Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ini dengan
judul “Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Ny. F
Dengan Diabetes Melitus Patologi Sistem Endokrin di Ruang Interne Rumah
Sakit Umum Mayjen H.a Thalib Kota Sungai Penuu, dari tanggal 23 – 25
November 2023. Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan praktek keperawatan medika bedah I.
Kelompok I
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.............................................................................................3
1. Tujuan Umum............................................................................................3
2. Tujuan Khusus...........................................................................................4
C. Ruang Lingkup................................................................................................4
D. Metode Penulisan............................................................................................4
E. Sistematika Penulisan......................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan..............................................................6
1. Pengertian..................................................................................................6
2. Klasifikasi..................................................................................................7
3. Etiologi......................................................................................................9
4. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar beserta manifestasi klinis.........9
5. Komplikasi................................................................................................14
6. Penatalaksanaan dan Terapi......................................................................16
B. Konsep Asuhan Keperawatan..........................................................................20
1. Pengkajian Keperawatan...........................................................................20
2. Diagnosa Keperawatan..............................................................................26
3. Perencanaan Keperawatan.........................................................................26
4. Pelaksanaan Keperawatan.........................................................................32
5. Evaluasi Keperawatan...............................................................................33
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan.................................................................................34
B. Diagnosa Keperawatan....................................................................................50
C. Perencanaan Keperawatan...............................................................................51
D. Pelaksanaan Keperawatan...............................................................................55
E. Evaluasi Keperawatan.....................................................................................61
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan.................................................................................63
B. Diagnosa Keperawatan....................................................................................65
C. Perencanaan Keperawatan...............................................................................68
D. Pelaksanaan Keperawatan...............................................................................69
E. Evaluasi Keperawatan.....................................................................................71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................73
B. Saran................................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) adalah Penyakit kronis progresif yang disebabkan
oleh penurunan sekresi pada insulin, kerja insulin atau keduanya. Penyakit ini
ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein yang mengarah ke hiperglikemia dikatakan
hiperglikemia, yaitu dengan gula darah lebih dari 200 mg/dL pada
pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS) dan jika seseorang sudah dinyatakan
DM, akan menimbulkan tanda dan gejala yang khas seperti polifagi (banyak
makan), polidipsi (banyak minum) dan poliuria (banyak BAK). (Black &
Hawks, 2018 & Susan C.Smeltzer, 2019). American Diabetes Association
(ADA), 2019, mengklarifikasikan DM menjadi 4 tipe, yaitu DM tipe 1, DM
tipe 2, DM gestasional dan DM tipe lain. Pemicu terjadinya DM disebabkan
oleh faktor genetik, usia, gaya hidup stres, pola makan yang salah, obesitas
dan infeksi pada pankreas.
TINJAUAN TEORI
b. DM tipe II
Mekanisme yang tepat menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Diabetes
tipe II memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu:
1) Usia (resistensi cenderung meningkat diusia 65 tahun).
2) Obesitas, makan yang berlebih, kurang olahraga dan stress.
3) Riwayat keluarga dengan penyandang DM.
a. Kebutuhan oksigenasi
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh,
mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel.
Pada klien dengan DM akan terjadi vikositas (kekentalan cairan)
makin tinggi vikositas suatu cairan maka makin sulit molekul dari
cairan tersebut untuk bergerak. Bila hal ini terjadi pada molekul darah,
maka tentu saja aliran darah akan terganggu. Akibatnya dapat terjadi
peningkatan resistensi pembuluh darah yang akan mengakibatkan
gangguan sirkulasi oksigen dalam darah dan akhirnya akan timbul
penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Vikositas
mengakibatkan iskemik pada jaringan perifer yang ditandai dengan
rasa kesemutan dan rasa baal pada ekstermitas bawah. Vikositas juga
akan menyebabkan terhambatnya penyembuhan pada luka karena
aliran darah menuju luka menjadi lambat.
b. Kebutuhan nutrisi
Kebutuhan nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat
makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan
digunakan dalam aktivitas tubuh. Secara umum faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk
kebutuhan metabolisme basal, faktor patologis seperti adanya penyakit
tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan
nutrisi.
Pada klien dengan DM akan mengalami gangguan kebutuhan nutrisi
dikarenakan glukosa tidak dapat ditarik ke dalam sel dan terjadi
penurunan massa sel. Manifestasi yang muncul pada gangguan
kebutuhan nutrisi yaitu polifagi (banyak makan).
c. Kebutuhan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh berfungsi untuk
mempertahankan kesehatan dan fungsi semua sistem tubuh. Dalam
menyeimbangkan cairan dan elektrolit, tubuh melakukan proses
perpindahan pada cairan dan zat telarut salah satunya proses osmosis.
Pada klien dengan DM akan mengalami hiperglikemia, jika kadar
glukosa dalam darah meningkat, maka ginjal tidak dapat menyerap
kembali glukosa yang keluar sehingga mengakibatkan glukosa tersebut
muncul dalam urin (glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan di
keluarkan melalui urine, maka pengeluaran urine akan disertai
pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan (diuresis osmotik).
Akibat kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan, maka pasien
akan mengeluh banyak kencing (poliuria) dan banyak minum
(polidipsi).
5. Komplikasi pada DM
Menurut Pricilla (2015), komplikasi diabetes melitus diklasifikasian
menjadi komplikasi akut dan kronis.
a. Komplikasi akut:
1) Hipoglikemia merupakan rendahnya kadar gula dalam darah yaitu
kurang dari 70 mg/dL. Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian
insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang
terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik yang berat.
2) Hiperglikemia adalah adalah peningkatan kadar gula dalam darah
yaitu lebih dari 200 mg/dL. Jika kadar gula darah makin lama
makin meningkat dan tidak terkontrol akan mengakibatkan
ketoasidosis.
3) Diabetik ketoasidosis adalah tidak adanya atau kurangnya jumlah
insulin yang dihasilkan.
b. Komplikasi kronis:
1) Makrovaskuler (pembuluh darah besar) pada penyandang DM akan
mengalami perubahan akibat aterosklerosis, trombosit, sel darah
merah, faktor pembekuan yang tidak normal dan perubahan pada
dinding arteri. Aterosklerosis sering terjadi pada DMTII/NIDDM.
Komplikasi makrovaskuler adalah penyakit arteri koroner,
penyakit vaskular serebral dan penyakit vaskular perifer.
2) Mikrovaskular (pembuluh darah kecil) yang mengenai retinopati
diabetik, nefropati diabetik dan neuropati diabetik. Perubahan-
perubahan mikrovaskuler yang ditandai dengan penebalan dan
kerusakan membran diantara jaringan dan pembuluh darah sekitar.
Terjadi pada klien dengan DMTI/IDDM yang diantaranya terjadi:
a) Retinopati
Retinopati adalah adanya perubahan dalam retina karena
berkurangnya aliran darah dalam retina, sehingga akan
menyebabkan iskemik retina. Perubahan ini dapat
mengakibatkan gangguan dalam penglihatan.
b) Nefropati
Nefropati adalah penyakit ginjal yang ditandai dengan adanya
albumin dalam urine, hipertensi.
c) Neuropati
Neuropati adalah penyakit pada sistem saraf perifer dan sistem
saraf otonom. Neuropati disebabkan karena adanya penebalan
pada dinding pembuluh darah yang menekan saraf, sehingga
akan menyebabkan penurunan nutrien. Perubahan metabolik
mengakibatkan fungsi sensorik dan motorik saraf menurun
kehilangan sensori mengakibatkan penurunan persepsi nyeri.
3) Rentan infeksi seperti tuberculosis paru, gingivitis, dan infeksi
saluran kemih.
4) Kaki diabetik
Kaki diabetik adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes
melitus yang tidak terkendali. Kaki diabetes melitus dapat
disebabkan kerena hilangnya sensori pada kaki yang
mengakibatkan trauma dan potensial untuk ulkus. Perubahan
makrovaskular dan mikrovaskular dapat mengakibatkan iskemia
jaringan dan sepsis sehingga akan menyebabkan gangren dan
beresiko terhadap tindakan amputasi.
6. Penatalaksanaan dan Terapi pada DM
Penatalaksanaan dan terapi pada klien dengan DM (Arisman, 2011) yaitu:
a. Antidiabetik Oral (ADO)
Pemberian ADO dimulai jika olahraga dan diet tidak berhasil untuk
menurunkan gula darah dalam waktu 6-12 minggu. Berdasarkan cara
kerjanya, ADO dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
1) Obat yang berfungsi sebagai perangsang sekresi insulin, seperti:
sulfonilurea.
2) Obat yang mempengaruhi kerja insulin, seperti: metformin dan
tiazolidindion.
3) Obat yang menghalangi penyerapan glukosa, seperti: penghambat
alfa-glukosidase dan miglitol.
c. Diet
1) Tujuan umum penatalaksanaan diet pada diabetes melitus adalah :
a) Mencapai dan mempertahankan kadar gukosa darah mendekati
kadar normal.
b) Mencapai dan mempertahankan lipid mendekati kadar yang
optimal.
c) Mencegah komplikasi akut dan kronik.
d) Meningkatkan kualitas hidup.
2) Penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung Berat Badan
Ideal (BBI) dan Indeks Massa Tubuh (IMT), dengan rumus :
(Kozier, 2011)
BBI= ( TBdalam cm – 100) ± 10% (TB dalam cm – 100)
IMT = Berat dalam kg
(Tinggi dalam meter)2
Ketrangan :
a) Malnutrisi : kurang dari 16 kg
b) Berat badan kurang : 17-19 kg
c) Normal : 20-25 kg
d) Berat badan lebih : 26-30 kg
e) Kegemukan sedang sampai berat : 31-40 kg
f) Kegemukan yang tidak wajar : lebih dari 40 kg
Keterangan:
a) Diit I, II, III: diberikan pada klien DM yang mengalami
obesitas.
b) Diit IV, V : diberikan pada klien DM dengan BB normal.
c) Diit VI, VII, VIII: diberikan pada klien DM yang kurus,
diabetes remaja, atau penyandang DM dengan penyulit.
d. Olahraga
Dianjurkan latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama kurang
lebih ½ jam. Latihan dilakukan terus menerus tanpa berhenti, otot-otot
berkontraksi dan relaksasi secara teratur. Latihan minimal dilakukan
selama 3 hari dalam seminggu. Adanya kontraksi otot yang teratur
akan merangsang peningkatan aliran darah dan penarikan glukosa ke
dalam sel.
e. Edukasi
Edukasi adalah proses pembelajaran diabetes tentang pemantauan gula
darah mandiri; pengenalan, pengobatan, pencegahan. Edukasi
mengenai pengobatan gizi medis (PGM) adalah salah satu kemampuan
penting yang perlu dimiliki pasien untuk menjamin keberhasilan
penanganan DM secara mandiri. Pasien mampu menakar sendiri
makanan yang akan dimakan, agar gula darah dapat terkendali.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Klien biasanya datang dengan keluhan badan terasa sangat lemas
serta ditandai dengan gangguan penglihatan, klien juga mengeluh
banyak kencing (poliuria), biasanya klien belum mengetahui salah
satu tanda dan gejala dari penyakit DM.
2) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit yang paling dominan pada DM, yaitu munculnya
sering buang air kencil (poliuria), sering lapar (polifagia) dan
sering haus (polidipsi). Biasanya penderita belum menyadari kalau
itu merupakan perjalanan penyakit diabetes mellitus. Penderita
baru tahu kalau sudah memeriksakan diri kepelayanan kesehatan.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Diabetes dapat terjadi saat kehamilan, yang terjadi hanya saat
hamil saja dan biasanya tidak dialami setelah melahirkan namun
perlu di waspadai akan kemungkinan mengalami diabetes yang
sesungguhnya di kemudian hari.
4) Riwayat kesehatan keluarga
DM dapat menurunkan silsilah keluarga yang mengidap diabetes,
karena kelainan gen yang mengakibatkan tubuh tidak dapat
menghasilkan insulin dengan baik.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Tingkat kesadaran : normal, letargi, stupor, koma.
2) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : hipertensi (karena peningkatan viskositas
darah oleh glukosa sehingga terjadi peningkatan tekanan pada
dinding pembuluh darah dan risiko terbentuknya plak pada
pembuluh darah).
b) Frekuensi nadi : takikardi (terjadi kekurangan energi sel
sehingga jantung melakukan kompensasi untuk meningkatkan
pengiriman).
c) Frekuensi pernafasan : takhipnea (pada kondisi ketoasidosis).
d) Suhu tubuh : deman (pada penderita dengan komplikasi
infeksi pada luka atau pada jaringan lain), hipotermia (pada
penderita yang tidak mengalami infeksi atau penurunan
metabolic akibat menurunnya masukkan nutrisi secara drastis.
3) Berat badan: Kurus ramping (pada diabetes melitus fase lanjutan
dan lama tidak mengalami terapi), gemuk padat, gendut (pada fase
awal penyakit atau penderita lanjutan dengan pengobatan yang
rutin dan pola makan yang masih tidak terkontrol).
4) Kulit
a) Warna : perubahan-perubahan pada melanin, kerotenemia
(pada penderita yang mengalami peningkatan trauma mekanik
yang berakibat luka sehingga menimbulkan ganggren.
Tampak warna kehitam-hitaman disekitar luka. Daerah yang
sering terkena adalah ekstremitas bawah).
b) Kelembaban : lembab (pada penderita yang tidak mengalami
diuresis osmosis dan tidak mengalami dehidrasi), kering (pada
pasien yang mengalami diuresis osmosis dan dehidrasi).
c) Suhu : dingin (pada penderita yang tidak mengalami infeksi
dan menurunnya masukan nutrisi), hangat (mengalami infeksi
atau kondisi intake nutrisi normal sesuai aturan diet).
d) Tekstur : halus (cadangan lemak dan glikogen belum banyak
di bongkar), kasar (terjadi pembongkaran lemak, protein,
glikogen otot untuk produksi energi).
e) Turgor : menurun pada dehidrasi.
5) Kuku : warna pucat, sianosis (penurunan perfusi pada kondisi
ketoasidosis atau komplikasi infeksi saluran pernafasan).
6) Kepala
a) Kulit kepala : ada benjolan atau lesi, antara lain : kista pilar
dan psoriasis (yang rentan terjadi pada penderita diabetes
melitus karena penurunan antibody).
b) Wajah : termasuk simetris.
7) Mata
Inspeksi :
a) Sklera dan konjungtiva : sklera mungkin ikterik, konjungtiva
anemis pada penderita yang sulit tidur karena banyak kencing
pada malam hari.
b) Kornea, iris dan lensa : penderita diabetes melitus sangat
berisiko pada kekeruhan lensa mata.
c) Pupil : miosis, midriosis atau anisokor.
8) Telinga
a) Lubang telinga : produksi serumen tidak sampai mengganggu
diameter lubang.
b) Gendang telinga : kalau tidak menutup serumen berwarna
putih keabuan, dan masih dapat bervibrasi dengan baik
apabila tidak mengalami infeksi sekunder.
c) Pendengaran : ketajaman pendengaran terhadap bisikan dapat
mengalami penurunan.
9) Hidung : tidak terjadi pembesaran polip.
10) Mulut
a) Bibir : sianosis, pucat (apabila mengalami asidosis atau
penurunan perfusi jaringan pada stadium lanjut).
b) Mukosa oral : kering (dalam kondisi dehidrasi akibat diuresis
osmosis).
c) Gusi perlu diamati kalau ada gingivitis karena penderita
memang rentan terhadap pertumbuhan mikroorganisme.
d) Langit-langit mulut : mungkin terdapat bercak keputihan
karena pasien mengalami penurunan kemampuan personal
hygiene akibat kelemahan fisik.
11) Leher : pembesaran kelenjar limfe dapat muncul apabila ada
infeksi sistemik.
12) Toraks dan paru-paru
a) Inspeksi frekuensi : irama, kedalaman dan upaya bernafas
antara lain takipnea, hipernea, dan pernafasan Chyne Stoke
(pada kondisi ketoasidosis).
b) Bentuk dada : simetris.
c) Dengarkan pernafasan : stridor (pada obstruksi jalan nafas),
mengi (apabila penderita sekaligus mempunyai riwayat asma
atau bronkhitis kronik).
13) Dada
a) Inspeksi : deformitas atau asimetris.
b) Palpasi : adanya nyeri tekan atau tidak.
c) Perkusi : pada penderita normal area paru terdengar sonor.
d) Auskultasi : bunyi nafas vesikuler atau bronko vesikuler.
14) Aksila : inspeksi terhadap kemerahan, infeksi dan
pigmentasi.
15) Abdomen
a) Inspeksi : pada kulit apakah ada strie dan simetris adanya
pembesaran organ.
b) Auskultasi : bising usus apakah terjadi penurunan atau
peningkatan motilitas.
c) Perkusi : pada abdomen terhadap proporsi dan pola tympani
serta kepekaan.
d) Palpasi : untuk mengetahui adanya nyeri tekan/massa.
16) Genetalia : inspeksi apakah ada kemerahan pada kulit skrotum.
17) Sistem Neurosensori : pada penderita diabetes melitus biasanya
merasakan gejala pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas,
kelemahan pada otot, parestesia, dan gangguan penglihatan.
d. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan menurut Nurarif dan Kusuma (2015),
antara lain:
1) Kadar glukosa darah
a) Glukosa plasma sewaktu : lebih dari 200 mg/dL.
b) Glukosa plasma puasa : lebih dari 140 mg/dL.
c) Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian
sesudah mengkonsumsi makanan (gula darah postprandial lebih
dari 200 mg/dL).
2) Aseton plasma (keton) : Positif secara mencolok.
3) Asam lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat.
4) Hemoglobin glikosilasi (HbA1c) meningkat.
5) Urinalisis dapat menunjukkan aseton atau glukosa.
6) Osmolalitas serum: meningkat tetapi biasanya kurang dari 330
mOsm/l.
7) Elektrolit
a) Natrium: mungkin normal, meningkat atau menurun.
b) Kalium: normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler),
selanjutnya akan menurun.
c) Fosfor: lebih seirng menurun.
8) Gula darah arteri: biasanya menunjukan pH rendah dan penurunan
pada HCO3 (asidosis metabolik dengan kompensasi alkalosis
respiratorik.
9) Trombosit darah: Ht mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis,
hemokonsentrasi, merupakan respons terhadap stres atau infeksi.
10) Ureum/kreatinin: mungkin meningkat atau normal
(dehidrasi/penurunan fungsi ginjal).
11) Insulin darah: mungkin menurun/bahkan sampai tidak ada (pada
tipe I) atau normal sampai tinggi (tipe II) yang mengindikasikan
insufisiensi insulin/gangguan dalam penggunaannya
(endogen/eksogen). Resisten insulin dapat berkembang sekunder
terhadap pembentukan antibodi.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses
keperawatan. Hal ini merupakan suatu komponen dari langkah-langkah
analisa, dimana perawat mengidentifikasi respon-respon individu terhadap
masalah-masalah kesehatan yang aktual, resiko dan potensial.
Diagnosa menurut (Nurarif dan Kusuma dalam buku NANDA NIC-NOC,
2015), adalah :
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan
keseimbangan insulin, makanan dan aktivitas jasmani.
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan sirkulasi darah
ke perifer, proses penyakit (DM).
c. Kerusakan integritas jaringan b.d nekrosis kerusakan jaringan
(nekrosis luka gangrene).
d. Resiko infeksi b.d trauma pada jaringan, proses penyakit (DM).
e. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d gejala poliuria dan dehidrasi.
f. Keletihan berhubungan dengan penurunan energi.
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan merupakan tahap ketiga dari proses dari proses
asuhan keperawatan yaitu dengan membuat rencana yang akan dilakukann
terhadap diagnosa yang sudah ditegakkan. Berikut perencanaan
keperawatan terhadap diagnosa yang muncul pada klien DM (Nurarif dan
Kusuma dalam buku NANDA NIC-NOC, 2015).
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan
keseimbangan insulin, makanan dan aktivitas jasmani.
Tujuan: Dalam waktu 3 x 24 jam kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
Kriteria hasil:
1) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.
2) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan.
3) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.
4) Tidak ada tanda tanda malnutrisi.
5) Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan.
6) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.
Rencana Keperawatan:
Rencana keperawatan:
Rencana tindakan:
Rencana tindakan:
Rencana tindakan:
4. Pelaksanaan Keperawatan
Menurut Kozier (2010) pada proses keperawatan, implementasi adalah
fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan. Dalam
pelaksanaan, perawat mengkaji kembali klien, menentukan kebutuhan
perawat terhadap bantuan, mengimplementasikan intervensi keperawatan,
melakukan supervisi kasus yang didelegasikan, dan mendokumentasikan
tindakan keperawatan dan respons klien terhadap tindakan tersebut.
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada klien dilakukan pada tanggal 23 November 2023 diruangan
interne rumah sakit umum mayjen H.A Thalib Kota Sungai penuh.
1. Identitas Klien
Klien berinisial Ny. F dengan no register 22 02 44 berusia 44 tahun,
berjenis kelamin perempuan dengan status perkawinan sudah menikah,
beragama Islam pendidikan terakhir D III SLTA . Bahasa yang digunakan
klien sehari-hari adalah bahasa Daerah. Saat ini klien bekerja sebagai Ibu
Rumah Tangga di Desa Kemantan, Kecamatan Air Hanggat, Kabupaten
Kerinci Untuk pembiayaan, klien menggunakan BPJS PBI. Informasi
tersebut diperoleh dari klien, keluarga klien, tim perawat di ruangan dan
status klien.
2. Resume Kasus
Klien datang ke IGD pada hari Kamis, tanggal 23 November 2023,
Jam 7.00 WIB, dibawa oleh keluarganya. Klien datang ke IGD dengan
diagnosa Diabetes Melitus. Klien datang dengan keluhan pusing, lemas,
mual, tidak nafsu makan. Hasil pemeriksaan di IGD didapatkan keadaan
umum: sakit sedang, kesadaran: composmentis, GCS: E: 4 M: 6 V: 5,
TTV: TD: 120/80
mmHg, Nadi: 82x/menit, RR: 22x/menit, S: 36,5oC. Cek lab seperti
Aseton Darah (-), HB (13.7 g/dL), Jumlah Leukosit (8.59 103/µL),
Hematokrit (40%), Jumlah Trombosit (347 103/µL), Eritrosit (5.15
106/µL), MCV/VER ( L 78 fL), MCH/HER (27 Pg), MCHC/ KHER (34
g/dL), Ureum Darah (17 mg/dL), Kreatinin Darah (0.6 mg/dL), Natrium
Darah (136 mEq/L), Kalium Darah (3.6 mEq/L), Klorida Darah (101
mEq/L), Gula Darah Sewaktu (500 mg/dL). Selain itu dilakukan
pemasangan infus dengan cairan asering 500 ml/6 jam.
Genogram
DM DBD Hipertensi
An. N An. W
19 thn 17 thn
Keterangan:
: Meninggal : Pasien
: Laki-Laki
4) Riwayat psikososial dan spiritual
Saat ini klien tinggal bersama kedua anaknya. Klien mengatakan
kalau klien sangat dekat dengan anaknya dengan pola komunikasi
terbuka. Jika keluarga Ny.F mempunyai masalah, namun yang
membuat keputusan yaitu klien (Ny.F). Klien selama ini mengikuti
kegiatan kemasyarakatan, seperti Komunitas Security Indonesia
(sebagai penanggung jawab di daerah jakarta timur) dan
Komunitas Security Wanita (sebagai ketua). Dampak penyakit
terhadap keluarga adalah klien saat ini cuti bekerja karena sakit.
Saat ini tidak ada masalah yang berarti yang mempengaruhi klien.
Jika klien merasakan stress, mekanisme koping yang dilakukan
adalah makan.
2) Pola eliminasi
a) Sebelum sakit
Sebelumnya frekuensi BAK sebanyak 10x sehari dengan
warna jernih dan tidak ada keluhan. Frekuensi BAB 1x sehari,
waktunya pada malam hari, berwarna kuning kecoklatan,
lembek dan tidak ada keluhan.
b) Sistem penglihatan
Sistem penglihatan klien baik, tidak terdapat tanda-tanda radang,
tidak ada kelainan otot-otot mata, pupil bereaksi terhadap rangsang
cahaya, posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola
mata normal, konjungtiva berwarna merah muda, kornea normal,
sklera anikterik, pupil isokor. Klien tidak memakai kaca mata.
Keluhan yang lain seperti mata berkunang-kunang dan gelap pada
saat bangun dari tempat tidur. Klien tidak mengetahui tentang
perawatan dan penatalaksanaan dalam sistem penglihatan.
c) Sistem pendengaran
Fungsi pendengaran klien normal, klien tidak menggunakan alat
bantu dengar dan tidak mempunyai gangguan keseimbangan, daun
telinga normal, tidak ada serumen, dan tidak ada perasaan penuh di
telinga.
d) Sistem wicara
Klien berbicara dengan jelas dan tidak ada gangguan pada sistem
wicara klien.
e) Sistem pernafasan
Jalan nafas klien bersih, tidak ada sumbatan, klien tidak sesak,
tidak menggunakan otot bantu nafas, frekuensi nafas klien 20
x/menit, irama teratur, nafas spontan dan dalam, tidak ada batuk,
tidak ada sputum, suara nafas vasikuler, tidak ada nyeri pada saat
bernafas dan terdengar suara sonor pada saat di perkusi dada.
f) Sistem kardiovaskular
Nadi 80 x/menit dengan irama teratur, denyut nadi kuat, tekanan
darah klien 110/80 mmHg, tidak ada distensi vena jugularis,
temperatur kulit klien hangat, warna kulit klien pucat, pengisian
kapiler refil 2 detik, tidak ada edema.
g) Sistem hematologi
Kulit tampak tidak pucat, tidak ada perdarahan. Klien tidak
memiliki keluhan pada sistem hematologi.
j) Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nafas tidak berbau keton,
tampak klien sudah tidak merasakan poliphagia, polidipsi dan
poliuria, klien tidak memiliki luka gangrene.
k) Sistem urogenital
Balance cairan selama 24 jam Intake :
Intake : infus (600 ml) + minum (1200 ml) = 1800 ml Output:
BAK (1000 ml) + IWL (990 ml) = 1990 ml (I – O) = 1800 ml –
1990 ml = -190 ml
Klien tidak ada keluhan sakit pinggang, tidak ada distensi atau
ketegangan kandung kemih.
l) Sistem integumen
Turgor kulit baik, temperatur kulit hangat, keadaan kulit baik, tidak
ada kelainan kulit, kondisi kulit daerah pemasangan infus baik,
tekstur rambut baik dan bersih.
m) Sistem muskuloskeletal
Klien tidak memiliki kesulitan dalam pergerakan, klien tidak
merasa sakit pada tulang, sendi dan kulit, tidak ada fraktur, tidak
ada kelainan bentuk dan struktur tulang belakang, tonus otot baik.
Keluhan yang lain seperti badan terasa lemas, mudah lelah saat
beraktivitas. Klien tidak mengetahui tentang perawatan dan
penatalaksanaan dalam sistem muskuloskeletal.
Kekuatan otot:
5555 5555
5555 5555
c. Pemeriksaan penunjang
Tabel 3.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 20 Mei 2017
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
Aseton Darah (-) negatif (-) negatif
Hematologi Rutin
Hemoglobin 13.7 11.7-15.5 g/dL
Jumlah Leukosit 8.59 3.60-11.00 103/µL
Hematokrit 40 35-47 %
Jumlah Trombosit 347 150-440 103/µL
Eritrosit 5.15 3.80-5.20 106/µL
MCV/VER L 78 80 -100 fL
MCH/HER 27 26 – 34 Pg
MCHC/KHER 34 32 – 36 g/dL
Kimia Klinik
Ureum Darah 17 10 – 50 mg/dL
Kreatinin Darah 0.6 < 1.4 mg/dL
Elektrolit
Natrium (Na) Darah 136 135 – 147 mEq/L
Kalium (K) Darah 3.6 3.5 – 5.0 mEq/L
Klorida (CL) darah 101 94 – 111 mEq/L
Diabetes
Glukosa Darah Sewaktu 500 70-200 mg/dL
Tabel 3.2 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 21 Mei 2017
d. Penatalaksanaan
1) Terapi injeksi
a) Ranitidin 2x1 jam 09.00 dan
jam 21.00
b) Ondancentron 4 mg 2x1 jam 06.00, jam 14.00
dan jam 22.00
c) Ceftriaxone 2 gr 1x1 jam 21.00
d) Novorapid sesuai hasil gula darah sewaktu
200 – 250: 4 unit
251 – 300: 8 unit tgl 22 Mei 2017 GDS 300 mg/dL
jam 12.00
301 – 350: 12 unit
351 – 400: 16 unit
2) Terapi lain
a) Diit bubur DM 1500 kkal
b) Terapi cairan infus assering 500 ml/ 6 jam.
4. Data Fokus
Tabel 3.3 Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
5. Analisa Data
Tabel 3.4 Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
Objektif:
a. Keadaan umum: sakit
sedang.
b. Kesadaran:
composmentis.
c. Penurunan berat badan
dalam 3 bulan.
d. GDS : 292 mg/dL.
e. Rambut rontok.
f. Konjungtiva ananemis.
g. Mukosa bibir kering.
h. Kulit elastis.
i. Tidak ada pembesaran
vena jugularis.
j. Pola makan klien
kurang, 3x/hari
pemberian yang
dihabiskan ½ p.
2. Subjektif: Intoleransi aktivitas. Penurunan produksi
Klien mengatakan: energi.
“badan terasa lemas”.
“mudah lelah saat
beraktivitas”.
Objektif:
a. Klien tampak lemas.
b. Klien tampak aktivitas
hanya di tempat tidur.
c. Klien tampak dibantu
dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
d. TD: 110/80
mmHg. Nadi:
80x/menit. Suhu:
36,5oC
RR : 20x/menit.
e. Riwayat DM 4 bulan
yang lalu.
f. GDS: 292 mg/dL.
g. Kekuatan
otot: 5555
5555
5555 5555
3. Subjektif: Resiko injuri. Kelemahan fisik.
Klien mengatakan:
“mata berkunang-kunang
dan gelap saat bangun dari
tempat tidur”.
“pusing”
Objektif:
a. Klien tampak lemas.
b. Aktivitas dibantu.
c. TD: 110/80 mmHg.
Nadi: 80x/menit.
Suhu: 36,5oC
RR : 20x/menit.
d. Skala Nyeri:
P: pusing akibat gula
darah tinggi.
Q: pusing ringan,
seperti ditusuk-
tusuk.
R: pusing menetap.
S: skala nyeri 2.
T: pusing sudah 3 hari
yang lalu dan
muncul secara
mendadak.
4. Subjektif: Kurang pengetahuan Kurang terpaparnya
Klien mengatakan: (kebutuhan belajar),
informasi.
“tidak mengetahui tentang mengenai penyakit,
penyakit yang diderita”. prognosis dan
“tidak mengetahui tentang kebutuhan
pengertian, penyebab, pengobatan.
tanda dan gejala dan
pencegahan diabetes
melitus”.
Objektif:
a. Klien tampak tidak
mengetahui tentang
penyakit yang diderita.
b. Klien tampak tidak
mengetahui tentang
pengertian, penyebab,
tanda dan gejala dan
pencegahan diabetes
melitus.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada klien Ny. F berdasarkan
data meliputi :
Tabel 3.5 Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal Nama
Ditemukan Teratasi Jelas
Objektif:
a. Klien tampak lemas.
b. Klien tampak aktivitas hanya
di tempat tidur.
c. Klien tampak dibantu dalam
memenuhi kebutuhan sehari-
hari.
d. TD: 110/80 mmHg.
Nadi: 80x/menit.
Suhu: 36,5oC
RR : 20x/menit.
e. Kekuatan
otot: 5555
5555
5555 5555
3. Resiko injuri berhubungan 23 November 25 November Kel I
dengan kelemahan fisik. 2023 2023
Objektif:
a. Klien tampak tidak
mengetahui tentang penyakit
yang diderita.
b. Klien tampak tidak
mengetahui tentang
pengertian, penyebab, tanda
dan gejala dan pencegahan
diabetes melitus.
C. Perencanaan Keperawatan
Berdasarkan data yang sudah terkumpul dan didapatkan diagnosa keperawatan
secara prioritas, maka penulis membuat rencana yang akan dilakukan untuk
mengatasi masalah klien, sebagai berikut:
Nama Klien : Ny. F
Ruang/Kamar : Interne KS Cewek
Tabel 3.6 Rencana Keperawatan
No. Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan Rasional
DX Hasil
1. Setelah dilakukan tindakan 1. Memonitor status 1. Berguna dalam
keperawatan kepada Ny.F, nutrisi mendefinisikan
selama 3x24 jam (Antropometri, derajat atau
diharapkan resiko
Biokimia, Clinical luasnya masalah
perubahan nutrisi: kurang
dari kebutuhan tubuh tidak Sign, Dietary). dan pilihan
terjadi, dengan kriteria intervensi yang
hasil: tepat.
1. Klien mengatakan
tidak mual.
2. Nafsu makan
2. Monitor BB setiap 2. Agar mengetahui
bertambah.
seminggu 2 kali. adanya
3. Gula darah dalam
batas norma; (70-200 penurunan atau
mg/dL). peningkatan BB.
4. Mukosa bibir lembab.
3. Monitor 3. Mengetahui
pemeriksaan perkembangan
laboratorium, gula darah,
seperti glukosa. setelah diberikan
intervensi
keperawatan dan
medis.
4. Hiperglikemia
4. Auskultasi bising dan gangguan
usus, catat adanya keseimbangan
cairan dan
nyeri
elektrolit dapat
abdomen/perut menurunkan
kembung, mual, motilitas/fungsi
muntahan makanan lambung
yang belum sempat (distensi atau
di cerna. ileus paralistik).
5. Mengetahui
5. Tentukan diit, pola kekurangan dan
makan klien dan penyimpangan
bandingkan dengan dari kebutuhan.
makanan yang dapat
dihabiskan pasien. 6. Membantu
glukosa masuk
6. Berikan pengobatan kedalam sel.
insulin secara
teratur sesuai
dengan program
dokter (Novorapid 8 7. Untuk
ui). mengurangi
mual.
7. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat
antiemetik
(ranitidin,ondancent
ron 4mg).
2. Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau tanda-tanda 1. Mengetahui
keperawatan kepada Ny.F, vital klien. tanda-tanda vital
selama 3x24 jam klien.
diharapkan intoleransi
aktivitas dapat teratasi, 2. Pantau aktivitas 2. Agar aktivitas
dengan kriteria hasil: klien. klien terpantau.
1. Klien mengatakan
sudah tidak lemas.
2. Klien mengatakan 3. Libatkan keluarga 3. Agar klien bisa
dalam aktivitas dibantu, jika mau
sudah tidak lelah saat
klien. melakukan
beraktivitas. aktivitas.
3. Klien bisa melakukan
aktivitas secara 4. Bantu klien dalam 4. Agar aktivitas
mandiri. melakukan aktivitas klien terpenuhi.
sehari-hari sesuai
dengan kebutuhan
.
5. Anjurkan klien 5. Agar tidak
untuk latihan terjadi ruam pada
mobilisasi secara punggung dan
bertahap. bokong.
5. Tekankan 5. Untuk
pentingnya mengetahui hasil
mempertahankan gula darah klien.
pemeriksaan gula
darah setiap hari.
D. Pelaksanaan Keperawatan
Dalam rangka memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan Diabetes
Melitus sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah dibuat,
penulisan dan melakukan asuhan keperawatan selama 3 hari berturut – turut
mulai tanggal 23-25 November 2023 dan bekerjasama dengan Kelompok dan
perwat yang bertugas Ruang Interne Rumah Sakit Umum MAyjen H.A Thalib
Kota Sungai Penuh
Tabel 3.7 Pelaksanaan Keperawatan
Hari/tanggal Jam No. Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf
DX
Kamis/ 14.00 1 1. Memonitor status nutrisi Tim
23 November (Antropometri, Biokimia, Clinical
2023 Sign, Dietary).
Ds: -
Do: 1) GDS : 292 mg/dL.
2) Menghabiskan makan ½
p.
PENUTUP
Setelah penulis melakukan pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny. F dengan DM,
mulai tanggal 23 - 25 November 2023 di ruang Interne Ks Cewek Rumah sakit
Umum Mayjen H.A Thalib Kota Sungai Penuh \.
A. Kesimpulan
Pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny. F dengan DM melalui proses
pengkajian dengan menggunakan format pengkajian, pemeriksaan fisik,
observasi, dan wawancara ini dapat dilakukan dengan baik. Ini disebabkan
karena kooperatifnya klien, keluarga dan dukungan yang baik dari petugas
ruangan dan sarana prasarana yang ada.
1. Pengkajian
Pada tahap ini penulis melakukan pengkajian pada klien dengan DM yaitu
pada Ny. F. Pada tahap ini penulis mengkaji masalah keperawatan saat ini,
riwayat kesehatan keluarga, riwayat kesehatan masa lalu, pola kebiasaan
sehari-hari dan dilakukan pemeriksaan fisik terhadap klien secara
menyeluruh. Pada Ny. F didapatkan data bahwa klien memiliki DM, hal
ini dibuktikan dengan adanya kadar gula darah > 200 mg/dL. Diabetes
Melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolisme yang disebabkan
oleh defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat yang
ditandai dengan glukosa dalam darah > 200 mg/dL pada gula darah
sewaktu.
Ny. F menderita DM karena faktor genetik, pola makan yang salah dan BB
berlebih (obesitas) serta ketiganya adalah faktor menurunnya produksi
insulin oleh pankreas. Manifestasi yang muncul pada kasus Ny. F yaitu
mual, tidak nafsu makan, badan terasa lemas, mudah lelah saat
beraktivitas, pusing sudah 3 hari, mata berkunang-kunang dan gelap saat
bangun dari tempat tidur, terjadi karena pada saat itu kadar gula darah
klien sampai 500 mg/dL.
2. Diagnosa
Diagnosa Keperawatan penulis menegakkan 3 diagnosa yang sesuai
dengan teori dan kondisi klien yaitu:
a. Resiko perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakstabilan gula darah.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan produksi energi.
c. Resiko injuri berhubungan dengan kelemahan fisik.
d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit,
prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi
3. Perencanaan
Dalam mmbuat perencanaan keperawatan, penulis mengacu pada tinjauan
teoritis yang terdapat dalam buku sumber/literatur dan menyesuaikannya
dengan kondisi yang ada pada klien.
4. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan penulis mengacu pada rencana tindakan yang telah
ditentukan pada perencanaan keperawatan sebelumnya. Selain itu, peran
serta keluarga sangat penting untuk proses penyembuhan klien.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan dilakukan dengan membandingkan hasil dengan
kriteria hasil yang diharapkan. Evaluasi pada klien dengan DM ditujukan
untuk mengetahui keadaan gula darah klien dan kemungkinan
keberhasilan terhadap asuhan keperawatan yang sudah diberikan.
Faktor pendukung adanya kerja sama dengan klien dan keluarga. Keluarga
terbuka dan kooperatif dalam mengikuti perawatan. Adanya kerjasama
antar perawat dan tim kesehatan lain yang banyak memberikan informasi.
Sedangkan dalam hal penghambat, penulis tidak menemukan kesenjangan
yang berarti.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari seluruh proses asuhan keperawatan seperti yang
tertera di atas, maka penulis ingin menyampaikan saran-saran untuk
memperbaiki serta meningkatkan mutu pelayanan pemenuhan kebutuhan
dasar pada klien dengan Diabetes Melitus (DM) yaitu :
1. Untuk perawat ruangan
a. Untuk menegakkan diagnosa sebaiknya harus sesuai dengan kondisi
klien dan setiap melakukan tindakan keperawatan hendaknya
mendokumentasikan secara lengkap (respon subjektif dan objektif
klien), untuk masing-masing rencana tindakan dari setiap diagnosa
keperawatan.
b. DM adalah penyakit akut yang disebabkan karena tidak bisa
mengendalikan gula darah. Oleh karena itu, perawat memberikan
edukasi mengenai penyebab tingginya gula darah, sehingga klien dapat
mengontrol gula darahnya.
2. Untuk institusi pendidikan
Karya tulis ilmiah ini disusun dengan konsep pemenuhan kebutuhan dasar
manusia. Oleh sebab itu, hendaknya referensi untuk kebutuhan dasar
manusia pada gangguan sistem perlu diperbanyak.
DAFTAR PUSTAKA
76
76