Anda di halaman 1dari 4

BAB III

PERUMUSAN MASALAH

3.1 Identifikasi Masalah

3.1.1 Identifikasi Masalah dari Data Persalinan Puskesmas Nagreg.

Merokok merupakan salah satu masalah kesehatan karena tingkat

penggunaannya masih tinggi di Indonesia. Data dari Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) menyatakan bahwa terdapat peningkatan prevalensi merokok 28,8%

pada tahun 2013 menjadi 29,3% pada tahun 2018. Pada saat sekarang ini,

kebiasaan merokok tidak hanya menjadi masalah pada orang dewasa, namun juga

semakin marak pada kalangan anak dan remaja. Hal ini dibuktikan dengan

meningkatnya prevalensi merokok pada populasi usia 18 Tahun yakni sebesar

1,9% dari tahun 2013 (7,2%) ke tahun 2018 (9,1%) berdasarkan data Riset

KesehatanDasar (Riskesdas).

Berdasarkan data PHBS di wilayah kerja Puskesmas Nagreg tahun 2021, pada

Desa Nagreg kecamatan Nagreg masih terdapat banyak warga yang merupakan

perokok dan merokok di dalam rumah.

Data PHBS disajikan pada grafik di bawah.


Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa di Kecamatan Nagreg Desa Nagreg,

terdapat 52,5% perokok dan 81,8% yang merokok di dalam rumah dengan rentang

usia 17 sampai 70 tahun. Dimana Kecamatan Nagreg Desa Nagreg ini

mempunyai angka merokok dalam rumah tertinggi di antara wilayah-wilayah

kerja Puskesmas Nagreg yang lain. Akan diambil 1 RW di wilayah tersebut

sebagai percontohan, yakni RW 4.

3.1.2 Identifikasi Masalah dari data PTM

Salah satu faktor risiko hipertensi adalah merokok. Merokok dan

hipertensi adalah dua faktor risiko yang terpenting dalam penyakit aterosklerosis,

penyakit jantung koroner, infark miokard akut, dan kematian mendadak. Efek

jangka panjang dari merokok adalah peningkatan tekanan darah karena adanya

peningkatan zat inflamasi, disfungsi endotel, pembentukan plak, dan kerusakan

vascular. Merokok dapat menyebabkan hipertensi akibat zat-zat kimia yang

terkandung dalam tembakau terutama nikotin yang dapat merangsang saraf

simpatis sehingga memicu kerja jantung lebih cepat sehingga peredaran darah

mengalir lebih cepat dan terjadi penyempitan pembuluh darah, serta peran karbon

monoksida yang

dapat menggantikan oksigen dalam darah dan memaksa jantung memenuhi

kebutuhan oksigen tubuh.


Berdasarkan data Program PTM Puskesmas Nagreg, angka kejadian

hipertensi yaitu sebesar 40,5% dengan 57% nya tidak rutin kontrol ke puskesmas.

Kenaikan angka hipertensi selaras dengan angka perilaku merokok dalam rumah

yang tinggi. Hal ini terjadi karena banyaknya masyarakat yang belum sadar

bahayanya merokok dan efek merokok dalam rumah.


3.2 Penentuan Akar Penyebab Masalah
-
MAN MONEY METHOD

Penyuluhan dan
-
himbaunan tentang
merokok tidak ditaati
Kurangnya kesadaran oleh masyarakat
masyarakat tentang
bahaya merokok untuk
diri sendiri dan anggota Kondisi ekonomi TINGGINYA ANGKA
keluarganya menengah ke bawah
MEROKOK DALAM
RUMAH DI DESA
NAGREG KECAMATAN
NAGREG

Sosio ekonomi &


Akses untuk membeli rokok pendidikan rendah,
sangat mudah antar anggota
Diperlukan metode lain keluarga tidak saling
selain penyuluhan mengingatkan
merokok

MATERIAL MARKET LINGKUNGAN

Anda mungkin juga menyukai