BRONKOPNEUMONIA
Disusun oleh:
Pembimbing:
KABUPATEN BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah presentasi kasus mengenai “Bronkopneumonia”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam Program Internsip
Dokter Indonesia di Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka, Kabupaten
Bandung.
Penulis
Siti Wulansari, dr.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
2.1 Identitas........................................................................................................3
2.2 Anamnesis....................................................................................................3
2.6 Tatalaksana...................................................................................................6
2.7 Prognosis......................................................................................................6
2.8 Resume.........................................................................................................7
3.1 Definisi.........................................................................................................8
3.2 Epidemiologi................................................................................................8
3.5 Diagnosis....................................................................................................13
3.5.1 Anamnesis........................................................................................13
3.6 Klasifikasi..................................................................................................18
3.7 Tatalaksana.................................................................................................19
3.8 Pencegahan.................................................................................................23
3.9 Komplikasi.................................................................................................24
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................25
BAB V SIMPULAN..............................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27
DAFTAR GAMBAR
Tabel 3.3. Pemeriksaan Fisik Yang Didapatkan Pada Kasus Pneumonia pada
Anak Berdasarkan Kelompok Usia.....................................................16
Tabel 3.4. Klasifikasi Derajat Berat Pneumonia pada Anak Usia 2 bulan-5 tahun
..........................................................................................................18
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas
– Nama : By. Ny. SA
– Tanggal lahir / Usia : 19-04-2021 / 3 bulan
– Alamat : Cikuya, Cicalengka
– Suku bangsa : Sunda
– Agama : Islam
– Tanggal masuk RS : 9 Juli 2021
– Tanggal pemeriksaan : 13 Juni 2021
2.2 Anamnesis
Keluhan utama : Sesak napas
Pasien lahir dari ibu P1A0 cukup bulan secara normal, langsung
menangis, BBL 2900 gr. Riwayat imunisasi dasar belum sesuai dengan
usianya. Riwayat ASI eksklusif (-). Pasien diberi ASI + sufor karena ASI ibu
sedikit.
Riwayat pengobatan
Keluhan pasien belum diobati sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat intake
Pasien diberikan ASI + sufor
Riwayat imunisasi
0 Bulan: Hep. B
1 Bulan: BCG + polio 0
2 Bulan: DPT 1 + polio 1
2.3 Pemeriksaan Fisik
Antropometri :
Status Generalis:
2.6 Tatalaksana
Umum :
– Infus Kaen 1B 520ml/24 jam
– Pasang NGT
Khusus :
– Paracetamol 4x0,6ml / NGT
– Clanexy 3x150 mg iv
– Diet ASI 8x60ml / NGT
– Dexamethasone 2 x 0,6mg iv
2.7 Prognosis
– Quo ad vitam: ad bonam
– Quo ad functionam: dubia ad bonam
2.8 Resume
Penderita dikeluhkan sesak napas sejak 4 hari SMRS. Keluhan sesak
napas disetai adanya suara mengorok namun tidak ada suara mengi. Tidak
kebiruan di sekitar mulut atau ujung jari tangan atau kaki. Keluhan disertai
batuk sejak 4 hari SMRS. Keluhan juga disertai demam pada 4 hari SMRS
yang tidak terlalu tinggi, siang dan malam sama. Keluhan sesak napas tidak
disertai dengan muntah, kejang, maupun penurunan kesadaran. BAB dan BAK
tidak ada keluhan.
Pasien lahir dari ibu P1A0 cukup bulan secara normal, langsung
menangis, BBL 2900 gr. Riwayat imunisasi sampai 2 bulan. Intake: ASI +
sufor. Selama masa kehamilan ibu pasien rutin kontrol ke bidan sebulan sekali
untuk mendapatkan vitamin, penambah darah, dan kalsium. Riwayat sakit
seperti batuk, pilek, demam, dan ruam kemerahan saat hamil tidak ada.
Riwayat terpapar zat kimia, radiasi, maupun konsumsi jamu saat hamil tidak
ada.
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
3.2 Epidemiologi
- Haemopilus influenza
- Staphylococcus aureus
- Klebsiella pneumoniae
Virus
Cytomegalovirus (CMV)
Herpes simplex virus (HSV)
3 minggu - 3 Bakteri Bakteri
bulan Chamydia Bordetella pertussis
trachomatis H. Influenzoe tipe B dan non-
S.pneumonia typeable
Moraxella catarrhalis
Virus Staphylococcus aeureus
Adenovirus U.urealyticum
Influenza virus
Parainfluenza Virus
virus1,2,3 Chytomegalovirus (CMV)
Respiratory syncytial
virus (RSV)
4 bulan – 5 Bakteri Bakteri
tahun Chlamydia Influenzaa tipe B
trachomatis M.catarrhalis
Mycoplasma Mycobacterium tuberculosis
pneumoniae Neisseria meningitis
S.pneumoniae S.aureus
Virus Virus
Adenovirus Varicella-zaster virus
Influenza virus
Parainfluenza virus
Rhinovirus
Respiratory syncytial
virus (RSV)
6 tahun- 18 Bakteri Bakteri
tahun C.pneumoniae H.influenza
M.pneumoniae Legionella spesies
S.pneumaniae M.tubercolosis
S.aureus
Virus
Adenovirus
Epstein-Bar virus
Parainfluenza virus
Rhinovirus
Refrensi : Garna, H., Nataprawira, H.2014. pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan
Anak. Universitas Padjajaran. Indonesia
3.5 Diagnosis
3.5.1 Anamnesis
Tabel 3.2. Anamnesis pada pasien bronkopneumonia11
Pneumonia, yakni :
3.6 Klasifikasi
Tabel 3.4. Klasifikasi Derajat Berat Pneumonia pada
Anak Usia 2 bulan-5 tahun9
3.7 Tatalaksana
Berdasarkan Pedoman Kesehatan Anak WHO, tatalaksana pada
dibedakan berdasarkan klasifikasi derajatnya.
1. Bayi dan anak yang mengalami hipoksia mungkin tidak tampak sianosis
2. Agitasi yang menjadi indikasi hipoksia
3. Saturasi oksigen <90% dan pada penderita dengan distress napas
Jika anak tidak bisa minum, pasang pipa NGT dan berikan cairan
rumatan, namun jika asupan cairan oral mencukupi maka pipa NGT tidak
diperlukan karena akan. meningkatkan resiko terjadinya pneumonia aspirasi.
Berikan pula makanan pada anak segera setelah anak bisa menelan makanan,
berikan sesuai kemampuan anak dalam menerima makanan.
Anak harus diperiksa oleh perawat paling sedikit setiap 3 jam dan
diperiksa oleh dokter minimal 1 kali per hari. Jika tidak ada komplikasi maka
keadaan klinis anak akan tampak mengalami perbaikan dalam 2 hari. Pada
prinsipnya, semua pasien pediatrik dengan gangguan fisiologis yang
membutuhkan pemantauan ketat tanda vital dan sistem organ (setidaknya
setiap <4 jam sekali) dengan prediksi akan mengalami perbaikan merupakan
kriteria untuk dirawat di PICU.
3.8 Pencegahan
1. Vaksinasi dengan vaksin DTP, campak, pneumokokus dan H.influenzae
2. Vaksin influenza untuk bayi >6 bulan dan usia remaja
3. Untuk orangtua dan pengasuh bayi <6 bulan disarankan untuk diberikan
vaksin influenza dan pertusis
3.9 Komplikasi
Jika tidak terjadi perbaikan dalam 48 jam, atau kondisi anak semakin
memburuk, kemungkinan terjadi komplikasi atau adanya diagnosis lain. Jika
memungkinkan, lakukan foto toraks ulang untuk mencari komplikasi.
1. Pneumonia stafilokokus
Terjadi perburukan klinis secara cepat walaupun sudah diterapi, ditandai
dengan adanya pneumatookel atau pneumotoraks dengan efusi pleura pada
foto toraks. Ditemukan pula kokus gram positif yang banyak pada apusan
sputum. infeksi kulit yang disertai pus/pustula mendukung diagnosis.
2. Empiema
Dapat dicurigai jika terdapat demam persisten, adanya tanda Klinis danos
toraks yang mendukung, yakni :
a Adanya pendorongan organ intratoraks jika terjadi empiema masih
b Perkusi pekak
c Adanya cairan pada satu atau kedua sisi dada
d Demam menetap walaupun diberikan antibiotic dan cairan pleura
menjadi keruh/purulen
Pada empiema harus dilakukan drainase, dan tatalaksana selanjutnya
bergantung pada karakteristik cairan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien tidak memiliki riwayat ASI eksklusif yang merupakan faktor risiko
terjadinya bronkopneumonia. Menurut hasil penelitian yang berjudul Pemberian
ASI untuk Mengurangi Risiko Morbiditas dan Mortalitas Pneumonia pada Anak
di Bawah Dua Tahun pada tahun 2013 oleh Laura, dkk., Pemberian ASI yang
kurang optimal meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas pneumonia di
seluruh kelompok usia. Secara khusus, kematian pneumonia lebih tinggi pada bayi
yang tidak diberi ASI eksklusif dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI
eksklusif usia 0-5 bulan.12 Faktor risiko lain yang ada pada kasus ini adalah ayah
yang merokok serta ibu pasien yang sebelumnya menderita batuk pilek. Paparan
asap rokok pada anak-anak membuat klirens mukosiliar menurun. Klirens
mukosiliar adalah mekanisme pertahanan pertama dari paru-paru yang berfungsi
sebagai pelindung lapisan lendir, lapisan cairan permukaan jalan pernapasan dan
silia pada permukaan sel silia.13
Terapi antibiotik pada kasus ini adalah Clanexy 3x150 mg iv. Dosis co-
amoxiclav pada kasus 20-30mg/kgBB setiap 8 jam. Artinya pemberian clanexy
3x150 mg iv sudah tepat. Menurut WHO, pada penelitian, pemberian co-
amoxyclav pada kasus pneumonia lebih efektif dari pada pemberian amoxicilin.
Dengan pemberian co-amoxyclav angka kesembuhan 10x lebih banyak.15 Pasien
juga diberikan Infus Kaen 1B 520ml/24 jam. Berat badan pasien adalah 5,2 kg.
Menurut rumus Holliday segar, kebutuhan cairan anak di bawah 10 kg adalah 100
ml x BB anak/24 jam. Lalu pasien diberikan Paracetamol 4x0,6ml / NGT dengan
dosis 10-15mg/kgBB karena sebelumnya pasien mengalami demam 38,4C. Pasien
diberi Diet ASI 8x60ml / NGT. Kebutuhan kalori pasien adalah 572 kcal per hari,
jika dikonversikan sebanyak 820cc ASI/hari. Tetapi, pada kasus ini, nafsu makan
pasien berkurang sehingga pemberian ASI diberi secara bertahap. Ibu pasien juga
mengatakan bahwa ASI yang keluar hanya sedikit. Selain itu pasien juga
diberikan Dexamethasone 2 x 0,6mg iv. Penelitian menilai pemberian
dexamethasone sebagai terapi adjuvan untuk mempercepat waktu pemulihan anak
dengan pneumonia sehingga dapat mempersingkat lama rawat di rumah sakit.
Kortikosteroid merupakan inhibitor kuat dari kaskade inflamasi dan menekan
ekspresi sitokin proinflamasi, termasuk sitokin yang terlibat dalam respon
inflamasi pada pneumonia. Hal ini telah dievaluasi dalam banyak randomized
controlled trial (RCT) selama beberapa dekade.16