Anda di halaman 1dari 24

SISTEM IMUNOLOGI DAN HEMATOLOGI

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Medikal Bedah II

Dosen Ampu Bapak Agus Sudiana, S.Kep.,Ners,.M.Kep

Disusun oleh:

Rafi Fadli 1118105

Fiera Rizky Khalifah 1118118

Maysah Ekasari 1118119

Oktavia Ayu Lestari 1118125

Laras Nur Rijqia 1118132

SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah
kita tentukan. Makalah ini adalah hasil kerjasama kami sebagai tim yang
kompak di dalam pencarian data sampai dengan penyusunan makalah
sampai dengan selesai.

Bersama ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua


pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya tugas ini, terutama
kepada dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah yang telah
memberikan banyak dorongan dalam melaksanakan dan menyelesaikan
tugas ini, juga rekan-rekan mahasiswa semua.

Semoga segala yang telah kita kerjakan merupakan bimbingan


yang lurus dari Yang Maha Kuasa. Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh
dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran sangat kami
harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan untuk
pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa
mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama
demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Bandung, 13 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................ii


DAFTAR ISI .....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang ...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................3
1.3 Tujuan ...........................................................................................................................3
1.4 Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hematologi .................................................................................................4
2.2 Anatomi Hematologi ....................................................................................................4
2.3 Fisiologi Hematologi ....................................................................................................11
2.4 Pengertian Imunologi ...................................................................................................11
2.5 Fungsi Sistem Imun.......................................................................................................12
2.6 Macam-Macam Sistem Imun.........................................................................................12
2.7 Jenis Antibodi................................................................................................................15
2.8 Faktor-Faktor yang merendahkan sistem keimunan......................................................18
2.9 Penyakit akibat keseimbangan sistem keimunan...........................................................19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................................20
B. Saran ..............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam tubuh manusia, ada alat transportasi yang berguna sebagai pengedar
oksigen dan zat makanan ke seluruh sel-sel tubuh serta mengangkut karbon
dioksida dan zat sisa ke organ pengeluaran. Alat transportasi pada manusia
terkoordinasi dalam suatu sistem yang disebut sistem peredaran darah. Sistem
peredaran darah manusia terdiri atas darah, jantung, dan pembuluh darah.

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen
yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo atau hemato
yang berasal dari kata Yunani yang berarti haima yang berarti darah.

Darah manusia berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah ada dua
jenis warna merah pada darah manusia. Warna merah terang menandakan bahwa
darah tersebut mengandung banyak oksigen, sedangkan warna merah tua
menandakan bahwa darah tersebut mengandung sedikit oksigen atau dalam arti
lain mengandung banyak karbondioksida. Warna merah pada darah disebabkan
oleh adanya hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pernafasan (respiratory
protein)  yang mengandung besi (Fe) dalam bentuk heme yang merupakan tempat
terikatnya molekul-molekul oksigen.

Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan


bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air
seni. Manusia dan hewan mempunyai system untuk mempertahankan diri

1
2

terhadap penyakit yang dikenal dengan system imunitas. Ada dua jenis
imunitas , yaitu imunitas bawaan dan imunitas adaptif. Kedau imunitas tersebut
merupakan garis pertahanan pertama terhadap semua pengganggu. Bagian utama
tubuh yang berfungsi sebagai imunitas bawaan adalah kulit,air  mata dan air liur.

System kekebalan tubuh sangat mendasar perannya bagi kesehatan , tentunya


harus disertai dengan pola makan yang sehat, makan cukup berolahraga, dan
terhindar dari masuknya senyawa yang beracun kedalam tubuh. Sekali senyawa
beracun hadir dalam tubuh, maka harus segera dikeluarkan.tem kekebalan tubuh.

Kondisi system kekebalan tubuh menentukan kualitas hidup. Dalam tubuh


yang sehat terdapat system kekebalan tubuh yang kuat sehingga daya tahan tubuh
terhadap penyakit juga prima. Pada bayi yang baru lahir, pembentukan system
kekebalan tubuhnya belum sempurna dan memerlukan ASI yang membawa
system kekebalan tubuh sang ibu untuk membantu daya tahan tubuh sang bayi .
semakin dewasa, sis tem kekebalan tubuh  terbentuk sempurna. Namun pada
orang lanjut usia, system kekebalan tubuhnya secara alami menurun. Itulah
sebabnya timbul penyakit degenerative atau penuaan.

Pada pola hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan secara cepat dan
instan. Hal ini berdampak juga pada pola makan. Sarapan didalam kendaraan,
makan siang serba tergesa, dan malam karena kelelahan tidak nafsu makan.
Belum lagi kualitas makanan yang dikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga,
dan steres. Apabila terus berlanjut, daya tahan tubuh akan menurun, lesu, cepat
lelah, dan mudah terserang penyakit. Karena itu, banyak orang yang masih muda
mengidap penyakit degenerative. Kondisi stress dan pola hidup modern sarat
polusi, diet tidak seimbang, dan kelelahan menurunkan daya tahan tubuh sehingga
memerlukan kecukupan antibody. Gejala menurunnya daya tahan tubuh sering
kali terabaikan, sehingga timbulberbagai penyakit infeksi, penuaan dini pada usia
produktif.
3

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan hematologi dan Immunologi?
2. Bagaimana anatomi hematologi dan Immunologi?
3. Bagaimana fisiologi Hematologi dan Immunologi?
4. Apa yang dimaksud dengan sistem Hematologi dan Imunologi?
5. Apa fungsi sistem Hematologi dan Imunologi ?
6. Apa macam-macam dari sistem imun ?
7. Jenis-jenis antibodi ?
8. Apa faktor-faktor yang dapat merendahkan sistem imun ?
9. Penyakit akibat ketidakseimbangan sistem imun ?
1.3 Tujuan

Dengan mempelajari teori ini diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang


hematologi dan imunologi.

1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui yang dimaksud dengan hematologi dan immunologi
2. Dapat mengetahui anatomi hematologi.
3. Dapat mengetahui fisiologi hematologi.
4. Dapat mengetahui sistem imunologi.
5. Dapat mengetahui fungsi sistem imun.
6. Dapat mengetahui macam-macam dari sistem imun.
7. Dapat mengetahui jenis-jenis antibodi.
8. Dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat merendahkan sistem imun.
9. Dapat mengetahui enyakit akibat ketidakseimbangan sistem imun.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Hematologi

Hematologi adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi
berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai
pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.

2.2 Anatomi Hematologi

Sistem hematologi tersusun atas hematologi dan tempat hematologi di


produksi, termasuk sumsum tulang dan nodus limpa. Hematologi adalah organ
khusus yang berada dengan organ lain karena berbentuk cairan. Hematologi
merupakan medium transport ubuh, volume hematologi manusia sekitar 7% - 10%
berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Hematologi terdiri dari dua
komponen utama, yaitu:

1. Plasma hematologi, bagian cair hematologi yang sebagian besar terdiri


dariats air,elektrolit, dan protein hematologi
2. Butir butir hematologi (blood corpuscles), yang terdiri atas komponen
komponen berikut ini:

4
5

A) Eritrosit (sel hematologi merah)


1. Struktur Eritrosit

Sel hematologi merah merupakan  cairan bikonkaf dengan diameter sekitar


7 mikron. Bikon kavitas memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel
secara cepat dengan jarak yang pendek antara membrane dan inti sel. Warnanya
kuning kemerah merahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang di sebut
hemoglobin. Sel hematologi merah tidak memiliki inti sel , mitokondria, dan
ribosom, serta tidak dapat bergerak. Sel ini tidak dapat melakukan mitosis,
fosforilasi sel, atau pembentukan protein.

Komponen eritrosit adalah sebagai berikut:

a)     Membrane eritrosit.

b)     System enzim: enzim G6PD (glucose 6 phospatedehydrogenase).

c)     Globin : bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta.
(eritosit normal dengan pembesaran mikroskop electron 3000 kali).

2. Produksi Sel Hematologi Merah

Dalam keadaan normal, eritropoesisi pada orang deawsa terutama terjadi


dalam sumsum tulang, dimana system eritrosit menempati 20%-30% bagian
jaringan sumsum tulang yang aktif membentuk sel hematologi.  Sel eritrosit
berinti berasal dari sel induk multipotensial menjadi sel hematologi system
eritrosit, myeloid, dan mengakariosibila yang di ransang oleh  eritropoetin. Sel
induk multipotensial akan berdeferensiasi menjadi sel induk unipotensial.

Sel induk unipotensial tidak mampu berdiferensiasi lebih lanjut, sehingga


sel induk unipotensial seri eritrosit hanya akan berdeferesiasi menjadi sel
pronormoblas. Sel pronomorblas akan membentuk DNA yang diperlukan untuk
tiga sampai empat kali fase mitosis. Melalu empat kali mitosis dari setiap kali
pronormoblas akan terbentuk 16 eritrosit . eritrosit matang kemudian dilepaskan
6

dalam sirkulasi. Pada produksi eritosit normal sumsum tulang memerlukan besi,
Vitamin B12, asam folat, piridoksin (vit B6), kobal, asam amino, dan tembaga.
Secara garis besar dapat di simpulkan bahwa perubahan morpologi sel yang
terjadi selama proses deferesiensi  sel pronormoblas sampai eritrosit matang dapat
di kelompokan kedalam tiga kelompok:

a)     Ukuran sel semakin kecil akibat mengecilnya inti sel.

b)     Inti sel manjadi makin padat dan akhirnya dikeluarkan pada tingkatan
eritroblas asidosis
7

c)     Dalam sitoplasma di bentuk hemoglobin yang diikuti dengan hilangnya RNA


dalam sitoplsma sel.

2. Lama Hidup

Eritrosit hidup selama 74-154 hari. Pada usia ini system enzim mereka
gagal, membrane sel berhenti berfungsi dengan adekuat, dan sel ini di hancurkan
oleh sel system retikulo endothelial.

3. Jumlah Eritrosit

Jumlah normal pada orang dewasa kira kira 11,5-15 gram dalam 100 cc
hematologi. Normal HB wanita 11,5 mg% dan HB laki-laki 13,0 mg%.

4. Sifat-sifat Sel Hematologi Merah

Sel hematologi merah biasanya digambarkan berdasarkan ukuran dan


jumlah hemoglobin yang terdapat didalam sel seperti berikut:

a)     Normositik : sel yang ukurannya normal

b)     Normokromik : sel dengan jumlah hemoglobin yang normal

c)     Mikrositik : sel yang ukurannya terlalu kecil

d)     Makrositik : sel yang ukurannya terlalu besar

e)     Hipokromik : sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu sedikit

f)      Hiperkromik : sel yang hemoglobinnya terlalu banyak

5. Antigen Sel Hematologi Merah

Sel hematologi merah memiliki bermacam macam antigen spesifik yang


terdapat di membrane selnya dan tidak ditemukan di sel lain. Antigen-antigen itu
adalah A,B,O, dan Rh.

2)  Sel Hematologi Putih

1. Struktur Leokosit
8

Bentuknya dapat berubah-rubah dan dapat bergerak dengan perantaraan


kaki palsu (pseudopodia), mempunya bermacam-macam inti sel, sehingga ia dapat
di bedakan menurut inti selnya serta warnanya bening (tidak berwarna). Sel
hematologi putih dibentuk disumsum tulang dari sel-sel bakal. Jenis –jenis dari
golongan sel ini adalah golongan yang tidak bergranula, yaitu limposit T dan B,
monosit dan makrofag, serta golongan yang bergranula yaiu : eosinofil, basofil,
dan neutrofil.

2)     Fungsi Sel Hematologi Putih

a)     Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit/ bakteri
yang masuk kedalam tubuh jaringan RES (system retikulo endotel).

b)     Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut/membawa zat lemak dari dinding usus


melalu limpa terus kepembuluh hematologi.

3)     Jenis-jenis Sel Drah Putih

a)     Agranulosit, yang terdiri dari neutrofil, Eosinofil, dan Basofil.

b)     Granulosit , tang terdiri dari limposit (limposit T dan Limposit B) dan monosit.

4)     Jumlah Sel Hematologi Putih

Pada orang dewasa jumlah sel hematologi putih total 4,0-11,0 x 109/l yang terbagi
sebagai berikut:

a.      Granulosit

                                  i.   Neutopil 2,5-7,5 x 109

                                  ii.   Eosinfil 0.04-0,44 x 109

                                  iii.  Basofil 0-0,10 x 109

b.     Limposit 1,5-3,5 x 109

c.      Bsofil 0,2-0,8 x 109

c.      Keping Hematologi ( Trombosit )


9

1)     Struktur Trombosit

Trombosit adalah bagian dari beberapa sel besar dlam sumsum tulang yang
berbentuk cakram bulat, oval,bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari.

2)     Jumlah Trombosit

Jumlah trombosit antara 150 dan 400 x 109/liter (150.000-400.000/milliliter),


sekitar 30-40% terkosentrasi didalam limpa dan sisanya bersirkulasi dalam
hematologi.

3)     Fungsi Trombosit

Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan hematologi. Trombosit


dalam keadaan normal bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran hematologi.

4)     Plasma Hematologi

Plasma adalah bagian hematologi yang encer tanpa sel-sel hematologi, warnanya
bening kekuning-kuningan. Hamper 90% dari plasma hematologi terdiri atas air.
Zat-zat yang terdapat dalam plasma hematologi adala sebagai berikut:

a)     Fibrinogen yang beguna dalam peristiwa pembekuan hematologi.

b)     Garam-garam mineral, yang berguna dalam metabolism dan juga mengadakan


osmotic.

c)     Protein hematologi (albumin, globulin) meningkatan viskositas hematologi juga


menimbulkan tekanan osmotik untuk memelihara keseimbangan cairan dalam
tubuh.

d)     Zat makanan (asam amino, gukosa, lemak, mineral, dan vitamin).

e)     Hormone, yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh.

f)      Antibody.

d.      Limpa

1)     Struktur Limpa
10

Merupakan organ ungu lunak kurang lebih berukuran satu kepalan tangan.
Limpa terletak pada sebelah kiri atas abdomen dibawah kostae. Limpa memiliki
permukaan luar konveks yang berhadapan dengan diafragma dan permukaan
medial yang konkaf serta berhadapan dengan lambung, fleksura linealis kolon,
dan ginjal kiri.

Limpa terdiri atas kapsula jaringan fibroelastin, folikel limpa (masa


jaringan limpa), dan pulpa merah (jaringan ikat, sel eritrosit, sel leokosit).

2)     Fungsi Limpa

a)     Pembentukan sel eritrosit (hanya pada janin).

b)     Destruksi sel eritrosit tua.

c)     Penyimpanan zat besi dari sel-sel yang di hancurkan.

d)     Produksi bilirubin dari eritrosit.

e)     Pembentukan limposit dalam folikel limpa.

f)      Pembentukan imunoglobin.

g)     Pembuangan partikel asing dari hematologi.

2.     Hematopoiesis

Hematopoiesis merupakan proses pembentukan hematologi. Tempat


hematopoiesis pada manusia berpindah-pindah, sesuai dengan usianya.

a.      Yolk sac : usia 0-3 bulan intrauteri

b.     Hati dan lien : usia 3-6 bulan intrauteri

c.      Sumsum tulang : usia 4 bulan intrauterine sampai dewasa

4.     Hemostasis
Adapun prinsif dari hemostasis adalah Mengurangi aliran hematologi yang
menuju daerah trauma. Cara mengurangi hematologi menuju daerah trauma yaitu:

a.      Vasokontriksi
11

b.     Penekanan oleh edema

c.      Mengadakan sumbatan/menutup lubang perhematologian

5.     Pembekuan Hematologi

Pembekuan hematologi adalah proses dimana komponen cairan hematologi


ditransformasi menjadi material semisolid yang dinamakan bekuan hematologi.
Menurut howell proses pembekuan hematologi dibagi menjadi tiga stadium yaitu:

a.      Stadium I : pembentukan tromboplastin.

b.     Stadium II : perubahan dari protrombin menjadi thrombin.

c.      Stadium III : perubahan dari fibrinogen menjadi fibrin.

2.3  Fisiologi Hematologi

Dalam keadaan fisiologis, hematologi selalu berada dalam pembuluh hematologi,

sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai berikut.

1.     Sebagai alat pengangkut.

2.     Mengatur keseimbangan cairan tubuh.

3.     Mengatur panas tubuh.

4.     Berperan penting dalam mengatur pH cairan tubuh

5.     Mempertahankan tubuh dari serangan penyakit infeksi

6.     Mencegah perhematologian.

2.4 Pengertian Imunologi

Sistem imun adalah suatu sistem komoleks yang memberikan respon imun
(humoral dan selular) untuk menghadapi agen asing spesifik seperti bakteri, virus,
toksin, atau zat lain yang oleh tubuh di anggap, bukan bagian diri."
12

2.5 Fungsi Sistem Imun

Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai:


Pertahanan tubuh, yaitu menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit, dan
jika       sel-sel imun yang bertugas untuk pertahana ini mendapatkan gangguan
atau tidak bekerja dengan baik, maka oranmg akan mudah terkena sakit.
Keseimbangan, atau fungsi homeostatik artinya menjaga keseimbangan dari
komponen tubuh.

Perondaan, sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuna untuk


memantau ke seluruh bagian tubuh. Jika ada sel-sel tubuh yang mengalami mutasi
maka sel peronda tersebut akan membinasakannya.

2.6 Macam-Macam Sistem Imun

Sistem kekebalan tubuh manusia dibagi 2, yaitu kekebalan tubuh tidak


spesifik dan kekebalan tubuh spesifik.

1. Sistem Kekebalan Tubuh Non Spesifik

Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap pertama


Proses pertahanan tahap pertama ini bisa juga diebut kekebalan tubuh alami.
Tubuh memberikan perlawanan atau penghalang bagi masuknya patogen/antigen.
Kulit menjadi penghalan bagi masuknya patogen karena lapisan luar kulit
mengandung keratin dan sedikit air sehingga pertumbuhan mikroorganisme
terhambat. Air mata memberikan perlawanan terhadap senyawa asing dengan cara
mencuci dan melarutkan mikroorganisme tersebut.

Minyak yang dihasilkan oleh Glandula Sebaceae mempunyai aksi


antimikrobial. Mukus atau lendir digunakan untuk memerangkap patogen yang
masuk ke dalam hidung atau bronkus dan akan dikeluarkjan oleh paru-paru.
Rambut hidung juga memiliki pengaruh karenan bertugas menyaring udara dari
partikel-partikel berbahaya. Semua zat cair yang dihasilkan oleh tubuh (air mata,
mukus, saliva) mengandung enzimm yang disebut lisozim. Lisozim adalah enzim
yang dapat meng-hidrolisis membran dinding sel bakteri atau patogen lainnya
13

sehingga sel kemudian pecah dan mati. Bila patogen berhasil melewati pertahan
tahap pertama, maka pertahanan kedua akan aktif.

Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap ke dua


Inflamasi merupakan salah satu proses pertahanan non spesifik, dimana jika ada
patogen atau antigen yang masuk ke dalam tubuh dan menyerang suatu sel, maka
sel yang rusak itu akan melepaskan signal kimiawi yaitu histamin. Signal kimiawi
berdampak pada dilatasi(pelebaran) pembuluh hematologi dan akhirnya pecah. Sel
hematologi putih jenis neutrofil,acidofil dan monosit keluar dari pembuluh
hematologi akibat gerak yang dipicu oleh senyawa kimia(kemokinesis dan
kemotaksis). Karena sifatnya fagosit,sel-sel hematologi putih ini akan langsung
memakan sel-sel asing tersebut. Peristiwa ini disebut fagositosis karena memakan
benda padat, jika yang dimakan adalah benda cair, maka disebut pinositosis.

Makrofag atau monosit bekerja membunuh patogen dengan cara


menyelubungi patogen tersebut dengan pseudopodianya dan membunuh patogen
dengan bantuan lisosom. Pembunuh dengan bantuan lisosom bisa melalui 2 cara
yaitu lisosom menghasilkan senyawa racun bagi si patogen atau lisosom
menghasilkan enzim lisosomal yang mencerna bagian tubuh mikroba. Pada bagian
tubuh tertentu terdapat makrofag yang tidak berpindah-pindah ke bagian tubuh
lain, antara lain : paru-paru(alveolar macrophage), hati(sel-sel Kupffer), ginjal(sel-
sel mesangial), otak(sel–sel microgial), jaringan penghubung(histiocyte) dan pada
nodus dan spleen.

Acidofil/Eosinofil berperan dalam menghadapi parasit-parasit besar. Sel


ini akan menempatkan diri pada dinding luar parasit dan melepaskan enzim
penghancur dari granul-granul sitoplasma yang dimiliki. Selain leukosit, protein
antimikroba juga berperan dalam menghancurkan patogen. Protein antimikroba
yang paling penting dalam hematologi dan jaringan adalah protein dari sistem
komplemen yang berperan penting dalam proses pertahan non spesifik dan
spesifik serta interferon. Interferon dihasilkan oleh sel-sel yang terinfeksi oleh
virus yang berfungsi menghambat produksi virus pada sel-sel tetangga. Bila
patogen berhasil melewati seluruh pertahanan non spesifik, maka patogen tersebut
14

akan segera berhadapan dengan pertahanan spesifik yang diperantarai oleh


limfosit.

2. Sistem Kekebalan Tubuh Spesifik

Pertahanan spesifik: imunitas diperantarai antibodi untuk respon imun yang


diperantarai antibodi, limfosit B berperan dalam proses ini, dimana limfosit B
akan melalui 2 proses yaitu respon imun primer dan respon imun sekunder.Jika
sel limfosit B bertemu dengan antigen dan cocok, maka limfosit B membelah
secara mitosis dan menghasilkan beberapa sel limfosit B. Semua Limfosit b
segera melepaskan antibodi yang mereka punya dan merangsang sel Mast untuk
menghancurkan antigen atau sel yang sudah terserang antigen untuk
mengeluarkan histamin. 1 sel limfosit B dibiarkan tetap hidup untuk menyimpan
antibodi yang sama sebelum penyerang terjadi. Limfosit B yang tersisa ini disebut
limfosit B memori. Inilah proses respon imun primer. Jika suatu saat, antigen
yang sama menyerang kembali, Limfosit B dengan cepat menghasilkan lebih
banyak sel Limfosit B daripada sebelumnya. Semuanya melepaskan antibodi dan
merangsang sel Mast mengeluarkan histamin untuk membunuh antigen tersebut.
Kemudian, 1 limfosit B dibiarkan hidup untuk menyimpan antibodi yang ada dari
sebelumnya. Hal ini menyebabkan kenapa respon imun sekunder jauh lebih cepat
dari pada respon imun primer.

Suatu saat, jika suatu individu lama tidak terkena antigen yang sama dengan
yang menyerang sebelumnya, maka bisa saja ia akan sakit yang disebabkan oleh
antigen yang sama karena limfosit B yang mengingat antigen tersebut sudah mati.
Limfosit B memori
biasanya berumur panjang dan tidak memproduksi antibodi kecuali dikenai
antigen spesifik. Jika tidak ada antigen yang sama yang menyerang dalam waktu
yang sangat lama, maka Limfosit b bisa saja mati, dan individu yang seharusnya
bisa resisten terhadap antigen tersebut bisa sakit lagi jika antogen itu menyerang,
maka seluruh proses respon imun harus diulang dari awal.

3.     Pertahanan Spesifik : Imunitas Diperantarai Sel


15

Untuk respon imun yang diperantarai sel, Limfosit yang berperan penting
adalah limfosit T. Jika suatu saat ada patogen yang berhasil masuk dalam tubuh
kemudian dimakan oleh suatu sel yang tidak bersalah(biasanya neutrofil), maka
patogen itu dicerna dan materialnya ditempel pada permukaan sel yang tidak
bersalah tersebut. Materi yang tertempel itu disebut antigen. Respon imun akan
dimulai jika kebetulan sel tidak bersalah ini bertemu dengan limfosit T yang
sedang berpatroli, yaitu sel tadi mengeluarkan interleukin 1 sehingga limfosit T
terangsang untuk mencocokkan antibodi dengan antigennya. Permukaan Limfosit
T memiliki antibodi yang hanya cocok pada salah satu antigen saja.

Jadi, jika antibodi dan antigennya cocok, Limfosit T ini, yang disebut
Limfosit T pembantu mengetahui bahwa sel ini sudah terkena antigen dan
mempunyai 2 pilihan untuk menghancurkan sel tersebut dengan patogennya.
Pertama, Limfosit T pembantu akan lepas dari sel yang diserang dan
menghasilkan senyawa baru disebut interleukin 2, yang berfungsi untuk
mengaktifkan dan memanggil Limfosit T Sitotoksik. Kemudian, Limfosit T
Sitotoksik akan menghasilkan racun yang akan membunuh sel yang terkena
penyakit tersebut. Kedua, Limfosit T pembantu bisa saja mengeluarkan senyawa
bernama perforin untuk membocorkan sel tersebut sehingga isinya keluar dan
mati.

2.7 Jenis-Jenis Antibodi

Antibodi adalah protein berbentuk Y dan disebut Immunoglobulin(Ig),


hanya dibuat oleh Limfosit B. Antibodi berikatan dengan antigen pada akhir
lengan huruf Y. Bentuk lengan ini akan menentukkan beberapa macam IG yang
ada, yaitu IgM, IgG, IgA,IgE dan IgD. Saat respon imun humoral, IgM adalah
antibodi yang pertama kali muncul. Jenis lainya akan muncul beberapa hari
kemudian. Limfosit B akan membuat Ig yang sesuai saat interleukin dikeluarkan
untuk mengaktifkan Limfosit T saat antigen menyerang.

Antibodi juga dpat menghentikan aktivitas antigen yang merusak dengan


cara mengikatkan antibodi pada antigen dan menjauhkan antigen tersebut dari sel
16

yang ingin dirusak. Proses ini dinamakan neuralisasi. Semua Ig mempunyai


kemampuan ini. Antibodi juga mempersiapkan antigen untuk dimakan oleh
makrofag. Antobodi mengikatkan diri pada antigen sehingga permukaannya
menjadi lebih mudah menempel pada makrofag. Proses ini disebut opsonisasi.

IgM dan IgG memicu sistem komplemen, suatu kelompok protein yang
mempunyai kemampuan unutk memecah membran sel. IgMdan IgG bekerja
paling maksimal dalam sistem sirkulasi,IgA dapat keluar dari peredaran
hematologi dan memasuki cairan tubuh lainnya. IgA berperan penting untuk
menghindarkan infeksi pada permukaan mukosa. IgA juga berperan dalam
resistensi terhadap banyak penyakit. IgA dapat ditemukan pada ASI dan
membantu pertahanan tubuh bayi.IgD merupakan antibodi yang muncul untuk
dilibatkan dalam inisiasi respon imun. IgE merupakan antibodi yang terlibat
dalam reaksi alergi dan kemungkinan besar merespon infeksi dari protozoa dan
parasit.

Antibodi tidak menghancurkan antigen secara langsung, akan tetapi


menetralkannya atau menyebabkan antigen ini menjadi target bagi proses
penghancutan oleh mekanisme opsonosasi, aglutinasi,presipitasi atau fiksasi
komplemen. Opsonisasi, aglutinasi dan presipitasi meningkatkan proses
fagositosis dari komplek antigen-antibodi sementara fiksasi komplemen memicu
proses lisis dati protein komplemen pada bakteri atau virus.
Sistem imun manusia terdiri daripada organ imun, sel imun dan lain-lain. Organ
imun merujuk kepada sumsum tulang, kelenjar timus, limpa, nodus limfa, tonsil,
apendiks dan sebagainya. Kebanyakan sel imun terdiri daripada sel T dan sel B.
Sel B akan matang dalam sumsum tulang, apabila sistem hematologi diserang, ia
akan memproses antibodi untuk menentang virus dan bakteria.

Sel T dihasilkan oleh sumsum tulang, bertumbuh dan matang di kelenjar


timus tetapi ia tidak menghasilkan antibodi. Tugas utamanya adalah: menentang
sel yang dijangkiti virus, bakteria dan kanker. Apabila sistem imun berada di
dalam keadaan normal, tubuh manusia akan dapat menentang berbagai patogen.
Walau bagaimana, jika daya imun berada dalam paras rendah, peluang
17

menghidapi penyakit menjadi lebih tinggi, terutamanya bayi, kanak-kanak dan


orang tua. Sistem imun bayi masih di dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan.

Oleh itu, antibodi badan masih lemah untuk melawan pelbagai


mikroorganisma. Manakala organ sistem imun orang tua telah uzur dan semakin
merosot, jadi daya tahan sistem imun juga menurun.
Sistem kekebalan tubuh harus selalu dalam keadaan seimbang.Jika tidak, akan
terganggu.Penyebab gangguan sistem kekebalan tubuh ada yang tidak diketahui
dan telah ada sejak lahir (primer). Ada juga gangguan kekebalan sekunder karena
faktor lain, misalnya infeksi (AIDS, campak dan lain-lain), gizi buruk, serta
penyakit ganas misalnya kanker, leukemia, obat-obatan misalnya obat yang
mengandung hormon kortikosteroid, obat untuk kanker, dan lain-lain.

Sebetulnya, tubuh memiliki zat yang secara otomatis akan menormalkan


sistem imun.Kalau imunnya kurang maka ditingkatkan, kalau terlalu tinggi
diturunkan.Di dalam tubuh, ada zat yang mempunyai sifat seperti itu. Namun, ada
kalanya tubuh tak berhasil menormalkan sistem imunnya sendiri. Akhirnya,
dicarilah cara menormalkan sistem imun tubuh dari luar dengan imunomodulator.

Imunomodulator adalah zat yang dapat memodulasi (mengubah atau


memengaruhi) sistem imun tubuh menjadi ke arah normal. Produk
imunomodulator berperan menguatkan sistem imun tubuh (imuno stimulator) atau
menekan reaksi sistem imun yang berlebihan (imuno
suppressan).Misalnya,diberikan bersama antibiotic.Selain sintetik, produk
imunomodulator kini juga dibuat dari tanaman. Ternyata, ada tanaman tertentu
yang memiliki efek meningkatkan kekebalan tubuh. Misalnya, daun meniran.
Setelah diteliti, daun ini punya efek meningkatkan sistem imun tubuh. Sekarang
sudah dibuat dalam bentuk obat. Yang harus diketahui, imunomodulator adalah
obat, dan bukan suplemen yang bisa dikonsumsi sehari-hari. Fungsinya pun hanya
membantu meningkatkan kekebalan.
18

Konsumsi imunomodulator pada orang normal tidak ada gunanya, karena


tubuh masih bisa menyeimbangkan sistem imun.. Sistem imun tubuh itu, kan,
sama seperti organ tubuh lain, memerlukan energi. Oleh karenanya, agar sistem
imun tubuh baik, gizi pun harus seimbang. Sel-sel kekebalan itu bisa bergerak,
butuh makanan (energi) juga. Jadi, makan cukup protein, karbohidrat, lemak,
vitamin, dan mineral. Sama seperti fungsi organ lain.

2.8 Faktor-Faktor Yang Merendahkan Sistem Keimunan

Sistem imun mempunyai hubungan rapat dengan cara hidup kita. Berikut
adalah faktor-faktor yang merendahkan sistem keimunan kita:

1.     Cara hidup yang tidak sehat.

2.     Kekurangan zat makanan.

3.     Pencemaran udara atau alam sekitar.

4.     Keletihan.

5.     Tekanan dan kerisauan.

6.     Kurang bersenam.

7.     Penggunaan antibiotik yang berlebihan.

Apabila sistem imun kita menurun, maka lebih mudah untuk kita
mendapat jangkitan. Orang yang mempunyai sistem imun yang rendah mudah
berasa letih, tidak bersemangat, sentiasa selesema, jangkitan usus (makanan yang
tidak sesuai akan menyebabkan muntah dan mual), luka sukar untuk sembuh,
alergi dan sebagainya. Selain itu, sistem imun yang tidak teratur juga boleh
menyebabkan kecederaan pada sel.
19

2.9 Penyakit Akibat Ketidakseimbangan  Sistem Imun


Penyakit autoimun terjadi akibat kegagalan toleransi diri
imunologis yang menyebabkan respon sistem imun melawan sel tubuh
sendiri.
Contoh beberapa penyakit yang dipercaya disebabkan oleh mekanisme
autoimun meliputi penyakit addison kelenjar adrenal, tiroiditis, artritis
insulin, anemia permisius, dan systemic lupus erythenatosus.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hematologi adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi
berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai
pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Sistem imun adalah suatu sistem
komoleks yang memberikan respon imun (humoral dan selular) untuk
menghadapi agen asing spesifik seperti bakteri, virus, toksin, atau zat lain yang
oleh tubuh di anggap, bukan bagian diri."

3.2 Saran

Dari paparan diatas, kami memberikan saran agar dalam ilmu kesehatan
maupun ilmu alam lainnya penting sekali memahami anatomi sistem hematologi
dan imunologi secara tepat agar terhindar dari kesalahan dalam tindakan baik itu
di rumah sakit maupun di alam yang berkaitan dengan perubahan fungsi tubuh
akibat kurangnya aktivitas postitif untuk memberikan kesehatan terhadap jantung
sebagai pusat kehidupan dan berhubungan pula dengan dar

20
Daftar Pustaka

Jones n Bartlett, 1995, ANATOMY AND PHYSIOLOGY : AN EASY


LEARNER, Buku kedokteran EGC, Jakarta

https://id.scribd.com/document/365127584/Makalah-Hematologi-dan-Imunologi-
fny-docx

Anda mungkin juga menyukai