Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN KEPADA NY.

W DENGAN
DIAGNOSA MEDIS DM HIPERGLIKEMIA

Diajukan Sebagai

Tugas Metodologi Keperawatan

Disusun oleh :

Putri Karunia Fadhilah P1337421022006


Zalfa Adwa Aulia P1337421022108
Aliya Zalfa Husna P1337421022109
Sofiyanti P1337421022110
Nurul Khasanah P1337421022111
Rizqiatul Mu’awanah P1337421022112
Daniar Regitya Yudanto P1337421022113

Kelas :

Tingkat 1C

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TEGAL


POLTEKKES KEMNKES SEMARANG
2023

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Dengan Diagnosa
Medis Asma” ini meskipun masih jauh dari kesempurnaan.

Tujuan penyusun membuat makalah ini adalah untuk melengkapi salah satu
tugas pada mata kuliah Metodologi. Dalam kesempatan ini tak lupa penyusun
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Atas bantuan dan dorongannya, semoga mendapat
balasan dari Tuhan Yang Maha Esa dan penyusun berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi penyusun khususnya serta bagi pembaca pada umumnya.

Karena sifat keterbatasan yang dimiliki, maka saran dan kritik yang
membangun sangat penyusun harapkan, dan semoga makalah ini dapat menjadi
titik sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Tegal, 21 Februari 2023


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................


KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................
A. Konsep Dasar DM Hiperglikemia ..................................................... 3
1. Pengertian .................................................................................... 3
2. Etiologi ........................................................................................ 3
3. Patofisologi .................................................................................. 4
4. Manifestasi Klinik ....................................................................... 5
5. Komplikasi Hiperglikemia........................................................... 5
6. Pemeriksaan Diagnostik .............................................................. 6
7. Penatalaksanaan ........................................................................... 7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN DM HIPERGLIKEMIA .........
A. Kasus.................................................................................................. 11
B. Biodata .............................................................................................. 13
C. Riwayat Penyakit ............................................................................... 13
D. Pola Kesehatan................................................................................... 14
E. Pemeriksaan Fisik .............................................................................. 21
F. Pemeriksaan Diagnostik .................................................................... 25
G. Terapi ................................................................................................. 26
H. Analisa Data....................................................................................... 26
I. Diagnosa ............................................................................................ 28
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah dari pada
rentang kadar puasa normal 80-90 mg/ dl darah, atau rentang non puasa sekitar
140-160 mg/100 ml darah. (Elizabeth J. Corwin, 2001)
Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui
kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang
memegang peranan penting.
Faktor predisposisi herediter, obesitas. Faktor imunologi pada penderita
hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon autoimun.
Respon ini merupakan respon abnormal antibodi terarah pada jaringan tersebut
yang dianggap sebagai jaringan asing.
Pergeseran pola penyakit saat ini terus terjadi, dari penyakit infeksi ke
penyakit degeneratif. Hiperglikemia adalah penyakit degeneratif yang angka
kejadiaanya cukup tinggi di berbagai negara dan merupakan salah satu
penyakit yang menjadi kesehatan masyarakat. World Health Organization
(WHO) memperkirakan jumlah penderita hiperglikemia mencapai lebih dari
180 juta jiwa diseluruh dunia. Kejadian ini akan meningkat lebih dari dua kali
lipat tahun 2030 9WHO 2006). Menurut survei yang dilakukan WHO,
Indonesia menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita hiperglikemia
terbesar di dunia setelah India, Cina, dan Amerika Serikat. Menurut data
Depkes, jumlah pasien hiperglikemia rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit
menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin (Depkes RI 2005).
Hiperglikemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak
pada produktivitas dan dapat menurunkan mutu sumber daya manusia.
Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi juga pada sistem
kesehatan suatu negara.

1
Dengan terjadinya peningkatan jumlah penderita DM, maka jumlah
peningkatan penyakit hiperglikemia bisa dikatakan meningkat sesuai dengan
angka kejadian diabetes melitus atau bahkan lebih. Peningkatan dapat
diturunkan dengan melakukan pencegahan, penanggulangan baik secara medis
maupun non medis, baik oleh pemerintah maupun masyarakat sesuai dengan
porsinya masing-masing. Perawat sebagai salah satu tim kesehatan mempunyai
peran yang sangat besar dalam mengatasi hiperglikemia, diperlukan peran
perawat sebagai pelaksana dan pendidik dengan tidak mengabaikan
kolaboratif. Pentingnya peran sebagai pendidik agar penderita hiperglikemia
mau dan mampu untuk melakukan latihan jasmani secara teratur dan mengatur
pola makannya yang dapat mencegah terjadinya komplikasi dari hiperklemia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
penulis ambil adalah ”Bagaimana Asuhan Keperawatan Dengan Diagnosa
Medis DM Hiperglikemia”

C. Tujuan Penulisan
”Mengetahui Asuhan Keperawatan Dengan Diagnosa Medis DM
Hiperglikemia”

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Hiperglikemia


1. Pengertian
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripada
rentang kadar puasa normal 80-90 mg/dl darah atau rentang non puasa
sekitar 140-160 mg/100ml darah. (Elizabeth J. Corwn, 2001)
Menurut Christine hancock (1999) berpendapat bahwa hiperglikemia
adalah terdapatnya glukosa dengan kadar yang tinggi di dalam darah
(rentang normal kadar glukosa darah adalah 3,0-5,0 mmol/liter).
Hiperglikemia merupakan tanda yang biasanya menunjukkan penyakit
Diabates Mellitus.
Hiperglikemia adalah kondisi medis di mana kadar glukosa dalam darah
seseorang lebih tinggi dari nilai normal yang seharusnya. Normalnya, kadar
glukosa dalam darah manusia bervariasi tergantung pada waktu sehari-hari,
tetapi biasanya berkisar antara 70-140 mg/dL.
Jika kadar glukosa darah seseorang konstan melebihi nilai normal,
maka bisa menjadi tanda bahwa seseorang mengalami hiperglikemia. Hal ini
dapat terjadi karena beberapa kondisi, termasuk diabetes mellitus, efek
samping obat-obatan tertentu, infeksi, penyakit hati, dan sebagainya.
Hiperglikemia yang tidak diobati dapat menyebabkan berbagai masalah
kesehatan jangka panjang, termasuk kerusakan organ, neuropati, dan
masalah kardiovaskular. Oleh karena itu, penting untuk memantau kadar
gula darah dan mencari perawatan medis jika mengalami gejala
hiperglikemia.

2. Etiologi
Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui
kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang
memegang secara penting. Yang lain akibat pengangkatan pankreas,

3
pengrusakan secara kimiawi sel beta pulau lengerhans.
Faktor prediosposisi herediter, obesitas. Faktor imunologi pada
penderita hiperglikemia khusunya DM terdapat bukti adanya suatu respon
autoimun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
yang dianggap sebagai jaringan asing.

3. Patofisologi
Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat
disebabkan oleh proses autoimun, kerja yang berlebih, dan herediter. Insulin
yang menurun mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk ke dalam sel. Hal
ini bisa menyebabkan lemas dengan kadar glukosa dalam darah meningkat.
Kompensasi tubuh dengan meningkatkan glucagon oleh otot, lemak dan hati
serta peningkatan produksi glukosa oleh hati dengan pemecahan lemak
terhadap kelaparan sel. Hiperglikemia dapat meningkatkan jumlah urin yang
mengakibatkan dehidrasi sehingga tubuh akan meningkatkan rasa haus
(plydipsi). Penggunaan lemak untuk menghasilkan glukosa memproduksi
badan keton yang dapat mengakibatkan anerxia (tidak nafsu makan), nafas
bau keton dan mual (nausea) hingga terjadi asidosis.
Dengan menurunnya insulin dalam darah, asupan nutrisi akan
meningkat sebagai akibat kelaparan sel. Menurunnya glukosa intrasel
menyebabkan sel mudah terinfeksi. Gula darah yang tinggi dapat
menyebabkan penimbunan glukosa pada dinding pembuluh darah yang
membentuk plak sehingga pembuluh darah menjadi keras (arteriskerosis)
dan bila plak itu terlepas akan menyebabkan timbulnya penyakit lain
(tergantung letak tersumbatnya, misal cerebral dapat menyebabkan stroke,
ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal, jantung dapat menyebabkan miocard
infrak, mata dapat menyebabkan retinopati bahkan kematian.

4
4. Manifestasi klinis
Gejala awal umumnya yaitu (akibat tingginya kadar glukosa darah) :
a. Polipagi
b. Polidapsi
c. Poliuri
d. Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering
e. Rasa kesemutan, kram otot
f. Visus menurun
g. Penurunan berat badan
h. Kelemahan tubuh
i. Luka yang tidak sembuh-sembuh

5. Komplikasi
Dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
a. Komplikasi akut
1) Kotoasidosis diabetic
2) Koma hiperglikemik hiperismoler ketorik
3) Hipoglikemia
4) Asidosis lactate
5) Infeksi berat
b. Komplikasi kronik
1) Komplikasi vaskuler
• Makrovaskuler : PJK, stroke, pembuluh darah perifer
• Mikrovaskuler : retinopati, netfropati
2) Komplikasi neuropati
Neuropati sensorimotorik, nueropati otonomik gastroporesis, diare
diabetic, buli-buli nuerogenik, impotensi, gangguan refleks
kardiovaskuler.
3) Campuran vaskuler neuropati
Ulkus kaki
4) Komplikasi pada kulit

5
6. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis dapat dibuat dengan gejala-gejala diatas + GDS > 200 mg%
(plasma vena). Bila GDS 100-2—mg% => perlu pemeriksaan test toleransi
glukosa oral. Kriteria baru penentuan diagnostik DM menurut ADA
menggunakan GDP > 126 mg/dl.Pemeriksaan lain yang perlu diperhatikan
pada pasien hiperglikemia adalah :
Glukosa darah : meningkat 200-100 mg/dl, atau lebih.
Aseton plasma : positif secara mencolok.
Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat.
Osmolatis serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
Eklektrolit :
Natrium : mungkin normal, meningkat atau menurun.
Kalium : normal atau peningkatan semu (perpindahan seluller),
selanjutnya akan menurun.
Fospor : lebih sering menurun.
Hemoglobin : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan
terakhir (lama hidup SDM) dan karenanya sangat
bermanfaat dalam membedakan DKA dengan kontrol
tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan
insiden.
Glukosa darah arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada
HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis
respiratorik.
Trombosit darah : Ht mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis,
hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau
infeksi.
Ureum / kreatimin : mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/penurunan
fungsi ginjal).
Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya
pankretitis akut sebagai penyebab dari DKA.

6
Insulin darah :mungkin menurun/ bahkan sampai tidak ada (pada tipe 1)
atau normal sampai tinggi (tipe II) yang mengindikasikan
insufisiensi insulin/gangguan dalam pengunaannya
(endogen/eksogen).
Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktifitas hormon tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
Urine : gula dan aseton positif; berat jenis dan osmolalitas
mungkin meningkat.
Kultur dan sentivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi
pernapasan dan infeksi pada luka.

7. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi Hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya
komplikasi vaskuler serta nuropati.
Ada 4 komponen dalam penatalaksanan Hiperglikemia :
a. Diet
Komposisi makanan :
• Karbohidrat = 60% - 70%
• Protein = 10% - 15%
• Lemak = 20% - 25%
b. Jumlah kalori perhari
• Antara 1100 – 2300 kkal
• Kebutuhan kalori basal :
- Laki-laki : 30 kkal/ kg BB
- Perempuan : 25 kkal/ kg BB
• Penilaian status Gizi :
- BB
- BBR = x 100 %
- TB – 100 %
- Kurus : BBR > 110%

7
- Obesitas bila BBRR > 110%
- Obesitas ringan 120% - 140%
- Obesitas sedang 130% -140%
- Obesitas berat 140% - 200%
- Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang
bekerja biasa adalah :
- Kurus : BB x 40 – 60 kalori/hari
- Normal (ideal) : BB x 30 kalori/hari
- Gemuk : BB x 20 kalori/hari
- Obesitas : BB x 10 – 15 kalori/hari
- Atau cara sederhana untuk mengetahui kebutuhsn dasar adalah
sebagai berikut :
- Untuk wanita : (BB ideal x 25 kal) + 20% untuk aktivitas
- Untuk pria : (BB ideal x 30 kal) + 20% untuk aktivitas
- Berat badan ideal = (TB – 100 cm) – 10%
c. Latihan jasmani
Manfaat latihan jasmani :
• Menurunkan kadar glukosa darah (mengurangi resistensi insulin,
meningkatkan sentivitas insulin)
• Menurunkan berat badan
• Mencegah kegemukan
• Mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi aterogenik,
gangguan lipid darah, peningkatan tekanan darah, hipergloagulasi
darah
d. Penyuluhan
Dilakukan pada kelompok resiko tinggi :
• Umur diatas 45 tahun
• Kegemukan lebih dari 120% BB idaman atau IMT > 27 kg/m
• Hipertensi > 140/ 90 mmHg
• Riwayat keluarga DM
• Dislipidemia, HDL 250 mg/dl

8
• Parah TGT atay GPPT (TGT : > 140 mg/dl – 2200 mg/dl), glukosa
plasma puasa derange/ GPPT : > 100 mg/dl dan < 126 mg/dl

e. Obat berkaitan Hipoglikemia


1) Obat hipoglikemia
• Sulfoniluria : Glibenglamida, Gliguidon, glimeperide, glipizid
• Biguanid (metformin)
• Hon su insulin secretagogue (repakglinide, natliglinide)
• Inhibitor glucoisadase
• Tiosolidinedlones

2) Insulin
• Insulin reaksi pendek disebut juga sebagai clear insulin, ia adalah
jenis obat yang memiliki sifat transparan dan mulai bekerja dalam
tubuh dalam waktu 30 menit sejak ia dimasukkan kedalam tubuh.
Obat insulin itu bekerja secara maksimal selama 1 sampai 3 jam
dalam aliran darah penderita, dan segera menghilang setelah 6 – 8
jam kemudian.
• Insulin reaksi panjang merupakan jenis insulin yang memulai
bekerja 1 hingga 2 jam setelah ia disuntikkan kedalam tubuh
seseorang. Tetapi obat insulin ini tidak memiliki masa reaksi
puncak, sehingga ia bekerja secara stabil dalam waktu yang lama
yaitu 24 sampai 36 jam di dalam tubuh penderita diabetes,
contohnya Levemir dan Lantus.
• Jenis insulin reaksi menengah adalah insulin yang mulai efektif
bekerja menurunkan gula darah sejak 1 sampai 2 jam setelah
disuntikkan ke dalam tubuh. Obat ini bereaksi secara maksimal
selama 6 – 10 jam., dan berakhir setelah 10 – 16 jam setelahnya,
contohnya Humulin m3, Hypurin, dan Insuman.
• Insulin reaksi cepat akan langsung bekerja 5 – 15 menit setelah
masuk ke dalam tubuh penderita. Ia memiliki tingkat reaksi

9
maksimal selama 30 – 90 menit, dan pengaruhnya akan segera
menghilang setelah 3 – 5 jam kemudian. Contoh obat insulin ini
berupa Lispro, Actracid, Novorapid, dan Velosulin.

10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERGLIKEMIA
KASUS KELOMPOK 1

A. KASUS
Sejak pagi sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh badannya lemas, mual
sejak 1 minggu yang lalu dan kepala pusing Pada tanggal 22 Februari 2020
pukul 19.15 WIB pasien dibawa ke IGD RS Mitra Siaga. Pasien mengatakan
lemas, kepalanya terasa pusing, setiap kali makan terasa mual tetapi tidak ada
muntah. Pasien mengatakan sudah menderita Diabetes Mellitus sejak 20 tahun
yang lalu, dan pasien tidak mempunyai riwayat penyakit Hipertensi. Pasien
mengatakan di keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
Diabetes Mellitus.

B. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Ny. W
Umur : 61 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Babakan 01/02
No RM : 223884
Diagnosa Medis : DM Hiperglikemi

C. RIWAYAT PENYAKIT
• Keluhan utama: Pasien mengeluh lemas, pusing, dan mual setiap kali makan.
• Riwayat penyakit: Pasien mengatakan sudah menderita Diabetes Mellitus sejak
20 tahun yang lalu, tetapi tidak memiliki riwayat penyakit Hipertensi. Di
keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit Diabetes Mellitus.

11
• Riwayat obat: Tanyakan apakah pasien sedang mengonsumsi obat-obatan
tertentu untuk mengatasi Diabetes Mellitus atau kondisi medis lainnya.
• Riwayat makanan dan minuman: Tanyakan jenis dan jumlah makanan dan
minuman yang dikonsumsi oleh pasien sehari-hari. Apakah pasien menjaga
pola makan dan minum yang sehat?
• Riwayat aktivitas: Tanyakan apakah pasien sering berolahraga atau beraktivitas
fisik. Apakah pasien merasa lelah atau tidak bertenaga dalam melakukan
aktivitas sehari-hari?
• Pemeriksaan fisik: Lakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, termasuk
pengukuran tekanan darah, suhu tubuh, detak jantung, dan pernapasan. Periksa
juga apakah terdapat tanda-tanda dehidrasi atau gangguan pada organ tubuh
lainnya.
• Pemeriksaan laboratorium: Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui kondisi pasien secara lebih mendetail, termasuk pemeriksaan gula
darah, fungsi ginjal dan hati, serta tes urine.
• Pemeriksaan pencitraan: Jika diperlukan, lakukan pemeriksaan pencitraan
seperti CT scan atau MRI untuk melihat kondisi organ tubuh secara lebih
detail.
• Observasi: Observasi kondisi pasien di ruang rawat inap, termasuk pemantauan
tekanan darah, detak jantung, dan suhu tubuh secara teratur.
• Rekomendasi: Berikan rekomendasi pengobatan dan perawatan yang tepat
berdasarkan hasil pengkajian dan pemeriksaan medis. Berikan edukasi kepada
pasien mengenai pola makan yang sehat dan aktivitas fisik yang sesuai dengan
kondisinya.

12
KASUS KELOMPOK 1

1. Pengkajian
A. Identitas Pasien
Tabel 4.1 Identitas pasien
Identitas Pasien Pasien 1
Nama Ny. W
Umur 61 tahun
Pendidikan SD
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan Menikah
Alamat Babakan 01/02
No RM 223884
Diagnosa Medis DM Hiperglikemi

B. Riwayat Penyakit
Tabel 4.2 Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit Pasien 1
Keluhan Utama Pasien mengatakan
lemas, kepalanya
terasa pusing, setiap
kali makan terasa
mual tetapi tidak ada
muntah
Riwayat Penyakit Sejak pagi sebelum
Sekarang masuk rumah sakit
pasien mengeluh
badannya lemas, mual
sejak 1 minggu yang
lalu dan kepala

13
pusing. Pada tanggal
22 Februari 2020
pukul 19.15 WIB
pasien dibawa ke IGD
RS Mitra Siaga

Riwayat Penyakit Pasien mengatakan


Dahulu sudah menderita
Diabetes Mellitus
sejak 20 tahun yang
lalu, dan pasien tidak
mempunyai riwayat
penyakit Hipertensi
Riwayat Penyakit Pasien mengatakan di
Keluarga keluarganya tidak ada
yang mempunyai
riwayat penyakit
Diabetes Mellitus.

C. Perubahan Pola Kesehatan


Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan
No Pola Kesehatan Pasien 1
PERSEPSI DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
a. Pandangan / Pasien mengatakan
persepsi pasien hanya mengetahui
dan keluarga penyakit diabetes
terhadap sakit adalah “kencing
manis”. Pasien
mengetahui bahwa
glukosa darahnya
naik karena adanya

14
pikiran
b. Pengetahuan Pasien mengatakan
pasien terhadap mengontrol
sakitnya makanan sehari-
hari, rutin
melakukan senam
lansia di
puskesmas setiap 2
minggu sekali
namun tidak bisa
mengontrol stress
dan jarang minum
obat jika gula
darahnya tinggi
c. Pengetahuan Pasien
pasien terhadap mengkonsumsi
terapi yang obat-obatan dari
dijalaninya puskesmas namun
beberapa hari
pasien tidak
mengkonsumsi
obat diabetes
karena pasien
merasa bosan
untuk terus-
menerus
mengkonsumsi
obat.
Di Rumah Sakit :
GDS pasien
pertama kali

15
masuk RS pukul
19.55 = 285 mg/dl
dan mendapatkan
injeksi insulin
Nevorapid 12 unit

a. Program diet Nasi lunak


b. Rute diet Oral
c. Nutrisi sebelum Sebelum sakit klien
masuk RS makan
menggunakan nasi
3x 1hari, nafsu
makan baik dan
jarang
memperhatikan
pantangan diit
diabetes mellitus
d. Nutrisi saat di RS Selama di RS
pasien diberikan
program diit nasi
lunak dan selama di
rawat nafsu makan
pasien menurun,
hanya
menghabiskan ½
porsi dan minum
sebanyak 2500
cc/hari

a. Buang air besar Di rumah :

16
Pasien mengatakan
BAB 1 kali sehari
dengan konsistensi
lunak dengan warna
kecoklatan
Di Rumah Sakit :
Pasien mengatakan
BAB terakhir kali
pagi tadi, frekwensi
1 kali, konsistensi
lunak, warna BAB
kecoklatan.
b. Buang air kecil Di Rumah :
Pasien mengatakan
BAK sehari 3 kali,
warna BAK normal
kuning, bau khas
urine
Di Rumah Sakit :
Pasien mengatakan
BAK sehari 4 kali,
warna BAK normal
kuning, bau khas
urinepasien tidak
terpasang kateter
urine.
POLA AKTIVITAS
a. Aktivitas Mobilitas ringan di
dianjurkan bed
b. Kemampuan Di Rumah :

17
perawatan diri Makan, minum dan
aktivitas selama di
rumah pasien
melakukan secara
mandiri
Di Rumah Sakit :
Makan dan minum
dilakukan secara
mandiri,mandi,
toileting berpakaian,
mobilitas ditempat
tidur, berpindah dan
ambulasi/ROM
harus dibantu
olehanak atau
keluarganya.
POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR
a. Jumlah jam Di Rumah :
tidur/hari Pasien mengatakan
di rumah tidur
selama 7-8 jam tidak
ada ganggguan pada
pola tidur
Di Rumah Sakit :
Pasien mengatakan
selama di rumah
sakit pasien tidur
siang ± 2 jam dan
malam tidur ±7 jam
tidak ada gangguan
pada pola tidur

18
b. Waktu tidur Di Rumah :
Pasien mengatakan
waktu tidur pasien
pada malam hari
pukul 21:00 –05:00.
Di Rumah sakit :
Pasien mengatakan
saat di rumah sakit
lebih awal tidurnya
yaitu pukul 20.00-
05.00
POLA PERSEPTUAL
a. Penglihatan Normal
b. Pendengaran Normal
c. Pengecapan Normal
d. Sensori Normal
POLA PERSEPSI DIRI

a. Tingkat Skala 2
Kecemasan
(Skala BARS)
b. Pandangan pasien Pasien selalu
terhadap sakitnya berpikir positif bisa
disembuhkan jika
selalu mematuhi
perintah dari dokter,
perawat dan petugas
kesehatan di RS.
c. Jaminan BPJS
Pengobatan
d. Pengendalian Stabil

19
emosi
e. Kepatuhan pasien Patuh
POLA SEKSUAL DAN REPRODUKSI
a. Keluhan Pasien mengatakan
(fertilitas, libido, tidak ada keluhan
menstruasi, tentang reproduksi,
kontrasepsi, dll) pasien mengatakan
pasien sudah sejak
lama menopose.
POLA PERAN DAN HUBUNGAN
a. Anggota keluarga yang 2 orang
menunggu (anaknya)
b. Dukungan anggota Baik
terhadap keperawatan
c. Interaksi pasien dan Baik
petugas keluarga
d. Interaksi pasien Baik
dengan petugas medis Pasien mematuhi
semua tindakan
yang dianjurkan
oleh dokter dan
perawat
e. Interaksi pasien Baik
dengan pasien lain
POLA MANAJEMEN KOPING STRES
a. Perubahan Pasien mengatakan
terbesar dalam selama dirawat di
hidup yang RS tidak bisa
dirasakan beraktivitas seperti
biasanya karena

20
sakitnya. Pasien
tidak mengetahui
cara mengontrol
stress karena pikiran
terhadap
penyakitnya.
b. Usaha/ perilaku Pasien mau
dalam mencari menjalani program
pengobatan terapi pengobatan
yang dilakukan
selama dirawat di
RS.

SISTEM NILAI DAN KEYAKINAN


a. Kegiatan Selama dirawat di
keagamaan pasien RS pasien hanya
berdoa meminta
kesembuhan pada
Allah SWT, agar
penyakitnya segera
disembuhkan
b. Keluhan Pasien mengatakan
tidak bisa

21
melakukan ibadah
sholat karena
terpasang infus

D. Pemeriksaan fisik
Tabel 4.4 Pemeriksaan Fisik
Observasi Pasien 1
Keadaan Umum Penampilan :
Keadaan umum pasien
lemah, pasien hanya
berbaring di atas
tempat tidur.
Kesadaran:
Composmentis
GCS : 4-6-5
Vital Sign :
TD : 120/80 mmHg
RR : 22x/menit
N :80x/menit
S : 36°C
Pemeriksaan Fisik Pasien 1
Kepala Bentuk kepala
mesocepal, rambut
sedikit beruban, rambut
tipis ,kepala tidak ada
benjolan atau lesi,
wajah terlihat simetris.

22
Mata Konjungtiva anemis,
mata simetris, pupil Ø
<3, Sklera ikterik (-/-),
pergerakan bola mata
normal, refleks cahaya
(+/+), tidak ada edema
palpebra.
Mulut Hidung simetris,
perdangan (-), polip (-),
sekret (-), nafas
spontan, pernafasan
cuping hidung (-),
membrane mukosa
lembab, lidah bersih,
tidak ada perdarahan
gusi.
Leher Tidak ada benjolan
atau massa pada leher,
tidak ada lesi, dan tidak
ada pembesaran
kelenjar tiroid
Thoraks, Paru, dan Bentuk dada simetris,
Jantung pergerakan dinding
dada simetris, retraksi
dada (+/+), pola nafas
regular, tidak ada
nyeri tekan,. Suara
jantung S1 – S2
normal.
Abdomen Inspeksi :

23
Dinding abdomen
supel, perut simetris,
mual (+), muntah (-).
Palpasi :
Tidak Ada nyeri tekan
daerah epigastristik,
tidak ada pembesaran
liver dan organ yang
lainnya.
Bunyi timpani
Genitalia Genetalia bersih ,
tidak terpasang kateter
urin
Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan
pada kandung kemih.
Ektremitas akral hangat tidak ada
krepitasi pada
persendian
kekuatan gerak bebas.
Kekuatan 5
5
5 5

Gerak
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas

24
E. Pemeriksaan Diagnostik
Tabel 4.5 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Diagnostik Pasien 1
Tanggal pemeriksaan 24/02/020
Laboratorium
Hematologi
Hemoglobin 12.00 g/dl 11.0-15.0
Jumlah Leukosit 9.600 10^3/ul 4.000-10.000
Jumlah Eritrosit 4.00 10^6/ul 3.5-5.00
Hematokrit L 34.3 % 33.0-42.0
Jumlah Trombosit 560.000 10^3/ul 150.000-
350.000
MCV 84,7 Fl 82.0-95.0
MCH 30.0 Pg 27.0-31.0
MCHC 35.0 g/dL 32.0 – 36.0
DIFF COUNT
Limph% 34 % 20-40
Mid% 10 % 3-9
Gran% 56 % 50-70
Kimia Klinik
Ureum 46 mg/dL 17-43
Creatinin 1.3 mg/dL 0.7-1.1
SGOT 20 U/L < 31
SGPT 11 U/L < 34
Gamma GT 24 U/L < 32

25
F. Terapi Pasien
Tabel 4.6 Terapi pasien
Pasien 1
- Nacl 20 tpm -
- Nevorapid 12 unit
- Ondan 2x 8 mg per IV
- Betahistin 2 x 1 Tab
- Mecobalamim 1 x 500 mg per
IV

G. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS : Gangguan Nausea [ D.0076]
Pasien mengatakan biokimiawi (mis.
lemas, kepalanya uremia, ketoasidosis
terasa pusing, setiap
diabetik)
kali makan terasa
mual tetapi tidak ada
muntah
DO :
Keadaan umum
pasien lemah, pasien
hanya berbaring di
atas tempat tidur.
2. DS : Kurang terpapar Defisit Pengetahuan
Pasien mengatakan informasi [D. 0111]
hanya mengetahui
penyakit diabetes
adalah “kencing
manis”. Pasien
mengetahui bahwa
glukosa darahnya
naik karena adanya
pikiran.”
DO :
Pasien
mengkonsumsi obat-
obatan dari
puskesmas namun
beberapa hari pasien

26
tidak mengkonsumsi
obat diabetes karena
pasien merasa bosan
untuk terus-menerus
mengkonsumsi obat.

3. DS : Faktor psikologis Defisit Nutrisi


Pasien mengatakan (mis, stres, [D.0019]
mengontrol makanan keengganan untuk
sehari-hari, rutin makan)
melakukan senam
lansia di puskesmas
setiap 2 minggu
sekali namun tidak
bisa mengontrol
stress dan jarang
minum obat jika gula
darahnya tinggi
DO :
Selama di rawat
nafsu makan pasien
menurun, hanya
menghabiskan ½
porsi dan minum
sebanyak 2500
cc/hari
4. DS : Sel pancreas
Pasien mengatakan terganggu,
sudah menderita Produksi Resiko
Diabetes Mellitus insulin menurun, ketidakstabilan
sejak 20 tahun yang Glikogen naik, kadar glukosa
lalu. Hiperglikemi, [D.0038]
Tidak bisa Tubuh gagal
mengontrol stress, meregulasi
Dalam beberapa hari hiperglikemi,
pasien tidak Resiko
mengkonsumsi obat ketidakstabilan
diabetes kadar glukosa
DO : darah.
Pasien tampak lemah
Hasil pemeriksaan
GDS : 285 mg/dl.

27
H. Diagnosa
1. Nausea b.d. gangguan biokimia misalnya uremia, ketoasidosis diabetik)
dan Faktor psikologis (mis. kecemasan, ketakutan, stres) d.d :
DS : Pasien mengatakan lemas, kepalanya terasa pusing, setiap kali
makan terasa mual tetapi tidak ada muntah
DO : Keadaan umum pasien lemah, pasien hanya berbaring di atas
tempat tidur.
2. Defisit Pengetahuan b.d. kurang terpapar informasi d.d :
DS : Pasien mengatakan hanya mengetahui penyakit diabetes adalah
“kencing manis”. Pasien mengetahui bahwa glukosa darahnya naik
karena adanya pikiran.”
DO : Pasien mengkonsumsi obat-obatan dari puskesmas namun
beberapa hari pasien tidak mengkonsumsi obat diabetes karena pasien
merasa bosan untuk terus-menerus mengkonsumsi obat.
3. Defisit Nutrisi b.d. Faktor psikologis (mis, stres, keengganan untuk
makan) d.d :
DS : Pasien mengatakan mengontrol makanan sehari-hari, rutin
melakukan senam lansia di puskesmas setiap 2 minggu sekali namun
tidak bisa mengontrol stress dan jarang minum obat jika gula darahnya
tinggi
DO : Selama di rawat nafsu makan pasien menurun, hanya
menghabiskan ½ porsi dan minum sebanyak 250 CC/hari
4. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa b.d. hiperglikemi d.d. :
DS : Pasien mengatakan sudah menderita Diabetes Mellitus sejak 20
tahun yang lalu. Tidak bisa mengontrol stress, Dalam beberapa hari
pasien tidak mengkonsumsi obat diabetes
DO : Pasien tampak lemah. Hasil pemeriksaan GDS : 285 mg/dl

28
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Diabetes Mellitus adalah kondisi kronis yang ditandai dengan tingginya
kadar gula darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada pankreas yang
menghasilkan insulin atau resistensi insulin pada tubuh.
Terdapat dua jenis Diabetes Mellitus yaitu Diabetes Mellitus tipe 1 dan
tipe 2. Diabetes Mellitus tipe 1 terjadi akibat kerusakan pada sel-sel pankreas
yang menghasilkan insulin, sedangkan Diabetes Mellitus tipe 2 terjadi akibat
resistensi insulin pada tubuh.perglikemia pada Diabetes Mellitus dapat
menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan yang serius, seperti kerusakan
saraf, penyakit jantung, kerusakan ginjal, gangguan penglihatan, dan luka yang
sulit sembuh.ennalian kadar gula darah merupakan hal yang penting bagi
penderita Diabetes Mellitus untuk mencegah terjadinya komplikasi kesehatan.
Hal ini dapat dilakukan dengan menjaga pola makan yang sehat, berolahraga
secara teratur, dan minum obat atau insulin sesuai anjuran dokter.Pencegahan
Diabetes Mellitus dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih
sehat, seperti mengonsumsi makanan yang sehat, menjaga berat badan ideal,
dan rutin berolahraga. Pentingnya pemahaman mengenai Diabetes Mellitus dan
Hiperglikemia bagi masyarakat, khususnya bagi penderita Diabetes Mellitus
dan keluarganya, agar dapat melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian
kondisi kesehatan dengan baik.

29
DAFTAR PUSTAKA

Baru, A., Mampouw, R. T., & Parengkuan, L. (2021). Gambaran hiperglikemia


dan komplikasinya pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Siloam Manado.
Jurnal Keperawatan, 9(1), 17-23.
Latham, T., MacGregor, K., & Mayers, I. (2020). Managing diabetes in the
hospital: a practical guide for healthcare professionals. British Journal of
Nursing, 29(15), 872-877.
Misirli, G., & Ercan, S. (2021). Nursing care plan for a patient with hyperglycemia.
Nursing and Healthcare, 6(3), 185-191.

30

Anda mungkin juga menyukai