DISUSUN OLEH:
Alifia Shafanaura Pamuji 2210221046
PEMBIMBING:
dr. Anjar Budi Astoro, Sp.PD, FINASIM
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus :
Disusun Oleh :
Jakarta, …...............2022
Pembimbing,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
kasus ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada dr. Anjar Budi Astoro, Sp.PD, FINASIM, selaku pembimbing yang telah
penyusunan laporan kasus ini. Penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………….………i
Lembar Pengesahan………………………………………………………………ii
Kata Pengantar……………………………………………………………………iii
Daftar Isi………………………………………………………………………….iv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
BAB IV KESIMPULAN………………………………………………….……..58
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………59
1
BAB I
PENDAHULUAN
ekonomi terjadi pada orang lanjut usia, di mana dalam medis terlingkup dalam
geriatri dengan batas usia di atas 65 tahun (Sieber, 2007). Menua didefisikan
sebagai proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang lemah
eksponensial. Menua adalah suatu proses normal dan tidak selalu menyebabkan
gangguan fungsi organ atau penyakit, kecuali dengan keterlibatan faktor lain
seperti genetik, lingkungan, dan gaya hidup. Secara umum, pada proses penuaan
terjadi penurunan kapasitas fungsional baik pada tingkat selular atau organ
sehingga orang usia lanjut tidak berespon terhadap berbagai rangsangan dan sulit
Penerapan klinis dari mengetahui proses penuaan pada usia lanjut yaitu
membedakan pengelolaan masalah medis pada orang lanjut usia dengan orang
usia muda. Hal tersebut penting karena diharapkan pengobatan pada pasien usia
lanjut dapat terarah pada patologi yang dapat diobati dan menghindari pengobatan
terhadap proses penuaan normal. Selain itu, pengkajian dari orang lanjut usia
harus lebih holistik karena proses menua tidak terbatas pada sisi biologis. Pada
proses penuaan juga terjadi banyak kehilangan secara sosial dan ekonomi, seperti
kehilangan status dan mata pencaharian akibat pensiun, kehilangan teman dan
yang sering muncul di geriatri yang dikenal dengan 14I, yaitu: imobilisasi,
beragam dan dokter serta tenaga kesehatan harus mendapat informasi riwayat
penyakit yang cukup untuk menentukan sebab serta tatalaksana yang tepat (Setiati
pasien lanjut usia. Tujuan pendekatan ini yaitu untuk mempertimbangkan aspek
optimal baik secara preventif, kuratif, maupun rehabilitatif. Pendekatan ini harus
psikiatri, komunikasi antarpakar yang intens, tindak lanjut yang terus menerus,
2014).
3
BAB II
STATUS PASIEN
1 Identitas Pasien
Pendidikan : SMA
II.2. Anamnesis
Anamnesis dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis dengan
A Keluhan Utama
rumah sakit.
sama saja ketika malam maupun pagi hari dan tidak disertai suara
dari tidur karena sesak. Sesak tidak disertai nyeri dada, namun disertai
rumah sakit, terjadi pada malam maupun siang hari. Dahak berwarna
kuning kehijauan kental. Sesak juga disertai dengan rasa mual dan
disertai dengan muntah darah, BAB hitam, BAK seperti teh, mimisan,
penurunan nafsu makan, makan hanya 5 sendok sebanyak 2-3 kali, dan
jernih dan tidak nyeri saat berkemih, pasien juga tidak dapat menahan
karena bab keras dan hal tersebut diatasi dengan pemberian microlac,
warna bab coklat normal dan tidak disertai darah. Pasien memiliki
dan ikan teri, namun tidak memiliki riwayat asma. Penyakit gula pada
pasien disangkal.
pada tahun 2010 dan penyakit ginjal kronik pada tahun 2016 disertai
riwayat bengkak pada kedua kaki. Riwayat penyakit paru, hati, stroke,
keganasan disangkal.
6
E Riwayat Pengobatan
secara rutin, namun saat ini obat-obatan pasien habis dan keluarga
pasien tidak ingat nama obat yang dikonsumsi, selain Amlodipine dan
Isosorbid Dinitrate.
rumah ber 7. Pasien menikah umur 18 tahun namun saat ini suami
yang biasa dikonsumsi oleh pasien adalah nasi, sayur, dan ayam, dan
yang pedas dan asin tetapi tidak suka dengan makanan manis.
7
Tanda Vital :
Suhu : 36 oC
VAS :0
Status Gizi :
LLA : 23 cm
Status Generalis
hiperemis
Thorax
Pulmo
Cor
klavikularis sinistra
kardiomegali.
gallop (-)
Abdomen
teraba.
undulasi (-).
Ekstremitas
Jumlah Skor 6
Keterangan :
Skor 0-7 mengindikasikan terdapat gangguan fungsi kognitif
Skor 8-10 mengindikasikan tidak terdapat gangguan fungsi kognitif
Pada pasien : Terdapat gangguan fungsi kognitif
No Pertanyaan Skor
Keterangan :
Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal; setiap jawaban bercetak
tebal mempunyai nilai 1
Skor lebih dari sama dengan 2 menunjukkan kemungkinan depresi dan
membutuhkan evaluasi lebih lanjut dengan 15 item GDS.
Pada pasien : Tidak terdapat kemungkinan depresi
Keterangan :
Fit/Robust : 0
Pre-frail : 1-2
Frail : 3-5
Pada pasien : Frail (Skor 4)
13
C.Mobilitas
0 = terbatas di tempat tidur atau kursi
1= mampu bangun dari tempat tidur/kursi
tetapi tidak bepergian ke luar rumah
2= dapat bepergian ke luar rumah
SKOR PASIEN : 2
Instrumen Hasil
A Kekakuan sendi ✔
B Bengkak sendi ✔
C Nyeri otot ✔
7. Endokrin
A Sering lupa ✔
B Kelakuan aneh ✔
C Mengembara ✔
D Murung ✔
E Sering nangis ✔
Skor 4
Skor : hitung berdasarkan jawaban bercetak tebal Tidak depresi
(tiap jawaban bercetak tebal bernilai 1)
5-9 : kemungkinan besar depresi
10 : depresi
18
ORIENTASI
REGISTRASI
MENGENAL KEMBALI
BAHASA
menyiram) 2. Mandiri
Skor BAI
● 20: Mandiri
● 12-19 : ketergantungan ringan
21
2 Berbelanja
a. Mampu menangani semua kebutuhan belanja secara mandiri 1
b. Mampu berbelanja sendiri untuk barang – barang kecil 0
c. Perlu ditemani setiap kali berbelanja 0
3 Menyiapkan makanan
a. Merencanakan, menyiapkan / memasak, dan menyajikan makanan secara 1
mandiri
b. Menyiapkan / memasak makanan jika bahannya sudah disediakan 0
c. Memanaskan, menyajikan, dan menyiapkan makanan namun tidak 0
memenuhi kebutuhan yang cukup
d. Perlu bantuan menyiapkan/ memasak dan menyajikan makanan 0
22
5 Mencuci pakaian
a. Mampu mencuci pakaian sendiri 1
b. Mampu mencuci pakaian-pakaian yang ringan, seperti kaos kaki, dll 1
c. Kegiatan mencuci pakaian dilakukan oleh orang lain 0
6 Penggunaan transportasi
a. Dapat berpergian dengan menggunakan kendaran umum atau menyetir 1
sendiri
b. Dapat bepergian dengan taxi, bajaj, atau ojeg namun tidak dengan 1
kendaraan umum.
c. Dapat bepergian dengan kendaraan umum jika ditemani 1
PENAPISAN (SCREENING)
A. Apakah ada penurunan asupan makanan dalam jangka waktu 3 bulan oleh
karena kehilangan nafsu makan, masalah pencernaan, kesulitan menela,
atau mengunyah?
0 = nafsu makan yang sangat berkurang
1 = nafsu makan sedikit berkurang (sedang)
2 = nafsu makan biasa saja
B. Penurunan berat badan dalam waktu 3 bulan terkakhir
0 = penurunan berat badan lebih dari 3 kg
1 = tidak tahu
2 = penurunan berat badan 1-3 kg
3 = tidak ada penurunan berat badan
C. Mobilitas
0 = harus berbaring di tempat tidur atau menggunakan kursi roda
1 = bisa keluar dan tempat tidur/ kursi roda, tetapi tidak bisa ke luar rumah
2 = bisa keluar rumah
D. Menderita stress psikologis / penyakit akut 3 bulan terakhir
0 = Iya
2 = Tidak
E. Masalah neuropsikologis
24
5. RASA CEMAS
✔ Saya tidak cemas/ gelisah atau depresi ( jiwa tertekan)
Untuk membantu menyatakan tingkat kesehatan Bapak / Ibu, Berikut ini adalah
sebuah alat ukur dengan skala yang dapat menggambarkan tingkat Kesehatan
yang menurut bapak/ ibu paling sesuai. Jika tingkat Kesehatan yang dirasakan
sangat baik maka dapat ditandai ke angka 100 sedangkan jika tingkat Kesehatan
bapak/ibu sangat buruk maka dapat diberi tanda di angka 0
29
II.6.2 Laboratorium
Hematologi Lengkap
Hematokrit 22 30 37 - 47 %
Hitung Jenis :
- Basofil 0 0 0-1%
- Eosinofil 2 1 1-3%
30
-Neutrofil 75 71 2-6%
- Limfosit 14 19 50 - 70 %
- Monosit 9 9 20 - 40 %
MCV 67 70 80 - 96 fL
MCH 22 24 27 - 32 pg
MCHC 33 34 32 - 36 g/dL
Kimia Klinik
Ureum 34 20 - 50 mg/dL
tinggi
60-89 :penurunan
ringan
45-59 :penurunan
30-44 :penurunan
31
15-29 :penurunan
berat
mL/mnt/1.73m2
Pneumonia
LVH konsentrik
Global normokinetik
II.7 Resume
Pasien Ny. RH, 72 tahun, datang akibat nyeri di kedua paha 1 hari SMRS,
terus menerus, jadi sulit berjalan, VAS 7, sering muncul dalam 5 bulan terakhir
dan membaik dengan obat Parkinson. Kedua tungkai bengkak sejak 5 bulan lalu,
tidak ada sesak, sulit berjalan, membaik dengan furosemid, dan tidak perlu bantal
ditumpuk. Badan lemas 1 bulan SMRS, tampak pucat dan lesu, tidak dipengaruhi
makanan, mengaku asupan nutrisi cukup dengan makan 2 kali sehari dengan
sayur, buah dan lauk daging hewani atau telur. Mengeluhkan konstipasi sejak
2021 akibat konsumsi suplemen zat besi, feses keras, 3 hari sekali, warna
minor baru terdiagnosis Oktober 2022, dan darah tinggi sejak 18 tahun lalu.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit sedang, kesan batas jantung
ekstremitas atas terdapat rigiditas dan ekstremitas bawah terdapat pitting edema di
Status geriatri pada P3G menunjukan frail score termasuk ke dalam kategori
frail dengan skor 4 dan mini nutritional state termasuk resiko malnutrisi dengan
skor 10. Pada Pengkajian Medis Usia Lanjut didapatkan Indeks Adl Barthel
ketergantungan ringan dengan skor 13 dari total 20, dan mini nutritional
assessment hasil skor nya 19.5 yang masuk ke kategori resiko malnutrisi.
34
minor), Hb post transfusi 10.3, hematokrit 30, MCV 70, MCH 24, RDW 21.50,
2. Penyakit Parkinson
3. Thalassemia B Minor
albumin.
Rencana Tatalaksana :
sehari.
36
PND (+)
Rencana Tatalaksana :
lesu sejak 2021 dan saat itu dicek Hbnya 7,9 gr/dL, dan tidak
7.4, Ht 22%, eritrosit 3.4 juta/uL, MCV 67, MCH 22, dan RDW
20.60.
hemosiderosis
37
o Rencana Tatalaksana :
hemosiderosis
o Rencana Tatalaksana :
II.10 Follow Up
a. Subjektif
Nyeri di kedua paha berkurang dengan VAS 2, masih mengeluhkan lemas namun
lebih baik dibanding saat awal masuk RS, dan keluhan sulit BAB belum membaik
b. Objective
c. Assesment
d. Plan Terapi
e. Plan Diagnostik
Rujuk ke Sp.PD sub HOM untuk pemeriksaan profil besi lengkap untuk
f. Plan Monitoring
a. Subjektif
Nyeri di kedua paha tidak lagi dirasakan, lemas lebih baik dibandingkan kemarin,
b. Objective
c. Assesment
jalan)
d. Plan Terapi
Rujuk ke Rehabilitasi Medik dan Sp.S untuk fisioterapi di hari kerja serta
e. Plan Diagnostik
Rujuk ke Sp.PD sub HOM untuk pemeriksaan profil besi lengkap untuk
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1 Geriatri
III.1.1 Definisi
Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari proses menua, dan segala aspeknya.
Geriatri merujuk pada pemberian layanan pada pasien usia tua dengan penyakit
ganda. Sedangkan longevity merujuk pada lama hidup seseorang. Adapun menua
itu sendiri merupakan sebuah proses yang mengubah seorang dewasa sehat
Berdasarkan Setiati dkk. (2014), beberapa teori yang diterima saat ini
mengenai fisiologi penuaan antara lain teori “radikal bebas”, teori “glikosilasi”,
berbagai komponen penting selular, termasuk protein, DNA, dan lipid, dan
2 Teori “glikosilasi”
Teori ini berhubungan ketat dengan teori radikal bebas karena ROS
Menurut Setiati dkk. (2014), sindrom geriatri adalah kondisi klinis pada
orang tua. Kondisi ini tidak selalu dikaitkan dengan penyakit dasar yang spesifik.
Gejala sindrom geriatri merupakan akumulasi gangguan dari berbagai sistem dan
sehingga membuat seseorang lebih rentan terhadap stresor. Ketika stresor lebih
stresor tertentu. Presentasi klinis sindrom geriatri sering tidak mewakili stresor
fisiologis spesifik yang memicu timbulnya gejala sindrom geriatri pada tingkat
sistem organ.
43
yang
dapat disebabkan oleh salah satu atau lebih dari gangguan visual,
sensori motor.
keluarnya urin secara tak terkendali pada saat yang tidak tepat dan tidak
kronik lain. Infeksi yang paling sering terjadi pada lanjut usia adalah
10. Isolasi (Isolation) Yang dimaksud dengan isolasi adalah menarik diri
fisik yang berat. Dalam keadaan yang sangat lanjut dapat muncul
memerlukan kewaspadaan
diabetes melitus dengan kadar gula darah yang tidak terkendali, dan
merokok.
III.2.1 Definisi
sebuah sindrom klinis dengan tanda dan gejala yang disebabkan adanya kelainan
jantung meliputi sindroma klinis yang mencakup gejala utama (sesak napas,
edema tungkai, dan kelelahan) yang dapat disertai tanda klinis (peningkatan
jugular venous pressure (JVP), ronkhi paru, dan edema perifer). Hal tersebut
gagal jantung8.
III.2.2 Klasifikasi
terdapat sebuah penelitian mengenai uji coba terapi pada gagal jantung yang
LVEF ≤40%. Klasifikasi tersebut yaitu Heart Failure with mildly reduced
tekanan dan volume berlebih. Etiologi utama dari gagal jantung kanan
(NYHA).
48
III.2.4 Penatalaksanaan
dan sirkulasi). Evaluasi awal pasien dengan dugaan ADHF bertujuan untuk
mengidentifikasi gangguan pernapasan berat dan potensi gagal napas, serta pasien
O2 lebih besar dari 95% tetapi tidak diperlukan atau direkomendasikan jika pasien
tidak hipoksia. Vasodilator dan diuretik merupakan terapi medis terpenting yang
dapat diberikan pada gagal jantung akut dekompensasi. Agen seperti nitrat dan
sodium nitroprusside biasanya digunakan dalam situasi ini. Nitrat pilihan di UGD
sampai terapi intravena dapat dilakukan. Diuretik harus diberikan dalam dosis
intravena sama dengan 1-2,5 kali dosis po harian biasa pasien. Pada pasien naif
dapat disesuaikan dengan output urin. Setelah itu dapat dilakukan echocardiografi
untuk menentukan lebih lanjut jenis gagal jantung yang dialami pasien dan terapi
kemudian diberikan sesuai dengan jenis gagal jantung yang dialami, antara lain:
2. Tatalaksana HFmrEF
dengan tujuan untuk mengontrol kongesti. Tidak ada data uji coba
obat-obatan lain yang pada pasien dengan gagal jantung tipe HFmrEF.2
3. Tatalaksana HFmrEF
dan morbiditas pasien secara signifikan dengan gagal jantung tipe HFpEF,
51
mengontrol kongesti. Bukan hanya itu saja, perlu dilakukan edukasi untuk
mengurangi berat badan pada pasien dengan obesitas. Di sisi lain penting
III.3 Pneumonia
III.3.1 Definisi
III.3.2 Klasifikasi
Moraxella catarrhalis.
bagian bawah.
setelah 48-72 jam atau lebih setelah intubasi trachea. Ventilator mekanik
adalah alat yang dimasukkan melalui mulut dan hidung atau lubang didepan
batuk (produktif, atau non produktif, atau produksi sputum yang berlendir dan
purulent), sakit dada karena pleuritis dan sesak. Sering berbaring pada posisi yang
sakit dengan lutut bertekuk karena nyeri dada.10 Pada pemeriksaan fisik didapati
adanya retraksi dinding dada bagian bawah saat bernafas, tachypneu, meningkat
dan menurunnya taktil fremitus, perkusi redup sampai pekak akibat terjadi
konsolidasi atau cairan pada pleura, ronchi, suara nafas brochial, dan peural
III.3.4 Penatalaksanaan
kondisi tertentu terkait durasi terapi antibiotik ini, misalnya jika pneumonia
hal penting.19
dimana skoring ini dapat menjadi pertimbangan rawat inap / rawat jalan pada
pasien.
III.4
CKD
III.4.1 Definisi
dikatakan apabila terdapat kelainan struktural serta fungsional pada ginjal dalam
kurun waktu minimal 3 bulan, dengan atau tanpa penurunan Glomerular Filtration
Rate (GFR), yang bermanifestasi sebagai kelainan patologis atau penanda adanya
kerusakan pada ginjal. Dapat juga dikatakan seseorang mengalami penyakit ginjal
kronik apabila GFR kurang dari 60mL/min/1,73m2 selama 3 bulan, dengan atau
Mellitus, Hipertensi dan infeksi pada saluran kemih. Selain karena penyakit
penyerta, penyakit ginjal kronik juga dapat disebabkan oleh faktor usia, riwayat
III.4.2 Klasifikasi
keparahannya untuk mengetahui rencana terapi yang akan diberikan pada pasien.
Glukosa Darah dan Profil Lipid, Analisa Gas Darah, Urinalisis dan Albumin Urin,
III.4.4 Penatalaksanaan
57
III.5
Hipertensi
III.5.1 Definisi
60
peningkatan tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013).
III.5.2 Klasifikasi
yang mungkin dapat muncul pada pasien hipertensi diantaranya: nyeri kepala,
palpitasi, pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, pegal
pada ekstrimitas, nyeri dada, sesak. Tanda klinis pada penderita hipertensi dapat
sebagai tanda kerusakan vaskular berhubungan dengan sistem organ yang dialiri
pembuluh darah yang rusak (Tomymy, 2019). Misalnya jika organ yang terkena
adalah otak dan mata, manifestasi yang terjadi diantaranya sakit kepala, gangguan
penglihatan, defisit sensorik dan motorik. Jika yang terkena jantung yang terjadi
diantaranya palpitasi, rhytm dan rate denyut jantung, sesak, bengkak pada
ekstrimitas. Jika yang terkena ginjal yang terjadi diantaranya adanya hematuria,
61
tanda kulit pucat anemis, dan jika yang terkena pembuluh darah arteri perifer
maaka dapat terjadi palpasi arteri perifer, ekstrimitas dingin, dan klaudikasio
intermiten. Jika terjadi hipertensi sekunder, gejala dan tanda berhubungan dengan
dapat dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai dengan gejala organ target yang
terkena.
III.5.4 Penatalaksanaan
apabila pasien overweight atau obesitas. Untuk terapi obat terdapat beberapa
pilihan obat diantaranya golongan ACEi, beta bloker, CCB dan diuretic. Berikut
BAB IV
KESIMPULAN
instability, resiko malnutrisi, dan impaksi. Hasil diagnosis didapat dari anamnesis,
Pada status geriatri dari Ny. RH menggunakan P3G dan Pengkajian Medis
Usia Lanjut. Pada P3G menunjukan frail score termasuk ke dalam kategori frail
dengan skor 4 dan mini nutritional state termasuk resiko malnutrisi dengan skor
10. Pada Pengkajian Medis Usia Lanjut didapatkan Indeks Adl Barthel
ketergantungan ringan dengan skor 13 dari total 20, dan mini nutritional
assessment hasil skor nya 19.5 yang masuk ke kategori resiko malnutrisi.
pasien geriatri, untuk kasus ini pasien memiliki instability, hal ini karena pasien
gerakan jalan sehingga terdapat resiko mudah jatuh. Selanjutnya juga terdapat
constipation, karena pasien BAB 1x setiap 3 hari dengan konsistensi keras. Selain
itu pada pasien terdapat inanition dan termasuk ke resiko malnutrisi, terutama
kelemahan umum, penurunan berat badan, rasa takut jatuh, dan ketergantungan
fungsional.
63
64
DAFTAR PUSTAKA