PENATALAKSANAAN ANEMIA
DISUSUN OLEH:
1. FITRIYA ANGGRAINI_1130021051
2. CHANTIKA ROSDIANA PUTRI_1130021057
3. AZIZAH PUTRI PARAMITHA_1130021058
4. M. RIZAL ALFIANSYAH_1130021060
DOSEN FASILITATOR:
RAHMADANIAR ADITYA PUTRI, S.Kep.Ns.,M.Tr.Kep
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN
DAN PENATALAKSANAAN ANEMIA” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam
mata kuliah Pengantar Antropologi. Selain itu, pembuatan makalah ini juga
bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anemia yaitu suatu keadaan dimana berkurangnya hemoglobin dalam tubuh.
Hemoglobin yaitu metaloprotein di dalam sel darah merah yang mengandung
zat besi yang fungsinya sebagai pengangkut oksigen dari paru - paru ke seluruh
tubuh(Malikussaleh, 2019 ). Menurut (Yustisia et al., 2020) Anemia bukan
merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan gejala awal
suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh. Gejala yang sering dialami antara
lain: lesu, lemah, pusing, mata berkunang-kunang, dan wajah pucat. Anemia
merupakan suatu penyakit yang tidak bisa diabaikan, jika tidak ditangani
dengan baik akan mengakibatkan dampak negative bagi kesehatan tubuh. Salah
satu dampaknya antara lain jika hemoglobin ( Hb ) dan sel darah merah sangat
rendah dapat mengakibatkan kinerja pengangkutan oksigen menjadi berkurang.
Kondisi ini yang dapat mengakibatkan kerja organ-organ penting , salah satunya
otak (Yustisia et al.,2020).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari Asuhan Keperawatan ini adalah memberikan
pemahaman kepada penulis agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah
dalam menguraikan dan membahas asuhan keperawatan gangguan dan
penatalaksanaan anemia.
1.4 Manfaat
1. Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi ilmiah, untuk menambah wawasan bagi mahasiswa
dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan anemia khususnya
mahasiswa keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
2. Profesi Keperawatan
Diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan
dan menambah literatur baru yang dapat dijadikan sebagai rujukan
penelitian selanjutnya.
3. Lahan Praktik
Dapat digunakan sebagai acuan dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga dengan klien Anemia.
4. Masyarakat
Diharapkan kepada masyarakat untuk lebih mengetahui informasi
kesehatan maupun penyakit Anemia dengan memanfaatkan media massa
atau elektronik, dan tenaga kesehatan agar memperoleh wawasan mengenai
kesehatan diri, pencegahan, dan penanggulangan pada penyakit khususnya
pada Anemia.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari
normal mengakibatkan jumlah oksigen yang dihantarkan ke jaringan tubuh
berkurang (Brunner & Suddarth, 2013). Anemia adalah suatu kondisi medis
dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar
hemoglobin normal umumnya berbeda pada laki-laki dan perempuan.
Untuk pria, anemia biasanya didefinisikan sebagai kadar hemoglobin
kurang dari 13,5 gram/100ml dan pada wanita sebagai hemoglobin kurang
dari 12,0 gram/100ml.
2.1.1 Etiologi
Menurut Syafruddin (2011) anemia dapat terjadi bila tubuh kita tidak
membuat sel darah merah secukupnya, anemia juga dapat disebabkan
kehilangan atau kerusakan pada sel tersebut. Ada beberapa faktor yang
dapat menyebabkan anemia meliputi :
a. Kekurangan zat besi, vitamin B12 atau asam folat.
b. Anemia megaloblastik disebabkan kekurangan asam folat.
c. Kehilangan darah akibat perdarahan dalam satu siklus haid pada
perempuan.
d. Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik) 16
e. Infeksi, misalnya infeksi HIV dan infeksi oportunistik terkait
penyakit HIV.
f. Obat-obatan, seperti obat yang dipakai untuk mengobati HIV dan
infeksi terkait yang menyebabkan anemia.
g. Kehamilan, pada kehamilan terjadi proses hemodilusi (pengenceran
darah) yang dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.
2.1.2 Patofisiologi
Anemia menurut ( Wijaya & Putri, 2013) mencerminkan adanya kegagalan
sum – sum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau kedua
nya. Kegagalan sum – sum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan
toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak di ketahui.
Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis
(dekstruksi), hal ini dapat terjadi akibat defek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal yang menyebabkan
dekstruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama
dalam sel fagostik atau dalam sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati
dan limpa. Sebagai efek samping proses ini, bilirubin yang terbentuk dalam
fagosit akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan dekstruksi sel darah
merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin
plasma. Konsentrasi normal nya 1 mg/dL atau kurang, bila kadar diatas 1,5
mg/dL akan mengakibatkan interik pada sklera.
2.1.3 WOC
2.1.6 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi sebagai dampak dari pemeriksaan diagnostik
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Gagal jantung akibat anemia berat.
2. Kematian akibat infeksi dan perdarahan apabila sel-sel lain ikut terkena.
2.1.7 Penatalaksanaan
Medis :
1. Memperbaiki penyebab dasar.
2. Suplemen nutrisi (vitamin B12, asam folat, besi)
3. Transfusi darah. Faktor-faktor penyebab : penyakit kronis, faktor
keturunan, kurang nutrisi, kehilangan darah.
Terapis:
1. Terapi gawat darurat
Pada kasus anemia dengan payah jantung atau ancaman payah jantung,
maka harus segera diberikan terapi darurat dengan transfusi sel darah
merah yang dimampatkan (PRC) untuk mencegah perburukan payah
jantung tersebut.
2. Terapi khas untuk masing-masing anemia
Terapi ini bergantung pada jenis anemia yang dijumpai, misalnya
preparat besi untuk anemia defisiensi besi.
3. Terapi kausal
Terapi kausal merupakan terapi untuk mengobati penyakit dasar yang
menjadi penyebab anemia. Misalnya, anemia defisiensi besi yang
disebabkan oleh infeksi cacing tambang harus diberikan obat anti-
cacing tambang.
4. Terapi ex-juvantivus (empiris)
Terapi yang terpaksa diberikan sebelum diagnosis dapat dipastikan, jika
terapi ini berhasil, berarti diagnosis dapat dikuatkan. Terapi ini hanya
dilakukan jika tidak tersedia fasilitas diagnosis yang mencukupi. Pada
pemberian terapi jenis ini, penderita harus diawasi dengan ketat. Jika
terdapat respons yang baik, terapi diteruskan, tetapi jika tidak terdapat
respons, maka harus dilakukan evaluasi kembali.
2.4 Pembahasan
(STEFANI VERONA INDI ANDANI, 2019)
Teori Health Belief Model(HBM) menjelaskan bagaimana factor persepsi
dapat memengaruhi perilaku pencegahan individu. Remaja putri rentan
mengalami anemia defisiensi zat besi karena siklus menstruasi maupun
kehilangan basal sehingga memerlukan asupan zat besi cukup dari makanan
yang dikonsumsi sehari-hari. Konsep Health Belief Model yang terdiri dari
perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit, perceived
barrier, self efficacy dan perceived threat mendorong untuk melakukan
tindakan pencegahan anemia. Aplikasi Health Belief Model dapat
membentuk perubahan perilaku gizi melalui rasa terancam akan bahaya
suatu penyakit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari materi ini adalah aplikasi Health Belief Model dapat
meningkatkan pengetahuan serta komponen HBM untuk mendorong
perubahan perilaku pencegahan anemia melalui peningkatan konsumsi
makanan sumber zat besi. Pada penelitian lebih lanjut disarankan agar dapat
memperhatikan faktor perancu yang mempengaruhi kadar hemoglobin di
dalam tubuh dan mengupayakan inovasi produk makanan sebagai substitusi
tablet tambah darah untuk meningkatkan penerimaan remaja putri.
3.2 Saran
Penyakit Anemia adalah masalah kesehatan yang terjadi saat jumlah sel darah
merah dalam tubuh lebih rendah dibandingkan dengan jumlah normalnya.
Tak hanya itu, anemia juga bisa terjadi saat hemoglobin yang terkandung
dalam sel darah merah tidak mampu mencukupi kebutuhan tubuh, seperti
halnya protein kaya zat besi yang memberi warna merah pada darah.
Protein tersebut akan membantu sel darah merah membawa oksigen ke
seluruh tubuh. Inilah mengapa, tubuh yang tidak mendapatkan cukup asupan
darah yang tinggi oksigen akan rentan mengalami anemia. Kondisi tersebut
mengakibatkan tubuh mudah lelah dan lemah. Selain itu, kamu juga bisa
merasakan sakit kepala dan sesak napas. Untuk pencegahannya adalah
dengan cara mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12,
dan asam folat. Kami sebagai penulis berharap kepada pembaca, agar dapat
sedikit menambah wawasan mengenai penyakit Anemia tersebut. Dikarnakan
kita tahu sendiri mengenai setiap anak sebaiknya mencukupi untuk zat besi
apalagi untuk remaja putri yang setiap bulannya menstruasi dan rentan
mengalami anemia sehingga memerlukan asupan zat besi yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA