Oleh:
Pembimbing:
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya laporan PBL (Pengalaman Belajar Lapangan) ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya yang berjudul ‘Kehamilan Ektopik
Terganggu’. Laporan ini dibuat dalam rangka mengikuti Kepaniteraan Klinik
Madya di Departemen/KSM Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para
pembaca.
iii
Tim Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman Sampul......................................................................................................i
Lembar Persetujuan .........................................................................................…..iii
Kata Pengantar........................................................................................................iv
Daftar Isi.................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 19
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
LAPORAN KASUS
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Nyeri Perut Bawah yang hebat
2
Riwayat Menstruasi
Pasien mengalami menarke pada usia 14 tahun. Menstruasi sebelum hamil
dikatakan teratur setiap bulannya dengan siklus 28 hari. Lama menstruasi
dalam 1 siklus adalah 5 sampai 7 hari dengan volume kurang lebih 60cc.
Keluhan saat menstruasi tidak ada. Hari pertama haid terakhir (HPHT)
dikatakan pada 23 April 2021.
Riwayat Pernikahan
Pasien sudah menikah 1 kali dan berencana menikah kembali. Hubungan
pasien dengan Suami pertama berlangsung selama 11 tahun (2008-2019)
dan memiliki 2 orang anak. Saat ini pasien bersama dengan calon suaminya
yang mendampingi pasien.
Riwayat Obstetri
G3P2A0
I. Perempuan, 10 Januari 2009, dibantu dokter, normal, 3150gr
II. Laki-laki, 23 Juni 2011, dibantu dokter, normal 4150gr
III. Hamil saat ini
3
Riwayat Sosial dan Keluarga
Pasien merupakan pekerja wiraswasta. Setelah bercerai pasien kembali
tinggal bersama keluarganya. Pasien mengaku tidak pernah memiliki
riwayat merokok, konsumsi minuman beralkohol maupun obat – obatan
terlarang.
Status General
Kepala : Normocephali
Mata : anemis -/-, ikterus -/-, cowong -/-, isokor
THT : Dalam batas normal
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax :
Cor : S1S2 Tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo : suara napas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : sesuai status obstetri
Ekstremitas : edema tidak ada pada keempat ekstremitas, akral hangat
4
Status Obstetri
Mamae :
Inspeksi : bentuk simetris, puting susu menonjol,
pengeluaran (-), kebersihan cukup
Abdomen :
Inspeksi : Tampak perut membesar, terdapat luka operasi
Palpasi :
Pemeriksaan Leopold
I. - Tidak dapat dievaluasi
II. - Tidak dapat dievaluasi
III. - Tidak dapat dievaluasi
IV. Tidak dapat dievaluasi.
Tinggi fundus tidak dievaluasi
His (-)
Gerak janin (-)
Auskultasi : Tidak di evaluasi
Pemeriksaan Anogenital
Vagina Toucher:Pukul
5
Hematocrit : 37,00 %
Platelet : 144,00 x 103 µl
2.5 Diagnosis
Diagnosis masuk : G3P2000 7 minggu, Nyeri Akut Abdomen ec
Kehamilan Ektopik Terganggu
Diagnosis akhir : Post Laparotomi, Kornuektomi Sinistra, Partial
Salpingektomi Sinistra 11/6/2021 et causa KET
2.6 Penatalaksanaan
MRS
Tindakan Operatif Laparotomi
Pra operatif
Konsul TS Anestesi
Monitoring : keluhan, tanda-tanda vital,
KIE pasien dan keluarga tentang keadaan pasien, diagnosis dan rencana
penanganan, pengawasan lanjutan, komplikasi dan prognosisnya
6
Cor : S1 S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
7
cuci cavum abdomen
-Tutup luka dinding abdomen lapis demi lapis sampai kulit pasien
-tutup luka operasi dengan sufratule, kasar steril dan hipafiks
- Operasi Selesai
A Kehamilan Ektopik Terganggu
P Planning diagnosis:
- cek DL 6 jam post operasi
Tatalaksana:
- IVFD RL 500 CC 20 tpm
- Inj Ceftriaxone 1 gram tiap 12 jam IV
- Analgetikasesuai TS Anestesi
- Puasa 6 Jam post operasi
- Mobilisasi dini bertahap
Monitoring:
- Keluhan, tanda vital, perdarahan,
KIE
8
Status Ginekologi
Abdomen : Distensi (-), Bising Usus (+)
Luka Operasi Terawat (+)
Vg : Pendarahan (-), Dc (+)
9
Thoraks
Cor : S1 S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
Status Ginekologi
Abdomen : Distensi (-), Bising Usus (+)
Luka Operasi Terawat (+)
Vg : Pendarahan (-), Dc (+)
10
Thoraks
Cor : S1 S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
Status Ginekologi
Abdomen : Distensi (-), Bising Usus (+)
Luka Operasi Terawat (+)
Vg : Pendarahan (-),
Kontraksi (+)
Luka pasca operasi terawat dengan baik
Vagina : lokia (+), perdarahan (-)
A Ruptur Cornual Pregnancy Sinistra Post Kornuektomy
+ Partial Salpingektomy Sinistra Hari ke-2
P - Usul Poliklinis Kontrol (16/6/2021)
Tatalaksana
- Aff Flatus
- Cefixime 200 mg tiap 12 jam PO
- Paracetamol 1000 mg tiap 8 jam PO
- Omeprazole Cap 20 mg tiap 12 jam PO
- Boleh Pulang (14/6/2021)
11
Cor : S1 S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
Status Ginekologi
Abdomen : Distensi (-), Bising Usus (+)
Luka Operasi Terawat (+)
Vg : Pendarahan (-)
BAB III
HASIL KUNJUNGAN
12
3.1 Daftar Permasalahan
Kunjungan dilakukan ke ruang rawat pasien di ruang rawat inap obstetri
RSUP Sanglah, Denpasar pada hari Senin, 15 Juni 2021 pukul 10.00 WITA.
Saat kami wawancarai, pasien mengatakan masih sedikit nyeri pada luka
jahitan operasi pada perut pasien namun dikatakan nyeri tersebut sudah
sangat jarang terjadi, keluhan buang air besar maupun buang air kecil
disangkal. Buang angin pasien dikatakan normal. Nafsu makan pasien baik.
Pasien sudah mampu melakukan aktivitas ringan seperti berdiri dan berjalan
dekat seperti berjalan ke kamar mandi.
Lingkungan
13
Pasien tinggal bersama orang tua-nya di sebuah rumah dengan luas sekitar
9x9 m2. Rumah tersebut merupakan rumah orang tua dari pasien, karena
pasien telah bercerai dengan suaminya. Bangunan rumah pasien seperti
layaknya bangunan rumah Bali pada umumnya. Rumah pasien terdiri dari
tiga buah kamar, satu dapur, dan satu buah kamar mandi. Ventilasi dan
penerangan, serta pengairan rumah pasien dikatakan baik dengan sumber air
PDAM. Tempat tinggal pasien berada di kawasan yang cukup padat
penduduk, dimana banyak rumah lain disekitarnya.
Gizi
Gizi pasien tergolong baik. Pasien makan tiga kali sehari. Saat hamil, pasien
mengaku tidak mengalami perubahan pola dan nafsu makan, mual dan
muntah tidak pernah dirasakan oleh pasien, setelah dilakukan operasi pada
pasien, pola serta nafsu makan pasien juga dikatakan cukup baik.
14
Akses kesehatan pasien terbilang mudah dari segi jarak maupun segi biaya.
Selama kehamilan pasien hanya pernah satu kali melakukan pemeriksaan ke
dokter spesialis kandungan pada saat usia kehamilan pasien 7 minggu dan
saat itulah diketahui kondisi kehamilan ektopik pasien dan pasien langsung
dirujuk ke RSPU Sanglah, Denpasar. Untuk biaya pengobatan pasien
ditanggung oleh pasien sendiri.
Faktor Psikososial
Pasien adalah seorang pekerja swasta yang sudah memiliki 2 anak dari
pernikahan sebelumnya. Pasien bercerai dengan suami pertama pasien pada
tahun 2019 dan kehamilan ketiga saat ini merupakan anak pasien dengan
calon suami kedua pasien. Saat ini pasien masih tinggal bersama dengan
kedua orang tuanya setelah berpisah dengan suami pertama pasien. Pasien
mengatakan selama kehamilan dan saat mengetahui kondisi kehamilan
ektopik pasien, maupun setelah dilalakukan operasi pada pasien, pasien tidak
merasa stress maupun kesepian karena pasien mendapatkan dukungan yang
cukup dari kedua orang tua pasien serta calon suami pasien.
3.3 Saran
15
infeksi pada bekas luka. Meminta pasien untuk segera datang ke faskes
terdekat jika terdapat tanda-tanda infeksi pada bekas luka jahitan pasien
seperti demam, kemerahan, atau keluarnya nanah dari bekas jahitan,
maupun tanda atau gejala lainnya yang terasa aneh oleh pasien.
6. Mengingatkan pasien untuk tidak lupa mengonsumsi obat-obatan yang
diberikan oleh dokter serta untuk datang kontrol sesuai jadwal yang
sudah diberikan.
7. Menyarankan pasien agar tidak stress dan selalu berpikiran positif.
Hindari rasa cemas dan gelisah yang berlebihan. Apabila ada hal-hal
yang terasa kurang dipahami dapat ditanyakan kepada orang sekitar atau
berkonsultasi dengan dokter atau bidan.
8. Menyarankan kepada pasien dan keluarga untuk memperhatikan
kebersihan lingkungan rumah, pencahayaan dan ventilasi yang baik,
sanitasi, dan higinitas makanan yang dikonsumsi, karena faktor
lingkungan juga dapat berpengaruh terhadap terjadinya infeksi.
9. Menyarankan kepada ibu agar untuk sementara tidak melakukan
aktivitas berat terlebih dahulu dan meminta keluarga untuk ikut
membantu pasien dalam melakukan aktivitas tersebut jika dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
16
1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.Kehamilan, Persalinan dan
Nifas Normal. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta. 2014.
17
18