inflammatory bowel disease, bila besi yang menuju eritroid sumsum tulang
infeksi H. pylori tidak cukup sehingga menyebabkan
penurunan kadar Hb.
Tahapan
kekurangan
besi.
• Pucat yang berlangsung lama tanpa manifestasi
perdarahan

• Mudah lelah, lemas, mudah marah, daya tahan


tubuh terhadap infeksi menurun, gangguan
perilaku dan prestasi belajar

• Koilonychia/kuku sendok

Gejala dan • GIT: nafsu makan menurun, gejala iritabel dan


anoreksia, disfagia, gemar memakan makanan yang
Manifestasi Klinis tidak biasa (pica)

• CV: takikardia, kardiomegali, gagal jantung kongesti


Darah lengkap:
• Hemoglobin rendah
• MCV, MCH, MCHC rendah
• RDW lebar (>14.5%)
• Retikulosit normal atau menurun
Mentzer index (ratio MCV/RBC) >13

04

Darah tepi:
• Mikrositik, hipokromik, anisositosis, sel target
Pemeriksaan
Penunjang Kadar besi:
• Fe serum rendah <50 μg/dL (N: 80-100 μg/dL)
• TIBC rendah
• Serum ferittin <12 ng/mL
• Serum transferrin receptor (STfR) tinggi
• Zinc protoporphyrin (ZPP) meningkat
• Saturasi transferrin <15% (N: 20-50%)
Normal

Gambaran
Darah Tepi.
Mikrositik
Hipokromik
Sel target
Anisositosis
Kriteria diagnosis WHO:
• Kadar Hb kurang dari normal sesuai usia
• Konsentrasi Hb eritrosit rata-rata 31% (N: 32-35%)
• Kadar Fe serum <50 μg/dL (N: 80-100 μg/dL)
• Saturasi transferrin <15% (N: 20-50%)

Penegakan Bila sarana terbatas:


Diagnosis •

Anemia tanpa perdarahan
Tanpa organomegali
• GDT: mikrositik, hipokromik, anisositosis, sel target
• Respon terhadap pemberian terapi besi
Preparat besi:
• Dosis: 4-6 mg/kgBB/hari besi elemental
• Ferrous fumarate : 33% besi elemental
• Ferrous glukonas : 11.6% besi elemental
• Ferrous sulfat : 20% besi elementaL

• Respon terapi: kenaikan kadar Hb sebesar ≥ 2g/dL


selama 1 bulan. Bila respon ditemukan  lanjutkan

Terapi selama 2-3 bulan.

Transfusi darah:
• Jarang diperlukan, hanya pada anemia sangat
berat (Hb <4 g/dl) : komponen PRC.
Pencegahan PRIMER:
• ASI ekslusif hingga 6 bulan dan menunda
pemberian susu sapi hingga usia 1 tahun
• Memberikan MPASI tepat pada waktunya (setelah

Pencegahan
usia 6 bulan)
• Pemberian vitamin C dan menghindari pemberian
PRIMER bahan yang menghambat absorbsi besi
• Meningkatkan asupan makanan yang mengandung
kadar besi hewani
Skrining ADB:
• Pemeriksaan Hb/Ht (waktu masih kontroversial).
AAP: 9-12 bulan, 6 bulan kemudian, dan usia 24
bulan. Daerah dengan resiko tinggi: setiap tahun
sejak usia 1-5 tahun.
• MCV, RDW, ferritin serum, dan trial terapi besi
sampai usia remaja.

Pencegahan
• MCV rendah dan RDW lebar

SEKUNDER Suplementasi besi:


• Terutama pada daerah dengan prevalensi yang
tinggi. Dosis yang dianjurkan:
• BBL normal sejak usia 6 bulan : 1 mg/kgBB/hari
• Bayi 1-2 kg, sejak usia 2 mgg : 2 mg/kgBB/hari
• Bayi 1-1.5 kg, sejak usia 2 mgg : 3 mg/kgBB/hari
• Bayi <1 kg, sejak usia 2 mgg : 4 mg/kgBB/hari
Thalasemia
 Thalasemia merupakan pengelompokan heterogen dari kelainan
genetik yang diakibatkan oleh penurunan sintesis rantai alfa atau
beta dari hemoglobin (Hb).
Definisi

 Thalasemia adalah kelainan darah yang diturunkan dari orang tua.


 Jika tubuh tidak cukup memproduksi salah satu dari rantai alfa atau beta, sel darah merah tidak terbentuk dengan
benar dan tidak dapat membawa oksigen yang cukup.
 Kelainan ini menyebabkan anemia yang dimulai pada masa kanak-kanak dan berlangsung sepanjang hidup.
Epidemiologi

 7% populasi dunia sebagai pembawa sifat thalasaemia


 Kematian yang disebabkan thalasemia sekitar 50.000 – 100.000
anak dimana 80% nya terjadi di negara berkembang.
 Thalasemia ditemukan di semua kelompok etnis dan di hampir
setiap negara di seluruh dunia.
 Thalassemia alfa lazim terjadi di populasi Asia dan Afrika.
 Thalassemia beta lazim terjadi di populasi Mediterania, meskipun
relatif umum di Asia Tenggara dan Afrika juga dengan prevalensi
sekitar 10%.
 Pada tahun 2016 di Indonesia tercatat prevalensi penderita
thalassemia mayor sebesar 9.121 orang.
Etiologi

 Thalasemia terjadi akibat kelainan genetik.


 Hemoglobin terbuat dari dua protein yaitu alfa globin dan beta globin → thalassemia terjadi ketika ada cacat
pada gen yang membantu mengontrol produksi salah satu protein.

23
24
Thalasemia

Kelainan Genetik Secara Klinis

1. Thalasemia Alfa 1. Thalasemia Mayor


2. Thalasemia Beta 2. Thalasemia Minor
Patofisiologi Thalassemia Beta

26
Anamnesis
Umum Spesifik

 Pucat (akut/ kronik)  Perut membesar

 Lemas  Pertumbuhan terhambat

 Sering mengantuk  Riwayat transfusi berulang

 Mudah tersinggung  Riwayat keluarga yang

 Cepat lelah saat menderita thalassemia


beraktivitas  Riwayat fraktur patologis

 Gangguan prestasi belajar


Pemerik Umum

saan  Konjungtiva anemis


Fisik  Mukosa bibir pucat
 Palmar crease/ palms
 nail beds pallor
 Murmur sistolik (Hb <5
g/dl)  takikardia, gagal
jantung

28
Pemerik Spesifik

saan Fasies Cooley


Fisik Hepatosplenomegali

Gizi kurang/buruk

Perawakan pendek

Hiperpigmentasi kulit

Pubertas terlambat

Ikterus ringan

29
Pemeriksaan
Penunjang Umum Spesifik

 Darah tepi lengkap  Elektroforesis hemoglobin


 MCV sebelum transfusi/ 1 bulan
 MCH setelah transfusi terakhir

 MCHC  Elektroforesis hemoglobin

 Hapusan darah tepi: hipokrom, orang tua & saudara

mikrosit, anisopoikilositosis, sekandung

normosit, tear drop cells, sel cerutu,  Analisis DNA

sel target, sferosit, polikromasi,


eritroblast (+)

30
31
Non Medikamentosa

 Nutrisi
 Banyak minum teh kental
 Hindari bahan makanan kaya zat besi terutama daging merah dan
jeroan, alkohol
 Perbayak kalsium, makanan rendah besi : sereal, gandum, dll
 Lengkapi Imunisasi
 Terapi psikososial
Transfusi dan
Medikamentosa
 Transfusi darah

 Asam folat 2x5 mg po; anak < 2 tahun 1x1 mg po

 Vitamin E 1x 100 IU

Bila Feritin > 1000 ng/ml  mulai Kelasi Besi


 Deferoxamin (Desferal®)  SC/ IV/ IM

 Deferipron (Feriprox®)  50-100mg/kg/hari, 3x sehari, po

 Deferasirox (Exjade®)  25-30 mg/kg/hari, 1x sehari, po


 Hematologi  Periksa ferritin serum  transfusi 3000-5000
ml / 15-20x transfusi
 Hati  SGOT, SGPT, bilirubin, albumin, hepatitis marker, PT/APTT
Evaluasi  Jantung  echocardiografi (EF)
 Endokrin  profil hormone, GDP/ PP, elektrolit darah (Calsium
& Phospat)
 Pulmonologi  uji fungsi paru
 Pencitraan  Bone survey
Indikasi: Splenektomi

 Tanda hipersplenisme dini  kebutuhan transfusi


darah mencapai 200-250ml/kg/tahun
 Tanda hipersplenisme lanjut  pansitopenia
 Limpa > 6 cm bac, yang menyebabkan rasa tidak
nyaman dan mencegah terjadinya ruptur
 Transplantasi sumsum tulang jika tersedia donor dan
dana
Syarat:
 Pasien berusia >5 tahun
 Melengkapi imunisasi
Pencegahan
dan Edukasi

36
Prognosis

 Prognosis bergantung pada tipe dan tingkat keparahan


dari talasemia
 Thalasemia minor memiliki prognosis yag baik, tetapi
pada kasus thalasemia berat, hasil akhir pasien sangat
bergantung dari terapi transfusi dan kelasi besi yag
didapatkan.
02.B TROMBOSIT
Immune thrombocytopenic purpura (ITP) atau yang
dulu dikenal dengan idiopathic thrombocytopenic
purpura merupakan kelainan perdarahan yang

ITP
disebabkan oleh destruksi prematur trombosit yang
meningkat akibat adanya autoantibodi yang
mengikat antigen di trombosit.

Pada anak-anak, ITP merupakan kasus akut yang


biasanya didahului oleh infeksi dan dapat sembuh
sendiri (self-limiting disease).
Etiologi

ITP Primer ITP Sekunder

● ITP primer merupakan ITP dengan penyebab yang ● ITP sekunder merupakan ITP yang disebabkan oleh
tidak diketahui (idiopatik). penyebab sekunder, seperti infeksi, autoimun,
● ITP primer merupakan diagnosis eksklusi setelah neoplasma, dan obat-obatan. Infeksi merupakan
penyebab lain tidak dapat ditemukan. etiologi ITP paling sering.
● Infeksi yang dapat menyebabkan terjadinya ITP
antara lain: virus hepatitis c, Helicobacter pylori,
tuberkulosis, HIV , infeksi virus lain, dan pasca
imunisasi

(Sari, 2018)
Epidemiologi
● 4 – 8 kasus per 100.000 anak per tahun
● lebih tinggi pada anak usia 2 – 4 tahun.
● Perempuan lebih berisiko dibandingkan laki-laki
● Insidensi dan prevalensi ITP meningkat seiring dengan peningkatan
usia

(Moulis et al, 2011)


Terminologi ITP
Immune thrombocytopenia Newly diagnosed ITP

Menggantikan terminologi Menggantikan terminologi ITP


immune thrombocytopenia
akut (jumlah trombosit <
purpura
100.000/uL yang berlangsung
hingga 3 bulan)

ITP Persisten ITP Kronik

ITP (jumlah trombosit ITP yang berlangsung >12 bulan


<100.000/uL) yang berlangsung
3-12 bulan

(Sari, 2018)
Patofisiologi

(Moukhader et al, 2016)


Patogenesis

(Swinkels et al, 2018)


Patofisiologi
Disregulasi Imun

(Sari, 2018)
Tanda dan Gejala

Anamnesis Pemeriksaan Fisik


• Riw. Pengobatan
• Riw. Infeksi virus • Purpura • Pada perempuan

• Riw. Imunisasi • Jarang ditemukan: • Pteki


• Bula berdarah regio
oral • Epistaksis
• Epistaksis
• Perdarahan • Menoragia
gastrointestinal
• Perdarahan
konjungtiva
• Hemturia

(Vaillant et al, 2020)


Pemeriksaan Platelet Coomb’s Test
Penunjang
• Terdeteksi anti-platelet antibody

Indirect Test
LAB
• Terdeteksu serum antibodi terhadap
• Trombosit rendah <40rb/uL platelet
(antibody Anti-glikoprotein IIb/IIIa)
Apusan Darah
Tes lain
• Trombosit berukuran besar dan
fragmen trombosit kecil
• ELISA
• Tes aktivasi limfosit
Pemeriksaan Sumsum Tulang

• Peningkatan jumlah megakariosit Tes lain berkaitan dengan SLE

• ANA (antinuclear antibodies)


Diagnosis
▫ Diagnosis ITP ditegakkan setelah penyebab
trombositopenia lain dapat disingkirkan.
▫ Beberapa infeksi perlu disingkirkan seperti HIV, Hepatitis C,
Helicobacter Pylori, dan CMV.
▫ Kecurigaan ke arah keganasan dan pengaruh obat seperti
valproat, heparin juga harus disingkirkan.
▫ Pemeriksaan antibodi antifosfolipid dan lupus
anticoagulant harus diperiksa bila gejala ITP menjadi
persisten/kronik.

(Sari, 2018)
First Line

• Corticosteroid
• IVIG
• Anti-RhD

Second Line

Terapi
• Rituximab
• Splenectomy
• Danazol

Novel Agen

• TPO receptor antagonis


• Romiplostim
• Eltrombopag
• Syk Inhibitor
• Anti CD40L

(Moukhader et al, 2016)


Tatalaksana

(Sari, 2018)
02.C KOAGULASI
HEMOSTASIS
Synergistic responses of vascular - platelets - clotting factors,
and its counter balance mechanism
HEMOSTASIS
Kaskade koagulasi

‘Dynamic walls’
HEMOSTASIS

Perdarahan (AKSI) → Penambalan (REAKSI)

1
3
2 Platelet Coagulation

4 Fibrinolysis
HEMOSTASIS

PROCOAGULATION ANTICOAGULATION

THROMBOSIS HEMORRHAGE
PENDEKATAN DIAGNOSIS
Letak defek
• Vaskular  vaskulopati
• Trombosit  trombositopati
• Faktor koagulasi  Koagulopati

Jenis defek
• Kwalitas (genetik)
• Kwantitas (produksi , konsumsi , kombinasi)
Etiologi
• Hereditar
• Akwisita
Laboratorium
• Jumlah trombosit
• BT, PPT, aPTT, factor assay
PENDEKATAN DIAGNOSIS

Anamnesis
• Riwayat perdarahan (berulang, manifestasi, target organ)
• Riwayat keluarga
• Faktor risiko

Pemeriksaan fisik
• Defek vaskular, trombosit, faktor koagulasi
Laboratorium
• Esensial untuk diagnosis
• Jumlah trombosit, BT, PPT, aPTT, factor assay
Lain-lain
• Imaging (lokasi, luas, dll)
PENDEKATAN TATALAKSANA
Kausatif (STOP PERDARAHAN)
• Vaskulopati  Torniquet/bandage, penjahitan
• Trombositopati  Transfusi konsentrat trombosit
• Koagulopati  Faktor koagulasi

Tatalaksana dampak
• Anemia, payah jantung
• Syok hipovolemik
• Compartment syndrome/SOP
Waktu
• Profilaksis
• On demand
03 ONKOLOGI
KANKER
ANAK
TIPE KANKER ANAK BERDASAR USIA
Retinoblastoma
Neuroblastoma
Wilms tumor
Non Gonadal Germ ce l
tumor
Hepatoblastoma
Leukemia limfoblastik

Tumor tulang
Hodgkin
Gonadal Germ ce l tumor
NHL
Leukemia non limfoblastik
Tumor epitelial
PERBEDAAN SKRINING DAN DIAGNOSIS DINI
BERDASAR ONSET GEJALA

WHO, 2017
10-11 Novembr 2018
FAKTOR – FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KETERLAMBATAN DIAGNOSIS
DAN KEPATUHAN BEROBAT

ovembe r2018
12

PENGENDALIAN
AN
KANKER SECARA
R
KOMPREHENSIF
A
17

ELEMEN UTAMA DETEKSI DINI KANKER

Step 1 Step 2 Step 3

Kesadaran akan gejala, Akurasi Uji dx Rujukan Dapat diakses &


mencari dan mengakses dx klinis & u Tx kualitas tinggi
perawatan staging
CONTOH INTERVENSI BERDADASARKAN
TINGKAT PERAWATAN
PELAYANAN PRIMER
Diagnosis Terapi Fun gsi Lain
• Pengenalan gejala & • Prosedur dasar • Edukasi kesehatan,
tanda kanker • Edukasi pasien dan konseling
• Evaluasi klinis yang rehabiitasi • Koordinasi pelayanan
sesuai antar fasilitas
• Rujukan dini kasus kesehatan
yang dicurigai • Suportif, paliatif,
perawatan survivor
CONTOH INTERVENSI BERDADASARKAN
TINGKAT PERAWATAN
PELAYANAN SEKUNDER
Diagnosis Terapi Fun gsi Lain
• Cytology • Pembedahan • Koordinasi dengan
• Biopsy komplek yang pelayanan primer
• Routine histopathology moderat dan tertier
• X-ray • Kemoterapi rawat • Suportif, paliatif dan
• Ultrasound
jalan perawatan survivor
• Endoscopy
CONTOH INTERVENSI BERDADASARKAN
TINGKAT PERAWATAN
PELAYANAN TERTIER
Diagnosis Terapi Fun gsi Lain
• Cytology • Radioterapi • Komunikasi dengan
• Biopsy • Pembedahan perawatan tingkat
• Histopathology kompleks
• Prognostic markers primer dan
• Kemoterapi sekunder,
• Immunochemistry
• Rehabilitasi
• X-ray
• Terapi Target • Membalas rujukan
• Ultrasound • Perawatan paliatif
• Endoscopy • Imunoterapi
• Computerized dan persalinan
tomography suportif
CEK DAN IDENTIFIKASI
Setiap pasien di tanya keluhan utama, cek tanda bahaya umum, ada tidak keluhan batuk & sesak napas, deare, demam
masalah telinga, dan lainnya
Setiap kasus di-assess: status nutrisi, anemia, status pertumbuhan, dan imunisasi
DITENTUKAN APAKAH ANAK MENDERITA
KANKER

Tanya Observasi, dirasakan,


identifikasi
Klasifikasi
• Demam > 7 hari, kelingat malam • Pendarahan
• Nyeri kepala? • Abnormalitas mata
• Nyeri tulang? Intensitas? • Pembesaran lnn > 4 minggu
• Penurunannafsu makan, penurunan • Gejala dan tanda neurologi
BB dalam 3 bulan? • Gangguan visus
• Teraba massa di perut
• Heptosplenomegali
• Pembesaran area tertentu dalam
tubuh
KLASIFIKASI ANAK CURIGA KANKER
KLASIFIKASI
Assessment Klas ifikasi Terapi

Satu dari gejala berikut: • Rujuk segera ke ahli


•Demam > 7 tahri tanpa sebab jelas Nyeri darah dan kank er anak
kepala:progresif/menetap, terutama bangun tidur • Stab ilisasi
• Cairan iv kalau perlu
disertai muntah Oksigen
Mungkin kanker
•Nyeri tulang yang progresif/menetap dalam 1
atau sakit berat • Tatalaksnaa nyeri
bulan terakhir • Tatalaksana hipertensi ic
•Tanda perdarahan • Eduk asi oran g tua
•Konjungtiva dan palmar anemia • Komunikasi dengan
•Leukokoria
•Strabismus: Aniridia rumah saki t rujukan
•Heterochromia(Warna mata berbeda)
•Hyphema (pendarahan di mata
•Proptosis (mata bulging)
KLASIFIKASI
Assessment Klas ifikasi Terapi

On e of the following signs: • Rujuk segera ke ahli


•Pembesaran lnn > 2,5 cm, keras, tidak nyeri > 4 minggu darah dan kank er anak
• Stab ilisasi
•Gejala dan tanda neurologi acut dan fokal progresif: • Cairan iv kalau perlu
•Kejang tanda ada penyebab penyakit syaraf yang Mungkin kanker Oksigen
mendasari atau sakit berat • Tatalaksnaa nyeri
•Kelemahan unilateral • Tatalaksana hipertensi ic
•Fisik asimetri (wajah) • Eduk asi oran g tua
•Perubahan kesadaran, mental • Komuni kasi deng an
•Kehilangan keseimbangan saat jalan rumah sakit rujukan
•Sulit bicara
•Gangguan visual
•Teraba massa di perut
•Hepatosplenomegali
•Massa di bagian tubuh tanpa tanda inflamasi
BENDERA MERAH KEMUNGKINAN KANKER
30
KLASIFIKASI
Assessment Klas ifikasi Terapi
Satu dari gejala berikut: • Review PX fisik
•Hilang nafsu makan dalam 3 bulan • Review diet dan koreksi atau rujuk
•Kehilangan berat badan dalam 3 bulan ke ahlinya Lacak kemungkinan TB,
•Merasa lelah, fatigue dalam 3 bulan HIV
Keringat malam tanpa sebab yang jelas • Pikirkan ADB, suplementasi Fe 14
•Pucat di konjungtiva dan palmar haru, Periksa MDT
•Limfadenopati nyeri < 4 minggu, diameter Risiko kanker • Limfadenopati, terapi antibiotik 14
2,5 cm, konsistensi tidak keras hari, bila tidak membaik rujuk
•Pembesaran bagian tubuh tanpa tanda • Edukasi tanda bahaya umum untuk
infamasi kembali segera
• Monitoring imunisasi, pertumbuhan,
dan perkembangan

Tidak memenuhi kriteria di atas Bukan kanker • Monitoring imunisasi, pertumbuhan


dan perkembangan
• Lingkungan bebas rokok
• Diet sehat dan aktifitas fisik regular

Novembe r2018
TANDA DAN GEJALA PADA MATA

Retinoblastoma unilateral

Retinoblastoma bilateral

Leukokoria
LIMFADENOPATI CERVICAL

• Unilater ality • Lymphoma, Leu kem ia.


Ukuran > 2.5 cm. Lan gerh an s cell
• Tidak nyeri histiocytosis. Metas
• Keras
• tasis: rhab domyosarco
Lokasi posterior-sampai regi o
sternocleidomastoid /supraclavicular ma,, Thryroid neu robl
• Prog resif atau tidak mengecil dalam 4 minggu astoma, nasopharyn g
• Tidak ada infeksi orofaring atau kulit eal.
• Melekat pada jaringan di baw ahn ya
Wilms Tumor
Burkitt’s Lympho ma
Osteo sarcoma

Ewing Sarc oma

Langerhans cell Hystiocytosis


“Kanker anak tidak
dapat dicegah,
tetapi dapat
dideteksi pada
tahap awal”
Thankyou.

Anda mungkin juga menyukai