Anda di halaman 1dari 25

JOURNAL READING

STRESSFUL LIFE EVENTS AND QUALITY OF LIFE IN


PATIENTS WITH SOMATOFORM DISORDERS
PERISTIWA KEHIDUPAN PENUH TEKANAN (STRES) DAN
KUALITAS HIDUP PASIEN DENGAN GANGGUAN
SOMATOFORM
MAHASISWA: DASHINNIE NARASIMHANAIDU (1902611242)

PENGUJI: DR. COKORDA BAGUS JAYA LESMANA, SP.KJ (K), MARS

Ramesh Ammati, Anil Kakunje1, Ravichandra Karkal2, Ganesh Kini2, Jeyaram Srinivasan2, Dilshana Nafisa2
• Department of Psychiatry, Institute of Mental Health, Osmania Medical College, Hyderabad, Telangana, 1
• Department of Psychiatry, Yenepoya Medical College, Yenepoya University, 2
• Department of Psychiatry, Yenepoya University, Mangalore, Karnataka, India 3
DEFINISI SOMATOFORM
• Kelainan psikologis pada seseorang yang ditandai dengan sekumpulan keluhan fisik
yang tidak menentu, namun tidak tampak saat pemeriksaan fisik.
• Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik
(sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak dapat ditemukan penjelasan
medis yang adekuat.
• Keluhan gejala fisik yang berulang yang disertai dengan permintaan pemeriksaan medis,
meskipun sudah berkali-kali terbukti hasilnya negatif dan juga sudah dijelaskan oleh
dokter bahwa tidak ditemukan kelainan fisik yang menjadi dasar keluhannya.
• Penderita juga menyangkal dan menolak untuk membahas kemungkinan kaitan antara
keluhan fisiknya dengan problem atau konflik dalam kehidupan yang dialaminya.

• Dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, SP.KJ (K), MARS, BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS ILMU KEDOKTERAN JIWA
2017,Udayana University Press 978-602-294-182-8
• Dr.dr. Rusdi Maslim SpKj, M.Kes, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5
GANGGUAN SOMATOFORM
Ada lima gangguan somatoform yang spesifik adalah:
1.Gangguan somatisasi, ditandai oleh banyak keluhan fisik yang mengenai banyak sistem
organ.
2.Gangguan konversi, ditandai oleh satu atau dua keluhan neurologis.
3.Hipokondriasis, ditandai oleh fokus gejala yang lebih ringan dan pada kepercayaan pasien
bahwa ia menderita penyakit tertentu.
4.Gangguan dismorfik tubuh, ditandai oleh kepercayaan palsu atau persepsi yang berlebih-
lebihan bahwa suatu bagian tubuh mengalami cacat.
5.Gangguan nyeri, ditandai oleh gejala nyeri yang sematamata berhubungan dengan faktor
psikologis atau secara bermakna dieksaserbasi oleh faktor psikologis

• Dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, SP.KJ (K), MARS, BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS ILMU KEDOKTERAN JIWA 2017,Udayana
University Press 978-602-294-182-8
JOURNAL
PENELITIAN
LATAR BELAKANG

• Peristiwa hidup yang penuh tekanan


(stress) dikaitkan dengan gangguan
somatoform. Gangguan somatoform
dapat mempengaruhi kualitas hidup
(QOL). Faktor-faktor ini berbasis
budaya dan kurang dipelajari pada
populasi India.

• Marin C, Carron R. The origin of the concept of somatization. Psychosomatics 2002;43:249‑50.


PENDAHULUAN

 Somatisasi awalnya dinyatakan sebagai: Konflik psikologis sebagai gejala somatik


atau fisik.
 Somatisasi biasanya dianggap sebagai hasil dari reaksi pikiran dan tubuh terhadap
peristiwa kehidupan yang penuh tekanan (stress).
 Journal Kallivayil, menyatakan bahwa Somatisasi adalah masalah klinis yang dapat
menyebabkan disfungsi sosial-pekerjaan dan peningkatan pemanfaatan layanan
kesehatan.
• Lipowski ZJ. Somatization: The concept and its clinical application. Am J Psychiatry 1988;145:1358‑68.
• Agoha BC, Ilobi U. Stressful life events and somatic complaints in a Nigerian adult sample. Niger J Psychol Res 2010;6:10‑7.
• Kallivayalil RA, Punnoose VP. Understanding and managing somatoform disorders: Making sense of non‑sense. Indian J
Psychiatry 2010;52:S240‑5.
TUJUAN PENELITIAN

• Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi peristiwa kehidupan


yang penuh stres dan kualitas hidup pada pasien dengan gangguan
somatoform.
TEKANAN (STRESS)
• Peristiwa yang penuh tekanan(stress) didefinisikan sebagai kejadian yang
cenderung menyebabkan penyesuaian kembali - yang membutuhkan
perubahan dalam kegiatan orang biasa.

• Dohrenwend BP. Inventorying stressful life events as risk factors for psychopathology: Toward resolution of the problem
of intracategory variability. Psychol Bull 2006;132:477‑95.
FAKTOR GANGGUAN SOMATOFORM
• Paparan stres kronis dan berulang dapat menyebabkan perubahan tertentu pada
sumbu biokimia stres, sehingga menghasilkan gejala somatik.
• Selain itu, stres berkontribusi signifikan terhadap perkembangan gangguan
kejiwaan dan penyebab penyakit neurotik.
• Peristiwa yang paling sering menjadi punca stres yang mengakibatkan
gangguan psikologi terhadap masyarakat tertentu di India adalah pelecehan
seksual masa kanak-kanak, hilangnya orang yang dicintai, pinjaman besar,
putra / putri menikah atau meninggalkan rumah, dan konflik dengan mertua.

• Cooper B, Sylph J. Life events and the onset of neurotic illness: An investigation in general practice. Psychol Med
1973;3:421‑35.
• Irpati AS, Avasthi A, Sharan P. Study of stress and vulnerability in patients with somatoform and dissociative disorders
in a psychiatric clinic in North India. Psychiatry Clin Neuroscience 2006;60:570‑4.
• Chandrashekhar CR, Reddy V, Isaac MK. Life events and somatoform disorders. Indian J Psychiatry 1997;39:166‑72.
METODE DAN BAHAN PENELITIAN

Metode:
• Penelitian observasional cross-sectional dengan pengambilan sampel serial
dilakukan di layanan rawat jalan dan rawat inap dari departemen psikiatri dari
rumah sakit pendidikan perawatan tersier dari Januari 2016 hingga Desember
2016.
Bahan:
• Rincian demografis dikumpulkan dengan menggunakan pro forma yang dirancang
khusus yang mencakup usia, jenis kelamin, pekerjaan, status pendidikan, agama,
status perkawinan, dan perincian pendapatan.
• Diagnosis dibuat dengan menggunakan Mini International Neuropsychiatric Interview
versi 5.0.0.
• Presumtif Stressful Life Events Scale digunakan untuk melihat Peristiwa kehidupan
yang penuh tekanan (stress):
1. Terdiri dari 51 peristiwa kehidupan yang umumnya dialami oleh populasi orang
dewasa normal India.
2. Analisis kuantitatif dan kualitatif atas peristiwa kehidupan dimungkinkan pada
skala ini.
• Sheehan DV, Lecrubier Y, Sheehan KH, Amorim P, Janavs J, Weiller E, et al. The mini‑international neuropsychiatric interview (M.I.N.I.):
The development and validation of a structured diagnostic psychiatric interview for DSM‑IV and ICD‑10. J Clin Psychiatry 1998;59 Suppl
20:22-33.
• Singh G, Kaur D, Kaur H. Presumptive stressful life events scale (PSLES) – A new stressful life events scale for use in India. Indian J
Psychiatry 1984;26:107-14.
• QOL diukur menggunakan skala WHOQOL ‐ Bref.
1. WHO QOL Bref berisi 26 item: dua item dari keseluruhan QOL dan kesehatan
umum dan satu item dari masing-masing 24 aspek yang tersisa yang termasuk
dalam QOL ‐ 100 WHO.
2. Menilai kualitas hidup dalam empat domain dengan jangka waktu 2 minggu yaitu:
• Kesehatan fisik
• Kesehatan psikologis
• Hubungan sosial
• Hubungan lingkungan

• The World Health Organization quality of life assessment (WHOQOL): Development and general psychometric properties.
Soc Sci Med 1998;46:1569‑85.
• Sartorius N. A WHO method for the assessment of health‑related quality of life (WHOQOL). In: Quality of Life Assessment:
Key Issues in the 1990s. Dordrecht: Springer; 1993. p. 201‑7.
Peserta:
• Pasien berusia antara 18 dan 60 tahun yang memenuhi kriteria ICD -10 dari
gangguan somatoform (ICD: F45) kecuali gangguan hypochondrik (F 45.3)
diambil sebagai populasi penelitian.
• Pasien dengan komorbiditas psikiatrik lain kecuali ketergantungan nikotin,
penyebab alami yang pasti, dan catatan intelektual, sebagaimana dinilai oleh
bukti klinis, dikeluarkan dari penelitian.
• Pasien yang berturut-turut memenuhi kriteria inklusi dan memberikan
informed consent tertulis dimasukkan dalam penelitian ini. Izin etis diperoleh
dari Institusional Komite Etik.
HASIL PENELITIAN
• Rincian sosiodemografi:
• Mayoritas pasien berusia antara 30 dan 40 tahun (39,2%), diikuti oleh 40
dan 50 tahun (25,9%) dan 20 dan 30 tahun (24,1%).
• 63 pasien adalah perempuan (56,2%) dan 49 pasien adalah laki-laki
(43,7%).
• Sembilan puluh delapan pasien menikah (87%), 8 janda / duda (7%), 3
belum menikah (3%), dan 3 bercerai (3%).
• 80 Muslim (71,4%), 30 Hindu (26,7%), dan 2 Kristen (1,78%)
• Mayoritas populasi penelitian memiliki pendidikan sekolah dasar (64,2%).
Hampir 52% populasi penelitian adalah kelas menengah dan 35% populasi
berstatus sosial ekonomi.
• Rincian klinis:
• 36 pasien memiliki diagnosis gangguan somatoform yang tidak
berdiferensiasi (32%), 30 pasien diagnosis gangguan nyeri somatoform
persisten (26,7%), 29 pasien memiliki diagnosis gangguan somatisasi
(26%), 8 pasien mengalami disfungsi otonom somatoform (7,1%), 5 pasien
memiliki gangguan somatoform lain (4,5%), dan 4 pasien tidak spesifik
gangguan somatoform (3,5%).
• 45% dari pasien memiliki durasi penyakit antara 5 dan 10 tahun dan 14%
memiliki durasi lebih dari 10 tahun.
• Peristiwa hidup yang penuh tekanan(stress):
• Skor stres rata-rata dari populasi penelitian menjadi 114,9, dan skor rata-
rata peristiwa kehidupan yang dialami oleh sampel populasi menjadi 2,03.
• Perbandingan stres antara laki-laki dan perempuan:
1. Pasien laki-laki umumnya memiliki peristiwa kehidupan yang terkait
dengan masalah keuangan dan penyakit pada anggota keluarga.
2. Pasien perempuan melaporkan peristiwa kehidupan yang terkait
dengan konflik perkawinan dan masalah hubungan interpersonal.
Kualitas hidup:
• Skor QOL dibandingkan dengan norma populasi yang diberikan oleh
WHO seperti yang ditunjukkan pada Gambar di bawah.

• Hawthorne G, Herman H, Murphy B. Interpreting the WHOQOL‑BREF: Preliminary population norms and effect
sizes. Soc Indic Res 2006;77:37‑59.
DISKUSI PENELITIAN TENTANG DETAIL DEMOGRAFIS:
• Usia onset untuk somatoform sebagian besar sekitar 20 tahun dan akan datang ke
layanan psikiatris karena sudah kronis dan berfluktuasi.
• Dalam penelitian ini, 56% dari peserta adalah perempuan. Literatur juga melaporkan
prevalensi gangguan somatoform yang lebih tinggi di antara wanita.
• Dalam penelitian ini, 87% dari populasi penelitian ini menikah dan hidup dengan
keluarga. Dalam sebuah penelitian oleh Nakao et al., Ditemukan bahwa orang yang
menikah melaporkan gejala somatik lebih kecil daripada lajang, tetapi berbeda dengan
penelitian lain oleh Aragona et al. menemukan bahwa orang yang menikah lebih rentan
melaporkan gejala somatik daripada orang lajang.
• Kroenke K, Spitzer RL. Gender differences in the reporting of physical and somatoform symptoms. Psychosom Med
1998;60:150‑5
• Nakao M, Fricchione G, Zuttermeister PC, Myers P, Barsky AJ, Benson H, et al. Effects of gender and marital status on
somatic symptoms of patients attending a mind/body medicine clinic. Behav Med 2001;26:159‑68.
• Aragona M, Monteduro MD, Colosimo F, Maisano B, Geraci S. Effect of gender and marital status on somatization
symptoms ofimmigrants from various ethnic groups attending a primary care service. Ger J Psychiatry 2008;11:64-72.
• Jumlah populasi orang yang beragama muslim dalam sample penelitian ini cukup tinggi dikarenakan
tingginya populasi orang muslim yang dapat di dapatkan pada area jika dibandingkan dengan rata- rata
nasional.

• Hampir 80% dari sampel penelitian memiliki durasi penyakit lebih dari 2 tahun, 45% dari populasi
memiliki durasi penyakit antara 5 dan 10 tahun, dan 14% dari populasi memiliki durasi penyakit lebih dari
10 tahun. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Garala et al. di India tentang somatisasi, durasi
rata-rata penyakit adalah 6,8 tahun, dan mayoritas populasi memiliki penyakit yang lama lebih dari 2 tahun,
dan juga ditemukan somatisasi gangguan umum terjadi pada usia yang lebih muda, pada wanita, dan pada
wanita yang berlatar belakang sosial ekonomi rendah. (Penelitian ini juga menunjukkan temuan serupa.)

• Garala V, Brahmbhatt M, Shah H, Vankar G. Somatization and health seeking behavior. Int J Res Med Sci
2014;2:956.
DISKUSI PENELITIAN TENTANG PERISTIWA HIDUP YANG
PENUH TEKANAN (STRESS):
• Dalam penelitian ini, wanita mengalami peristiwa kehidupan yang lebih menegangkan.
Perempuan mengalami lebih banyak peristiwa kehidupan yang terkait dengan masalah
hubungan baik dalam keluarga atau kehidupan perkawinan. Dibandingkan dengan studi
dari negara lain, Morrison dan Walker et al. menyebutkan bahwa ada gejala somatik yang
lebih tinggi melaporkan pada wanita dengan pelecehan seksual masa kanak-kanak.
• Studi-studi secara general di India tentang gejala somatik fungsional telah melaporkan
peristiwa kehidupan yang berkaitan dengan masalah keuangan dan hubungan.

• Morrison J. Managing somatization disorder. Dis Mon 1990;36:537‑91.


• Walker EA, Katon WJ, Hansom J, Harrop‑Griffiths J, Holm L, Jones ML, et al. Medical and psychiatric symptoms in women
with childhood sexual abuse. Psychosom Med 1992;54:658‑64.
• Nizami A, Hayat M, Minhas FA, Najam N. Psycho‑social stressors in patients with somatoform disorders. J Pak Psychiatr
Soc 2005;2:20‑3.
• Chandrashekhar CR, Reddy V, Isaac MK. Life events and somatoform disorders. Indian J Psychiatry 1997;39:166‑72.
• Korelasi Spearman dilakukan untuk mengeksplorasi hubungan antara durasi penyakit dan
skor stres total. Ada korelasi positif yang sangat signifikan antara keduanya (0,692).
• Sejumlah besar penelitian klinis telah menyebutkan bahwa gangguan somatoform
umumnya memiliki hubungan temporal dengan peristiwa penuh tekanan (stress).
• Banyak teori yang menjelaskan peran peristiwa stres dalam penyebab somatisasi karena
disfungsi sistem respons stres.
• Lazarus menyebutkan bahwa tidak hanya Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan (stress)
yang menentukan hasil negatif, tetapi penilaian dan persepsi individu terhadap peristiwa
tersebut juga memainkan peran penting.

• Murberg TA. The influence of optimistic expectations and negative life events on somatic symptoms among adolescents:
A one‑year prospective study. Psychology 2012;3:123‑7.
• Garner JM. Stress and Somatic Symptoms: Rumination and Negative Affect as Moderators. Clinical Psychology
Dissertations 10; 2016.
• Lazarus RS, Folkman S. Stress, Appraisal, and Coping. Vol. 11. New York: Springer; 1984. p. 445.
DISKUSI PENELITIAN TENTANG KUALITAS HIDUP:
• Bila dibandingkan dengan norma populasi, kualitas skor kehidupan pada populasi penelitian sangat rendah
di semua domain seperti fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan.
• Temuan ini mirip dengan penelitian yang dilakukan oleh Kuriakose dan Gupta pada populasi India, di
mana ditemukan bahwa kualitas hidup secara signifikan terganggu pada pasien somatoform.
• Dalam penelitian ini, hubungan antara skor QOL dan faktor demografi tidak signifikan secara statistik. Uji
korelasi Spearman dilakukan untuk mengeksplorasi hubungan antara durasi penyakit dan kualitas hidup.
Korelasinya negatif iaitu tidak signifikan secara statistik (-0,02).
• Meskipun gangguan somatoform tidak dianggap sebagai penyakit mental yang parah, gangguan
somatoform seperti skizofrenia dan gangguan bipolar secara signifikan merusak kualitas hidup.

• Hawthorne G, Herman H, Murphy B. Interpreting the WHOQOL‑BREF: Preliminary population norms and effect sizes. Soc
Indic Res 2006;77:37‑59.
• Kuriakose A, Gupta S. Quality of life and health care utilization in patients having somatoform disorder. Int J Curr Res
2013;5:1838‑42.
• Michalak EE, Yatham LN, Lam RW. Quality of life in bipolar disorder: A review of the literature. Health Qual Life Outcomes
2005;3:72.
• Solanki RK, Singh P, Midha A, Chugh K. Schizophrenia: Impact on quality of life. Indian J Psychiatry 2008;50:181‑6.
• Durasi rata-rata penyakit dalam sampel adalah 4,64 tahun dan beberapa di atas 10 tahun
juga. Kualitas hidup tidak secara signifikan dipengaruhi oleh durasi penyakit dalam
penelitian ini, berarti pasien pada fase awal penyakit juga mengalami penurunan
signifikan dalam kualitas hidup mereka.
• Kekuatan penelitian:
 Kekuatan penelitian adalah bahwa sampel hanya mencakup gangguan somatoform
setelah mengecualikan komorbiditas psikiatrik lainnya, ukuran sampel yang cukup
baik, dan penilaian dilakukan dengan menggunakan skala kultur spesifik dan standar.
• Keterbatasan penelitian:
 Keterbatasan dalam penelitian ini adalah bahwa faktor kepribadian tidak dinilai,
tidak ada populasi normal komparatif, dan penelitian dilakukan di rumah sakit
tersier, dan karenanya hasilnya tidak dapat digeneralisasi ke populasi
• Penelitian selanjutnya dapat direncanakan dengan ukuran sampel yang lebih besar,
dibandingkan dengan populasi normal.
KESIMPULAN
• Peristiwa hidup yang penuh tekanan sangat tinggi dan memainkan peran penting dalam gangguan
somatoform.
• Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan (stress) pada populasi India terkait dengan masalah
keuangan pada pria dan konflik interpersonal / keluarga pada wanita.
• Ada perbedaan stres yang dialami oleh kedua jenis gender dan pengetahuannya akan membantu
dalam mewawancarai dan mengelola gangguan somatoform.
• QOL terganggu pada pasien dengan gangguan somatoform di semua domain seperti fisik, psikologis,
hubungan sosial, dan lingkungan.
• Gangguan ini tidak berkorelasi dengan durasi penyakit dan hampir mirip dengan gangguan kejiwaan
lainnya.
 Temuan penelitian ini membantu untuk memahami stresor umum yang dihadapi oleh populasi
tersebut dan juga untuk memahami pentingnya kualitas hidup pada pasien somatoform.

Anda mungkin juga menyukai