Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF

DIABETES MILITUS

Dosen Pengampu:

Ns. Yesi Rahmawati, S.Kep

Disusun Oleh :

Rana Nisrina Yahya 201813092

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN TK.3B

STIKES WIJAYA HUSADA BOGOR

TAHUN AJARAN 2020/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat selesai
menyusun makalah ini tepat pada waktunya.

Kami sebagai penyusun tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri maupun pembaca umumnya. Kami
menyadari dalam makalah masih banyak kekurangan nya. Apabila terdapat kekurangan di dalam
penyusunan makalah ini, kami mohon maaf dan kami harapkan kritikan dari pembaca untuk
membantu kembali karya ini menjadi sempurna.

Bogor, 5 Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................................1

B. Tujuan Penulisan ...........................................................................................................1

C. Manfaat Penulisan..........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi ..........................................................................................................................3

B. Etiologi ..........................................................................................................................3

C. Manifestasi Klinis..........................................................................................................3

D. Klasifikasi......................................................................................................................4

E. Patofiologis dan Pathway...............................................................................................4

F. Komplikasi.....................................................................................................................6

G. Penatalaksanaan.............................................................................................................7

H. Pemeriksaan Diagnostik.................................................................................................7

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian.......................................................................................................................8

B. Diagnosa Keperawatan..................................................................................................11

C. Intervensi.......................................................................................................................12

ii
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................................15

B. Saran..............................................................................................................................15

C. DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawatan paliatif (dari bahasa Latin''palliare,''untuk jubah) adalah setiap bentuk
perawatan medis atau perawatan yang berkonsentrasi pada pengurangan keparahan gejala
penyakit, daripada berusaha untuk menghentikan, menunda, atau sebaliknya
perkembangan dari penyakit itu sendiri atau memberikan menyembuhkan.
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit gangguan metabolik yang
ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah melebihi normal. Terdapat beberapa tipe
diabetes yang diketahui dan umumnya disebabkan oleh suatu interaksi yang kompleks
antara faktor genetik, lingkungan dan gaya hidup. Bila hal ini dibiarkan tidak terkendali
dapat terjadi komplikasi metabolik akut maupun komplikasi vaskuler jangka panjang,
baik mikroangiopati maupun makroangiopati.
Jumlah penderita Diabetes mellitus di dunia dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan, hal ini berkaitan dengan jumlah populasi yang meningkat, life expectancy
bertambah, urbanisasi yang merubah pola hidup tradisional ke pola hidup modern,
prevalensi obesitas meningkat dan kegiatan fisik kurang. Diabetes mellitus perlu diamati
karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan
banyak dampak negatif yang ditimbulkan. (Wild, 2004)
Di Indonesia berdasarkan penelitian epidemiologis didapatkan prevalensi
Diabetes mellitus sebesar 1,5 – 2,3% pada penduduk yang usia lebih 15 tahun, bahkan di
daerah urban prevalensi DM sebesar 14,7% dan daerah rural sebesar 7,2%. Prevalensi
tersebut meningkat 2-3 kali dibandingkan dengan negara maju, sehingga Diabetes
mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi dan memahami menganai konsep dasar Diabetes mellitus
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian Diabetes mellitus
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami etiologi Diabetes mellitus

1
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami manifestasi Diabetes mellitus
d. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami klasifikasi Diabetes mellitus
e. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami patofisiologi dan pathway
Diabetes mellitus
f. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami komplikasi Diabetes mellitus
g. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami penatalaksanaan Diabetes
mellitus
h. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pemeriksaan diagnostic
Diabetes mellitus
i. Agar mahasiswa mengetahui Asuhan Keperawatan Paliatif dari Diabetes mellitus
C. Manfaat penulisan
Manfaat dari penyusunan laporan pendahuluan ini untuk memberikan informasi
mengenai Asuhan Keperawata Paliatif Diabetes mellitus.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemi yang berhungan dengan abnormalitas metabolism karbohidrat, lemak,
protein yang di sebakan oleh penurunan skresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin
atau keduanya dan menyebakan komplikasi kronis mikrovaskuler, makrovaskuler, dan
neuropati. (Yuliana elin, 2009)
Diabetes mellitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai
kelainan metabolic akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi
kronik pada mataa, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membrane basalis
dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron.
B. Etiologi
Menurut price (1995 : 112 ), diabetes mellitus digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus) Yaitu karena faktor genetik. Penyakit
ini timbul karena kerusakan immunologik pada sel-sel yang memproduksi insulin
pada sel beta pankreas.
Diabetes millitus tipe ini disebabkan oleh beberapa faktor :
a. Berkurangnya sekresi insulin
b. Tertekannya sel-sel pulau Langerhans
c. Usia muda
d. Kekurusan
2. NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus) Disebabkan karena
berkembangnya jumlah tempat reseptor yang responsive insulin pada membran sel.
Hal ini disebabkan obesitas yang terjadi pada usia lebih dari 30 tahun merupakan
faktor risiko.
Diabetes millitus tipe ini disebabkan oleh beberapa faktor :
a. Faktor herediter
b. Degenerasi
c. Obesitas
d. Resistensi insulin

3
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis DM dikaitan dengan konsekuensi metabolic defisiensi insulin (Price &
Wilson)
a. Kadar glukosa puasa tidak normal
b. Hiperglikemia berat berakibat glukosurya yang akan menjadi dieresis osmotic yang
meningkatkan pengeluaran urin (polyuria) dan timbul rasa haus (polydipsia)
c. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB berkurang
d. Lelah dan mengantuk
e. Gejala lain yang di keluhkan adalah : kesemutan, gata-gatal, mata kabur, impotensi,
peruritas vulva.
D. Klasifikasi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui tiga bentuk Diabetes mellitus yaitu:
1. Diabetes mellitus tipe 1
Diabetes mellitus tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes mellitus, IDDM) adalah
diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat
rusaknya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Lagerhans pankreas. IDDM
dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
2. Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 (Non-Insulin-Dependent Diabetes mellitus, NIDDM)
merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di
dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan
oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel â,
gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap insulin terutama pada hati
menjadi kurang peka terhadap insulin serta yang menekan penyerapan glukosa oleh
otot lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati. Mutasi gen tersebut
sering terjadi pada kromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat yang
ditemukan pada manusia.
3. Diabetes mellitus Gestasional
Diabetes Mellitus yang muncul pada masa kehamilan, umumnya bersifat sementara,
tetapi merupakan faktor risiko untuk Diabetes Mellitus tipe 2. Sekitar 4-5% wanita

4
hamil diketahui menderita GDM, dan umumnya terdeteksi pada atau setelah trimester
kedua (Ditjen Bina Farmasi dan ALKES, 2005).
E. Pathofisiologi

Pengolahan bahan makanan dimulai di mulut kemudian ke lambung dan


selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan itu makanan dipecah menjadi bahan
dasar makanan. Karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak
menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk ke
dalam pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-
organ di dalam tubuh sebagai bahan bakar. Agar dapat berfungsi sebagai bahan bakar,
makanan itu harus masuk dulu ke dalam sel supaya dapat diolah. Di dalam sel, zat
makanan terutama glukosa dibakar melalui proses kimia yang rumit, yang hasil akhirnya
adalah timbulnya energi. Proses ini disebut metabolisme. Dalam proses metabolisme itu
insulin memegang peran yang sangat penting yaitu bertugas memasukkan glukosa ke
dalam sel untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar.

Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat dikabarkan sebagai anak kunci
yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel
glukosa itu di metabolismekan menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka glukosa
dapat masuk ke sel dengan akibat glukosa akan tetap berada didalam pembuluh darah
yang artinya kadarnya didalam darah meningkat. Dalam keadaan seperti ini badan akan
menjadi lemah karena tidak ada sumber energi di dalam sel.

Pathway

F. Komplikasi

5
a. Komplikasi metabolik akut :
1) Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kadar glukosa darah yang abnormal rendah. Dimana kadar
glukosa darah turn dibawah 50-60 mg/dl. Keadaan ini dapat terjadi akibat
pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang
terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik yang kuat.
2) Diabetes ketoasidosis
Disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang
nyata. Keadaan ini mangakibatkan gangguan pada metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak. Apabila jumlah insulin berkurang, jumlah glukosa yang
memasuki sel juga akan berkurang dan prosuksi glukosa oleh hati menjadi tidak
terkendali. Dua faktor ini akan menimbulkan hiperglikemia. Diuresis osmotik
yang ditandai oleh urinasi berlebihan (poliuria) dikarenakan ginjal
mengekskresikan glukosa yang berlebihan dalam tubuh bersama-sama air dan
elektrolit (seperti natrium dan kalium) yang menyebabkan dehidrasi dan
kehilangan elektrolit. Akibat defisiensi insulin yang lain adalah pemecahan lemak
(lipolisis) menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas diubah
menjadi badan keton oleh hati. Bila bertumpuk dalam sirkulasi darah, badan keton
menimbulkan asidosis metabolik. Jadi, tiga gambaran klinis yang penting pada
diabetes ketoasidosis yaitu dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis metabolik.
b. Komplikasi kronik jangka panjang :
1) Mikroangiopati
Merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler dan arterio retina
(retinopati diaberik), glomerulus ginjal (netropati diabetik) dan saraf-saraf perifer
(neuropatik diabetik), otot-otot serta kulit.
2) Makroangiopati
Makroangiopati diabetik mempunyai gambaran histopatologis berupa gabungan
dari gangguan biokimia yang disebabkan oleh insufiensi insulin dapat menjadi
penyebab jenis penyakit vaskuler. Gangguan-gangguan ini berupa penimbunan
sorbitol dalam intimavaskuler, hiperlipoproteinemia dan kelainan pembekuan
darah.

6
3) Neuropati
Neuropati dalam diabetes mengacu kepada kelompok penyakit yang menyerang
sistem saraf termasuk saraf perifer (sensori motor), otonom dan spinal.
G. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi insulin
Indikasi pemberian insulin pada pasien diabetes melitus yang berusia lanjut sama
seperti non usia yanitu adanya kegagalan terapi otoketoasidosis, koma hiperoosmolar,
adanya infeksi (stres). Dianjurkan memakai insulin intermediet acting yang dicampur
dengan insulin short-acting dan dapat diberikan 1-2x/hari, dengan dosis tetap serta
kalori dalam makanan harus tetap dengan waktu tertentu (sebelum/sesudah makan).
2. Obat Hipoglikemia Oral (OHO)
Obat hipoglikemia oral diberikan jika pengaturan diet dan latihan tidak berhasil. Di
Indonesia OHO yang dipakai adalah 2-3x500 mg/dl.
3. Pemberian Antibiotik
4. Pemberian Analgetik
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Adanya glukosa dalam urine. Dapat diperiksa dengan cara benedict (reduksi) yang
tidak khasuntuk glukosa, karena dapat positif pada diabetes.
2. Diagnostik lebih pasti adalah dengan memeriksa kadar glukosa dalam darah dengan
cara Hegedroton Jensen (reduksi).
a. Gula darah puasa tinggi < 140 mg/dl
b. Test toleransi glukosa (TTG) 2 jam pertama < 200 mg/dl.
c. Osmolitas serum 300 m osm/kg.
d. Urine = glukosa positif, keton positif, aseton positif atau negative (Smaltzer &
Bare, 2013)

7
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Fokus utama pengkajian pada klien Diabetes Mellitus adalah melakukan
pengkajian dengan ketat terhadap tingkat pengetahuan dan kemampuan untuk
melakukan perawatan diri. Pengkajian secara rinci adalah sebagai berikut

a. Pengkajian  Primer
1. Airway + cervical
a) controlAirway
Lidah jatuh kebelakang (coma hipoglikemik), Benda asing/ darah pada rongga
mulut
b) Cervical Control   : -
2. Breathing + Oxygenation
a) Breathing  : Ekspos dada, Evaluasi pernafasan
KAD     : Pernafasan kussmaul
HONK : Tidak ada pernafasan Kussmaul (cepat dan dalam)
b) Oxygenation : Kanula, tube, mask
3. Circulation + Hemorrhage control

a) Circulation            :

8
Tanda dan gejala schok
Resusitasi: kristaloid, koloid, akses vena.

4. Hemorrhage control : -
5. Disability : pemeriksaan neurologis  GCS
A : Allert : sadar penuh, respon bagus
V : Voice Respon : kesadaran menurun, berespon thd suara
P : Pain Respons : kesadaran menurun, tdk berespon thd suara, berespon thd
rangsangan nyeri
U : Unresponsive : kesadaran menurun, tdk berespon thd suara, tdk bersespon
thd nyeri
b. Pengkajian Sekunder
Pemeriksaan sekunder dilakukan setelah memberikan pertolongan atau penenganan
pada pemeriksaan primer.
Pemeriksaan sekunder meliputi:
1. AMPLE : alergi, medication, past illness, last meal, event
2. Pemeriksaan seluruh tubuh : Head to toe
3. Pemeriksaan penunjang : lebih detail, evaluasi ulang
c. Anamnesa
1) Keluhan Utama
Cemas, lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen, nafas pasien
mungkin berbau aseton pernapasan kussmaul, poliuri, polidipsi, penglihatan
yang kabur, kelemahan dan sakit kepala
2) Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya penyakit (Coma Hipoglikemik, KAD/
HONK), penyebab terjadinya penyakit (Coma Hipoglikemik, KAD/ HONK)
serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit  lain yang ada
kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas.  Adanya
riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis

9
yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh
penderita.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat atau adanya faktor resiko, riwayat keluarga tentang penyakit,
obesitas, riwayat pankreatitis kronik, riwayat melahirkan anak lebih dari 4 kg,
riwayat glukosuria selama stress (kehamilan, pembedahan, trauma, infeksi,
penyakit) atau terapi obat (glukokortikosteroid, diuretik tiasid, kontrasepsi
oral).
5) Kaji terhadap manifestasi Diabetes Mellitus: poliuria, polidipsia, polifagia,
penurunan berat badan, pruritus vulvular, kelelahan, gangguan penglihatan,
peka rangsang, dan kram otot. Temuan ini menunjukkan gangguan elektrolit
dan terjadinya komplikasi aterosklerosis
6) Kaji pemahaman pasien tentang kondisi, tindakan, pemeriksaan diagnostik
dan tindakan perawatan diri untuk mencegah komplikasi.
7) Faktor predisposisi
Yaitu faktor yang mempengaruhi respon psikologis klien pada penyakit
terminal. Pengkajian yang dilakukan yaitu riwayat psikososial, banyaknya
distress yang dialami dan respon terhadap krisis, social support system
termasuk sumber-sumber yang ada dan kebutuhan support tambahan,
tingkatan perkembangan, kemampuan koping, fase penyakit cepat
terdiagnosa, pengobatan dan post pengobatan, identitas kepercayaan diri,
adanya reaksi sedih dan kehilangan, pengetahuan klien tentang penyakit,
pengalaman masa lalu dengan penyakit, persepsi dan wawasan hidup respon
terhadap klien penyakit terminal, persepsi terhadap dirinya. Sikap keluarga,
lingkungan, tersedianya fasilitas kesehatan dan beratnya perjalanan penyakit.
8) Faktor sosial cultural
Klien mengekspresikan sesuai degan tahap perkembagan, pola kultur atau
latar belakang budaya terhadap kesehatan, penyakit, penderitaan dan kematian
yang dikomunikasikan baik secara verbal maupun nonverbal
9) Faktor presipitasi

10
Faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya reaksi klien penyakit terminal
adalah prognosa akhir penyakit yang menyebabkan kematian, faktor transisi
dari arti kehidupan menuju kematian, support dari keluarga dan orang
terdekat, hilangnya harga diri,karena kebutuhan tidak terpenuhi sehingga klien
menarik diri,tersinggung dan tidak ada semangat hidup.
10) Faktor Perilaku
a. Respon terhadap klien
Klien mudah tersinggung,sehingga secara langsung dapat menganggu
fungsi fisik atau penurunan daya tahan tubuh.
b. Respon terhadap Diagnosa
Shock atau tidak percaya,perubahan konsep diri klien terancam,ekspresi
klien dapat berupa emosi,kesedihan dan kemarahan.
c. Isolasi Sosial
klien kehilangan kontak degan orang lain dan tidak tahu denga pasti
bagaimana pendapat orang terhadap dirinya.
11) Riwayat psikososial
Salah satu metode untuk membantu perawat dalam mengkaji data psikososial
pada klien terminal yaitu dengan menggunakan metode “ Person”.

a) P. (Personal Strength)
Yaitu kekuatan seseorang yang ditujukan melalui gaya hidup.

b) E. (Emotional Reaction )
Yaitu reaksi emosional yang ditunjukan dengan klien.
c) R. (Respon to stress )
Yaitu respon pasien terhadap situasi saat ini atau di masa lalu.
d) S. (Support Sistem)
Yaitu keluarga atau orang lain yang berarti.
e) O. (Optimum health goal)
Yaitu alasan untuk menjadi lebih baik (motivasi).
f) N. (Nervus)

11
Yaitu bagian dari bahasa tubuh yang mengontrol seseorang mempunyai
penyakit atau mempunyai gejala yang serius. Contoh yang positif:
Melibatkan diri dalam perawatan dan pengobatan. Contoh yang negative:
Tidak berusaha dalam melibatkan dalam perawatan dan menunda
keputusan

B. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada pasien diabetes melitus menurut
Marilyn E. Doengoes (2000) adalah sebagai berikut :
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik (dari
hiperglikemia).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan dengan ketidakadekuatan insulin, penurunan
masukan oral.
3. Resiko tinggi infeksi (sepsis) berhubungan dengan kadar glukosa tinggi

12
C. Intervensi

NO TGL DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN KEPERAWATA


TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Kekurangan Setelah dilakukan tindakan 1. Observas 1. merupakan indikator dari tingkat
volume cairan keperawatan diharapkan dehidrasi atau volume sirkulasi
i nadi perifer, pengisian
berhubungan kebutuhan cairan klien yang adekuat.
kapiler, turgor, kulit, dan
dengan diuresis terpenuhi 2. hipovolemia dapat
osmotik (dari membrane mukosa. dimanifestasikan oleh hipotensi
hiperglikemia). Kriteria hasil : dan takikardia.
2. Pantau
Tanda-tanda vital stabil 3. memberikan perkiraan
tanda-tanda vital (suhu, TD,
(TD=120/80 mmHg, N : kebutuhan akan cairan
80-100x/menit, S : 36- nadi, pernapasan) pengganti, fungsi ginjal, dan
37.50C). Nadi perifer dapat keefektifan dari terapi yang
3. Pantau
diraba, turgor kulit dan diberikan.
masukan dan pengeluaran,
pengisian kapiler baik, 4. mengetahui status hidrasi /
haluaran urine tepat secara catat berat jenis urine. volume sirkulasi.
individu, kadar elektrolit 5. mempertahankan hidrasi atau
4. Ukur
dalam batas normal. volume sirkulasi.
berat badan setiap hari
6. memenuhi kebutuhan cairan dan
5. Pertahan mengobservasi tingkat hidrasi.

kan untuk memberikan cairan

12
paling sedikit 2500 ml/hari

6. Kolabora

si : berikan terapi cairan

sesuai indikasi dan pantau

pemeriksaan laboratorium

(Ht, BUN/kreatinin, natrium,

kalium)

2 Perubahan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi status nutrisi klien 1. Mengetahui asupan nutrisi klien.
kurang dari keperawatan diharapkan 2. Auskultasi bising usus, catat 2. Hiperglikemi dan gangguan
kebutuhan dengan nutrisi klien terpenuhi. adanya nyeri abdomen / perut keseimbangan cairan dan elektrolit
ketidakadekuatan Kriteria hasil : kembung, mual, muntah. dapat menurunkan motilitas /
insulin, penurunan Berat badan stabil, 3. Timbang berat badan sesuai fungsi lambung (distensi / ileus
masukan oral. menghabiskan diet sesuai indikasi paralitik) yang akan mempengaruhi
porsi, nilai hasil 4. Beri makanan porsi kecil tapi pilihan intervensi.
laboratorium (Hb, Albumin, sering 3. Mengkaji pemasukan yang
Gula darah). 5. Berikan pengobatan insulin adekuat.
secara teratur 4. Mengurangi rasa mual dan
memberi rasa nyaman.
5. Menurunkan insiden hipoglikemia

13
3 Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda infeksi 1. mengetahui tanda-tanda infeksi dan
infeksi (sepsis) keperawatan diharapkan dan peradangan (demam, mengintervensi segera
berhubungan infeksi tidak terjadi. kemerahan, pus, luka) 2. mencegah timbulnya infeksi silang
dengan kadar Kriteria hasil : 2. Tingkatkan upaya pencegahan (nasokomial)
glukosa tinggi. Mendemonstrasikan teknik dengan melakukan cuci 3. mencegah timbulnya infeksi
perubahan gaya hidup tangan yang baik pada semua 4. untuk menghindari kerusakan pada
untuk mencegah terjadinya orang yang berhubungan kulit
infeksi. dengan pasien termasuk 5. untuk mengidentifikasi organisme
pasien sendiri. sehingga dapat memilih /
3. Pertahankan teknik aseptik memberikan terapi antibiotik yang
pada prosedur invasife terbaik
4. Berikan perawatan kulit
secara teratur seperti massage
5. Lakukan pemeriksaan kultur
dan sensitivitas sesuai
indikasi

14
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi
yang berhungan dengan abnormalitas metabolism karbohidrat, lemak, protein yang di
sebakan oleh penurunan skresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya
dan menyebakan komplikasi kronis mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati.
Penatalaksanaa medis Diabetes mellitus meliputi Terapi insulin, Obat
hipoglekemia, Pemberian antibiotic dan Pemberian Analgetik.
B. Saran
Di harapkan untuk mahasiswa dan mahasiswi kesehatan dapat memahami dan
mempelajari mengenai isi keseluruhan Asuhan Diabetes Mellitus ini dan semoga bisa
diterapkan pada saat menghadapi pasien secara langsung.

15
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito. (1999). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2). EGC. Jakarta
Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse. (2001). Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi
III)., EGC. Jakarta.
Harrison. (2005). Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Volume 2. Jakarta: EGC.
Mogensen, C.E., (2007). Pharmacotherapy of Diabetes: New Development. Improving Life
and Prognosis for Diabetic Patients, New York: Springer Science+Business Media, hal.
45-47.
NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015 – 2017 (Edisi 10).
Diterjemahkan oleh Budi Anna Keliat,dkk. Jakarta : EGC.
Rosernberg, Martha Craft & Smith, K. (2010). NANDA Diagnosa Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi. Diterjemahkan : Fatiah Istiqomah. Yogyakarta : Digna Pustaka.
Smeltzer & Bare. (2013). Keperawatn Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2. Terjemahan oleh Agung
Waluyo.2001.Jakarta : EGC.
Tjokroprawiro A, 2006. Hidup Sehat Bersama Diabetes Mellitus, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai