Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PATOFISIOLOGI

DIABETES MELLITUS

Disusun oleh:
Kelompok 5 (1B)

1. Ita Komala Dewi (21054)


2. Millatul Maula (21063)
3. Nur Dewi Safina (21077)
4. Pratiwi Ragitha Cahyani (21078)
5. Rizki Devianto (21093)
6. Vira Puspita Sari (21106)
7. Wulan Rahma Kalila (21108)

Dosen Pembimbing:
Ns. Sestramita, S. Kep., M.Biomed

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FATMAWATI


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan dan
melimpahkaan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
membahas tentang “Proses Penyakit Diabetes Mellitus”. Penyusunan makalah ini
bertujuan sebagai pemenuhan tugas dalam mata kuliah Patofisiologi. Penulis
menyadari bahwa makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya
bantuan dari pihak-pihak terkait. Atas moral dan materi yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ns. DWS Suarse Dewi, M.Kep., Sp.Kep.MB. selaku Direktur Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Fatmawati Jakarta.
2. Ns. Putri Mahardika, M.Kep., Sp.Kep. Mat. Selaku Wali Kelas Angkatan
XXIV Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fatmawati Jakarta.
3. Ns. Deny Prasetyanto, M. Kep., Sp. Kep. MB. Selaku sebagai penanggung
jawab mata kuliah Patofisiologi.
4. Ns. Sestramita, S. Kep., M.Biomed. Selaku dosen pembimbing sekaligus
dosen mata kuliah Patofisiologi.
5. Rekan-rekan kelompok yang membantu dalam penyelesaian makalah ini
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis membuka serta menerima saran dan kritikan yang membangununtuk
menyempurnakan makalah ini.

Jakarta,April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Tujuan...........................................................................................................3

C. Metode Penelitian.........................................................................................3

D. Sistematika Penulisan...................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................5

A. Pengertian Diabetes Mellitus........................................................................5

B. Klasifikasi Diabetes Mellitus........................................................................5

C. Etiologi Diabetes Mellitus............................................................................6

D. Patogenesis Diabetes Mellitus......................................................................8

E. Patofisiologis Diabetes Mellitus...................................................................9

F. Gejala Klinis...............................................................................................10

G. Komplikasi Diabetes Mellitus.....................................................................10

H. Pencegahan Diabetes Mellitus....................................................................11

I. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus.............................................................13

J. Obat-Obatan Diabetes Mellitus...................................................................15

K. Peran Perawat Dalam Menghadapi Pasien Diabetes Mellitus....................16

BAB III PENUTUP..............................................................................................18

A. Kesimpulan.................................................................................................18

B. Saran...........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit degeneratif merupakan permasalahan kesehatan yang sudah
lama dialami beberapa negara di dunia, baik negara maju dan
negara berkembang. Penyakit ini disebabkan oleh perubahan gaya
hidup. Penyakit diabetes merupakan salah satu dari empat prioritas
penyakit tidak menular. Datamenyebutkan bahwa1 dari 2 orang
penyandang diabetes belum menyadari bahwa dirinya mengidap
diabetes, dimana sebenarnya 80% kejadian diabetes dapat dicegah.
Penyakit diabetes dapat dikontrol dan penderitanya dapat berumur
panjang dan hidup sehat (silalahi, 2019).

Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit dimana terjadi


gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Hal ini diakibatkan
oleh kurangnya sensitivitas otot ataupun jaringan terhadap insulin, yang
disebut dengan resistensi insulin ataupun oleh kurangnya hormon insulin
atau disebut dengan defisiensi insulin. Diabetes mellitus adalah suatu
kumpulan gejala yang timbul pada seseorang disebabkan oleh adanya
peningkatan kadar gula glukosa darah akibat kekurangan insulin baik
absolut maupun relatif. Bahaya diabetes sangat besar dan dapat
memungkinkan penderita menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit
bagian kaki dan banyak komplikasi serius dan menyebabkan tingkat
kematian yang tinggi.

Penderita Diabetes mellitus (DM) menghadapi bahaya setiap harinya


karena kadar gula darah yang tidak terkontrol. Glukosa darah mengandung
kadar yang berubah-ubah sepanjang hari terutama pada saat makan, dan
beraktifitas. Dalam beberapa kasus pasien penderita Diabetes mellitus di
berbagai rumah sakit yang ada, jumlah penderita diabetes merupakan salah
satu yang tertinggi penderitanya. Ini disebabkan karena banyak faktor
yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit diabetes mellitus. Oleh
sebab itu, dalam proses keperawatan diagnosa keperawatan merupakan
suatu hal yang penting untuk menetapkan masalah yang diderita oleh
pasien sehingga dalam memberikan asuhan keperawatan perawat mampu
menyesuaikannya dengan masalah yang diderita oleh pasien Diabetes
mellitus tersebut (marpaung, 2019).

Di Indonesia didapatkan data dari Perkumpulan Endokrinologi Indonesia


bahwa pada tahun 2015, yang menderita diabetes mellitus mencapai 9.1
juta orang, sehingga menempati urutan ke 5 terbanyak penderita diabetes
mellitus setelah Negara Cina, India, USA dan Brazil, yang sebelumnya
menempati urutan ke 7 pada tahun 2013. Dengan demikian, Diabetes
mellitus membutuhkan self care management yang tepat agar dapat
mencegah terjadinya komplikasi pada penderita (sabil, kadar, & sjattar,
2019).

Peningkatan jumlah penderita diabetes juga dapat dipengaruhi oleh


obesitas, kebiasaan hidup yang kurang sehat, salah satunya yaitu
kurangnya pengetahuan pencegahan diabetes yang benar dan Biasanya
penderita DM belum mengetahui banyak tentang penyakit DM dan kurang
mengetahui tanda gejala dan bagaimana cara mencegahnya supaya tidak
menjadi komplikasi yang serius. Pencegahan diabetes mellitus adalah
menjalankan diet dengan benar yaitu mengurangi makanan yang
mengandung gula atau yang manis-manis, karbohidrat dan mengkonsumsi
makanan berserat. latihan atau olahraga, pemantauan kadar glukosa secara
rutin (khasanah, fitriyani, wahyuni, & sri, 2020)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat
memahami dan menguraikan tentang penyakit Diabetes mellitus serta
proses penyakit pada Diabetes mellitus.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan tentang Pengertian Diabetes Mellitus.
b. Menjelaskan tentang Kasifikasi Diabetes Mellitus.
c. Menjelaskan tentang Etiologi Diabetes Mellitus.
d. Menjelaskan tentang Patogenesis Diabetes Mellitus.
e. Menjelaskan tentang Patofisiologis Diabetes Mellitus.
f. Menjelaskan tentang Gejala klinis Diabetes Mellitus.
g. Menjelaskan tentang Komplikasi Diabetes Mellitus.
h. Menjelaskan tentang Pencegahan Diabetes Mellitus.
i. Menjelaskan tentang Penatalaksaan Diabetes Mellitus.
j. Menjelaskan tentang Obat-obatan Diabetes Mellitus.
k. Menjelaskan Peran Perawat Dalam Menghadapi Pasien Diabetes
Mellitus.

C. Metode Penelitian
Penulisan makalah ini dibuat menggunakan studi literatur dan jurnal di int
ernet dengan mempelajari berbagai teori yang tersedia berasal dari sumbe
r-sumber ilmiah yang berkaitan dengan Diabetes Mellitus.

D. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan atau penyusunan makalah ini terdiri dari 3 ba
b, yaitu BAB I PENDAHULUAN yang terdiri atas latar belakang, tujuan,
metode penulisan, dan sistematika penulisan, BAB II TINJAUAN TEOR
I yang terdiri dari pengertian Diabetes Mellitus, Klasifikasi Diabetes
Mellitus Etiologi Diabetes Mellitus, Parogenesis Diabetes Mellitus,
Patofisiologi Diabetes Mellitus, Gejala Klinis Diabetes Mellitus,
Komplikasi Diabetes Mellitus, Pencegahan Diabetes Mellitus, Penatalaksa
an Diabetes Mellitus, Perawat Dalam Menghadapi Pasien Diabetes Mellitu
s. BAB III PENUTUP yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Diabetes Mellitus


Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan kronis yang mempengaruhi kem
ampuan tubuh untuk menghasilkan atau menggunakan insulin. Diabates M
ellitus (DM) merupakan suatu penyakit sebagai akibat dari kelainan metab
olisme yang disebabkan karena ketidakmampuan pankreas menhasilkan in
sulin, sehingga waktu kerja insulin menjadi terhambat dan mengakibatkan
kadar gula darah meningkat (khasanah, dkk, 2020).

B. Klasifikasi Diabetes Mellitus


Pada dasarnya beberapa ahli mengusulkan pengelompokkan diabetes
mellitus ini berdasarkan perawatan klinis dan perlu tidaknya pemberian
insulin terutama pada saat didiagnosis (WHO, 2019). Secara umum,
Diabetes Mellitus (DM) dikelompokkan sebagai berikut:
1. DM tipe 1
penderita DM tipe 1 ini banyak ditemukan pada remaja dan anak-
anak. Walaupun belum ditemukan data secara global, namun pada
negara maju telah tercatat penderita DM tipe 1 meningkat antara 3-4%
baik laki-laki maupun perempuan pertahunnya. Tingginya angka
harapan hidup pada penderita DM tipe 1 pada setiap Negara sangat
berpengaruh pada mudahnya akses untuk mendapatkan insulin.
Karakteristik klinis terkatait DM tipe 1 yang diamati meliputi indeks
massa tubuh, penggunaan insulin dalam 12 bulan setelah didiagnosis,
dan peningkatan risiko ketoasidosis diabetic (WHO, 2019).
2. DM tipe 2
DM tipe 2 menjadi masalah kesehatan global yang sangat serius yang
berevolusi karena perubahan budaya, ekonomi dan sosial, populasi la
njut usia, peningkatan urbanisasi, perubahan pola makan (peningkatan
konsumsi makanan olahan dan gula), obesitas, aktivitas fisik berkuran
g, gaya hidup tidak sehat, malnutrisi pada janin, paparan hiperglikemi
a pada janinn saat kehamilan. Pada umumnya DM tipe 2 ini banyak
diderita oleh orang dewasa saja, namun sekarang ini jumlah penderita
dari kalangan anak-anak dan remaja juga telah meningkat.
3. Diabetes Gestasional
Diabetes ini merupakan diabetes yang terjadi pada masa kehamilan.
Hal ini disebabkan karena hormon yang dikeluarkan plasenta
menghambat kerja insulin, biasanya terjadi pada trimester kedua dan
ketiga. Diabetes gestasional terjadi pada 7% kehamilan dan
meningkatkan risiko kematian pada ibu dan janin.
4. Diabetes spesifik lain
Diabetes spesik lain ini merupakan diabetes yang berhubungan dengan
genetik, penyakit pada pancreas, gangguan hormonal, penyakit lain
atau pengaruh pada obat.

C. Etiologi Diabetes Mellitus


Peningkatan jumlah penderita DM yang sebagian besar berkaitan dengan b
eberapa faktor yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah, faktor risiko ya
ng dapat diubah dan faktor lain. Menurut American Diabetes Association
(ADA) bahwa DM berkaitan dengan faktor risiko yang tidak dapat diubah
meliputi riwayat keluarga dengan DM (first degree relative), umur kurang
lebih 45 tahun, etnik, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir ba
yi >4000 gram atau riwayat pernah menderita DM gestasional dan riwayat
lahir dengan berat badan rendah (<2,5kg). Faktor risiko yang dapat diubah
meliputi obesitas berdasarkan IMT >25kg/m2 atau lingkar perut >80,
kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemi dan diet tidak sehat (Rest
yana, 2015).

Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes adalah penderita polycystic
ovarysindrome (PCOS), penderita sindrom metabolik memiliki riwatyat to
leransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GD
PT) sebelumnya, memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler seperti stroke,
PJK, atau peripheral reterial Diseases (PAD), konsumsi alkohol, faktor str
es, kebiasaan merokok, jenis kelamin, konsumsi kopi dan kafein.
Berikut merupakan faktor penyebab diabetes mellitus yaitu:
1. Obesitas
(kegemukan) Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan kada
r glukosa darah, pada derajat kegemukan dengan IMT >23 dapat meny
ebabkan peningkatan kadar glukosa darah menjadi 200mg%.
2. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah pada hipertensi berhubungan erat dengan ti
dak tepatnya penyimpanan garam dan air atau meningkatnya tekanan
dari dalam tubuh pada sirkulasi pembuluh darah perifer.
3. Riwayat Keluarga Diabetes Mellitus
Seorang yang menderita Diabetes Mellitus diduga mempunyai gen dia
betes. Diduga bahwa bakat diabetes merupakan gen resesif. Hanya ora
ng yang bersifat homozigot dengan gen resesif tersebut yang menderit
a Diabetes Mellitus.
4. Dislipedimia
Adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah (Tr
igliserida > 250 mg/dl). Terdapat hubungan antara kenaikan plasma in
sulin dengan rendahnya HDL (<35 mg/dl) sering didapat pada pasien
Diabetes.
5. Umur
Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes Mellitus
tipe 2 adalah >45 tahun. Pada usia anak-anak kebanyakan terjadi yaitu
diabetes tipe 1.
6. Riwayat persalinan Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat a
tau berat badan bayi >4000gram.

7. Faktor Genetik
DM berasal dari interaksi genetis atau keturunan dan berbagai faktor
mental Penyakit ini sudah lama dianggap berhubungan dengan agrega
si familial. Risiko emperis dalam hal terjadinya DM akan meningkat d
ua sampai enam kali lipat jika orang tua atau saudara kandung mengal
ami penyakit ini.
8. Alkohol dan Rokok
Perubahan-perubahan dalam gaya hidup berhubungan dengan peningk
atan frekuensi DM tipe 2. Walaupun kebanyakan peningkatan ini dihu
bungkan dengan peningkatan obesitas dan pengurangan ketidak aktifa
n fisik, faktor-faktor lain yang berhubungan dengan perubahan dari lin
gkungan tradisional kelingkungan kebarat- baratan yang meliputi peru
bahan-perubahan dalam konsumsi alkohol dan rokok, juga berperan d
alam peningkatan DM tipe 2. Alkohol akan menganggu metabolisme
gula darah terutama pada penderita DM, sehingga akan mempersulit r
egulasi gula darah dan meningkatkan tekanan darah. Seseorang akan
meningkat tekanan darah apabila mengkonsumsi etil alkohol lebih dari
60ml/hari yang setara dengan 100 ml proof wiski, 240 ml wine atau 7
20 ml. Faktor resiko penyakit tidak menular, termasuk DM Tipe 2, dib
edakan menjadi dua. Yang pertama adalah faktor risiko yang tidak dap
at berubah misalnya umur, faktor genetik, pola makan yang tidak seim
bang jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan,
aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, Indeks Masa Tu
buh (Restyana, 2015).

D. Patogenesis Diabetes Mellitus


Patogenesis Diabetes mellitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh a
danya kekurangan insulin secara relatif maupun absolut. Defisiensi insulin
dapat terjadi melalui 3 jalan, yaitu:
1. Rusaknya sel-sel B pankreas karena pengaruh dari luar (virus, zat kimi
a, dll) .
2. Desensitasi atau penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas.
3. Desensitasi atau kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer (Restya
na, 2015).

E. Patofisiologis Diabetes Mellitus


Dalam patofisiologi DM terdapat beberapa keadaan yang berperan yaitu:
1. Resistensi insulin
2. Disfungsi sel B pancreas

Diabetes mellitus bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin, namu


n karena sel sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin s
ecara normal. Keadaan ini lazim disebut sebagai “resistensi insulin”. Resis
tensi insulinbanyak terjadi akibat dari obesitas dan kurang nya aktivitas fis
ik serta penuaan. Pada penderita diabetes mellitus dapat juga terjadi produ
ksi glukosa hepatik yang berlebihan namun tidak terjadi pengrusakan sel-s
el B langerhans secara autoimun seperti diabetes mellitus tipe 2. Defisiensi
fungsi insulin pada penderita diabetes mellitus hanya bersifat relatif dan ti
dak absolut (Restyana, 2015).

Pada awal perkembangan diabetes mellitus, sel B menunjukan gangguan p


ada sekresi insulin fase pertama, artinya sekresi insulin gagal mengkompe
nsasi resistensi insulin. Apabila tidak ditangani dengan baik, pada perkem
bangan selanjutnya akan terjadi kerusakan sel-sel B pankreas. Kerusakan s
el-sel B pankreas akan terjadi secara progresif seringkali akan menyebabk
an defisiensi insulin, sehingga akhirnya penderita memerlukan insulin eks
ogen, dua faktor tersebut yaitu resistensi insulin dan defisiensi insulin (Res
tyana, 2015).

F. Gejala Klinis
Gejala diabetes mellitus dibedakan menjadi akut dan kronik Gejala akut di
abetes mellitus yaitu:
1. Poliphagia (banyak makan atau sering lapar).
2. polidipsia (banyak minum atau sering haus).
3. Poliuria (banyak kencing/sering kencing di malam hari).
4. Nafsu makan bertambah namu berat badan turun dengan cepat (5-10 k
g dalam waktu 2-4 minggu).
5. Mudah lelah.

Gejala kronik diabetes mellitus yaitu:

1. Sering kesemutan.
2. Kulit terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum.
3. Rasa kebas di kulit
4. Sering kram.
5. Kelelahan.
6. Mudah mengantuk.
7. Pandangan mulai kabur.
8. Gigi mudah goyah dan mudah lepas.
9. Kemampuan seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi impotensi.
10. Pada ibu hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam ka
ndungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg (Restyana, 2015).

G. Komplikasi Diabetes Mellitus


Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik akan menimbulkan komplikasi
akut dan kronis. Menurut PERKENI komplikasi DM dapat dibagi menjadi
dua kategori, yaitu
1. Komplikasi akut
a. Hipoglikemia, adalah kadar glukosa darah seseorang di bawahnila
i normal (< 50 mg/dl). Hipoglikemia lebih sering terjadi pada pen
derita DM tipe 1 yang dapat dialami 1-2 kali per minggu, Kadar g
ula darah yang terlalu rendah menyebabkan sel-sel otak tidak men
dapat pasokan energi sehingga tidak berfungsi bahkan dapat meng
alami kerusakan.
b. Hiperglikemia, hiperglikemia adalah apabila kadar gula darah me
ningkat secara tiba-tiba, dapat berkembang menjadi keadaan meta
bolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik, Koma
Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK) dan kemolakto asidosis.
2. Komplikasi Kronis
a. Komplikasi makrovaskuler, komplikasi makrovaskuler yangumu
m berkembang pada penderita DM adalah trombosit otak (pembe
kuan darah pada sebagian otak), mengalami penyakit jantung kor
oner (PJK), gagal jantung kongetif, dan stroke
b. Komplikasi mikrovaskuler, komplikasi mikrovaskuler terutama te
rjadi pada penderita DM tipe 1 seperti nefropati, diabetik retinopa
ti (kebutaan), neuropati, dan amputasi (Restyana, 2015).

H. Pencegahan Diabetes Mellitus


Pencegahan penyakit diabetes mellitus dibagi menjadi empat bagian yaitu:
1. Pencegahan Premordial
Pencegahan premodial adalah upaya untuk memberikan kondisi pada
masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan d
ari kebiasaan, gaya hidup dan faktor risiko lainnya. Prakondisi ini haru
s diciptakan dengan multimitra. Pencegahan premodial pada penyakit
DM misalnya adalah menciptakan prakondisi sehingga masyarakat me
rasa bahwa konsumsi makan kebarat-baratan adalah suatu pola makan
yang kurang baik, pola hidup santai atau kurang aktivitas, dan obesitas
adalah kurang baik bagi kesehatan.

2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada orangorang yan
g termasuk kelompok risiko tinggi, yaitu mereka yang belum menderit
a DM, tetapi berpotensi untuk menderita DM diantaranya:
a. Kelompok usia tua (>45tahun)
b. Kegemukan (BB(kg)>120% BB idaman atau IMT>27 (kglm2))
c. Tekanan darah tinggi (>140/90mmHg
d. Riwayat keiuarga DM
e. Riwayat kehamilan dengan BB bayi lahir > 4000 gr.
f. Disiipidemia (HvL<35mg/dL dan atau Trigliserida>250mg/dl).
g. Pernah TGT atau glukosa darah puasa tergangu (GDPT)

Untuk pencegahan primer harus dikenai faktor-faktor yang


berpengaruh terhadap timbulnya DM dan upaya untuk
menghilangkan faktor-faktor tersebut. Oleh karena sangat penting
dalam pencegahan ini. Sejak dini hendaknya telah ditanamkan
pengertian tentang pentingnya kegiatan jasmani teratur, pola dan jenis
makanan yang sehat menjaga badan agar tidak terlalu gemuk:, dan
risiko merokok bagi kesehatan.

3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya mencegah atau menghambat timb
ulnya penyulit dengan tindakan deteksi dini dan memberikan pengobat
an sejak awal penyakit. Dalam pengelolaan pasien DM, sejak awal sud
ah harus diwaspadai dan sedapat mungkin dicegah kemungkinan terja
dinya penyulit menahun. Pilar utama pengelolaan DM meliputi:
a. penyuluhan.
b. perencanaan makanan.
c. latihan jasmani.
d. obat berkhasiat hipoglikemik.

4. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah upaya mencegah terjadinya kecacatan lebih
lanjut dan merehabilitasi pasien sedini mungkin, sebelum kecacatan te
rsebut menetap. Pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi ant
ar disiplin terkait sangat diperlukan, terutama dirumah sakit rujukan,
misalnya para ahli sesama disiplin ilmu seperti ahli penyakit jantung,
mata, rehabilitasi medis, gizi dan lain-lain (Restyana, 2015).

I. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus


Prinsip penatalaksanaan diabates mellitus secara umum ada lima sesuai de
ngan Konsensus Pengelolaan DM di Indonesia tahun 2006 adalah untuk m
eningkatkan kualitas hidup pasien DM. Tujuan Penatalaksanaan DM adala
h:
1. Jangka pendek : hilangnya keluhan dan tanda DM, mempertahankan r
asa nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah.
2. Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit mik
roangiopati, makroangiopati dan neuropati. Tujuan akhir pengelolaan
adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM. Untuk mencapai tujua
n tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa darah, tekanan darah,
berat badan dan profil lipid,melalui pengelolaan pasien secara holistik
dengan mengajarkan perawatan mandiri dan perubahan perilaku.
a. Diet
Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sam
a dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan
yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi m
asingmasing individu. Pada penyandang diabetes perlu ditekanka
n pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis da
n jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan oba
t penurun glukosa darah atau insulin. Standar yang dianjurkan ada
lah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohi
drat 60-70%, lemak 20-25% danprotein 10-15%. Untuk menentuk
an status gizi, dihitung dengan BMI (Body Mass Indeks). Indeks
Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupupakan
alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang d
ewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebih
an berat badan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung d
engan rumus berikut:
IMT = BB(kg) / ((TB(m) (kuadrat)).
b. Exercise (latihan fisik/olahraga)
Dianjurkan latihan secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kura
ng lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai dengan Continous, Rhyth
mical, Interval, Progresive, Endurance (CRIPE). Training sesuai d
engan kemampuan pasien. Sebagai contoh adalah olah raga ringa
n jalan kaki biasa selama 30 menit. Hindarkan kebiasaan hidup ya
ng kurang gerak atau bermalas-malasan.
c. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan sangat penting dalam pengelolaan. Pendidi
kan kesehatan pencegahan primer harus diberikan kepada kelomp
ok masyarakat resiko tinggi. Pendidikan kesehatan sekunder diber
ikan kepada kelompok pasien DM. Sedangkan pendidikan kesehat
an untuk pencegahan tersier diberikan kepada pasien yang sudah
mengidap DM dengan penyulit menahun.
d. Obat
Oral hipoglikemik, insulin Jika pasien telah melakukan pengatura
n makan dan latihan fisik tetapi tidak berhasil mengendalikan kad
ar gula darah maka dipertimbangkan pemakaian obat hipoglikemi
k (Restyana, 2015).

J. Obat-Obatan Diabetes Mellitus


Berikut ini adalah obat-obatan diabetes mellitus:
1. Antidiabetik oral
Penatalaksanaan pasien DM dilakukan dengan menormalkan kadar gu
la darah dan mencegah komplikasi. Lebih khusus lagi dengan menghil
angkan gejala,optimalisasi parameter metabolik, dan mengontrol berat
badan. Bagi pasien DM tipe 1 penggunaan insulin adalah terapi utama.
Indikasi antidiabetik oral terutama ditujukan untuk penanganan pasien
DM tipe 2 ringan sampai sedang yang gagal dikendalikan dengan pen
gaturan asupan energi dan karbohidrat serta olah raga. Obat golongan
ini ditambahkan bila setelah 4-8 minggu upaya diet dan olah raga dila
kukan, kadar gula darah tetap di atas 200 mg% dan HbA1c di atas 8%.
Jadi obat ini bukan menggantikan upaya diet, melainkan membantuny
a. Pemilihan obat antidiabetik oral yang tepat sangat menentukan kebe
rhasilan terapi diabetes. Pemilihan terapi menggunakan antidiabetik or
al dapat dilakukan dengan satu jenis obat atau kombinasi. Pemilihan d
an penentuan regimen antidiabetik oral yang digunakan harus memper
timbangkan tingkat keparahan penyakit DM serta kondisi kesehatan p
asien secara umum termasuk penyakit-penyakit lain dan komplikasi ya
ng ada. Dalam hal ini obat hipoglikemik oral adalah termasuk golonga
n sulfonilurea, biguanid, inhibitor alfa glukosidase dan insulin sensitiz
ing.

2. Insulin
Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 pada man
usia. Insulin mengandung 51 asam amino yang tersusun dalam dua ran
tai yang dihubungkan dengan jembatan disulfide, terdapat perbedaan a
sam amino kedua rantai tersebut. Untuk pasien yang tidak terkontrol d
engan diet atau pemberian hipoglikemik oral, kombinasi insulin dan o
bat-obat lain bisa sangat efektif. Insulin kadangkala dijadikan pilihan s
ementara, misalnya selama kehamilan. Namun pada pasien DM tipe 2
yang memburuk, penggantian insulin total menjadi kebutuhan. Insulin
merupakan hormon yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat ma
upun metabolisme protein dan lemak. Fungsi insulin antara lain menai
kkan pengambilan glukosa ke dalam sel–sel sebagian besar jaringan,
menaikkan penguraian glukosa secara oksidatif, menaikkan pembentu
kan glikogen dalam hati dan otot serta mencegah penguraian glikogen,
menstimulasi pembentukan protein dan lemak dari glukosa (Restyana,
2015).

K. Peran Perawat Dalam Menghadapi Pasien Diabetes Mellitus


Pengetahuan tentang penyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakan sarana
yang dapat membantu pasien dalam melakukan penanganan terhadap
penyakit diabetes mellitus. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari
tenaga kesehatan yaitu salah satunya perawat.
Perawat adalah salah satu profesi yang memiliki sifat pekerjaan dalam
situasi yang selalu menyangkut hubungan antar individu dan interaksi
yang terjadi dapat memberi dampak terhadap individu yang bersangkutan
(Suhaemi 2003, dalam Pratiwi D W, 2018).

Secara umum, perawat memiliki beberapa peran antara lain pemberian


asuhan, pemimpin komunitas, educator, advokat, dan penelitian. Peran
perawat sebagai educator adalah melakukan suatu proses belajar dan
mengajar antara perawt dan pasien untuk mengubah perilaku yang
didapatkan dari bpengetahuan baru atau keterampilan secara teknis.
(Harnilawati 2013, dalam Pratiwi D W, 2018).

Perawat memberikan edukasi sebagi perantara informasi agar pasien dan


keluarga dapat mengatasi penyakitnya dengan berbagai cara, serta
masyarakat pun mendapatkan manfaat fari edukasi yang ditujukan. Pada
pasien DM perawat memiliki peran sebagai educator dalam upaya
pemberdayaan dan peningkatan kualitas hidup pasien. Perawat
memberikan edukasi kesehatan pada pasien DM tentang bagaimana
melakukan perawatan diri dan perubahan gaya hidup secara langsung agar
pasien dapat mengendalikan kadar glukosa darahnya. (Pratiwi D W, 2018).

Standar kompetensi perawat sebagai educator khususnya pada pasien DM


dalam upaya manajemen diabetes pasien bertujuan untuk menambah
pengetahuan, membangun keterampilan, mengembangkan sikap yang
mengarah pada peningkatan status metabolism dan kualitas hidup,
mengurangi , atau mencegah komplikasi, memfasilitasi tanggung jawab,
pengambilan keputusan, dan perawatan diri pasien DM. Apabila
perawatan diri DM tidak dilakukan secara optimal, maka akan
menyebabkan peningkatan komplikasi dan biaya DM semakin bertambah.
Perilaku perawatan diri sebagai kerangka untuk edukasi dan pelatihan
pengelolaan diri pasien diabetes. Ada tujuh perilaku perawatan diri untuk
mengelola diabetes yang efektif dan sukses, yaitu:
1. Makanan sehat (healty eating)
2. Aktivitas fisik
3. Pemantauan kadar glukosa darah (blood sugar monitoring)
4. Manajemen obat (taking medication)
5. Kemampuan pemecahan masalah (problem solving)
6. Koping yang sehat (healty coping)
7. Mengurangi risiko (reducing risks)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi peran perawat sebagai educator,


yaitu presepsi iklim pendidikan pasien, presepsi peran perawat
memberikan edukasi, kemampuan pasien dalam menulis dan membaca,
budaya pasien, bahasa sehari – hari, hambatan fisik dan lingkungan pasien,
gaya belajar, metode edukasi, dan beban kerja yang tinggi. Selain itu ada
beberapa tantangan perawat dalam pemberian edukasi DM pada pasien,
seperti kelibatan tim interdisipliner, intervensi perawat yang kompleks,
tantangan dari komorbiditas diabetes, tujuan edukasi, dan peningkatan
dukungan psikologis.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan yang ditandai oleh
peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia). Mungkin terdapat
penurunan dalam kemampuan tubuh untuk berespon terhadap insulin dan
atau penurunan atau tidak terdapatnya pembentukan insulin oleh pancreas.
Kondisi ini mengarah pada hiperglikemia, yang dapat menyebabkan
terjadinya komplikasi metabolic akut seperti ketoasidosis diabetic.
Hiperglikema jangka panjang dapat menunjang terjadinya komplikasi
mikrovaskular kronis (penyakit ginjal dan mata) serta komplikasi neuropati.
Diabetes juga berkaitan dengan kejadian penyakit makrovaskuler, termasuk
infark miokard, stroke, dan penyakit vaskuler perifer.

B. Saran
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Namun, sangat d
iharapkan jika makalah ini dapat membuat menambah pengetahuan bagi pe
mbaca terkait Diabetes Mellitus yang diangkat menjadi topik utama pada m
akalah ini. sangat disarankan bagi pembaca dapat mengambil referensi dari s
umber lain untuk menambah wawasan terkait Diabetes Mellitus tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Fitri S, dkk. (2019). Faktor – Faktor Pendukung Self Care Management Diabetes
Mellitus Tipe 2: A Literature Review. jurnal keperawatan.

Hardianto D. (2020). A Comprehensive Review of Diabetes Mellitus: Classification,


Symptoms, Diagnosis, Prevention, and Treatment. Jurnal Bioteknologi &
Biosains Indonesia (JBBI), 7(2), 304-317.

Immah I, dkk. (2016). Sistem Pakar Deteksi Penyakit Diabetes Mellitus (Dm) Dini
Berbasis Android. jurnal ilmiah LINK.

Khasanah, dkk. (2020). Peningkatan Masyarakat Terhadap Pencegahan Diabetes


Mellitus. Universitas 'Aisyiyah Surakarta.

Marpaungsriharvita S. (2019). Mengidentifikasi masalah dalam diagnosa keperawatan


pada pasien yang menderita diabetes mellitus.

Restyana N F. 2015. Diabetes Mellitus Tipe 2 [Artikel Review] Diabetes Mellitus Tipe 2.
Medical Faculty. Lampung University

Silalahilimsah. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Tindakan PencegahanDiabetes


Mellitus Tipe 2. jurnal Promkes.

Anda mungkin juga menyukai