Presentan :
Alifia Shafanaura Pamuji – 2210221046
Pembimbing :
dr. Anjar Budi Astoro, Sp.PD, FINASIM
Daftar Isi
1 PENDAHULUAN 3 TINJAUAN
PUSTAKA
● Pada lansia, cadangan sistem fisiologis menurun dan kerentanan terhadap berbagai
penyakit bahkan kematian meningkat secara signifikan.
● Data Riskesdas = umur Harapan Hidup di Indonesia meningkat; 68,6 tahun (2004)
>>> 72 tahun (2014).
● 2021, proporsi lansia = 10,82 % atau sekitar 29,3 jt >>> Rasio ketergantungan
penduduk tua terhadap penduduk muda meningkat
● Salah satu permasalahan = Masalah kesehatan >>> penurunan status fungsional &
QoL
2
Status
Pasien
Identitas Pasien
Nama : Ny. Simanjuntak
Tanggal Lahir : 11 Maret 1941 (81 Tahun)
No. Rekam Medis : 975***
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah (janda)
Alamat : Pulo Gadung
Agama : Kristen protestan
Suku bangsa : Batak
Pendidikan : SMA
Tanggal Masuk RS : 14 Januari 2023, 21.40 WIB
Anamnesis
Anamnesis dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis
dengan pasien dan keluarganya di IGD dan Paviliun
Soediro Kertohusodo RSPAD Gatot
Subroto Lantai 2 pada tanggal 14 dan 16 Januari 2023.
Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan sesak napas sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang
● Pasien datang ke IGD RSPAD pada tanggal 14/01/23 jam 21.40
malam dengan keluhan sesak napas yang memburuk sejak 3 jam SMRS.
Sesak napas sudah dirasakan sejak 1 hari sebelumnya. Keluhan timbul
dikarenakan obat rutin pasien habis, namun pasien tidak mengatakannya
kepada keluarganya. Pasien sempat berobat ke puskesmas pada tanggal
13 Januari untuk mengatasi keluhannya dan diberi obat vitamin B
kompleks, namun tidak membaik. Pada tanggal 14 Januari malam,
keluhan sesak napas memburuk. Sesak napas dirasakan timbul secara
perlahan dan semakin memberat. Sesak dirasakan memberat apabila
pasien tidur terlentang dan berkurang saat duduk atau tidur
menggunakan bantal lebih dari 2. Sesak napas dirasakan sama saja
ketika malam maupun pagi hari dan tidak disertai suara napas
tambahan.
Riwayat Penyakit Sekarang
● Sebelum masuk ke IGD, pasien terbangun dari tidur karena sesak. Sesak
tidak disertai nyeri dada, namun disertai batuk berdahak. Batuk
berdahak dirasakan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, terjadi
pada malam maupun siang hari. Dahak berwarna kuning kehijauan
kental. Sesak juga disertai dengan rasa mual dan kembung yang tidak
membaik setelah makan. Selain sesak, pasien juga mengeluhkan lemas
dan mudah capek ketika berjalan atau beraktivitas. Lemas dan mudah
capek tidak disertai dengan muntah darah, BAB hitam, BAK seperti teh,
mimisan, gusi berdarah, memar, pasien sudah menopause dan tidak lagi
menstruasi. Pasien mengaku sudah beberapa bulan terakhir mengalami
penurunan nafsu makan, makan hanya 5 sendok sebanyak 2-3 kali, dan
terkadang hanya ingin minum susu saja.
Riwayat Penyakit Sekarang
● Tidak ada demam atau keringat di malam hari sebelum masuk rumah
sakit. Tidak ada bengkak, muntah, nyeri perut, mencret, menggigil,
nyeri kepala, nyeri tenggorokan, nyeri sendi, pilek, gejala kuning,
dan benjolan di daerah perut. Anak pasien mengatakan BAK pasien
sedikit dan terkadang sedikit berbusa, namun warna kuning jernih
dan tidak nyeri saat berkemih, pasien juga tidak dapat menahan
kencing dan sering mengompol. BAB pada pasien seringkali sulit
karena bab keras dan hal tersebut diatasi dengan pemberian
microlac, warna bab coklat normal dan tidak disertai darah. Pasien
memiliki penyakit hipertensi, riwayat alergi makanan udang dan ikan
teri, namun tidak memiliki riwayat asma. Penyakit gula pada pasien
disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
2010 2016 2020 2021 13 Jan 2023
Riwayat Pengobatan
● Candesartan
● Oros
● Allupurinol
● B12
● Asam folat
Riwayat Sosial & Ekonomi
- Pasien tinggal di rumah bersama cucu dan anak-anaknya (ber 7).
- Pasien menikah umur 18 tahun, suami sudah meninggal, memiliki 9
anak.
- Pasien jarang keluar rumah, aktivitas: menonton tv dan menjemur
pakaian.
- Pasien makan 2-3 kali sehari 5 sendok makan, berupa nasi lembek
karena pasien susah mengunyah.
- Lauk: nasi dan sayur, jarang dgn lauk. Tidak suka ayam & daging
(ayam sebulan 3x, daging merah hampir tidak pernah).
- Merokok, alkohol obat terlarang (-).
- Meyukai makanan yang pedas dan asin, tidak suka makanan manis.
Pemeriksaan Fisik
Pulmo
Cor
Abdomen
Ekstremitas
Akral hangat, sianosis (-/-), CRT < 2, koilonikia (-/-), edema
(-/-),
Status Geriatri (P3G)
Abbreviated Mental Test (AMT)
Keterangan :
Pada pasien : 6
(Terdapat gangguan fungsi
kognitif)
Status Geriatri (P3G)
Geriatric Depression Scale (GDS)
Keterangan:
Pada pasien : 1
Tidak terdapat kemungkinan depresi
Status Geriatri (P3G)
Geriatric Depression Scale (GDS)
Pada pasien : Tidak terdapat
kemungkinan depresi
Status Geriatri (P3G)
FRAIL Score
Keterangan :
Fit/Robust : 0
Pre-frail : 1-2
Frail : 3-5
Pada pasien : 5 (Frail)
Mini Nutritional State
Skor 12-14 Status gizi normal
Status Geriatri (P3G) Skor 8-11: beresiko malnutrisi
Skor 0-7 malnutrisi
Atau jika IMT <19: Beresiko
malnutrisi
Terdapat
AMT
gangguan fungsi kognitif
Tidak terdapat
GDS
kemungkinan depresi
20 : Mandiri
12-19 : ketergantungan
ringan
9-11 : ketergantungan
sedang
5-8 : ketergantungan
berat
0-4 : ketergantungan
total
Pada pasien: 13-12.
(Ketergantungan ringan)
Status Geriatri (Pengkajian Medis Usia Lanjut)
Skor Instrumental Activities Of Daily Living
Status Geriatri (Pengkajian Medis Usia Lanjut)
Skor Instrumental Activities Of Daily Living
Pasien : Malnutrisi
Status Geriatri (Pengkajian Medis Usia Lanjut)
Status Kualitas Hidup (EQ5D)
Status Geriatri (Pengkajian Medis Usia Lanjut)
Bagian Kedua Dari EQ-5D
Pemeriksaan Penunjang
1. Analisa Gas Darah (15/01/22)
2. Profil
KIMIA KLINIK Lipid (16/01/2023)
141
Trigliserida <160 mg/dL
41
Kolesterol HDL >35mg/dL
Pemeriksaan Penunjang
3. Lab Darah Jenis Pemeriksaan Tanggal Pemeriksaan Nilai Rujukan
Lengkap 14/01/23 14/01/23
(14/01/2023)
Hematologi Lengkap
Hematokrit 25 * 37 - 47 %
Eritrosit
Leukosit
- Basofil 0 0-1%
- Eosinofil 0* 1-3%
-Neutrofil 88* 50 - 6 %
- Limfosit 11* 20 - 40 %
- Monosit 3 2-8%
MCV 91 80 - 96 fL
MCH 24* 27 - 32 pg
Interpretasi: Kompleks QRS : Terdapat gelombang q patologis pada lead v1, low
Denyut jantung : 75x/menit voltage QRS pada lead 1 2 3 v1 v2 v3, LVH sulit dinilai
Ritme : Reguler Segmen ST : Dalam batas normal
Irama : Sinus Gelombang T : Flat T wave pada lead prekordial
Aksis : LAD Kesan :
Gelombang P : Sulit dinilai - Heart failure dd/ old myocardial infarction
PR interval : Sulit dinilai - Coronary artery disease
Resume
● Pasien datang ke IGD RSPAD dengan keluhan sesak napas yang memburuk sejak 3 jam
SMRS. Sesak napas timbul secara perlahan dan semakin memberat, memberat apabila
pasien tidur terlentang, berkurang saat duduk. PND (+), Ortopneu (+)
● Batuk sejak 2 hari SMRS, malam & siang, dahak kuning kehijauan kental.
● Mual dan kembung, tidak membaik setelah makan.
● Lemas dan mudah capek ketika berjalan , beraktivitas.
● Nafsu makan menurun beberapa bulan terakhir.
● BAK pasien sedikit dan terkadang sedikit berbusa, tidak dapat menahan kencing, sering
mengompol.
● BAB pada pasien sering sulit karena bab keras. Memiliki penyakit ginjal kronik dan
hipertensi sejak tahun 2016
● Riwayat penyakit jantung koroner pada tahun 2010.
● Pemeriksaan fisik ditemukan kelainan yaitu TD 141/81 mmHg, konjungtiva pucat (+/+),
beberapa gigi hilang, JVP 5+3, pekak pada basal paru kanan-kiri, ronkhi (+/+) minimal
di basal paru, kesan kardiomegali.
Resume
● Status geriatri pada P3G menunjukan frail score termasuk ke dalam kategori frail dengan skor 5,
mini nutritional state termasuk resiko malnutrisi dengan skor 9 dan AMT masuk kedalam kategori
gangguan fungsi kognitif dengan nilai 6. Pada pengkajian Medis Usia Lanjut didapatkan
pengkajian status mental mini terdapat gangguan kognitif dengan nilai 18, Indeks Adl Barthel
ketergantungan ringan dengan skor 13 dari total 20, activity of daily living terdapat hasil
ketergantungan dengan nilai 4, dan status nutrisi didapatkan skor 10 yang masuk ke kategori
resiko malnutrisi.
● Pemeriksaan penunjang didapatkan pemeriksaan AGD adanya peningkatan pH dan pO2, serta
penurunan pCO2, bikarbonat, dan saturasi O2 dengan kesan alkalosis respiratorik. Kemudian lab
darah didapatkan kelainan adanya penurunan Hb, Ht, eritrosit, limfosit, dan eusinofil, serta
kenaikan neutrophil, MCH, MCHC, natrium dan klorida. Pada pemeriksaan rontgen thorax
didapatkan kesan pneumonia dan kardiomegali dengan elongasi aorta. Pemeriksaan profil lipid
kolestrol LDL sedikit meningkat, kemudian EKG didapatkan Q patologis di lead V1, low voltage
QRS di lead 123 dan v1 v2 v3, serta flat T wave di lead prekordial dengan kesan Heart failure dd/
old myocardial infarc dan coronay artery disease.
Daftar Masalah
1. Sindrom Geriatri
2. Acute Decompensated Heart Failure ec. CAD
3. Pneumonia CAP
4. Anemia on CKD
5. Hipertensi
Analisis Masalah
1) Sindrom Geriatri
- Anamnesis :
Gangguan fungsi kognitif didasarkan dari ingatan dan konsentrasi pasien yang menurun ketika
dilakukan anamnesis, instabilitas didasarkan karena pasien tidak dapat berjalan tanpa
menggunakan tongkat atau tanpa bantuan pendamping. Impaksi didasarkan karena pasien
frekuensi BAB 3-4 hari sekali namun sulit karena konsistensi keras. Malnutrisi bisa jadi akibat
dari penurunan nafsu makan pada pasien sehingga pasien hanya makan 5 sendok 2-3 sehari
dengan lauk hanya nasi dan sayur, dan susu serta pasien mengalami penurunan berat badan
dalam 4 tahun terakhir.
Analisis Masalah
Inkontinensia dikarenakan pasien seringkali tidak dapat menahan kencingnya sehingga
keluarga menyiapkan beberapa wadah di ruangan yang berbeda, keluarga juga mengatakan
pasien mengalami penurunan penglihatan dan pendengaran, kejadian iatrogenic juga
terdapat pada pasien karena pasien menderita beberapa penyakit sehingga mengkonsumsi
obat lebih dari 3 / hari, insomnia didasarkan dari pasien sulit yang tidur dan biasa tidur jam 12
keatas, imunodefisiensi serta infeksi didasarkan dari pasien yang menderita infeksi berulang
seperti pneumonia dan infeksi kulit.
- Pemeriksaan Fisik :
Mendukung malnutrisi dengan adanya LLA <20 dan lingkar betis 27.5 dan mendukung
konstipasi dengan adanya peningkatan bising usus, serta mendukung infeksi dengan
ditemukannya kelainan pada paru yang mengarah ke pneumonia.
- Pemeriksaan Penunjang :
- Terapi fisik dan penyuluhan berupa latihan cara berjalan dan penguatan otot
- Sediakan alat bantu
- Sediakan sepatu atau sandal yang sesuai
- Ubah lingkungan agar lebih aman, seperti: pencahayaan yang cukup, pegangan, lantai
yang tidak licin
- Tatalaksana farmakologis penyakit yang mendasari instabilitas
Rujuk ke rehabilitasi medik dan Sp.S untuk persiapan fisioterapi saat rawat jalan.
- Diet nutrisi 35kkal/kgBB (2100 kkal) dengan komposisi 55-65% karbohidrat, 10-35%
protein dan 20-35% lemak terbagi dalam 3 kali makanan lunak. Perkali makan 96 g
karbohidrat (385 kkal), 35 g protein (140kkal), dan 19 g lemak (175kkal).
- Konsultasi ke Sp.GK untuk perbaikan nutrisi saat rawat jalan.
Analisis Masalah
RENCANA TERAPI
1. Tatalaksana impaksi
- Perbaikan gaya hidup dan diet seperti penjadwalan BAB setelah makan dan
meningkatkan konsumsi serat dengan rekomendasi 20-35 gram per hari yang
ditingkatkan perlahan untuk menghindari efek samping gastrointestinal seperti perut
kembung.
- Jika tidak membaik maka dapat diberikan farmakologi lactulose (lactulax) 10-15 mL dapat
dibagi dua kali sehari.
- Pertimbangkan rujuk ke Sp.PD sub GEH untuk kolonoskopi untuk mencari etiologi
impaksi jika tidak membaik dengan intervensi perubahan diet dan farmakologi.
- Modifikasi gaya hidup seperti rutin melakukan aktivitas fisik secara teratur
- Terlibat dalam aktivitas yang merangsang kognitif
- Aktivitas sosial
- Konsul Sp.S untuk mencari tahu penyebab penurunan fungsi kognitif.
Analisis Masalah
RENCANA TERAPI
3. Tatalaksana inkontinensia
- Edukasi untuk melakukan manajemen kandung kemih, yaitu toilet training dengan
penjadwalan berkemih
- Latihan otot dasar panggul (Kegel Exercise).
- Konsul Sp.U apabila keluhan masih tidak membaik untuk mencari tahu etiologi lebih
lalanjut
- Rujuk Sp.M dan Sp.THT untuk mencari tahu penyebab yang mendasari untuk
ditatalaksana.
Analisis Masalah
RENCANA TERAPI
5. Tatalaksana insomnia :
Melakukan terapi perilaku kognitif untuk Insomnia, yang terdiri dari kontrol stimulus,
pembatasan tidur dan sleep hygiene.
6. Tatalaksana iatrogenik:
Anamnesis:
Sesak yang semakin lama semakin memberat terutama ketika beraktivitas, ortopneu (+), PND
(+), mual, lemas, cepat lelah, riwayat penyakit jantung koroner, riwayat konsumsi obat jantung
- Pemeriksaan Fisik:
JVP 5+3, pekak pada basal paru kanan-kiri, rhonki (+) minimal di basal paru kanan-kiri
- Pemeriksaan Penunjang:
Rontgen thorax didapatkan hasil kardiomegali, saturasi O2 93%, EKG didapatkan kesan Heart
failure dd/ old myocardial infarction, AGD didapatkan hasil alkalosis respiratorik.
-
Analisis Masalah
- Tatalaksana:
Furosemid 20-40 mg
Nitrogliserin 10 mcg/menit IV
Anamnesis:
Sesak, batuk berdahak hijau kental, lemas, cepat lelah, tidak nafsu makan.
- Pemeriksaan fisik:
Pekak pada basal paru kanan-kiri, rhonki (+) minimal di basal paru kanan-kiri
- Pemeriksaan penunjang:
- Tatalaksana:
Anamnesis:
Kencing sedikit dan agak berbusa, pernah didiagnosis memiliki penyakit ginjal kronis, riwayat
edema ekstremitas sebelumnya, memiliki hipertensi, lemas, cepat lelah, dan riwayat konsumsi
obat ginjal.
- Pemeriksaan fisik:
- Pemeriksaan penunjang:
Ureum meningkat, kreatinin meningkat, eGFR menurun dengan nilai 18, Hb menurun <10,
hematokrit menurun, eritrosit menurun.
Analisis Masalah
Rencana pemeriksaan:
Cek kadar ferritin serum, saturasi transferin, serum iron, dan TIBC. Cek kadar fosfat.
- Tatalaksana
a. Subjektif
Sesak napas berkurang, batuk berdahak masih ada, pasien juga masih merasa lemas
namun sudah lebih baik dibandingkan saat di IGD, terkadang masih merasa mual.
b. Objective
c. Assesment
1. Sindrom Geriatri
2. Acute Decompensated Heart Failure ec. CAD
3. Pneumonia CAP
4. Anemia on CKD
5. Hipertensi grade I
Follow Up
Tanggal : 16 Januari 2023
d. Planning Terapi :
- Furosemide 2 x 40 mg / hari PO
- Carvedilol 2 x 6.25 mg / hari PO
- Atrovastatin 1 x 10 mg / hari PO
- Clopidogrel 1 x 75 mg / hari PO
- Amoxicillin 500 mg - 1.0 gr 3 kali /hari PO + Clarithromycin 500 mg 2 kkal/ hari PO
- Ventolin inhalasi 1:1 4x/hari
- Becomzet 2 x 1 tab / hari PO
- Pro renal 3 x 2 tab PO
- Diet nutrisi 35kkal/kgBB (2100 kkal) dengan komposisi 55-65% karbohidrat, 10-35%
protein dan 20-35% lemak terbagi dalam 3 kali makanan lunak. Perkali makan 96 g
karbohidrat (385 kkal), 35 g protein (140kkal), dan 19 g lemak (175kkal).
- Konsultasi ke Sp.GK untuk tatalaksana resiko malnutrisi saat rawat jalan
- Rujuk ke Rehabilitasi Medik dan Sp.S untuk persiapan fisioterapi saat rawat jalan mengatasi
frailty
- Rujuk ke Sp.M dan Sp.THT untuk penanganan penurunan penglihatan dan pendengaran
Follow Up
Tanggal : 16 Januari 2023
e. Plan Diagnostik
f. Plan Monitoring
- Observasi keluhan utama dan tanda vital per 8 jam
Follow Up
Tanggal : 17 Januari 2023
a. Subjektif
Sesak napas sudah tidak ada, batuk berdahak berkurang, lemas berkurang, mual sudah tidak
ada.
b. Objective
Kesadaran compos mentis, tekanan darah 135/68 mmHg, RR 20x/menit, HR 77x/menit, suhu
36 C, SpO2 99% dalam udara ruangan.
c. Assesment
1. Sindrom Geriatri
2. Acute Decompensated Heart Failure ec. CAD (perbaikan)
3. Pneumonia CAP (perbaikan)
4. Anemia on CKD
5. Hipertensi grade I
Follow Up
Tanggal : 17 Januari 2023
d. Planning Terapi :
- Furosemide 2 x 40 mg / hari PO
- Carvedilol 2 x 6.25 mg / hari PO
- Atrovastatin 1 x 10 mg / hari PO
- Clopidogrel 1 x 75 mg / hari PO
- Amoxicillin 500 mg - 1.0 gr 3 kali /hari PO + Clarithromycin 500 mg 2 kali / hari PO
- Ventolin inhalasi 1:1 4x/hari
- Becomzet 2 x 1 tab / hari PO
- Pro renal 3 x 2 tab PO
- Diet nutrisi 35kkal/kgBB (2100 kkal) dengan komposisi 55-65% karbohidrat, 10-35% protein dan
20-35% lemak terbagi dalam 3 kali makanan lunak. Perkali makan 96 g karbohidrat (385 kkal), 35
g protein (140kkal), dan 19 g lemak (175kkal).
- Konsultasi ke Sp.GK untuk tatalaksana resiko malnutrisi saat rawat jalan
- Rujuk ke Rehabilitasi Medik dan Sp.S untuk persiapan fisioterapi saat rawat jalan mengatasi
frailty
- Rujuk ke Sp.M dan Sp.THT untuk penanganan penurunan penglihatan dan pendengaran
Follow Up
Tanggal : 17 Januari 2023
e. Plan Monitoring
- Observasi keluhan utama dan tanda vital per 8 jam
3
Tinjauan
Pustaka
Geriatri
● Menua didefinisikan sebagai penurunan fungsi
fisiologis seiring-waktu yang terjadi pada sebagian
makhluk hidup, sehingga menurunkan tingkat
kompensasi terhadap stressor dan menyebabkan
kelemahan, meningkatnya kerentanan terhadap
penyakit, kematian, perubahan lingkungan,
hilangnya mobilitas dan keketangkasan.
Perubahan
Perubahan
- Isolasi
Psikososial - Depresi
Patofisiologi Penuaan
Aging
Radikal
Kesehatan lansia = banyak perubahan terjadiDNA Pemanjangan
= kondisi tidak lagi
Glikosilasi
Bebas
seperti repair khusus!
manusia dewasa = ⬆ rapuh = perlu perhatian telomer
Sindrom Geriatri (14I)
1. Immobility : Sindrom penurunan fungsi fisik sebagai akibat dari penurunan aktivitas dan adanya
penyakit penyerta (tidak gerak selama minimal 3 kali 24 jam) > ulkus dekubitus, dvt, hipotrofi
2. Instability : Gangguan keseimbangan akibat salah satu atau lebih dari gangguan visual, gangguan
organ keseimbangan (vestibuler) dan atau gangguan sensori motor > jatuh
3. Inkontinensia : Keluarnya urin secara tak terkendali pada saat yang tidak tepat dan tidak dikehendaki
🡪 Penyebab seperti sindrom delirium, immobilisasi, poliuria, infeksi, inflamasi, impaksi feses, serta
beberapa oobat-obatan
4. Infeksi : Mudahnya penularan penyakit akibat perubahan sistem imun, perubahan fisik (penurunan
refleks batuk, sirkulasi yang terganggu dan perbaikan luka yang lama) dan akibat dari beberapa
penyakit kronik lain.
5. Impairment Of Senses : Gangguan fungsi indera dapat menyebabkan timbulnya gangguan fungsional
yang menyerupai gangguan kognitif, penurunan kegiatan waktu senggang, ketidakseimbangan, jatuh,
fraktur panggul, gangguan fungsi sosial dan mobilitas > isolasi sosial
Sindrom Geriatri (14I)
6. Inanition : Adanya gangguan mobilisasi (misalnya akibat artritis maupun stroke), gangguan kapasitas
aerobik, gangguan input sensor (mencium, merasakan dan penglihatan), gangguan gigi-geligi,
malabsorbsi, penyakit kronik (anoreksia, gangguan metabolisme) dan obat-obatan menyebabkan lanjut
usia mudah mengalami kekurangan zat gizi.
7. Iatrogenic : Paling sering yaitu polifarmasi. Polifarmasi didefinsikan sebagai penggunaan beberapa
macam obat (banyak resep dari berbagai dokter) > penurunam faal ginjal
8. Insomnia : 30% pasien usia lanjut mengeluh tetap terjaga sepanjang malam, 19% mengeluh bangun
terlalu pagi, dan 19% mengalami kesulitan untuk tertidur, sisanya mengalami kesulitan
mempertahankan tidur nyenyak. 🡪 perubahan irama sirkadian, gangguan tidur primer, penyakit fisik
(hipertiroid, arteritis), penyakit jiwa, pengobatan polifarmasi, demensia.
9. Intelectual Impairment : Kapasitas intelektual yang berada dibawah rata-rata normal untuk usia dan
tingkat pendidikan seseorang tersebut 🡪 penyebab: delirium, depresi, ggn endokrin, efek samping obat,
demensia (tersering).
Sindrom Geriatri (14I)
10. Isolation : Menarik diri dari lingkungan sekitar. Penyebab tersering adalah depresi > kecenderungan
bunuh diri dalam jangka panjang.
12. Impaction : Konstipasi akibat berkurangnya gerakan (peristaltik) usus. 2 dari keluhan-keluhan berikut
yang berlangsung dalam 3 bulan, konsistensi fese keras, mengejan dnegna keras saat BAB, rasa tidak
tuntas saat BAB
13. Immune Defficiency : Mudah infeksi akibat penurunan sistem imun > pneumonia (tersering)
14. Impotence : Gangguan diantaranta berupa ketidakmampuan ereksi, ketidakmampuan penetrasi, atau
ketidakmampuan mempertahankan ereksi 🡪 konsumsi obat-obatan seperti obat antihipertensi dan
DM,menurunnya kadar hormon, merokok, dan kadar gula darah tidak terkkontrol.
2. ADHF e.c CAD
1. Definisi
2. Klasifikasi
Kriteria Framingham:
Tatalaksana
● Tatalaksana ADHF di IGD: dimulai dengan ABC (jalan napas, pernapasan,
dan sirkulasi).
● Pemberian Oksigen dosis tinggi pada pasien dengan saturasi perifer < 90%
atau PaO2 < 60 mmHg, untuk memperbaiki hipoksemia.
● Diuretik loop (IV) direkomendasikan untuk mengurangi sesak nafas, dan
kongesti. Gejala, urin, fungsi renal dan elektrolit harus diawasi secara
berkala selama penggunaan diuretika IV. (furosemide 20-40 mg i.v.)
● Pemberian nitrat (IV) harus dipertimbangkan bagi pasien edema/kongesti
paru dengan tekanan darah sistolik > 90 mmHg. Nitrogliserin dengan dosis
awal 10 mcg/menit dan dititrasi naik perlahan.
● Pemberian ventilasi non-invasif (CPAP, dll) harus dipertimbangkan bagi
pasien dengan edema paru dan pernafasan > 20 x/menit untuk
mengurangi sesak nafas, hiperkapnia dan asidosis.
Tatalaksana
3. Pneumonia CAP
1. Definisi
2. Klasifikasi
Pneumonia pada masyarakat, yang terjadi melalui inhalasi atau aspirasi mikroba patogen ke paru-
paru (lobus paru). Penyebabnya 85% disebabkan oleh Streptococcus pneumonia, Haemophylus
influenzae, dan Moraxella catarrhalis.
Pneumonia yang muncul setelah 48 jam dirawat di rumah sakit atau fasilitas perawatan kesehatan
lainnya, dengan tanpa pemberian intubasi tracheal.
Pneumonia yang berhubungan dengan ventilator. Pneumonia terjadi setelah 48-72 jam atau lebih
setelah intubasi trachea.
3. Pneumonia CAP
1) Anamnesis:
- Demam
- Batuk (dengan sputum purulent)
- Sesak napas
Chronic Kidney Disease (CKD) / Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu kelainan struktural
serta fungsional pada ginjal dalam kurun waktu minimal 3 bulan
Anemia on CKD: Anemia pada 80-90% pasien CKD, terutama bila sudah mencapai stadium III
diakibatkan oleh menurunnya kadar eritropoietin ginjal.
2. Klasifikasi CKD:
Maanifestasi klinis dan Diagnosis CKD
Diagnosis CKD ditegakkan apabila terdapat bukti kelainan dalam fungsi ginjal serta
struktural ginjal dalam kurun waktu min. 3 bulan. Fungsi ginjal dilihat berdasarkan GFR dan
struktural berdasarkan biopsi ginjal.
1. Non farmakologi
● Kontrol tekanan darah dan kurangi asupan garam
● Kurangi asupan protein
● Pertahankan LDL <100 mg/dL, Hindari makanan berkolesterol
1.Farmakologis
● Prorenal 3x2 tab / hari
● Asidosis metabolik: Bicnat 3x2 tab/hari
● Anemia: Apabila ada defisiensi besi Terapi oral besi dengan dosis 100 mg,
jika tidak ada Terapi ESA dosis 2000 - 5000 IU subkutan.
● Hipertensi: ACEI/ARB, CCB, beta bloker, diuretik
● Hiperfosfatemia: CaCO3 3-6 gr/hari
● Hioerhomocysteinemia: As.folat 15 mg/hari, B12 500 ug/hari
4. Anemia on CKD
1. Definisi CKD
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan peningkatan tekanan
darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg.
2. Klasifikasi Hipertensi:
Maanifestasi klinis dan Diagnosis CKD
Umumnya, pasien hipertensi tidak memiliki keluhan atau asimptomatik.
Gejala pada umumnya berasal dari komplikasi, diantaranya:
- Nyeri kepala
- Palpitasi
- Pusing
- Leher kaku
- Penglihatan kabur
- Nyeri dada
- Sesak
- Hematuria
- Edema ekstremitas
- Klaudikasio intermitten
Tatalaksana
Tatalaksana Komplikasi
1. Non farmakologi
● Tatalaksana hipertensi adalah perubahan pola hidup diantaranya
- Mengurangi konsumsi garam
- rutin berolahraga
- Penurunan berat badan apabila pasien overweight / obesitas.
1. Farmakologi
ARB / ACEi, beta bloker, CCB dan diuretic. Berikut ini algoritma
tatalaksana hipertensi
Tatalaksana
4
Kesimpulan
Kesimpulan
● Dilaporkan sebuah kasus Ny. Simanjuntak usia 81 tahun dengan diagnosis penyakit
Acute Decompensated Heart Failure ec. CAD, Pneumonia CAP, Anemia on CKD,dan
Hipertensi, disertai dengan Sindrom Geriatri. Hasil diagnosis didapat dari anamnesis,
pemeriksaan fisik, penilaian geriatri, dan pemeriksaan penunjang.
● Pada status geriatri dari Ny. Simanjuntak menggunakan P3G dan Pengkajian
Medis Usia Lanjut. Pada P3G menunjukan frail score termasuk ke dalam
kategori frail dengan skor 5, mini nutritional state termasuk resiko malnutrisi
dengan skor 9 dan AMT masuk kedalam kategori gangguan fungsi kognitif
dengan nilai 6. Pada Pengkajian Medis Usia Lanjut didapatkan pengkajian
status mental mini terdapat gangguan kognitif dengan nilai 18, Indeks Adl
Barthel ketergantungan ringan dengan skor 13 dari total 20, activity of daily
living terdapat hasil ketergantungan dengan nilai 4, dan status nutrisi
didapatkan skor 10 yang masuk ke kategori resiko malnutrisi. Geriatric giant
yang berjumla
Kesimpulan
● Geriatric giant yang berjumlah 14 digunakan untuk memahami gejala pasien geriatri, untuk
kasus ini pasien memiliki gangguan fungsi kognitifndidasarkan dari ingatan dan konsentrasi
pasien yang menurun ketika dilakukan anamnesis, instabilitas didasarkan karena pasien tidak
dapat berjalan tanpa menggunakan tongkat atau tanpa bantuan pendamping. Impaksi
didasarkan karena pasien frekuensi BAB 3-4 hari sekali namun sulit karena konsistensi
keras. Malnutrisi bisa jadi akibat dari penurunan nafsu makan pada pasien sehingga pasien
hanya makan 5 sendok 2-3 sehari dengan lauk hanya nasi dan sayur, dan susu serta pasien
mengalami penurunan berat badan dalam 4 tahun terakhir. Inkontinensia dikarenakan pasien
seringkali tidak dapat menahan kencingnya sehingga keluarga menyiapkan beberapa wadah
di ruangan yang berbeda, keluarga juga mengatakan pasien mengalami penurunan
penglihatan dan pendengaran, kejadian iatrogenic juga terdapat pada pasien karena pasien
menderita beberapa penyakit sehingga mengkonsumsi obat lebih dari 3 / hari, insomnia
didasarkan dari pasien sulit yang tidur dan biasa tidur jam 12 keatas, imunodefisiensi serta
infeksi didasarkan dari pasien yang menderita infeksi berulang seperti pneumonia dan infeksi
kulit.
Terima Kasih