Anda di halaman 1dari 12

LEARNING OBJECTIVE

SKENARIO 1
“MASALAH PERSENDIAN : BUKAN ASAM URAT BIASA ”

Nama : Isra Nur Hidayah


Stambuk : N 101 20 053
Kelompok : 04 (Empat)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
Learning Objective

1. Prognosis berdasarkan skenario yang ada

Berdasarkan kasus skenario di atas, didapatkan informasi bahwa tanda-tanda


vital dari Ny.S yakni prognosis baik dengan diagnosis awal yakni
rheumatoid arthritis akut karena beberapa alasan: yakni, terjadi kekakuan
pada pagi hari,keluhan menjadi ringan saat sedang berisitirahat,onset cepat
yakni kurang dari dua bulan sebelum namun dengan perkembangan keluhan
dengan cepat menjadi berat dalam waktu kurun dua hari, terdapat bengkak
pengan palpasi terasa hangat,lokasi nyeri dan edema ada pada genu dextra et
sinistra yakni lokasi umum terjaidnya RAberupa nyeri dan
pembengkakan,diduga Ny.S mengalami masa remisi namun serangan
kembali datang . Dikatakan prognosis baik karena Ny.S belum mengalami
deformitas pada ekstremitas atas khusunya tangan.Oleh karena itu, dokter
diharuskan melakukan pemeriksaan berkala untuk mengontrol peradangan
dan mencegah kerusakan lebih lanjut dengan pemberian obat DMARD’s .
(Helmi,2013)

2. Factor risiko dari Arthritis Gout


Ada beberapa faktor risiko yang dapat berpotensi mengantarkan seseorang
mengalami Arthritis Goat yakni,usia lansia,pola hidup yang salah terkait
kebiasaan makanan yang dikonsumsi dan peningkatan konsentrasi asam urat
darah. (Helmi,2013)

3. Definisi Osteoarthritis
Kondisi Osteoarthritis adalah suatu penyakit degenerative pada persendian
yang disebabkan oleh beberapa macam factor yakni dengan terdapatnya
kerusakan kartilago (tulang rawan sendi) yang secara primer berfungsi untuk
menjadi penghalus gerakan antar-tulang keras. (Helmi,2013)

4. Epidemilogi dari Rheumatoid artriti , Gout Arthritis, Pseudogot,


Osteoarthritis

Rheumatoid artritis : untuk rheumatoid artritis organ-organ yang dilibatkan


adalah organ ekstra-artikular seperti kulit,jantung,paru-paru,dan mata.
Dengan tingkat prevelensi 1% dan ada sekitar 3 kasus per 10.000 penduduk
di seluruh dunia. AR lebih mudah terjadi pada wanita 2-3 kali daripada pria.

Gout Arthritis : gout mengena 1–2 persen orang dewasa, dan merupakan
kasus artritis inflamasi terbanyak pada pria. Prevalensi penyakit gout
diperkirakan antara 13,6 per 1.000 pria dan 6,4 per 1.000 wanita. Prevalensi
gout meningkat sesuai umur dengan rerata 7 persen pada pria umur >75
tahun dan 3 persen pada wanita umur >85 tahun.

Pseudogout : pseudogout atau lebih dikenal sebagai penyakit deposisi


kalsium pirofosfat memiliki perbandingan prevelnsi 1:2 jika dibandingnkan
dengan AG. Dengan prevelensi 30%-60% pada usia di atas 85 tahun.

Osteoarthritis : prevalensi penderita osteoartritis di dunia pada tahun 2014


mencapai 151,4 juta jiwa. Di negara barat seperti Amerika dan Eropa
prevalensi osteoartritis mencapai 22,3 juta jiwa dan 40,2 juta jiwa,
sedangkan di Asia Tenggara prevalensi mencapai 27,4 juta jiwa. Pada tahun
2030, prevalensi osteoartritis di Amerika Serikat diperkirakan akan
meningkat menjadi 67 juta kasus. (Helmi,2013)

5. Patofisiologis dari Rheumatoid artriti ,Gout


Arthritis,Pseudogot,Osteoarthritis

Rheumatoid artritis : AR tidak ketahui penyebab pastinya,meskipun


etiologi infeksi telah berspekulasi bahwa penyebabnya adalah organisme
mikoplasma,virus Epstein-Batrr,dan lainnya. AR dikaitkan dengan banyak
respon autoimun namun ini pun masih belum diketahui apakah
autoimunitas masih menjadi peristiwa sekunder atau primer.

Gout Arthritis : terjadi peningkatan kadar asam urat serum dan hal ini
disebabkan karena adanya pembentukan berlebih atau penurunan ekskresi
asam urat ataupun keduanya. Adanya ganggaun pada metabolism purin
meliputi beberapa hal yakni : karena adanya penurunan ekskresi asam urat
secara idiopatik dan penurunan eksresi asam urat sekunder ,misalnya karena
adanya gagal ginjal,lalu adapun sebab karena terjadinya peningkatan asam
urat oleh tumor atau peningkatan sintesis purin dan peningkatan asupan
makananyang mengandung purin sehingga menyebabkan darah memiliki
banyak sekali kandungan asam urat yang menjadi produk akhir dari
metabolism purin.Asam urat dianggap menjadi benda asing dan kerap kali
membuat banyak agen inflmasi berkumpul serta masuk ke bagian-bagian
terselubung dari sendi dan menyebabkan sendi sulit bergerak. Berawal dari
asam urat yang jumlahnya banyak dengan kelarutan yang rendah dan
mudah untuk mengendap,maka secara langsung akan membentuk suatu
endapan Kristal mononatrium uratyamg terjadi berulang-ulang dan
menyebabkan terbentuknya kapur putih yang disebut tofi/tofus yang akan
banyak mendiami tendon,jaringan lunak dan lainnya.

Pseudogot: mekanisme pasti dari kondisi metabolic artropati akibat deposisi


kalsium pirofosfat belum ditemukan,tetapi adanya hipotesis tentang
peningkatan pemecahan dari adenosine triphosphate mengahsilkan suatu
material inorganic pirofosfat di dalam sendi. Materi inorganic ini akan
menghambat pembentukan hidroksipatit. Pirofosfat ini berhubungan erat
dengan dengan peningkatan aktivitas ATP dan ia bergabung dengan
kalsium membentuk kalsium pirofosfat. Kadar kartilago semakin menurun
dan dapat menghambat nukleasi Kristal sehingga halnini akan
mengakibatkan pada deposisi Kristal dan hal ini menyebabkan pelepasan
Kristal kalsium pirofosfat ke dalam ruang sendi diikuti dengan fagositosis
Kristal tersebut oleh neutrophil. Neutrophil ini lah yang akan meningkatkan
proses inflamasi.

Osteoarthritis : perkembangan patofisiologis dari osteoarthritis meliputi 3


fase yakni : terjadinya penguraian proteolitik pada matrix kartilago lalu
metabolism kondrosit terganggu dan akan mengeluarkan enzim
netalloproteinase dan kondisi ini mengakibatkan penipisan kartilago. Tahap
kedua, terjadi fibrilasi dan erosi dari permukaan kartilago dan masuknya
proteoglikan dan fragmen kolagen ke dalam cairan synovia. Fase terakhir,
penguraian kartilago akan mengindukis terjadinya respons inflamasi pada
synovia , karena mengetahui adanya sesuatu yang asing maka hal ini akan
mengaktifkan makrofag synovia dan kondisi ini memberikan kehancuran
bagi kartilago. Hal ini menyebabkan oerubahan arsitektr sendir dan stress
inflamsi memberikan pengaruh bagi permukaan articular menjadikan kondisi
menjadi gangguan yang progresif. (Helmi,2013)

6. Penegakkan diagnosis Rheumatoid artritis ,Gout


Arthritis,Pseudogot,Osteoarthritis

Rheumatoid artritis : penegakkan RA didasari oleh serangkaian anamnesis


yang didapati nyeri,pembengkakan,dan kekakuan sendi yang mengalami
rematik. Keluhan tersebut bisa diikuti oleh demam,malaise,dan
kelemahan,dan morning stiffness.

Gout Arthritis : penegakkan diagnosis GA didasari oleh oleh beberapa


pemeriksaan laboratorium yakni terkait : pemeriksaan cairan synovia
didaptkan adanya Kristal monosodium urat intraseluler, pemeriksaan serum
asam urat meningkat >7 mg/dL,uranalisis 24 jam didapatkan eksresi
>800mg/dL asam urat,urinalisis untuk mendeteksi risiko batu asam
urat,pemeriksaan kimia darah untuk mendeteksi fungsi
ginjal,hati,hipertrigliseridemia,tingginya LDL,Leukositosis didapat pada
fase akut. Melalui pemeriksaan penunjang yakni radiodiognostik dengan
gambaran radiografi untuk mendeteksi adanya kalsifikasi sendi, radiografi
didapatkan adanya erosi pada permukaan sendi dan kapsul sendi.

Pseudogot : dilakukan penegakkan diagnosis dengan cara pengambiulan


darah rutin dan dihutung leukosit 20.000-100.000/mm3, PMN < 50%, LED
dan CRP meningkat, pemeriksaan serum kalsium, fosfat,alkalin fosfat, dan
magnesium lalu dilakukan artosentesis untuk mendeteksi pseudogout atau
sepsis artritis. (Helmi,2013)

Osteoarthritis: untuk osteoarthiritis tidak ada pemeriksaan laboratorium


spesifik namun dilakukan pemeriksaan rutin biasanya didapatkan adanya
peningkatan kadar leukosit,LED,dan CRP. Lalu dilakukannya pula
pemeriksaan cairan synovia mellaui artosentesis untuk mendeteksi adanya
artritis sepsis. (Helmi,2013)

7. Identifikasi diagnosis banding

Rheumatoid artritis memiliki beberapa diagnosis banding, yakni


seperti,osteoarthritis,fibromyalgia,LES,sarcoidosis,sindromSjogren,polikon
dritis, penyakit deposisi pirofosfat-kalsium hipoparatiroidisme dan
Amiloidosis.

Gout Arthritis memiliki diagnosis banding seperti artritis septik, psoriasis,


calcium pyrophosphate deposition disease (CPPD), dan artritis rematik.
Untuk diagnosis definitif artritis gout dikonfirmasikan dengan analisis
cairan sendi dimana pada penderita artritis gout mengandung monosodium
urat yang negatif birefringent (refraktif ganda) yang juga ditelan oleh
neutrofil (dilihat dengan mikroskop sinar terpolarisasi) (Setter dan Sonnet,
2005). Analisis cairan sinovial dan kultur sangat penting untuk
membedakan artritis septik dengan artritis gout. Artritis gout cenderung
tidak simetris dan faktor reumatoid negatif, sedangkan pada artritis rematik
cenderung terjadi simetris dan lebih dari 60% kasus memiliki faktor
reumatoid positif. Hiperurisemia juga sering terjadi pada penderita psoriasis
dan adanya lesi kulit membedakan kasus ini dengan artritis gout
Pseudogot dengan diagnosis banding seperti pseudoosteoarthritis dan
pseudorheumatoid arthritis (Helmi,2013)

Osteoarthritis memiliki diagnosis banding seperti gout arthritis dan


rheumatoid arthritis serta arthritis psoriatic. Kehadiran nodus Heberden juga
merupakan karakteristik osteoarthritis, tetapi bukan artritis reumatoid.
Daripada keterlibatan interphalangeal distal, ada keterlibatan sendi
interphalangeal proksimal dengan rheumatoid arthritis. Pembengkakan
secara khas berbeda: tulang dan keras dengan osteoarthritis versus lembut
dan nyeri dengan rheumatoid arthritis. Kekakuan juga khas
berbeda: kekakuan pagi adalah fitur utama rheumatoid arthritis versus
kekakuan malam setelah seharian aktivitas yang lebih karakteristik
osteoarthritis.

Temuan X-ray untuk osteoarthritis adalah khas karena ada penyempitan ruang
sendi dari kehilangan tulang rawan dan pembentukan osteophyte yang umum.
Berkenaan dengan tes darah, tes faktor rheumatoid positif, peningkatan kadar sed ,
dan kehadiran anti-PKC semuanya akan mengarah ke rheumatoid arthritis versus
osteoartritis. Baik osteoarthritis dan psoriasis arthritis sering melibatkan sendi
interphalangeal distal tangan. Ciri yang membedakan adalah bahwa, dengan artritis
psoriasis yang mempengaruhi sendi-sendi ini, biasanya ada kelainan kuku
(misalnya, lubang, punggung). Juga, dengan psoriatic arthritis, ada dactylitis
(penampilan sosis seperti jari yang terkena). Tidak ada kristal yang terkait dengan
osteoarthritis. Gout secara khusus dikaitkan dengan kristal asam urat , sementara
pseudogout dikaitkan dengan kristal kalsium pirofosfat . (Helmi,2013)
8. Terapi farmakologi dan non-farmakologi dari
Rheumatoid artritis : Non-formakologi yakni termasuk pendidikan
kesehatan penting dalam membantu pasien untuk memahami penyakit
mereka,fisioterapi untuk mempertahankan dan meningkatkan berbagai
gerakan ,terapi okupasi yakni untuk membantu pasien untuk menggunakan
sendi dan tendon efisien tanpa menekan struktur tersebut,dan tindakan
ortopedi meliputi tindakan bedah rekonstruksi. Untuk aspek farmakologi
nya yakni: pemberian DMARD’s untuk memperlambat dan mencegah
perkembangan kerusakan dan hilangnya fungsi sendi termasuk di dalam:
klorokuin dan hidroksklorokuin,sulfasazin. Lalu ada pun, NSAID untuk
menganggu sintesis prostaglandin melalui penghambatan enzim,kemudian
adapun analgesic seperti paracetamol,tramadol,opiate dan lainnya untuk
mengurangi rasa sakit.
Gout Arthritis memiliki treatment farmakologi seperti NSAIDs,
colchicine,cortisteroid, probenecid,allopurinol,uricosuric. Untuk non-
farmakologi yakni intervensi bedah,diet pembatasan purin,serta edukasi
kepada pasien terkait pengaruh pola makan terhadap kadar asam urat dalam
tubuh (Helmi,2013)
Pseudogot dengan terapi obat yakni pemberian kortikosteroid injeksi 40-80
mg, NSAIDs, dan oral colchicine sedangkan untuk terapi non obat yakni
adalah edukasi terkait kondisi gangguan metabolic.
Osteoarthritis dengan terapi non farmakologi berupa pendidikan kesehatan
terkait upaya aktivitas berat,terapi fisik,kompores hangat atau dingin,dan
dengan terapi farmakologi yakni NSIDs,analgesic tramadol,obat relaksasi
otot,dan injeksi glukokortikoid intraseluler. (Helmi,2013)

9. Komplikasi infeksi persendian,rheumatoid arthritis,gout


arthritis,pseudogoat,dan osteoarthritis

Infeksi persendian atau radang sendi dapat menyebabkan komplikasi


menurut jenis artrhitisnya,pada RA akan didapati komolikasi seperti dapat
menimbulkan berbagai komplikasi seperti, osteoporosis, nodul rheumatoid,
sindrom Sjogren yang memengaruhi mata dan mulut, infeksi, carpal tunnel
syndrome, bahkan hingga masalah pada jantung dan paru-paru. Pada anak,
juvenile idiophatic/rheumatoid arthritis bisa menyebabkan radang mata
(uveitis) hingga mengarah ke katarak, glaukoma, atau bahkan kebutaan.
Anak juga bisa mengalami masalah pertumbuhan. Untuk
keseluhura,gangguan kecemasan dan depresi dapat menganggu pasien di
kemudian hari
Rheumatoid Arthritis : Adapun beberapa komplikasi atau kelaianan yang
dapat terjadi berasal dari pengaruh AR itu sendiri seperti di antara :
Anemia,infeksi,sindrom felty,limfoma dan kanker lainnya,penyakit
jantung,osteoporosis, dan lainnya.

Gout Arthritis dapat mengakitabtkan munculnya tofus yang akan


mengganggu mobilisasi, gangguan gagal ginjal,dan merusakan sendi

Pseudogot dapat menyebabkan kerusakan sendi secara permanen,taji


tulang,dan gangguan pada ginjal.
Osteoarthritis dapat menyebabkan depresi, gangguan
kecemasa,osteonecrosis,(kematian jaringan tulang. (Helmi,2013)
DAFTAR PUSTAKA

Helmi,Zairin.2013.Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal.Salemba


Medika:Edisi 2

Anda mungkin juga menyukai