Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ANEMIA

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

DISUSUN OLEH :
ALVIA SAFA MAHRIZKA
(20008)

AKADEMI KEPERAWATAN RSP TNI AU JAKARTA TIMUR


PRODI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta
kasih sayang dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada seluruh ciptaan-Nya,
shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Alhamdulillah berkat kemudahan yang diberikan Allah SWT, saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ANEMIA”. Adapun tujuan dari
Penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas mata ajar KMB
(Kepetawatan Medikal Bedah). Dalam Penyusunan makalah ini, saya banyak
mengalami kesulitan dan hambatan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan ilmu
pengetahuan yang saya miliki. Saya berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi saya pada khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya.
Saya sebagai penyusun sangat menyadari bahwa dalam Penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang ditujukan untuk membangun.

Jakarta, 13 Juli 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
C. Manfaat penulisan..................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian..............................................................................................................3
B. Etiologi...................................................................................................................4
C. Tanda dan Gejala....................................................................................................4
 Kelelahan...............................................................................................................4
 Penurunan energi....................................................................................................4
 Kelemahan.............................................................................................................4
 Sesak nafas ringan..................................................................................................4
 Palpitasi..................................................................................................................4
 Tampak pucat.........................................................................................................4
D. Manisfestasi klinis..................................................................................................4
E. Patofisiologi...........................................................................................................5
F. Penatalaksanaan.....................................................................................................6
G. Pemeriksaan penunjang..........................................................................................7
H. Konsep Asuhan Keperawatan.................................................................................8
BAB III............................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
A. Kesimpulan..........................................................................................................15
B. Saran....................................................................................................................15

ii
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................i

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia merupakan salah satu penyakit dengan penyebab multifaktorial,


dapat dikarenakan reaksi patologis dan fisiologis yang bisa muncul sebagai
konsekuensi dari penyakit lain atau sebagai faktor risiko terhadap penyakit
lain. Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin (protein pengikat oksigen) berada dibawah nilai normal yang
menyebabkan darah tidak dapat mengikat oksigen sebanyak yang
diperlukan oleh tubuh (Riyanti et al, 2008).
Terdapat sekitar 400 kondisi yang dapat menyebabkan anemia pada
seseorang. Penyebab itu digolongkan menjadi tiga kelompok yakni : tubuh
tidak cukup memproduksi sel darah merah, terjadinya perdarahan yang
menyebabkan tubuh kehilangan darah lebih cepat dibandingkan
kemampuan tubuh untuk memproduksi darah, dan kelainan pada reaksi
tubuh dengan menghancurkan sel darah merah yang sehat. Menurut WHO,
anemia merupakan masalah umum yang terjadi didunia, terutama di
negara berkembang.
Diperkirakan lebih dari 30% penduduk dunia atau 1.500 juta orang
menderita anemia dan sebagian besar tinggal didaerah tropis. Data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa angka
kejadian anemia secara nasional adalah sebesar 21,7% dimana 18,4%
terjadi pada laki-laki dan 23,9% terjadi pada perempuan (Boutou et al,
2013). Di Provinsi NTT prevalensi kasus anemia sebanyak 6,2% yang
terdiagnosa oleh dokter (Riskesdas 2013). Berdasarkan data yang didapat

1
diruangan Komodo pada tiga bulan terakhir yaitu terdapat 25 kasus
anemia.
Anemia yang tidak ditangani dengan segera dapat menyebabkan berbagai
komplikasi seperti kelelahan yang berat, rentan terhadap infeksi, 12 gagal
jantung hingga kematian.Oleh karena itu, anemia perlu mendapat
perhatian khusus dan penanganan yang kompheresif dan efektif.Salah satu
bentuk penanganan yang dapat diberikan adalah pemberian asuhan
keperawatan. Perawat perlu memberikan pelayanan keperawatan melalui
pendekatan proses keperawatan yang dimulai dari pengkajian,
merumuskan diagnosa keperawatan, penyusunan rencana keperawatan,
melakukan implementasi dan evaluasi keperawatan. Dengan adanya
asuhan keperawatan, diharapkan pasien yang dirawat dengan diagnosa
medis anemia mampu mencapai status kesehatan yang optimal (Weiss,
2007).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada anemia
2. Tujuan khusus

a. Mampu memahami konsep penyakit anemia.


b. Mampu melakukan pengkajian pada pasien anemia.
c. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien anemia.
d. Mampu merencanakan intervensi keperawatan pada pasien
anemia..
e. Mampu melakukan implementasi dan evaluasi pada pasien anemia

C. Manfaat penulisan

1. Bagi Instansi

2
Diharapkan dapat dipergunakan sebagai referensi dan menambah
kepustakaan pendidikan akademik keperawatan tentang asuhan
keperawatan pada anemia.
2. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan
keperawatan pada anemia.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Meningkatkan dalam pemberian asuhan keperawatan pada anemia.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin, hematokrit
dan sel darah merah lebih rendah dari nilai normal sebagai akibat dari
defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan esensial (Arisman,
2010).

Anemia adalah menurunnya massa eritrosit yang menyebabkan


ketidakmampuannya untuk memenuhi kebutuhan oksigen ke
jaringanperifer. Secara klinis, anemia dapat diukur dengan penurunan
kadar hemoglobin, hematokrit, atau hitung eritrosit, namun yang paling
sering digunakan adalah pengujian kadar hemoglobin (Bakta, 2015).

Anemia atau kekurangan sel darah merah yaitu suatu kondisi dimana
jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein yang membawa
oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal.Sel darah merah
itu sendiri mengandung hemoglobin yang berperan untuk mengangkut
oksigen dari paru – paru dan mengantarkan ke seluruh bagian tubuh.
(Hasdianah & Suprapto, 2016).

Menurut Ngastiyah (2012:328), anemia adalah berkurangnya jumlah


eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1 mm3 darah atau berkurangnya
volume sel yang didapatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml
darah. Hal ini terjadi bila terdapat gangguan terhadap keseimbangan
antara pembentukan darah pada masa embrio setelah beberapa minggu
dari pada masa anak atau dewasa.

3
B. Etiologi

Menurut Underwood (2005) penyebab umum dari anemia antara lain :

 Kekurangan zat besi

 Perdarahan usus

 Perdarahan genetik

 Kekurangan vitamin B12

 Kekurangan asam folat

 Gangguan sum-sum tulang

C. Tanda dan Gejala


 Kelelahan
 Penurunan energi
 Kelemahan
 Sesak nafas ringan
 Palpitasi
 Tampak pucat

D. Manisfestasi klinis

Menurut Robbins (2007) tanda dan gejala anemia meliputi :

a) Kelopak mata pucat sangat mudah untuk mendeteksi anemia dengan


melihat mata. Ketika meregangkan kelopak mata dan memperhatikan

4
bagian bawah mata atau konjungtiva akan melihat bahwa bagian
dalam kelopak mata tampak pucat.

b) Sering kelelahan jika merasa lelah sepanjang waktu selama satu bulan
atau lebih, bisa jadi memiliki jumlah sel darah merah yang rendah.
Pasokan energi tubuh sangat tergantung pada oksidasi dan sel darah
merah, tingkat oksidasi dalam tubuh ikut berkurang.

c) Sakit kepala orang yang mengalami anemia sering mengeluh sakit


kepala secara terus – menerus. Kekuranga darah merah membuat otak
kekurangan oksigen. Hal ini sering menyebabkan sakit kepala.

d) Sering mual orang yang menderita anemia sering kali mengalami


gejala morning sickness atau Mual setelah mereka bangun dari tidur.

e) Sesak napas jumlah darah yang rendah menurunkan tingkat oksigen


dalam tubuh, hal ini membuat penderita anemia sering merasa sesak
napas atau sering terengah-engah ketika melakukan aktivitas.

f) Denyut jantung tidak teratur palpitasi adalah istilah medis untuk


denyut jantung tidak teratur , terlalu kuat atau memiliki kecepatan
abnormal, ketika tubuh mengalami kekurangan oksigen denyut
jantung meningkat.

g) Wajah pucatjika mengalami anemia, wajah akan terlihat pucat. Kulit


juga akan mengalami putih kekuningan.

h) Rambut rontokbisa menjadi gejala anemia. Ketika kulit kepala tidak


mendapatkan makanan yang cukup dari tubuh, akan mengalami
penipisan rambut dengan cepat.

5
i) Menurunkan kekebalan tubuh, ketika tubuh memiliki energi yang
sangat sedikit kekebalan atau kemampuan tubuh untuk melawan
penyakit ikut menurun.
E. Patofisiologi

Anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel


darah merah secara berlebihan atau keduanya.Kegagalan sumsum dapat
terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui.Sel darah merah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat
efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah
yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah
(disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini
adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas
1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera). Apabila sel darah merah
mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka
hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein
pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin
akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria)
(Smelzer, Suzanne C, 2001).
F. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan


mengganti darah yang hilang. Anemia aplastik, dua metode penanganan
yang sering dilakukan transplantasi sumsum tulang pemberian terapi
imunosupresif dengan globulin anttimosit. Transplantasi sumsum tulang
untuk memberikan persediaan jaringan hematopoesti yang masih dapat

6
berfungsi. Anemia defisiensi-besi, berbagai preparat besi oral untuk
penanganannya adalah sulfat ferosus, defisiensi vitamin B12 ditangani
dengan pemberian vitamin B12 vegetarian dapat dicegah atau ditangani
dengan penambahan vitamin peroral atau susu keledai yang diperkarya dan
transfusi darah. Terapi langsung ditunjukan pada penyebab anemia dapat
berupa : transfusi darah, Pemberian kostikostiroid atau obat-obatan lain
yang dapat menekan sistem imun, Pemberian suplemen besi, vitamin B12
vitamin-vitamin dan mineral lain yang dibutuhkan. Akibat dari anemia
adalah transportasi sel darah merah akan terganggu dan jaringan tubuh
sipenderita anemia akan mengalami kekurangan oksigen guna
menghasilkan energi. Maka tidak mengherankan jika gejala anemia
ditunjukan merasa cepat lelah, pucat, gelisah, dan terkadang sesak. Serta
ditandai dengan warna pucat di beberapa bagian tubuh seperti lidah dan
kelopak mata. Zat besi dapat 22 ditemukan pada daging. Jenis lain adalah
kacang, sayuran berwarna hijau gelap, buah yang di keringkan. Makanan
yang mengandung penting untuk mereka yang membutuhkan zat besi
tinggi seperti pada anak-anak, wanita menstruasi dan wanita hamil. Folat
dapat ditemukan pada jeruk, pisang, sayuran hijau gelap, kacang-
kacangan, sereal dan pasta. Vitamin B12, Vitamin ini banyak terdapat
pada daging dan susu nd (Brunner and Suddrart, 2000).
G. Pemeriksaan penunjang

Berbagai uji hematologis dilakukan untuk menentukan jenis dan penyebab


anemia. Uji tersebut meliputi kadar hemoglobin dan hematokrit, indeks sel
darah merah, penelitian sel darah putih, kadar besi serum, pengukuran
kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit atau
perdarahan, aspirasi dan biopsi sumsum tulang dapat di lakukan. Selain itu
perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik untuk menentukan adanya
penyakit akut dan kronis serta sumber kehilangan darah kronis.Jumlah

7
darah lengkap dibawah normal yaitu hemoglobin, hematokrit dan sel darah
merah (Brunner and Suddart, 2000).

Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis anemia terdiri dari : pengobatan


(Bakta, 2006).

a) Pemeriksaan penyaring (terdiri dari pengukuran kadar Hb, indeks


eritrosit, dan apusan darah tepi).

b) Pemeriksaan darah seri anemia (meliputi hitung leukosit,


trombosit, retikulosit, dan laju endap darah).

c) Pemeriksaan sumsum tulang, dan pemeriksaan khusus sesuai jenis


anemia. Selain itu, diperlukan pulaa pemeriksaan non-
hematologik tertentu seperti pemeriksaan faal hati, faal ginjal,
atau faal tiroid (Bakta, 2006).

H. Konsep Asuhan Keperawatan


Pengkajian
a. Identitas pasien, meliputi : Nama, Umur : biasanya yang terserang
anemia umumnya adalah dewasa, Jenis Kelamin : biasanya yang
dominan terkena Anemia adalah perempuan, Agama, Status
perkawinan, Pendidikan, Pekerjaan, Tanggal Masuk, No. Register,
Diagnosa medis
Penanggung jawab, meliputi : Nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan pasien
b. Alasan Masuk
Klien mengeluh pusing, lemah, mual dan muntah, badan terasa
letih,pucat,akral dingin
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang

8
a. Keletihan, kelemahan, malaise umum
b. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
c. Klien mengatakan bahwa ia depresi
d. Sakit kepala
e. Nyeri mulut & lidah
f. Kesulitan menelan
g. Dyspepsia, anoreksia
h. Klien mengatakan BB menurun
i. Nyeri kepala,berdenyut, sulit berkonsentrasi
j. Penurunan penglihatan
k. Kemampuan untuk beraktifitas menurun
2. Riwayat kesehatan dahulu
Pengkajian riwayat dahulu yang mendukung dengan melakukan
serangkaian pertanyaan, meliputi:
a) Apakah sebelumnya klien pernah menderita anemia
b) Apakah meminum suatu obat tertentu dalam jangka lama
c) Apakah pernah menderita penyakit malaria
d) Apakah pernah mengalami pembesaran limfe
e) Apakah pernah mengalami penyakit keganasan yang
tersebar seperti kanker payudara, leukimia, dan multipel
myeloma
f) Apakah pernah kontak dengan zat kimia toksik dan
penyinaran dengan radiasi
g) Apakah pernah menderita penyakit menahun yang
melibatkan ginjal dan hati
h) Apakah pernah menderita penyakit infeksi dan defisiensi
endoktrin
i) Apakah pernah mengalami kekurangan vitamin penting,
seperti vitamin B12 asam folat, vitamin C dan besi.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga

9
a) Kecendrungan keluarga untuk anemia
b) Adanya anggota keluarga yang mendapat penyakit anemia
congenital
c) Keluarga adalah vegetarian berat
d) Social ekonomi keluarga yang rendah.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Kesadaran : Composmentis
2) GCS : 15 ( E:4 V:5 M:6)
3) Tanda-tanda Vital :
 Tekanan darah :Biasanya menurun
 Nadi :Biasana meningkat
 Pernapasan :Biasanya cepat
 Suhu :Biasanya meningkat
4) Kepala
Bagaimana kesimetrisan,warna rambut,kebersihan
kepala,rambut kering, mudah putus, menipis, ada uban atau
tidak, sakit kepala, pusing,
5) Mata
Sclera tidak ikterik,konjungtiva anemis,pupil isokor.
6) Telinga
Kesimetrisan telinga, fungsi pendengaran, kebersihan telinga.
7) Hidung
Kesimetrisan,fungsi penciuman, kebersihan, apakah ada
perdarahan pada hidung atau tidak
8) Mulut
Keadaan mukosa mulut, kebersihan mulut, keadaan gigi,
kebersihan gigi, stomatitis (sariawan lidah dan mulut)
9) Leher

10
Kesimetrisan, adanya pembesaran kelenjar tyroid / tidak,
adanya pembesaran kelenjar getah bening.
10) Thorax
Paru-paru :
I :Pergerakan dinding dada, takipnea,orthopnea, dispnea
(kesulitan bernapas), napas pendek, dan cepat lelah saat
melakukan aktivitas jasmani merupakan menifestasi
berkurangnya pengiriman oksigen.
P :Taktil premitus simetris
P :Sonor
A :Bunyi nafas vesikuler, bunyi nafas tambahan lainnya.
Jantung :
I :jantung berdebar-debar, Takikardia dan bising jantung
menggambarkan beban jantung dan curah jantung meningkat

P :Tidak teraba adanya massa


P :pekak
A :Bunyi jantung murmur sistolik
11) Abdomen
I : Kesimetrisan,diare,muntah,melena / hematemesis
A : Suara bising usus
P : Terdapat bunyi timpani
P : Terabanya pembesaran hepar / tidak, adanya nyeri tekan /
tidak.
12) Genitalia
Normal / abnormal
13) Integumen
Mukosa pucat,kering dan Kulit kering
14) Ekstermitas

11
Pucat pada kulit, dasar kuku, dan membrane mukosa, Kuku
mudah patah dan berbentuk seperti sendok, kelemahan dalam
melakukan aktifitas.

Diagnosa Keperawatan
Menurut SDKI (2017) diagnosa yang mungkin muncul pada anemia
diantara lain :
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
4. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna
makanan

Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan menurut SIKI (2018) dan SLKI (2019) :

12
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan Intervensi
kriteria hasil
Perfusi perifer tidak efektif Perfusi perifer Perawatan
berhubungan dengan Sirkulasi
penurunan konsentrasi Observasi :
hemoglobin  Periksa sirkulasi
Tujuan : setelah perifer
dilakukan tindakan  Identifikasi
keperawatan 3x24 faktor resiko
jam diharapkan gangguan
perfusi perifer sirkulasi
meningkat dengan  Monitor panas,
kriteria hasil : kemerahan,
 Warna kulit pucat nyeri, atau
menurun bengkak pada
 Edema perifer ekstremitas
menurun Teraupetik :
 Kelemahan otot  Hindari
menurun pemasangan
 Pengisian kapiler infus atau
membaik pengambilan
darah di area
keterbatasan
pefusi
 Hindari
pengukuran
tekanan darah
pada
ekstremitas
dengan
keterbatasan
perfusi
 Hindari
penekanan dan
pemasangan
tourniqet pada
area yang
13
cedera
Edukasi :
Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah suatu serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
perawat untukmembantu klien dari masalah status kesehatan yang di hadapi
kedalam suatu kasus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan
kriteria hasil yang diharapkan ( Potter& Perry, 2012)

Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Anemia adalah turunnya kadar sel darah merah atau haemoglobin dalam
darah. Anemia dapat diketahui dengan adanya pemeriksaan darah lengkap
laboratorium. Pemeriksaan darah lengkap adalah pemeriksaan yang
dilakukan pada darah manusia dengan menghitung seluruh komponen
pembentuk darah. Banyak cara penangan yang dilakukan untuk mengatasi
penyakit ini salah satunya adalah pemberian fe, dan lain-lain.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis mengharapkan kepda teman-teman
ataupun pembaca agar makalah kami ini dapat bermanfaat. Kritik dan
saran yang membangun kami.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arisman MB. 2010 Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi.
Jakarta: EGC.
Bakta, 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Jakarta: Salemba Medika
Bakta, IM 2015, Pendekatan terhadap pasien anemia, Dalam: Sudoyo AW,
Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, penyunting, Buku ajar
ilmu penyakit dalam UI, Interna Publishing, Jakarta.
Boedihartono. 1994. Proses Keperawatan di Rumah Sakit.

Doenges Marlyn, E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk


Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawat Pasien. Jakarta : EGC
Hasdianah, & Suprapto, S. I. (2016). Patologi & Patofisiologi Penyakit (2nd
ed.). Yogyakarta: nuhamedika
Miller, C.A (2012). Nursing Care of Older Adult: Theory And Practices.
Philadelphia:JB. Lippincott Company.
Miller RD. 2008. Blood Disease of Infancy and Childhood, Iron
Metabolism and Iron Deficiency. Washington DC: Mosby
Company.
Ngastiyah.2012.Perawatan Anak Sakit Edisi 2.Jakarta:EGC
Potter, P.A., Perry, A.G., Stockert, P.A., Hall, A.M. (2013). Fundamentals of
nursing. 8th ed.St. Louis, Missouri: Elsevier Mosby
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta : PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta : PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta : PPNI.
Smeltzer, Suzanne C, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, EGC : Jakarta
World Health Organization. 2017. Anaemia. Online;
https://www.who.int/topics/anaemia/en/ , diakses pada tanggal
29 Juli 2019.

Anda mungkin juga menyukai