Anda di halaman 1dari 92

Laporan Kasus

Pasien Lanjut Usia dengan Sindrom Geriatri

Presentan :
Alifia Shafanaura Pamuji – 2210221046

Pembimbing :
dr. Anjar Budi Astoro, Sp.PD, FINASIM
Daftar Isi

1 PENDAHULUAN 3 TINJAUAN
PUSTAKA

2 STATUS PASIEN 4 KESIMPULAN


1
Pendahuluan
Pendahuluan

● Pada lansia, cadangan sistem fisiologis menurun dan kerentanan terhadap berbagai
penyakit bahkan kematian meningkat secara signifikan.

● Data Riskesdas = umur Harapan Hidup di Indonesia meningkat; 68,6 tahun (2004)
>>> 72 tahun (2014).

● 2021, proporsi lansia = 10,82 % atau sekitar 29,3 jt >>> Rasio ketergantungan
penduduk tua terhadap penduduk muda meningkat

● Salah satu permasalahan = Masalah kesehatan >>> penurunan status fungsional &
QoL
2
Status
Pasien
Identitas Pasien
Nama : Ny. Simanjuntak
Tanggal Lahir : 11 Maret 1941 (81 Tahun)
No. Rekam Medis : 975***
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah (janda)
Alamat : Pulo Gadung
Agama : Kristen protestan
Suku bangsa : Batak
Pendidikan : SMA
Tanggal Masuk RS : 14 Januari 2023, 21.40 WIB
Anamnesis
Anamnesis dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis
dengan pasien dan keluarganya di IGD dan Paviliun
Soediro Kertohusodo RSPAD Gatot
Subroto Lantai 2 pada tanggal 14 dan 16 Januari 2023.

Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan sesak napas sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang
● Pasien datang ke IGD RSPAD pada tanggal 14/01/23 jam 21.40
malam dengan keluhan sesak napas yang memburuk sejak 3 jam SMRS.
Sesak napas sudah dirasakan sejak 1 hari sebelumnya. Keluhan timbul
dikarenakan obat rutin pasien habis, namun pasien tidak mengatakannya
kepada keluarganya. Pasien sempat berobat ke puskesmas pada tanggal
13 Januari untuk mengatasi keluhannya dan diberi obat vitamin B
kompleks, namun tidak membaik. Pada tanggal 14 Januari malam,
keluhan sesak napas memburuk. Sesak napas dirasakan timbul secara
perlahan dan semakin memberat. Sesak dirasakan memberat apabila
pasien tidur terlentang dan berkurang saat duduk atau tidur
menggunakan bantal lebih dari 2. Sesak napas dirasakan sama saja
ketika malam maupun pagi hari dan tidak disertai suara napas
tambahan.
Riwayat Penyakit Sekarang
● Sebelum masuk ke IGD, pasien terbangun dari tidur karena sesak. Sesak
tidak disertai nyeri dada, namun disertai batuk berdahak. Batuk
berdahak dirasakan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, terjadi
pada malam maupun siang hari. Dahak berwarna kuning kehijauan
kental. Sesak juga disertai dengan rasa mual dan kembung yang tidak
membaik setelah makan. Selain sesak, pasien juga mengeluhkan lemas
dan mudah capek ketika berjalan atau beraktivitas. Lemas dan mudah
capek tidak disertai dengan muntah darah, BAB hitam, BAK seperti teh,
mimisan, gusi berdarah, memar, pasien sudah menopause dan tidak lagi
menstruasi. Pasien mengaku sudah beberapa bulan terakhir mengalami
penurunan nafsu makan, makan hanya 5 sendok sebanyak 2-3 kali, dan
terkadang hanya ingin minum susu saja.
Riwayat Penyakit Sekarang
● Tidak ada demam atau keringat di malam hari sebelum masuk rumah
sakit. Tidak ada bengkak, muntah, nyeri perut, mencret, menggigil,
nyeri kepala, nyeri tenggorokan, nyeri sendi, pilek, gejala kuning,
dan benjolan di daerah perut. Anak pasien mengatakan BAK pasien
sedikit dan terkadang sedikit berbusa, namun warna kuning jernih
dan tidak nyeri saat berkemih, pasien juga tidak dapat menahan
kencing dan sering mengompol. BAB pada pasien seringkali sulit
karena bab keras dan hal tersebut diatasi dengan pemberian
microlac, warna bab coklat normal dan tidak disertai darah. Pasien
memiliki penyakit hipertensi, riwayat alergi makanan udang dan ikan
teri, namun tidak memiliki riwayat asma. Penyakit gula pada pasien
disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
2010 2016 2020 2021 13 Jan 2023

Mengalami Mengalami Terkena Terkena penyakit Memgalami sesak


nyeri dada yang bengkak penyakit infeksi saluran napas dan datang
menjalar dan pada kaki Pneumonia kemih ke puskesmas
didiagnosis dan untuk berobat
dengan didiagnosis namun tidak
penyakit penyakit membaik
jantung ginjal
koroner kronik
Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada yang mengalami keluhan seperti pasien.
- Adik riw DM (+), sirosis hepatis (+)
- Hipertensi, jantung, paru, keganasan, stroke pada keluarga disangkal.

Riwayat Pengobatan
● Candesartan
● Oros
● Allupurinol
● B12
● Asam folat
Riwayat Sosial & Ekonomi
- Pasien tinggal di rumah bersama cucu dan anak-anaknya (ber 7).
- Pasien menikah umur 18 tahun, suami sudah meninggal, memiliki 9
anak.
- Pasien jarang keluar rumah, aktivitas: menonton tv dan menjemur
pakaian.
- Pasien makan 2-3 kali sehari 5 sendok makan, berupa nasi lembek
karena pasien susah mengunyah.
- Lauk: nasi dan sayur, jarang dgn lauk. Tidak suka ayam & daging
(ayam sebulan 3x, daging merah hampir tidak pernah).
- Merokok, alkohol obat terlarang (-).
- Meyukai makanan yang pedas dan asin, tidak suka makanan manis.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Tampak lemas, Status Gizi :


sakit sedang Berat badan (BB) : 60 kg
Kesadaran : Compos Mentis. GCS Tinggi Badan (TB) : 165 cm
E4M6V5 Indeks Massa Tubuh : 22.03
Tanda Vital : (Normoweight)
Suhu : 36 oC LLA : 20 cm
Nadi : 83 x/menit, reguler, kuat isi
cukup
Tekanan Darah : 141/81 mmHg
Laju Pernapasan : 20 x/menit
Saturasi O2 : 98 % room air
VAS : 0
Status Generalis
● Kepala : Normocephalic, rambut terdistribusi rata, berwarna putih,
tidak mudah dicabut
● Mata : Konjungtiva pucat (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor,
cekung (-/-), refleks cahaya langsung dan tidak langsung (+/+)
● Telinga : Normotia, sekret telinga (-/-)
● Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-) cavum nasi dextra dan
sinistra, konka kiri dan kanan tidak hiperemis, napas cuping hidung
(-/-) masa (-/-)
● Tenggorokan : Tonsil T1-T1, uvula letak tengah, faring tidak
hiperemis
● Mulut : Bibir kering, tidak sianosis, perdarahan gusi dan gigi (-),
atrofi papil lidah (-), coated tongue (-), lidah tremor (-), beberapa gigi
atas tidak ada.
● Leher : Tidak terdapat pembesaran KGB, tidak teraba pembesaran
tiroid, JVP 5+3, deviasi trakea (-)
Pemeriksaan Fisik

Pulmo

● Inspeksi : Normochest, gerakan dada simetris,


kedalaman nafas cukup, tidak ada retraksi, tidak ada lesi
● Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, pengembangan thorax
simetris, vocal fremitus (+) pada lapang paru kiri, kanan,
depan, belakang
● Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru atas, pekak
pada basal paru
● Auskultasi : Vesicular breathing sound pada kedua
lapang paru (+/+), ronkhi (+/+) minimal di basal paru,
wheezing (-/-)
Pemeriksaan Fisik

Cor

● Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak


● Palpasi : Iktus cordis teraba pada ICS V mid klavikularis
sinistra
● Perkusi : Batas jantung kanan ICS 4 linea parasternalis
dekstra, batas pinggang jantung ICS 3 linea
parasternalis sinistra, batas jantung kiri dua jari kearah
lateral dari ICS V linea midklavikularis sinistra. Kesan
kardiomegali.
● Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-),
gallop (-)
Pemeriksaan Fisik

Abdomen

● Inspeksi : Simetris, distensi (-), massa (-). venektasi (-),


caput medusa (-), spider nevi (-)
● Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
● Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan limfa tidak
teraba.
● Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen, nyeri ketok
CVA (-/-), shifting dullness (-), undulasi (-).

Ekstremitas
Akral hangat, sianosis (-/-), CRT < 2, koilonikia (-/-), edema
(-/-),
Status Geriatri (P3G)
Abbreviated Mental Test (AMT)

Keterangan :

Skor 0-7 : terdapat gangguan


fungsi kognitif
Skor 8-10 : tidak terdapat
gangguan fungsi kognitif

Pada pasien : 6
(Terdapat gangguan fungsi
kognitif)
Status Geriatri (P3G)
Geriatric Depression Scale (GDS)

Keterangan:

>= 2 menunjukkan kemungkinan


depresi dan membutuhkan evaluasi
lebih lanjut dengan 15 item GDS.

Pada pasien : 1
Tidak terdapat kemungkinan depresi
Status Geriatri (P3G)
Geriatric Depression Scale (GDS)
Pada pasien : Tidak terdapat
kemungkinan depresi
Status Geriatri (P3G)

FRAIL Score
Keterangan :
Fit/Robust : 0
Pre-frail : 1-2
Frail : 3-5
Pada pasien : 5 (Frail)
Mini Nutritional State
Skor 12-14 Status gizi normal
Status Geriatri (P3G) Skor 8-11: beresiko malnutrisi
Skor 0-7 malnutrisi
Atau jika IMT <19: Beresiko
malnutrisi

Pada pasien : 9 (Beresiko malnutrisi)


Kesimpulan P3G

Terdapat
AMT
gangguan fungsi kognitif

Tidak terdapat
GDS
kemungkinan depresi

FRAIL Score Frail

MMN Beresiko malnutrisi


Status Geriatri (Pengkajian Medis Usia Lanjut)
Anamnesis Sistem
Status Geriatri (Pengkajian
Medis Usia Lanjut)
Anamnesis Sistem
Status Geriatri (Pengkajian Medis Usia Lanjut)
Anamnesis Sistem
Status Geriatri (Pengkajian
Medis Usia Lanjut)
Pengkajian Status Mental Mini

25-30 : tidak ada gangguan kognitif


20-24 : dicurigai ada gangguan kognitif
<20 : ada gangguan kognitif
Status Geriatri (Pengkajian Medis Usia Lanjut)
Status Fungsional (Indeks Adl Barthel)
Status Geriatri (Pengkajian Medis Usia Lanjut)
Status Fungsional (Indeks Adl Barthel)

20 : Mandiri
12-19 : ketergantungan
ringan
9-11 : ketergantungan
sedang
5-8 : ketergantungan
berat
0-4 : ketergantungan
total
Pada pasien: 13-12.
(Ketergantungan ringan)
Status Geriatri (Pengkajian Medis Usia Lanjut)
Skor Instrumental Activities Of Daily Living
Status Geriatri (Pengkajian Medis Usia Lanjut)
Skor Instrumental Activities Of Daily Living

Skor total antara 0 – 8


Skor total yang semakin rendah menandakan
semakin tinggi tingkat ketergantungan.

Skor pasien : 4 (Ketergantungan)


Status Geriatri (Pengkajian Medis Usia Lanjut)

Status Nutrisi (Mini Nutritional Assessment)


Total : 10 (subtotal maximum 14 poin)
Skor > 12: Normal, tidak beresiko --> tidak perlu
melanjutkan form pengkajian Pasien: 10 (Kemungkinan malnutrisi) -->
Skor < 11 : Kemungkinan malnutrisi --> lanjutkan lanjutkan pengkajian
pengkajian
Status Geriatri (Pengkajian Medis Usia Lanjut)
Status Nutrisi (Mini Nutritional Assessment) (MNA)
Status Geriatri (Pengkajian Medis Usia Lanjut)
Status Nutrisi (Mini Nutritional Assessment) (MNA)

Skor PENGKAJIAN (maksimum 16) = 6.5


Skor PENAPISAN = 10
Penilaian total (maksimum 30 poin) = 16.5

SKOR INDIKATOR MALNUTRISI


● 17 sampai 23.5 poin : risiko malnutrisi
● Kurang dari 17 poin : malnutrisi

Pasien : Malnutrisi
Status Geriatri (Pengkajian Medis Usia Lanjut)
Status Kualitas Hidup (EQ5D)
Status Geriatri (Pengkajian Medis Usia Lanjut)
Bagian Kedua Dari EQ-5D
Pemeriksaan Penunjang
1. Analisa Gas Darah (15/01/22)

Jenis Pemeriksaan 14/01/23 14/01/23 Nilai Rujukan


22:58:06 23:43:53

Kesan: Alkalosis pH 7.639 ** 7.37 -7.45


reapiratorik
pCO² 14.0 ** 33-44 mmHg

pO² 141.7 * 71-104 mmHg

Bikarbonat (HCO³) 15.2 * 22-29 mmol/L

Kelebihan Basa (BE) -4,4 (-2)-3 mmo/L

Sarurasi O² 93,1 * 94-98 %


Jenis Pemeriksaan
15/01/23 16/01/23
Nilai Rujukan
Pemeriksaan Penunjang 06:03:37 07:37:16

2. Profil
KIMIA KLINIK Lipid (16/01/2023)

Kolestrol Total 175 <200 mg/dL

141
Trigliserida <160 mg/dL
41
Kolesterol HDL >35mg/dL
Pemeriksaan Penunjang
3. Lab Darah Jenis Pemeriksaan Tanggal Pemeriksaan Nilai Rujukan
Lengkap 14/01/23 14/01/23
(14/01/2023)

Hematologi Lengkap

Hemoglobin 9.6 * 12.0 - 16.0 g/dL

Hematokrit 25 * 37 - 47 %

Eritrosit  

2.8 * 4.3 - 6.0 juta/L

Leukosit  

10670 4,800 - 10,800 /L


Pemeriksaan Penunjang
Hitung Jenis :        

- Basofil 0 0-1%

- Eosinofil 0* 1-3%

-Neutrofil 88* 50 - 6 %

- Limfosit 11* 20 - 40 %

- Monosit 3 2-8%

MCV   91 80 - 96 fL

MCH   24* 27 - 32 pg

MCHC   34* 32 - 36 g/dL

RDW   12.20 11.5 - 14.5 %


SGOT    26 < 35 U/L

SGPT    22 < 40 U/L

Albumin    4.0 3.5 – 5.9 g/dL

Ureum    66* 20 - 50 mg/dL

Kreatinin    2.34* 0.5 - 1.5 mg/dL


> 90 : normal atau tinggi 60-
eGFR 18.95* 89 :penurunan ringan 45-
59 :penurunan ringan sampai
sedang 30-44 :penurunan sedang
sampai berat 15-29 :penurunan
berat <15 : gagal ginjal
mL/mnt/1.73m2

Natrium (Na)    125* 135 - 147 mmol/L

Kalium (K)    4.7 3.5 - 5.0 mmol/L

Klorida (Cl)    86* 95 - 105 mmol/L


Pemeriksaan Penunjang
4. Foto Thoraks (15/01/2023)

Foto Thorax AP Kesan :


● Aorta elongasi. Pneumonia
● Cor membesar ke lateral kiri dengan apeks Kardiomegali dengan elongasi aorta
membulat di atas diafragma,
● pinggang jantung normal.
● Sinuses dan diafragma suram.
● Pulmo:
- Hili normal.
- Corakan bronkovaskuler normal.
● Tampak opasitas heterogen di lapang bawah paru
kanan dan parakardial
● kanan dan kiri.
● Tulang-tulang intak.
Pemeriksaan Penunjang
5. EKG

Interpretasi: Kompleks QRS : Terdapat gelombang q patologis pada lead v1, low
Denyut jantung : 75x/menit voltage QRS pada lead 1 2 3 v1 v2 v3, LVH sulit dinilai
Ritme : Reguler Segmen ST : Dalam batas normal
Irama : Sinus Gelombang T : Flat T wave pada lead prekordial
Aksis : LAD Kesan :
Gelombang P : Sulit dinilai - Heart failure dd/ old myocardial infarction
PR interval : Sulit dinilai - Coronary artery disease
Resume
● Pasien datang ke IGD RSPAD dengan keluhan sesak napas yang memburuk sejak 3 jam
SMRS. Sesak napas timbul secara perlahan dan semakin memberat, memberat apabila
pasien tidur terlentang, berkurang saat duduk. PND (+), Ortopneu (+)
● Batuk sejak 2 hari SMRS, malam & siang, dahak kuning kehijauan kental.
● Mual dan kembung, tidak membaik setelah makan.
● Lemas dan mudah capek ketika berjalan , beraktivitas.
● Nafsu makan menurun beberapa bulan terakhir.
● BAK pasien sedikit dan terkadang sedikit berbusa, tidak dapat menahan kencing, sering
mengompol.
● BAB pada pasien sering sulit karena bab keras. Memiliki penyakit ginjal kronik dan
hipertensi sejak tahun 2016
● Riwayat penyakit jantung koroner pada tahun 2010.
● Pemeriksaan fisik ditemukan kelainan yaitu TD 141/81 mmHg, konjungtiva pucat (+/+),
beberapa gigi hilang, JVP 5+3, pekak pada basal paru kanan-kiri, ronkhi (+/+) minimal
di basal paru, kesan kardiomegali.
Resume
● Status geriatri pada P3G menunjukan frail score termasuk ke dalam kategori frail dengan skor 5,
mini nutritional state termasuk resiko malnutrisi dengan skor 9 dan AMT masuk kedalam kategori
gangguan fungsi kognitif dengan nilai 6. Pada pengkajian Medis Usia Lanjut didapatkan
pengkajian status mental mini terdapat gangguan kognitif dengan nilai 18, Indeks Adl Barthel
ketergantungan ringan dengan skor 13 dari total 20, activity of daily living terdapat hasil
ketergantungan dengan nilai 4, dan status nutrisi didapatkan skor 10 yang masuk ke kategori
resiko malnutrisi.
● Pemeriksaan penunjang didapatkan pemeriksaan AGD adanya peningkatan pH dan pO2, serta
penurunan pCO2, bikarbonat, dan saturasi O2 dengan kesan alkalosis respiratorik. Kemudian lab
darah didapatkan kelainan adanya penurunan Hb, Ht, eritrosit, limfosit, dan eusinofil, serta
kenaikan neutrophil, MCH, MCHC, natrium dan klorida. Pada pemeriksaan rontgen thorax
didapatkan kesan pneumonia dan kardiomegali dengan elongasi aorta. Pemeriksaan profil lipid
kolestrol LDL sedikit meningkat, kemudian EKG didapatkan Q patologis di lead V1, low voltage
QRS di lead 123 dan v1 v2 v3, serta flat T wave di lead prekordial dengan kesan Heart failure dd/
old myocardial infarc dan coronay artery disease.
Daftar Masalah

1. Sindrom Geriatri
2. Acute Decompensated Heart Failure ec. CAD
3. Pneumonia CAP
4. Anemia on CKD
5. Hipertensi
Analisis Masalah
1) Sindrom Geriatri

(Frailty, gangguan fungsi kognitif, malnutrisi, instability, inkontinensia, impaksi,

ggn penglihatan dan pendengaran, iatrogenik, insomnia, imunodefisiensi, infeksi)

- Anamnesis :

Gangguan fungsi kognitif didasarkan dari ingatan dan konsentrasi pasien yang menurun ketika
dilakukan anamnesis, instabilitas didasarkan karena pasien tidak dapat berjalan tanpa
menggunakan tongkat atau tanpa bantuan pendamping. Impaksi didasarkan karena pasien
frekuensi BAB 3-4 hari sekali namun sulit karena konsistensi keras. Malnutrisi bisa jadi akibat
dari penurunan nafsu makan pada pasien sehingga pasien hanya makan 5 sendok 2-3 sehari
dengan lauk hanya nasi dan sayur, dan susu serta pasien mengalami penurunan berat badan
dalam 4 tahun terakhir.
Analisis Masalah
Inkontinensia dikarenakan pasien seringkali tidak dapat menahan kencingnya sehingga
keluarga menyiapkan beberapa wadah di ruangan yang berbeda, keluarga juga mengatakan
pasien mengalami penurunan penglihatan dan pendengaran, kejadian iatrogenic juga
terdapat pada pasien karena pasien menderita beberapa penyakit sehingga mengkonsumsi
obat lebih dari 3 / hari, insomnia didasarkan dari pasien sulit yang tidur dan biasa tidur jam 12
keatas, imunodefisiensi serta infeksi didasarkan dari pasien yang menderita infeksi berulang
seperti pneumonia dan infeksi kulit.

- Pemeriksaan Fisik :

Mendukung malnutrisi dengan adanya LLA <20 dan lingkar betis 27.5 dan mendukung
konstipasi dengan adanya peningkatan bising usus, serta mendukung infeksi dengan
ditemukannya kelainan pada paru yang mengarah ke pneumonia.

- Pemeriksaan Penunjang :

Mendukung infeksi dengan ditemukannya kenaikan neutrofil dan penurunan limfosit.


Analisis Masalah
RENCANA TERAPI

1. Tatalaksana instability dan frailty :

- Terapi fisik dan penyuluhan berupa latihan cara berjalan dan penguatan otot
- Sediakan alat bantu
- Sediakan sepatu atau sandal yang sesuai
- Ubah lingkungan agar lebih aman, seperti: pencahayaan yang cukup, pegangan, lantai
yang tidak licin
- Tatalaksana farmakologis penyakit yang mendasari instabilitas

Rujuk ke rehabilitasi medik dan Sp.S untuk persiapan fisioterapi saat rawat jalan.

2. Tatalaksana resiko malnutrisi :

- Diet nutrisi 35kkal/kgBB (2100 kkal) dengan komposisi 55-65% karbohidrat, 10-35%
protein dan 20-35% lemak terbagi dalam 3 kali makanan lunak. Perkali makan 96 g
karbohidrat (385 kkal), 35 g protein (140kkal), dan 19 g lemak (175kkal).
- Konsultasi ke Sp.GK untuk perbaikan nutrisi saat rawat jalan.
Analisis Masalah
RENCANA TERAPI

1. Tatalaksana impaksi

- Perbaikan gaya hidup dan diet seperti penjadwalan BAB setelah makan dan
meningkatkan konsumsi serat dengan rekomendasi 20-35 gram per hari yang
ditingkatkan perlahan untuk menghindari efek samping gastrointestinal seperti perut
kembung.
- Jika tidak membaik maka dapat diberikan farmakologi lactulose (lactulax) 10-15 mL dapat
dibagi dua kali sehari.
- Pertimbangkan rujuk ke Sp.PD sub GEH untuk kolonoskopi untuk mencari etiologi
impaksi jika tidak membaik dengan intervensi perubahan diet dan farmakologi.

2 Tatalaksana fungsi kognitif

- Modifikasi gaya hidup seperti rutin melakukan aktivitas fisik secara teratur
- Terlibat dalam aktivitas yang merangsang kognitif
- Aktivitas sosial
- Konsul Sp.S untuk mencari tahu penyebab penurunan fungsi kognitif.
Analisis Masalah
RENCANA TERAPI

3. Tatalaksana inkontinensia

- Edukasi untuk melakukan manajemen kandung kemih, yaitu toilet training dengan
penjadwalan berkemih
- Latihan otot dasar panggul (Kegel Exercise).
- Konsul Sp.U apabila keluhan masih tidak membaik untuk mencari tahu etiologi lebih
lalanjut

4. Tatalaksana penglihatan dan pendengaran:

- Rujuk Sp.M dan Sp.THT untuk mencari tahu penyebab yang mendasari untuk
ditatalaksana.
Analisis Masalah
RENCANA TERAPI

5. Tatalaksana insomnia :

Melakukan terapi perilaku kognitif untuk Insomnia, yang terdiri dari kontrol stimulus,
pembatasan tidur dan sleep hygiene.

6. Tatalaksana iatrogenik:

- Mentatalaksana faktor resiko yang mengarah ke suatu penyakit baru


- Gejala yang sudah ada di tatalaksana dengan baik untuk mencegah kerusakan yang lebih
parah
- Sebisa mungkin tidak memakai obat-obatan apabila penyakit masih bisa diatasi dengan
metode non-farnakologis
- Membentuk geriatric interdisciplinary team, konsultasi apoteker sebelum memberi obat.
Analisis Masalah
2) ADHF

Anamnesis:

Sesak yang semakin lama semakin memberat terutama ketika beraktivitas, ortopneu (+), PND
(+), mual, lemas, cepat lelah, riwayat penyakit jantung koroner, riwayat konsumsi obat jantung

- Pemeriksaan Fisik:

JVP 5+3, pekak pada basal paru kanan-kiri, rhonki (+) minimal di basal paru kanan-kiri

- Pemeriksaan Penunjang:

Rontgen thorax didapatkan hasil kardiomegali, saturasi O2 93%, EKG didapatkan kesan Heart
failure dd/ old myocardial infarction, AGD didapatkan hasil alkalosis respiratorik.

-
Analisis Masalah
- Tatalaksana:

Cek airway, breathing, circulation

Pasang kanul O2 2-4 liter

Furosemid 20-40 mg

Nitrogliserin 10 mcg/menit IV

Rencana pemeriksaan echocardiografi, cek BNP


Analisis Masalah
3) Pneumonia CAP

Anamnesis:

Sesak, batuk berdahak hijau kental, lemas, cepat lelah, tidak nafsu makan.

- Pemeriksaan fisik:

Pekak pada basal paru kanan-kiri, rhonki (+) minimal di basal paru kanan-kiri

- Pemeriksaan penunjang:

Lab darah lengkap didapatkan neutrofil meningkat, limfositmenurun, fotothorax didapatkan


kesan pneumonia

- Tatalaksana:

Cek airway breathing circulation Amoxicillin 500 mg - 1.0 gr 3 kali /hari PO +

Oksigen kanul 3 - 4 lpm Clarithromycin 500 mg 2 kali / hari PO


Analisis Masalah
3) Anemia on CKD

Anamnesis:

Kencing sedikit dan agak berbusa, pernah didiagnosis memiliki penyakit ginjal kronis, riwayat
edema ekstremitas sebelumnya, memiliki hipertensi, lemas, cepat lelah, dan riwayat konsumsi
obat ginjal.

- Pemeriksaan fisik:

Konjungtiva pucat (+/+), TD 141/81

- Pemeriksaan penunjang:

Ureum meningkat, kreatinin meningkat, eGFR menurun dengan nilai 18, Hb menurun <10,
hematokrit menurun, eritrosit menurun.
Analisis Masalah
Rencana pemeriksaan:

Cek kadar ferritin serum, saturasi transferin, serum iron, dan TIBC. Cek kadar fosfat.

- Tatalaksana

● Atasi hipertensi: Carvedilol 2 x 6.25 mg / hari PO


● Jika hasil status besi ada defisiensi absolut, beri terapi besi. Bila hasil status besi tidak
ada defisiensi besi absolut:

Terapi ESA dosis 2000 - 5000 IU subkutan.

● Monitor Hb tiap 4 minggu


● Prorenal 3 x 2 tab / hari
● B12 500 ug/ hari
● Asam folat 15 g/hari
● Konsumsi makanan tinggi zat besi
● Batasi asupan protein
Follow Up
Tanggal : 16 Januari 2023

a. Subjektif

Sesak napas berkurang, batuk berdahak masih ada, pasien juga masih merasa lemas
namun sudah lebih baik dibandingkan saat di IGD, terkadang masih merasa mual.

b. Objective

Kesadaran compos mentis, tekanan darah 131/68 mmHg, RR 20x/menit, HR 73x/menit,


suhu 36 C, SpO2 99% dalam udara ruangan.

c. Assesment

1. Sindrom Geriatri
2. Acute Decompensated Heart Failure ec. CAD
3. Pneumonia CAP
4. Anemia on CKD
5. Hipertensi grade I
Follow Up
Tanggal : 16 Januari 2023
d. Planning Terapi :

- Furosemide 2 x 40 mg / hari PO
- Carvedilol 2 x 6.25 mg / hari PO
- Atrovastatin 1 x 10 mg / hari PO
- Clopidogrel 1 x 75 mg / hari PO
- Amoxicillin 500 mg - 1.0 gr 3 kali /hari PO + Clarithromycin 500 mg 2 kkal/ hari PO
- Ventolin inhalasi 1:1 4x/hari
- Becomzet 2 x 1 tab / hari PO
- Pro renal 3 x 2 tab PO
- Diet nutrisi 35kkal/kgBB (2100 kkal) dengan komposisi 55-65% karbohidrat, 10-35%
protein dan 20-35% lemak terbagi dalam 3 kali makanan lunak. Perkali makan 96 g
karbohidrat (385 kkal), 35 g protein (140kkal), dan 19 g lemak (175kkal).
- Konsultasi ke Sp.GK untuk tatalaksana resiko malnutrisi saat rawat jalan
- Rujuk ke Rehabilitasi Medik dan Sp.S untuk persiapan fisioterapi saat rawat jalan mengatasi
frailty
- Rujuk ke Sp.M dan Sp.THT untuk penanganan penurunan penglihatan dan pendengaran
Follow Up
Tanggal : 16 Januari 2023

e. Plan Diagnostik

- Rencanakan echocardiografi dan cek kadar BNP


- Rujuk ke Sp.PD sub HOM untuk pemeriksaan profil besi lengkap untuk menentukan tatalaksana
anemia pada CKD.

f. Plan Monitoring
- Observasi keluhan utama dan tanda vital per 8 jam
Follow Up
Tanggal : 17 Januari 2023

a. Subjektif

Sesak napas sudah tidak ada, batuk berdahak berkurang, lemas berkurang, mual sudah tidak
ada.

b. Objective

Kesadaran compos mentis, tekanan darah 135/68 mmHg, RR 20x/menit, HR 77x/menit, suhu
36 C, SpO2 99% dalam udara ruangan.

c. Assesment

1. Sindrom Geriatri
2. Acute Decompensated Heart Failure ec. CAD (perbaikan)
3. Pneumonia CAP (perbaikan)
4. Anemia on CKD
5. Hipertensi grade I
Follow Up
Tanggal : 17 Januari 2023
d. Planning Terapi :

- Furosemide 2 x 40 mg / hari PO
- Carvedilol 2 x 6.25 mg / hari PO
- Atrovastatin 1 x 10 mg / hari PO
- Clopidogrel 1 x 75 mg / hari PO
- Amoxicillin 500 mg - 1.0 gr 3 kali /hari PO + Clarithromycin 500 mg 2 kali / hari PO
- Ventolin inhalasi 1:1 4x/hari
- Becomzet 2 x 1 tab / hari PO
- Pro renal 3 x 2 tab PO
- Diet nutrisi 35kkal/kgBB (2100 kkal) dengan komposisi 55-65% karbohidrat, 10-35% protein dan
20-35% lemak terbagi dalam 3 kali makanan lunak. Perkali makan 96 g karbohidrat (385 kkal), 35
g protein (140kkal), dan 19 g lemak (175kkal).
- Konsultasi ke Sp.GK untuk tatalaksana resiko malnutrisi saat rawat jalan
- Rujuk ke Rehabilitasi Medik dan Sp.S untuk persiapan fisioterapi saat rawat jalan mengatasi
frailty
- Rujuk ke Sp.M dan Sp.THT untuk penanganan penurunan penglihatan dan pendengaran
Follow Up
Tanggal : 17 Januari 2023

e. Plan Monitoring
- Observasi keluhan utama dan tanda vital per 8 jam
3
Tinjauan
Pustaka
Geriatri
● Menua didefinisikan sebagai penurunan fungsi
fisiologis seiring-waktu yang terjadi pada sebagian
makhluk hidup, sehingga menurunkan tingkat
kompensasi terhadap stressor dan menyebabkan
kelemahan, meningkatnya kerentanan terhadap
penyakit, kematian, perubahan lingkungan,
hilangnya mobilitas dan keketangkasan.

● Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang


mengobati kondisi dengan multi penyakit yang
dikaitkan dengan proses menua dan usia lanjut

● Sindrom geriatri 🡪 Akumulasi gangguan dari berbagai


sistem dan ketidakmampuan individu tersebut untuk
mengkompensasi gangguan 🡪 multifaktorial
Sindrom Geriatri (14I)

Kesehatan lansia = banyak perubahan terjadi = kondisi tidak lagi


seperti manusia dewasa = ⬆ rapuh = perlu perhatian khusus!

- ↓ berat otak akibat ↓ jumlah sel neuron


- ↓ fungsi alat indra
Fisik - ↓ kekuatan otot dan keseimbangan tubuh
- ↓ fungsi seksual (↓ libido & menopause)

Perubahan
Perubahan
- Isolasi
Psikososial - Depresi
Patofisiologi Penuaan

Aging

Radikal
Kesehatan lansia = banyak perubahan terjadiDNA Pemanjangan
= kondisi tidak lagi
Glikosilasi
Bebas
seperti repair khusus!
manusia dewasa = ⬆ rapuh = perlu perhatian telomer
Sindrom Geriatri (14I)
1. Immobility : Sindrom penurunan fungsi fisik sebagai akibat dari penurunan aktivitas dan adanya
penyakit penyerta (tidak gerak selama minimal 3 kali 24 jam) > ulkus dekubitus, dvt, hipotrofi

2. Instability : Gangguan keseimbangan akibat salah satu atau lebih dari gangguan visual, gangguan
organ keseimbangan (vestibuler) dan atau gangguan sensori motor > jatuh

3. Inkontinensia : Keluarnya urin secara tak terkendali pada saat yang tidak tepat dan tidak dikehendaki
🡪 Penyebab seperti sindrom delirium, immobilisasi, poliuria, infeksi, inflamasi, impaksi feses, serta
beberapa oobat-obatan

4. Infeksi : Mudahnya penularan penyakit akibat perubahan sistem imun, perubahan fisik (penurunan
refleks batuk, sirkulasi yang terganggu dan perbaikan luka yang lama) dan akibat dari beberapa
penyakit kronik lain.

5. Impairment Of Senses : Gangguan fungsi indera dapat menyebabkan timbulnya gangguan fungsional
yang menyerupai gangguan kognitif, penurunan kegiatan waktu senggang, ketidakseimbangan, jatuh,
fraktur panggul, gangguan fungsi sosial dan mobilitas > isolasi sosial
Sindrom Geriatri (14I)
6. Inanition : Adanya gangguan mobilisasi (misalnya akibat artritis maupun stroke), gangguan kapasitas
aerobik, gangguan input sensor (mencium, merasakan dan penglihatan), gangguan gigi-geligi,
malabsorbsi, penyakit kronik (anoreksia, gangguan metabolisme) dan obat-obatan menyebabkan lanjut
usia mudah mengalami kekurangan zat gizi.

7. Iatrogenic : Paling sering yaitu polifarmasi. Polifarmasi didefinsikan sebagai penggunaan beberapa
macam obat (banyak resep dari berbagai dokter) > penurunam faal ginjal

8. Insomnia : 30% pasien usia lanjut mengeluh tetap terjaga sepanjang malam, 19% mengeluh bangun
terlalu pagi, dan 19% mengalami kesulitan untuk tertidur, sisanya mengalami kesulitan
mempertahankan tidur nyenyak. 🡪 perubahan irama sirkadian, gangguan tidur primer, penyakit fisik
(hipertiroid, arteritis), penyakit jiwa, pengobatan polifarmasi, demensia.

9. Intelectual Impairment : Kapasitas intelektual yang berada dibawah rata-rata normal untuk usia dan
tingkat pendidikan seseorang tersebut 🡪 penyebab: delirium, depresi, ggn endokrin, efek samping obat,
demensia (tersering).
Sindrom Geriatri (14I)

10. Isolation : Menarik diri dari lingkungan sekitar. Penyebab tersering adalah depresi > kecenderungan
bunuh diri dalam jangka panjang.

11. Impecunity : Ketidakberdayaan finansial. 🡪 berkurangnya akses layanan kesehatan, pemenuhan


kebutuhan nutrisi, dan asuhan psikososial.

12. Impaction : Konstipasi akibat berkurangnya gerakan (peristaltik) usus. 2 dari keluhan-keluhan berikut
yang berlangsung dalam 3 bulan, konsistensi fese keras, mengejan dnegna keras saat BAB, rasa tidak
tuntas saat BAB

13. Immune Defficiency : Mudah infeksi akibat penurunan sistem imun > pneumonia (tersering)

14. Impotence : Gangguan diantaranta berupa ketidakmampuan ereksi, ketidakmampuan penetrasi, atau
ketidakmampuan mempertahankan ereksi 🡪 konsumsi obat-obatan seperti obat antihipertensi dan
DM,menurunnya kadar hormon, merokok, dan kadar gula darah tidak terkkontrol.
2. ADHF e.c CAD

1. Definisi

Sebuah sindrom klinis dengan tanda dan gejala yang


disebabkan adanya kelainan struktural ataupun
fungsional ventrikel dalam mengejeksikan darah

2. Klasifikasi

Berdasarkan fraksi ejeksi: Heart Failure with mildly


reduced Ejection Fraction (HfmrEF), Heart Failure with
preserved Ejection Fraction (HfpEF), dan Heart Failure
with reduced Ejection Fraction (HfrEF).
2. ADHF e.c CAD
3. Manifestasi Klinis dan diagnosis
Diagnosis
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda,
pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan kadar BNP yang meningkat,
EKG dengan kelainan (old infark / LVH), dan kelainan echocardiogram.
Kriteria Framingham dapat membantu diagnosis, dimana untuk diagnosisnya
diperlukan minimal 2 kriteria mayor; atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor

Kriteria Framingham:
Tatalaksana
● Tatalaksana ADHF di IGD: dimulai dengan ABC (jalan napas, pernapasan,
dan sirkulasi).
● Pemberian Oksigen dosis tinggi pada pasien dengan saturasi perifer < 90%
atau PaO2 < 60 mmHg, untuk memperbaiki hipoksemia.
● Diuretik loop (IV) direkomendasikan untuk mengurangi sesak nafas, dan
kongesti. Gejala, urin, fungsi renal dan elektrolit harus diawasi secara
berkala selama penggunaan diuretika IV. (furosemide 20-40 mg i.v.)
● Pemberian nitrat (IV) harus dipertimbangkan bagi pasien edema/kongesti
paru dengan tekanan darah sistolik > 90 mmHg. Nitrogliserin dengan dosis
awal 10 mcg/menit dan dititrasi naik perlahan.
● Pemberian ventilasi non-invasif (CPAP, dll) harus dipertimbangkan bagi
pasien dengan edema paru dan pernafasan > 20 x/menit untuk
mengurangi sesak nafas, hiperkapnia dan asidosis.
Tatalaksana
3. Pneumonia CAP
1. Definisi

Suatu infeksi pada parenkim paru.

2. Klasifikasi

1. Community-acquired Pneumonia (CAP)

Pneumonia pada masyarakat, yang terjadi melalui inhalasi atau aspirasi mikroba patogen ke paru-
paru (lobus paru). Penyebabnya 85% disebabkan oleh Streptococcus pneumonia, Haemophylus
influenzae, dan Moraxella catarrhalis.

2. Hospital-acquired Pneumonia (HAP)

Pneumonia yang muncul setelah 48 jam dirawat di rumah sakit atau fasilitas perawatan kesehatan
lainnya, dengan tanpa pemberian intubasi tracheal.

3. Ventilator-acquired Pneumonia (VAP)

Pneumonia yang berhubungan dengan ventilator. Pneumonia terjadi setelah 48-72 jam atau lebih
setelah intubasi trachea.
3. Pneumonia CAP

3. Manifestasi klinis dan diagnosis

1) Anamnesis:
- Demam
- Batuk (dengan sputum purulent)
- Sesak napas

*Pada lansia: Manifestasi klinis tidak jelas

1) Pemeriksaan fisik: Bisa didapatkan suara napas bronkial, rhonki, taktil


fremitus yang meningkat, ekspansi dada yang menurun, pekak pada
perkusi.
2) Pemeriksaan penunjang: Lab darah lengkap didapatkan kenaikan
leukosit dan penurunan limfosit, dan fotothorax didapatkan kesan
pneumonia
Tatalaksana
Tatalaksana
4. Anemia on CKD
1. Definisi CKD

Chronic Kidney Disease (CKD) / Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu kelainan struktural
serta fungsional pada ginjal dalam kurun waktu minimal 3 bulan

Anemia on CKD: Anemia pada 80-90% pasien CKD, terutama bila sudah mencapai stadium III
diakibatkan oleh menurunnya kadar eritropoietin ginjal.

2. Klasifikasi CKD:
Maanifestasi klinis dan Diagnosis CKD
Diagnosis CKD ditegakkan apabila terdapat bukti kelainan dalam fungsi ginjal serta
struktural ginjal dalam kurun waktu min. 3 bulan. Fungsi ginjal dilihat berdasarkan GFR dan
struktural berdasarkan biopsi ginjal.

Manifestasi klinis yang mungkin terjadi :


Maanifestasi klinis dan Diagnosis CKD
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:
Pemeriksaan Darah Lengkap, Pemeriksaan Elektrolit,
Pemeriksaan Glukosa Darah dan Profil Lipid, Analisa Gas
Darah, Urinalisis dan Albumin Urin, serta Sedimen Urin.
Tatalaksana
Tatalaksana Komplikasi

1. Non farmakologi
● Kontrol tekanan darah dan kurangi asupan garam
● Kurangi asupan protein
● Pertahankan LDL <100 mg/dL, Hindari makanan berkolesterol

1.Farmakologis
● Prorenal 3x2 tab / hari
● Asidosis metabolik: Bicnat 3x2 tab/hari
● Anemia: Apabila ada defisiensi besi Terapi oral besi dengan dosis 100 mg,
jika tidak ada Terapi ESA dosis 2000 - 5000 IU subkutan.
● Hipertensi: ACEI/ARB, CCB, beta bloker, diuretik
● Hiperfosfatemia: CaCO3 3-6 gr/hari
● Hioerhomocysteinemia: As.folat 15 mg/hari, B12 500 ug/hari
4. Anemia on CKD
1. Definisi CKD

Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan peningkatan tekanan
darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg.
2. Klasifikasi Hipertensi:
Maanifestasi klinis dan Diagnosis CKD
Umumnya, pasien hipertensi tidak memiliki keluhan atau asimptomatik.
Gejala pada umumnya berasal dari komplikasi, diantaranya:
- Nyeri kepala
- Palpitasi
- Pusing
- Leher kaku
- Penglihatan kabur
- Nyeri dada
- Sesak
- Hematuria
- Edema ekstremitas
- Klaudikasio intermitten
Tatalaksana
Tatalaksana Komplikasi

1. Non farmakologi
● Tatalaksana hipertensi adalah perubahan pola hidup diantaranya
- Mengurangi konsumsi garam
- rutin berolahraga
- Penurunan berat badan apabila pasien overweight / obesitas.

1. Farmakologi
ARB / ACEi, beta bloker, CCB dan diuretic. Berikut ini algoritma
tatalaksana hipertensi
Tatalaksana
4
Kesimpulan
Kesimpulan
● Dilaporkan sebuah kasus Ny. Simanjuntak usia 81 tahun dengan diagnosis penyakit
Acute Decompensated Heart Failure ec. CAD, Pneumonia CAP, Anemia on CKD,dan
Hipertensi, disertai dengan Sindrom Geriatri. Hasil diagnosis didapat dari anamnesis,
pemeriksaan fisik, penilaian geriatri, dan pemeriksaan penunjang.
● Pada status geriatri dari Ny. Simanjuntak menggunakan P3G dan Pengkajian
Medis Usia Lanjut. Pada P3G menunjukan frail score termasuk ke dalam
kategori frail dengan skor 5, mini nutritional state termasuk resiko malnutrisi
dengan skor 9 dan AMT masuk kedalam kategori gangguan fungsi kognitif
dengan nilai 6. Pada Pengkajian Medis Usia Lanjut didapatkan pengkajian
status mental mini terdapat gangguan kognitif dengan nilai 18, Indeks Adl
Barthel ketergantungan ringan dengan skor 13 dari total 20, activity of daily
living terdapat hasil ketergantungan dengan nilai 4, dan status nutrisi
didapatkan skor 10 yang masuk ke kategori resiko malnutrisi. Geriatric giant
yang berjumla
Kesimpulan
● Geriatric giant yang berjumlah 14 digunakan untuk memahami gejala pasien geriatri, untuk
kasus ini pasien memiliki gangguan fungsi kognitifndidasarkan dari ingatan dan konsentrasi
pasien yang menurun ketika dilakukan anamnesis, instabilitas didasarkan karena pasien tidak
dapat berjalan tanpa menggunakan tongkat atau tanpa bantuan pendamping. Impaksi
didasarkan karena pasien frekuensi BAB 3-4 hari sekali namun sulit karena konsistensi
keras. Malnutrisi bisa jadi akibat dari penurunan nafsu makan pada pasien sehingga pasien
hanya makan 5 sendok 2-3 sehari dengan lauk hanya nasi dan sayur, dan susu serta pasien
mengalami penurunan berat badan dalam 4 tahun terakhir. Inkontinensia dikarenakan pasien
seringkali tidak dapat menahan kencingnya sehingga keluarga menyiapkan beberapa wadah
di ruangan yang berbeda, keluarga juga mengatakan pasien mengalami penurunan
penglihatan dan pendengaran, kejadian iatrogenic juga terdapat pada pasien karena pasien
menderita beberapa penyakit sehingga mengkonsumsi obat lebih dari 3 / hari, insomnia
didasarkan dari pasien sulit yang tidur dan biasa tidur jam 12 keatas, imunodefisiensi serta
infeksi didasarkan dari pasien yang menderita infeksi berulang seperti pneumonia dan infeksi
kulit.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai