Disusun Oleh:
1. Senny Dewi Hidayani (2350421019)
2. Dewi Nurlaeni (2350421020)
3. Erni Maryam (2350421021)
4. Siti Wulansari (2350421022)
5. Fanny Eka Astuti (2350421023)
6. Siti Sarah (2350421030)
7. Miqdad Muhammad Hambali (2350421031)
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Perancah
(Scaffold) Regeneratif Estetika: Sebuah Perspektif Imunologi” dapat kami
selesaikan dengan baik.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah
SWT karuniakan kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui
beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kami, Dosen pengajar, dan juga kepada teman-teman seperjuangan
yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang
terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna
di dunia, melainkan Allah SWT Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami
selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. Penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar
bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
respons fibrotik yang ekstrem dan jaringan parut yang terlihat pada orang dewasa.
Pengobatan estetika anti-penuaan menggunakan intervensi seperti filler berbasis
biomaterial untuk memengaruhi respons imunologis ini dan memperbarui struktur
dan fungsi jaringan yang menua. Di tempat injeksi filler, respon inflamasi terjadi
yang menyebabkan spektrum hasil yang beragam, mulai dari regenerasi jaringan
hingga fibrosis dan enkapsulasi filler. Hal yang penting, jalur inflamasi yang
dihasilkan dapat ditentukan sebelumnya oleh biomaterial yang disuntikkan. 9-14
3
4
granulasi (fase 3). Akhirnya, ECM vaskular yang belum sempurna ini diubah
menjadi ECM yang matang (fase 4). Intervensi potensial pada masing-masing dari
empat fase penyembuhan luka ini dapat memengaruhi hasil dan mengarahkan
penyembuhan ke arah pemulihan ECM fisiologis daripada pembentukan jaringan
parut fibrotik. Jaringan kolagen berserat retikuler terbuka dari ECM yang berfungsi
berbeda secara signifikan dari serat kolagen yang padat dan dikemas secara paralel
pada perbaikan fibrosa dan jaringan parut. Ahli kecantikan harus memahami
spektrum perbaikan jaringan ini dan bagaimana pemilihan intervensi mereka
menentukan hasil penyembuhan.18-22
2.1.1 Tahap 1: Cedera Awal dan Pembentukan Perancah (Scaffold)
Di tempat penyuntikan, trauma jaringan lokal terjadi dengan perdarahan lokal
dan pelepasan pola molekuler yang terkait dengan kerusakan (DAMP). Bersamaan
dengan DAMP, pembentukan trombus dengan trombosit teraktivasi, fibrinogen,
dan fibrin menarik neutrofil ke area tersebut, memulai respons inflamasi dan
infiltrasi monosit dari darah yang berdiferensiasi menjadi makrofag. Trombus yang
dibentuk oleh cedera awal berfungsi sebagai perancah untuk perlekatan sel
inflamasi, dan berubah ketika biomaterial disuntikkan. Trombus segera dilapisi
oleh bermacam-macam protein plasma, termasuk albumin, fibrinogen, fibronektin,
vitronektin, γ-globulin, dan komplemen. Protein awal ini digantikan oleh protein
lain saat mereka berdesak-desakan untuk mendapatkan posisi di permukaan
perancah, dalam fenomena yang dikenal sebagai Efek Vroman. Karakteristik
permukaan biomaterial, seperti hidrofilisitas, muatan listrik, kimiawi, nontopografi,
kekakuan, memengaruhi adsorpsi protein-protein ini. Pola protein pelapis memiliki
efek selanjutnya pada proses inflamasi.18-22
2.1.2 Tahap 2: Peradangan (Inflamasi) dan dimulainya respon benda asing
(Foreign Body Response/FBR)
Neutrofil adalah sel pertama yang muncul, setelah adanya makrofag yang
berasal dari monosit. Neutrofil berusaha menghancurkan benda asing melalui
degranulasi, fagositosis, dan sekresi perangkap ekstraseluler neutrofil. Jika tidak
ada bakteri, neutrofil hanya bertahan selama 2-3 hari. Monosit yang direkrut
diaktifkan menjadi makrofag yang dapat terpolarisasi menjadi makrofag
5
3.1 Simpulan
Regenerasi sejati tetap menjadi prioritas kedokteran estetika dan mekanisme
jalur regenerasi jaringan, serta bagaimana mereka dapat dipengaruhi atau
dimodulasi, baru saja dijelaskan. Proses yang terdiri dari beberapa langkah dan
multifaktorial ini rumit dan kemungkinan besar membutuhkan intervensi di
beberapa titik untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan. Intervensi yang
terisolasi seperti suplementasi dengan faktor pertumbuhan, sel punca atau bahkan
ARS, hanya akan memengaruhi jalur immunologis pada titik yang terpisah dan
tepat, yang menjelaskan mengapa intervensi yang mahal sering kali hanya
menghasilkan hasil yang terbatas.
Regenerasi adalah hasil akhir dari serangkaian proses yang kompleks, dinamis,
dan diatur dengan ketat yang terjadi antara bahan biologis pengisi wajah dan
mekanisme penyembuhan luka di tempat implantasi. Dokter memiliki pilihan untuk
memilih ARS yang mengarahkan respon imun dari FBR inflamasi kronis fibrotic
dan menuju regenerasi. Hal ini memungkinkan perbaikan yang sebenarnya dari
kulit yang menua dan jaringan lunak di bawahnya dengan semua elemennya, bukan
hanya menebalkan dan menambah volume melalui proses inflamasi fibrotik kronis.
3.2 Saran
Saran yang dapat diambil dari makalah ini adalah semoga dengan makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dalam memahami “Perancah (Scaffold) Regeneratif
Estetika: Sebuah Perspektif Imunologi” itu sendiri. Demikian yang kami uraikan
pada makalah ini, semoga dapat memberi manfaat bagi kami dan yang mengkaji
makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini pasti banyak kekurangan, untuk itu
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan pada
penulisan makalah ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Son DH, Park WJ, Lee YJ. Recent advances in anti-aging medicine. Korean
J Fam Med. 2019;40(5):289-296. doi:10.4082/kjfm.19.0087
2. Cooper PO, Haas MR, Noonepalle SKR, Shook BA. Dermal drivers of
injury-induced inflammation: contribution of adipocytes and fibroblasts. Int
J Mol Sci. 2021;22(4):1933. doi:10.3390/ijms22041933
3. Watanabe Y, Nagai Y, Honda H, et al. Bidirectional crosstalk between
neutrophils and adipocytes promotes adipose tissue inflammation. FASEB
J. 2019;33(11):11821-11835. doi:10.1096/fj.201900477RR
4. Arasa J, Terencio MC, Andrés RM, et al. Defective induction of COX-2
expression by psoriatic fibroblasts promotes pro-inflammatory activation of
macrophages. Front Immunol. 2019;20(10):536.
doi:10.3389/fimmu.2019.00536
5. Ridiandries A, Tan JTM, Bursill CA. The role of chemokines in wound
healing. Int J Mol Sci. 2018;19(10):3217. doi:10.3390/ijms19103217
6. Daley JM, Brancato SK, Thomay AA, Reichner JS, Albina JE. The
phenotype of murine wound macrophages. J Leukoc Biol. 2010;87(1):59-
67.doi:10.1189/jlb.0409236
7. De Oliveira S, Rosowski EE, Huttenlocher A. Neutrophil migration in
infection and wound repair: going forward in reverse. Nat Rev Immunol.
2016;16(6):378-391.doi:10.1038/nri.2016.49
8. Aiyelabegan HT, Sadroddiny E. Fundamentals of protein and cell
interactions in biomaterials. Biomed Pharmacother. 2017;88:956-970.
doi:10.1016/j.biopha.2017.01.136
9. Hirsh SL, McKenzie DR, Nosworthy NJ, Denman JA, Sezerman OU, Bilek
MM. The Vroman effect: competitive protein exchange with dynamic
multilayer protein aggregates. Colloids Surf B Biointerfaces.
2013;1(103):395-404. doi:10.1016/j.colsurfb.2012.10.039
10. Damanik FF, Rothuizen TC, van Blitterswijk C, Rotmans JI, Moroni L.
Towards an in vitro model mimicking the foreign body response: tailoring
the surface properties of biomaterials to modulate extracellular matrix. Sci
Rep. 2014;19(4):6325. doi:10.1038/srep06325
11. Kim KK, Sheppard D, Chapman HA. TGF-β1 signaling and tissue fibrosis.
Cold Spring Harb Perspect Biol. 2018;10(4):a022293.
doi:10.1101/cshperspect.a022293
12. Lurier EB, Dalton D, Dampier W, et al. Transcriptome analysis of IL-10-
stimulated (M2c) macrophages by next-generation sequencing.
Immunobiology. 2017;222(7):847-856.
11
12