Anda di halaman 1dari 4

Title Page

PSORIASIS ARTHRITIS IN MALE

Nurulita Nadia1, Isran Aqsa2, Shafanaura Alifia3


1
Bachelor Program of Medicine Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
2
Bachelor Program of Medicine Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
3
Bachelor Program of Medicine Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Abstract

Keyword :

Abstrak

Kata Kunci
PENDAHULUAN KASUS
Psoriatic arthritis (PsA) adalah radang sendi Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke
kronis yang terkait dengan psoriasis dan IGD RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan
ditemukan pada sekitar 20% pasien psoriasis demam sejak 2 hari SMRS. Demam dirasakan
tersebut.1 Diperkirakan memiliki prevalensi setiap malam hari dan bersifat naik-turun.
0,05% - 0,25% pada populasi umum dan sekitar Pasien dirujuk dari RS di Papua dengan
6% - 41% pada pasien psoriasis. Onset arthritis diagnosis psoriasis vulgaris tidak terkontrol
psoriatis biasanya pada usia dekade ke-3 hingga (Gambar 1). Keluhan demam disertai dengan
ke-4 dan terjadi kira-kira sama pada pria dan rasa nyeri pada hampir seluruh sendi
wanita. Pada kebanyakan pasien, timbulnya ditubuhnya. Pasien juga mengeluhkan mual dan
penyakit kulit mendahului arthritis (68%); pada muntah. Muntah terakhir di IGD dengan isi
sekitar 15% pasien, manifestasi rematik cairan berwarna biru. Keluhan lain yang
bertepatan dengan penyakit kulit, dan pada 17% dirasakan pasien seperti batuk kering dan nyeri
pasien, artritis terjadi sebelum manifestasi kulit pada perut yang menjalar hingga ke regio iliaca
membuat diagnosis lebih sulit. 2
dextra dan sinistra. Keluhan tidak disertai
Etiologi dan patogenesis artritis psoriatik tidak berkeringat, mengigil, pusing dan juga
sepenuhnya dipahami, tetapi melibatkan pilekBAK tidak ada keluhan dan BAB jarang
interaksi yang kompleks antara faktor genetik (Terakhir BAB kemarin). Pasien mengatakan
dan lingkungan yang mengakibatkan berat badannya menurun sejak tahun 2020
peradangan yang dimediasi kekebalan yang sebanyak 20 Kg. Pasien tidak memiliki riwayat
melibatkan kulit dan persendian, serta organ penyakit lain seperti DM, hipertensi, jantung
lainnya. Sekitar 33 – 50% pasien radang sendi dan lain-lain sebelumnya. Dalam anggota
psoriatik memiliki setidaknya satu kerabat keluarga pasien tidak ada yang memiliki
tingkat pertama yang juga menderita psoriasis keluhan serupa dengan pasien.
atau proriasis arthritis.3 Dari pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan
Seperti halnya radang sendi lainnya, pasien pada regio iliaca dextra dan sinistra abdomen,
dengan psoriasis arthritis memerlukan onikomikosis dan pada pemeriksaan kulit
pemantauan aktivitas penyakit secara teratur dan didapatkan efflorsesnsi berupa makula
perubahan terapi yang sesuai berdasarkan hipopigmentasi generalisata, polisiklik, anular,
pengukuran aktivitas penyakit. Evaluasi semua sirkumskrip e.c. post inflammatory psoriasis.
domain, termasuk sendi perifer, entheses, digit,
keterlibatan aksial, dan kulit dan kuku, sangat Pada pasien ini dilakukan beberapa pemeriksaan
penting.2 penunjang dan didapatkan beberapa hasil. Pada
Penulisan Laporan Kasus ini menjelaskan pemeriksaan lab darah lengkap tanggal 7
aspek-aspek penting yang terkait dengan Februari didapatkan penurunan Hb, Ht, limfosit,
psoriasis arthritis. MCV, MCH, Na, K, Cl serta kenaikan leukosit,
trombosit, neutrofil, RDW, GDS. Pada tanggal
10 dan 11 Februari dilakukan kembali osteopenia tulang-tulang genu kanan dan kiri,
pemeriksaan lab darah dan didapatkan tambahan osteoarthritis genu bilateral (grade I Kellgren
kelainan berupa kenaikan eusinofilia serta Lawrence classification), sela sendi femorotibia
peningkatan pro calcitonin yang signifikan. dan femoropatela kanan dan kiri baik, dengan
Pada tanggal 9 dan 10 Februari dilakukan tanda-tanda efusi sendi tidak jelas. Kemudian,
rontgen thorax, pelvis, dan manus bilateral. dilakukan tes urinalisis pada pasien di tanggal
Tidak didapatkan kelainan pada ketiganya dan 11 Februari dan didapatkan urin yang keruh,
tanda2 efusi sendi pada pelvis yang tidak jelas. leukosit esterase + pada urin, leukosituria,
Namun, pada pemeriksaan rontgen pada genu protein positif 1 dan sel epitel positif 1. Telah
bilateral pasien tanggal 10 Februari, didapatkan dilakukan juga tes anti-HIV dan anti-Malaria
beberapa kesan kelainan diantaranya, suspek dengan hasil akhir non reaktif.
subluksasi os patella kanan ke cranial,

Gambar 1. Psoriasis Vulgaris pada pasien.

DISKUSI
Pada pasien ini, turunnya Hb, Ht, MCV dan MCH menggambarkan bahwa telah terjadi suatu
anemia mikrositik hipokrom disertai anisositosis pada pasien yang dapat disebabkan oleh beberapa
keadaan, diantaranya defisiensi zat besi atau akibat suatu penyakit kronis. Kesan tersebut diikuti
dengan naiknya neutrofil dan turunnya limfosit yang menandakan bahwa telah terjadi juga suatu
infeksi non-viral pada pasien. GDS yang tinggi mengarah ke komorbiditas DM namun harus
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk diagnosis DM diantaranya pemeriksaan GD2PP, GDP dan
HbA1c. Sementara naiknya nilai eosinofil pada pemeriksaan lab selanjutnya, menandakan terjadinya
suatu proses imun yang di mediasi oleh sel eosinofil. Penyebab yang memungkinkan diantaranya
adalah infeksi parasit, alergi, atau suatu proses autoimunitas. Bersamaan dengan kenaikan eusinofil
tersebut, didapatkan juga kadar pro calcitonin yang peningkat. Naiknya kadar procalcitonin dapat
menandakan bahwa telah terjadi suatu infeksi berat didalam tubuh pasien.
Lalu, didapatkan kelainan pada sendi genu pasien. Jika membandingkan dengan hasil lab
darah sebelumnya, kelainan sendi pada pasien ini mungkin disebabkan dari infeksi yang sedang
terjadi didalam tubuh pasien atau oleh suatu proses autoimun yang mungkin sedang dialami oleh
pasien. Urin yang keruh, leukosit esterase + pada urin, leukosituria, protein positif 1 dan sel epitel
positif 1, menggambarkan bahwa telah terjadi suatu infeksi saluran kemih pada pasien, yang
penyebabnya adalah suatu bakteri namun jenis bakteri masih belum diketahui.
Telah dilakukan juga tes anti-HIV dan anti-Malaria dengan hasil akhir non reaktif. Dilakukan
tes anti-malaria dikarenakan pasien berasal dari daerah endemis malaria dan pasien datang dengan
keluhan demam disertai menggigil. Hasil negatif dari kedua uji lab tersebut menandakan bahwa gejala
yang dialami pasien tidak ada kaitannya dengan penyakit malaria dan tidak ada keterlibatan
penurunan imunitas akibat HIV sebagai penyebab yang mendasari penyakit pasien.
Berdasarkan keseluruhan gejala yang dialami pasien, yaitu demam 2 hari disertai nyeri sendi
hampir pada seluruh sendi di tubuhnya, kemudian temuan klinis pada pasien, yaitu kelainan kulit
berupa hipopigmentasi generalisata, polisiklik, anular, sirkumskrip, dan temuan hasil lab yaitu
kenaikan eeosinofil, yang mengarah pada kecurigaan suatu autoimunitas, pada pasien ini disarankan
untuk dilakukan pemeriksaan antibodi ANA serta dsDNA untuk mengetahui apakah terdapat
keterlibatan penyakit systemic lupus erythematosus (SLE) pada pasien.

REFERENSI
1. Karmacharya P, Chakradhar R, Ogdie A. The epidemiology of psoriatic arthritis: A literature
review. Best Pract Res Clin Rheumatol. 2021 Jun;35(2):101692.
2. Tiwari V, Brent LH. Psoriatic Arthritis. [Updated 2022 Aug 11]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK547710/
3. Eder L, Haddad A, Rosen CF, Lee KA, Chandran V, Cook R, Gladman DD. Insiden dan Faktor
Risiko Psoriatic Arthritis pada Pasien Dengan Psoriasis: Sebuah Studi Kohort Prospektif. Arthritis
Rheumatol. April 2016; 68 (4):915-23.

Anda mungkin juga menyukai